• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. Efektifitas Pembelajaran Sejarah Melalui Kunjungan Ke Museum

Diponegoro Sebagai Sumber Belajar

Untuk mengetahui efektifitas pembelajaran sejarah melalui kunjungan Museum Diponegoro dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa. Peneliti membagi kedua kelas tersebut menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebagai kelompok eksperimen yang diwakili kelas VIII E dengan jumlah 31 siswa dan untuk kelas kontrol diwakili oleh kelas VIII C dengan jumlah 31 siswa. Kelas VIII E sebagai kelompok eksperimen merupakan kelas yang dalam pembelajaran sejarah melakukan kunjungan ke Museum Diponegoro sebagai sumber belajar sejarah. Kelas VIII C sebagai

kelompok kontrol merupakan kelas yang melakukan pembelajaran sejarah dengan ceramah bervariasi di kelas.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar sejarah melalui kunjungan ke Museum Diponegoro sebagai sumber belajar sejarah lebih baik dari dibandingkan hasil belajar siswa tanpa kunjungan ke Museum Diponegoro. Ini dapat dilihat pada nilai rata-rata post test kelas yang melakukan kunjungan ke Museum Diponegoro lebih besar yaitu 7,423 sedangkan hasil belajar siswa kelas VIII yang tidak melakukan kunjungan ke Museum Diponegoro memperoleh nilai rata-rata sebesar 5,76 yang berarti dalam pembelajaran yang memanfaatkan Museum Diponegoro sebagai sumber belajar dalam pembelajaran sejarah lebih efektif pada kelas eksperimen.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh fakta bahwa hasil belajar yang dicapai pada kelas eksperimen, hasil uji t post test menunjukkan pembelajaran sejarah dengan metode kunjungan ke museum memberi pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar IPS Sejarah bila dibandingkan dengan pembelajaran di kelas kontrol yang tidak melakukan kunjungan ke Museum. Hal ini ditunjukan oleh harga thitung = 6,49662 > ttabel = 2, 00 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan statistik hipotesis penelitian yang berbunyi pemanfaatan Museum Diponegoro sebagai sumber belajar sejarah efektif dalam meningkatkan hasil belajar sejarah siswa diterima dan dapat diterapkan dalam proses pembelajaran sejarah.

Berikut ini adalah analisis hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah dengan melakukan kunjungan ke Museum Diponegoro :

a. Analisis Data Tes Awal (Pre Test) 1) Uji Homogenitas

Hipotesis yang diajukan :

Ho : Kedua kelompok memiliki varian yang sama

Ha : Kedua kelompok memiliki varian yang berbeda

Dengan taraf signifikansi α = 5 %, Ho diterima jika Fhitung < Ftabel. Berdasarkan perhitungan uji homogenitas data menggunakan uji F diperoleh hasil Fhitung = 1,0267 sedangkan Ftabel dengan dk=31-1=30 adalah 1,84. Fhitung < Ftabel berarti bahwa varians kedua kelompok sama atau tidak berbeda, sehingga Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa data tes kedua kelompok adalah homogen.

2) Uji t

Uji t atau juga disebut t-test digunakan untuk mengetahui apakah diantara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan yang berbeda atau tidak. Untuk Uji-t digunakan rumus statistik sebagai berikut

t =

(Dewanto dan Tarsis, 1995: 82)

t =

Hipotesis yang diajukan dalam uji-t ini adalah sebagai berikut: Ho : kedua kelompok memiliki nilai rata rata yang sama Ha : kedua kelompok memiliki nilai rata-rata yang berbeda Derajat kebebasan untuk tabel distribusi adalah (n1 + n2 – 2) dengan peluang (1-α), α = taraf signifikansi. Dalam penelitian ini diambil taraf signifikansi α = 5%. Bila thitung < ttabel maka Ho diterima. Berdasarkan perhitungan, dk =31+31-2 = 60 diperoleh thitung = -1,3997 < ttabel = 2,00 sehingga Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok memiliki nilai rata-rata yang sama

3) Uji Normalitas Data

Data hasil pre test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terlebih dahulu diadakan uji prasyarat data sebelum data dianalisis. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul memenuhi syarat untuk dianalisis atau tidak. Uji prasyarat analisis yang digunakan adalah uji Z.

a) Uji Normalitas Pre Test Kelompok Eksperimen

Dalam uji normalitas ini data dimasukan dalam tabulasi, yang kemudian dikelompokan berdasarkan jawaban responden. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan rumus uji Z kelompok eksperimen diperoleh hasil Zhitung = -11,007. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel dengan taraf signifikansi 5% dan dk = 2,7 diperoleh Ztabel sebesar 0,4970. Karena Zhitung < Ztabel atau -

11,007 < 0,4970 maka dapat disimpulkan bahwa data pre test kelompok eksperimen berdistribusi normal.

b) Uji Normalitas Pre Test Kelompok Kontrol

Dalam uji normalitas ini data dimasukan dalam tabulasi, yang kemudian dikelompokan berdasarkan jawaban responden. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan rumus uji Z kelompok kontrol diperoleh hasil Zhitung = -9,16. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel dengan taraf signifikansi 5% dan dk = 2,7 diperoleh Ztabel sebesar 0,4970. Karena Zhitung < Ztabel atau - 9,16 < 0,4970 maka dapat disimpulkan bahwa data pre test kelompok kontrol berdistribusi normal.

b. Analisis Data Tes Akhir (Post Test)

Setelah proses pembelajaran selesai dengan diberikan perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kontrol. Kelompok Eksperimen diberikan pembelajaran dengan kunjungan ke Museum Diponegoro sebagai sumber belajar sejarah. Hasil analisis data tes akhir atau post test sebagai berikut :

1) Uji Homogenitas

Hasil perhitungan dalam hal ini digunakan untuk mengetahui apakah antara kelompok eksperimen dan keompok kontrol memiliki varians yang sama atau berbeda. Setelah

dilakukan analisis varians kemampuan akhir diperoleh Fhitung sebesar 1,0272 < Ftabel sebesar 1,84 hal ini menunjukan data kemampuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki varian yang tidak berbeda atau sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tes kedua kelompok adalah homogen.

2) Uji Normalitas

Sebelum data kemampuan akhir dilakukan uji-t, maka data hasil penelitian terlebih dahulu diadakan uji prasyarat data sebelum data dianalisis. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul memenuhi syarat untuk dianalisis atau tidak. Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas melalui uji Z. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

(Dewanto dan Tarsis, 1995:70)

a) Uji Normalitas Kelompok Eksperimen

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan rumus uji Z kelas eksperimen diperoleh Zhitung sebesar 2,317. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel dengan taraf signifikansi 5% dan dk = 2,7 diperoleh Ztabel sebesar 0,4970. Zhitung = 2,317 > Ztabel sebesar 0,4970 sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian kelompok eksperimen berdistribusi normal.

Z =

b) Uji Normalitas Kelompok Kontrol

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan rumus uji Z kelas kontrol diperoleh Zhitung sebesar -6,902. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel dengan taraf signifikansi 5% dan dk = 2,7 diperoleh Ztabel sebesar 0,4970. Zhitung < Z tabel, yaitu Zhitung sebesar -6, 902 < Ztabel sebesar 0,4970 sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian kelompok kontrol berdistribusi normal.

3) Uji t

Uji-t atau juga disebut dengan t-tes/uji kemampuan rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah diantara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan yang berbeda atau tidak. Berdasarkan hasil analisis varians bahwa kedua data hasil post tes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki varians yang tidak berbeda, sehingga untuk menguji perbedaan rata-rata hasil belajar menggunakan uji-t. Untuk Uji-t digunakan rumus statistik sebagai berikut :

(Dewanto dan Tarsis, 1995: 82)

Derajat kebebasan untuk tabel distribusi adalah (n1 + n2 – 2) dengan peluang (1-α), α = taraf signifikansi. Dalam penelitian ini diambil taraf signifikansi α = 5%. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, diperoleh thitung sebesar 6,49662 > ttabel sebesar

t =

2,00 maka dapat diperoleh suatu kesimpulan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan yang berbeda. Dapat dikatakan bahwa kelompok eksperimen memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran sejarah dengan pemanfaatan Museum Diponegoro sebagai sumber belajar dalam pembelajaran sejarah kelas VIII SMP Negeri 3 Magelang pada materi bentuk-bentuk perlawanan rakyat Indonesia menentang kolonialisme bangsa Barat pada periode sesudah tahun 1800 memberikan hasil lebih efektif dibandingkan pemebelajaran sejarah tanpa memanfaatkan Museum Diponegoro sebagai sumber belajar.

4) Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil penelitian pada kelas eksperimen yang melakukan pembelajaran sejarah dengan kunjungan ke Museum Diponegoro, hasil uji-t menunjukan bahwa dengan memanfaatkan Museum sebagai sumber belajar sejarah memberikan pengaruh yang lebih baik hasil belajar sejarah dibandingkan dengan pembelajaran tanpa kunjungan ke Museum Diponegoro pada kelas kontrol.

Hal ini ditunjukan oleh harga thitung = 6,49662 lebih besar dibandingkan dengan ttabel = 2,00 yang berarti berada didaerah

penolakan H0. Ditolaknya Ho sama artinya dengan diterimanya Ha, maka secara statistik hipotesis alternatif yang berbunyi pemanfaatan Museum Diponegoro sebagai sumber belajar sejarah pada materi bentuk-bentuk perlawanan rakyat Indonesia dalam menentang kolonialisme bangsa barat pada periode sesudah tahun1800 efektif dalam meningkatkan hasil belajar sejarah siswa diterima dan dapat diterapkan dalam pembelajaran sejarah.

Dokumen terkait