• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEOR

2. Sumber Belajar Sejarah

Belajar mengajar sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang tidak lepas dari komponen-komponen lain yang saling berinteraksi di dalamnya. Salah satu komponen dalam proses belajar mengajar adalah sumber belajar. Sumber belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajar. Dalam pengembangan sumber belajar itu terdiri dari dua macam, yaitu: 1) sumber belajar yang dirancang atau secara sengaja dibuat atau dipergunakan untuk membantu belajar mengajar atau learning resources by design. Misalnya buku, brosur, ensiklopedi, film, video, tape, slide, film strips, OHP. Semua perangkat keras ini memang sengaja dirancang guna kepentingan kegiatan pengajaran; 2) sumber belajar yang dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajar berupa segala macam sumber belajar yang ada di sekeliling kita. Sumber belajar ini disebut learning resources by utilization. Misalnya pasar, toko, monumen, museum, tokoh masyarakat dan sebagainya yang ada di lingkungan sekitar taman, gedung lembaga negara dan lain-lain (Sudjana dan Ahmad, 1989: 76-77).

Kegiatan belajar mengajar yang baik dan ideal adalah apabila dalam kegiatan belajar mengajar tersebut memanfaatkan sumber belajar. Dalam pembelajaran sejarah, sumber belajar memiliki peran yang amat penting. Sumber belajar memiliki cakupan yang amat luas dalam bentuk benda- benda, orang atau lingkungan.

Dalam pembelajaran di sekolah, untuk memperoleh yang optimal dituntut tidak hanya mengandalkan terhadap apa yang ada di kelas, tetapi harus mampu dan mau menelusuri aneka ragam sumber belajar yang diperlukan. Guru dituntut tidak hanya mendayagunakan sumber-sumber belajar yang ada di sekolah, tetapi dituntut untuk mempelajari berbagai sumber belajar, seperti surat kabar, majalah, monumen, museum dan internet. Hal ini penting, agar apa yang dipelajari sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat, sehingga tidak terjadi kesenjangan dalam pola pikir peserta didik. Sumber belajar dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan belajar, sehingga diperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperlukan (Mulyasa, 2009: 177).

AECT (Association For Educational Communication Technologi) mendefinisikan sumber belajar adalah semua sumber baik yang berupa data, orang, dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar (Sudjarwo, 1989: 141-

142). Sumber belajar yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran berdasarkan AECT dapat dikelompokan sebagai berikut:

a. Pesan (message) adalah informasi yang ditransmisikan atau diteruskan oleh komponen lainndalam bentuk ide, ajaran, fakta, makna, nilai dan data.

b. Orang (people), yaitu manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan, pengolah dan penyaji pesan. Contoh: guru, dosen, guru pembimbing, guru pembina, tutor, siswa, pemain, pembidara, instruktur dan penatar.

c. Bahan (material), yaitu sesuatu tertentu yang mengandung pesan atau ajaran untuk disajikan dengan menggunakan alat atau bahan itu sendiri tanpa alat penunjang apapun. Bahan ini sering disebut sebagai media atau software, atau perangkat lunak. Contoh: buku, modul, majalah, film, film strip dan sebagainya.

d. Alat adalah sesuatu perangkat yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan dan memainkan sumber-sumber lain. Misalnya proyektor film, proyektor slide, monitor komputer dan lain-lain.

e. Teknik, yaitu sumber belajar yang merupakan kombinasi antara suatu teknik dengan sumber lain untuk memudahkan belajar contoh: belajar secara mandiri, simulasi, ceramah, diskusi, pemecahan masalah, tanya jawab dan sebagainya.

f. Lingkungan, yaitu situasi disekitar proses belajar mengajar terjadi. Latar ini dibedakan menjadi dua macam yaitu lingkungan berbentuk fisik dan non fisik, yaitu: 1) Lingkungan Fisik, misalnya gedung, sekolah, rumah, perpustakaan, laboratorium, ruang rapat, museum, taman dan sebagainya; 2) Lingkungan non fisik, misalnya tatanan ruang belajar, sistem ventilasi, tingkat kegaduhan lingkungan belajar, cuaca dan sebagainya (Sudjarwo, 1989: 141-142).

Jadi yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala sesuatu yang berwujud benda, data, orang atau lingkungan, baik yang secara sengaja dirancang maupun sudah tersedia di sekitar lingkungan kita dengan maksud memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dalam mencapai tujuan belajar.

Sumber belajar dari segi tipe atau asal usulnya dapat dibedakan menjadi 2 kategori :

1) Sumber belajar yang dirancang (Learning resources by design), yaitu sumber belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan instruksional. Sumber belajar jenis ini sering disebut sebagai bahan instruksional. Contoh dari sumber belajar yang dirancang ini adalah bahan pengajaran terprogram, modul, transparansi untuk sajian tertentu, slide untuk sajian tertentu, guru bidang studi, film topik ajaran tertentu, video topik khusus, komputer instruksional, dan sebagainya. Sumber belajar ini

meliputi : a). Media Visual Grafis adalah media pembelajaran yang berisikan ilmu pengetahuan melalui proyeksi seperti peta bagan, model, gambar diam (foto, lukisan, gambar) dan sebagainya, b). Media Visual Cetak adalah media pengajaran berupa buku-buku paket pelajaran sejarah, ensiklopedi, biografi, buletin, koran dan media cetak lainnya, c). Media papan yang menyangkut penggunaan papan tulis, papan panel, papan informasi seperti papan oameran dan sebagainya, d). Media Audio yang berisi pengajaran sejarah yang menyampaikan pesanya bersifat auditif atau dapat didengar seperti rekaman audio (tape recorder), radio dan sebagainya, e). Media Audio Visual adalah yang mampu menyampaikan informasi pengajaran sejarah dengan suara dari gambar seperti film proyektor, TV, video kaset dan sebagainya (Sudjarwo, 1989: 142-143).

2) Sumber belajar yang mudah tersedia di sekiling manusia (Learning

resources by utilization), sehingga tinggal memanfaatkan, yaitu sumber

belajar yang telah ada untuk maksud non instruksional, tetapi dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang kualitasnya setingkat dengan sumber belajar yang dirancang. Contohnya adalah taman nasional, museum bahari, museum wayang, museum satria mandala, kebun binatang, buku biografi Sukarno, biografi Suharto, dan sebagainya, sumber belajar ini meliputi: a). Monumen didirikan untuk menandai dan mengenang suatu peristiwa bersejarah pada suatu tempat, b). Perpustakaan adalah tempat penyimpanan koleksi bahan pustaka yang

diproses secara sistematis agar mudah dan cepat untuk melayani kebutuhan kebutuhan pemakai jasa perpustakaan, c). Sumber manusia adalah pelaku sejarah atau pejuang maupun sejarawan serta seorang guru sejarah merupakan bagian dari sumber belajar di sekolah, d). Situs Sejarah merupakan peninggalan sejarah seperti candi, masjid, kraton, makam tokoh sejarah merupakan sumber sejarah, e). Museum merupakan tempat menyimpan benda-benda peninggalan sejarah. Benda tersebut ada yang asli dan tiruan. Benda-benda sejarah misalnya miniatur suatu bangunan, fosil manusia, mata uang, dokumen, diorama, hasil budaya seperti kapak, alat angkutan, alat-alat rumah tangga dan sebagainya, f). Masyarakat sebagai sumber belajar sejarah tersimpan pesan-pesan sejarah yang berupa legenda, cerita rakyat, kisah-kisah kepahlawanan maupun pesan-pesan kebudayaan lainnya (Sudjarwo, 1989: 142-143).

Kegiatan belajar mengajar dengan memanfaatkan sumber belajar sejarah dengan baik akan memudahkan siswa menangkap cerita sejarah secara benar dan bagi guru secara tidak langsung terbantu tugasnya dan akan menciptakan kegiatan belajar mengajar secara efektif. Manfaat penggunaan sumber belajar secara efektif bagi guru akan membiasakan untuk menguasai materi yang tersimpan dalam belajar dengan baik sehingga sebelum kegiatan belajar mengajar guru akan menyiapkan dengan sebaik-baiknya.

Adapun prinsip-prinsip mengenai pemanfaatan sumber belajar menurut Sudjarwo (1989: 159-161) adalah sebagai berikut:

a. Mengacu pada tujuan instruksional

Pemilihan dan pemanfaatan sumber belajar apapun harus berdasarkan tujuan instruksional. Dengan demikian guru tidak boleh begitu saja menggunakan sumber belajar yang ada tanpa memikirkan kesesuaian dengan tujuan instruksional. Kalau prinsip itu diabaikan maka sudah dapat diduga proses belajar mengajar pasti tidak akan mencapai yang ditargetkan dan peserta didik yang belajar akan menjadi kelinci percobaan.

b. Berorientasi pada peserta didik

Ciri pendidikan ayang efektif adalah pendidikan yag berorientasi pada peserta didik dan disajikan melalui sumber belajar dan teknik yang menantang, merangsang dan diselenggarakan dengan penuh kasih sayang.

c. Proses pemanfaatannya berjenjang

Biasanya dalam mendesain dan membuat sumber belajar sudah disesuaikan dengan jenjang belajar masing-masing bidang studi dan subsidi, serta dimulai dari yang mudah dan konkrit ke abstrak dan sulit. Sumber belajar harus terkombinasi dan menyatu dengan proses belajar mengajar.

d. Makin banyak sumber belajar yang dimanfaatkan makin lengkap dan makin sesuai dengan masing-masing komponen sistem instruksional, dan makin menyatu dengan komponen-komponen tersebut, maka hasil belajar yang diperoleh makin baik.

Obyek berbagai peninggalan sejarah seperti mata uang kuno, alat sejarah, alat rumah tangga, museum, monumen, relief dan sebagainya, merupakan benda hasil kebudayaan masa lampau, akan sangat menarik jika guru menunjukan dalam pelajaran di kelas. Begitu juga dengan model peninggalan sejarah yang tidak dapat dibawa ke dalam kelas sehingga tugas guru adalah membawa siswa ke museum atau tempat-tempat sejarah. Sumber belajar dalam pembelajaran sejarah yang terpenting adalah: a) peninggalan sejarah seperti jejak tertulis (dokumen), jejak benda dan jejak tulisan. Jejak benda seperti candi, monumen, museum. Jejak lisan seperti pelaku sejarah, tokoh pejuang; b) model seperti model tiruan, diorama, miniatur; c) Bagan seperti silsilah; d) peta seperti atlas, peta dinding, peta lukisan, peta sketsa; e) Media modern seperti overhead proyektor, TV, Video, dan sebagainya.

Museum dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran sejarah. Dalam penelitian ini sumber belajar yang dimanfaatkan dalam pembelajaran sejarah adalah Museum Diponegoro di Kota Magelang. Museum Diponegoro terletak Karesidenan Magelang, di jalan Pangeran Diponegoro No. 1 Magelang.

Dokumen terkait