• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Efektivitas audit manajemen fungsi operasional dalam menilai

Makassar

Pelaksanaan audit manajemen fungsi operasional terdapat tim audit yang terdiri dari tiga sampai enam orang dengan satu orang yang menjabat sebagai ketua Ketua Tim dan yang lainnya sebagai anggota tim. Berikut data responden yang berhasil dikumpulkan oleh penulis adalah sebanyak 25 responden yang memberikan tanggapan pada kefektifan implementasi audit manajemen pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Makassar.

Berdasarkan hasil wawancara dan penyebaran kuesioner yang dilakukan penulis, auditor operasional pada perusahaan ini memiliki kualifikasi sebagai berikut:

1. Independen

Audit operasional dilakukan oleh auditor yang merupakan bagian yang terpisah dan tidak terlibat langsung dengan divisi-divisi dan SBU-SBU pada struktur organisasi perusahaan.

Tabel 5. 1.Distribusi Jawaban Responden auditor bagian yang terpisah

Respon Bobot F Persen Skor

Sangat setuju 5 4 16 20

Setuju 4 3 12 12

Ragu –ragu 3 6 24 18

Tidak setuju 2 9 36 18

Sangat Tidak setuju 1 3 12 3

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

Berdasarkan hasil olah data diketahui bahwa auditor merupakan bagian yang terpisah dari fungsi operasional perusahaan ditanggapi 4 responden atau 16% dengan penyataan sangat setuju, 12% atau 3 responden menanggapi setuju, 24% atau 6 responden menanggapi ragu-ragu, 36% atau 9 responden menanggapi tidak setuju, dan 12% atau 3 responden menaggapi sangat tidak setuju.

Dengan demikian bahwa audit internal yang dilaksanakan oleh PT. Angkasa Pura I (Persero) ditanggapi kurang setuju oleh sebagian besar karyawan. Berikut tanggapan responden mengenai Auditor yang melakukan audit tidak boleh memiliki hubungan kekerabatan dengan salah satu karyawan.

Tabel 5. 2. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Hubungan Kekerabatan yang dimiliki Auditor

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

Berdasarkan hasil olah data diatas maka diperoleh informasi bahwa seorang auditor tidak boleh memiliki hubungan kekerabatan dengan salah satu karyawan PT. Angkasa Pura I agar dalam pelaksanaan tugasnya tidak terpengaruh dalam memberikan penilaian pada saat audit ditanggapi 48% atau 12 responden setuju, 32% atau 8 responden ragu-ragu, dan 20% atau 5 responden tidak setuju. Berikut tanggapan

responden mengenai auditor harus mendapat wewenang yang jelas dari pimpinan dalam melakukan audit.

Tabel 5. 3. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Auditor harus mendapat wewenang

Respon Bobot F Persen Skor

Sangat setuju 5 8 32 40

Setuju 4 12 48 48

Ragu –ragu 3 4 16 12

Tidak setuju 2 - - -

Sangat Tidak setuju 1 1 4 1

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

Hasil perhitungan presentasi kuesioner diperoleh bahwa daro 30 responden terdapat 8 responden (32%) menanggapi sangat setuju, 12 responden (48%) setuju, 4 responden (16%) menanggapi ragu-ragu, dan 1 responden (4&) menanggapi sangat tidak setuju. beberapa alasan yang responden menaggapi bahwa auditor harus mendapat wewenang yang jelas dari pimpinanan dalam melakukan audit agar para karyawan yang dapat menghormati dan mau bekerja sama dalam proses audit.

Auditor juga memiliki kebebasan yang cukup dalam melaksanakan kegiatan auditnya. Kebebasan di sini maksudnya adalah auditor bebas untuk mengetahui semua informasi yang berhubungan dengan personalia tanpa ditutup-tutupi dan tidak dipengaruhi oleh pihak manapun termasuk kepala-kepala atau manajer-manajer setiap divisi dan SBU dalam memberikan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan.

Berikut kalkulasi indikator indenpendensi auditor:

Tabel 5. 4. Kalkulasi Distribusi Jawaban Responden Indenpendensi

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

Dengan demikian dari segi independensi, auditor dinilai sudah efektif. Jadi seorang auditor dituntut untuk memiki sikap mental yang independen karena sekalipun ia sorang auditor yang ahli tetapi jika tidak mempunyai sikap independen dalam melaksanakan kegiatan audit, informasi yang dihasilkannya tidak dapat digunakan oleh pimpinan untuk pengambilan keputusan.

2. Kompeten

Pelaksanaan audit di dalam sebuah perusahaan tentunya memerlukan seorang auditor yang handal dan berkometen, sehingga proses audit berjalan lancar. Berikut tanggapan responden mengenai audit yang dilaksanakan oleh seorang auditor yang berkompeten.

Tabel 5. 5. Distribusi Jawaban Responden Auditor Berpendidikan S1

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

Berdasarkan pada data diatas diperoleh informasi bahwa responden menanggapi jika seorang auditor sebagai pelaksana audit haruslah memiliki latar belakang pendidikan S1 dengan konsentrasi jurusan Akuntansi ditanggapi 11 responden (44%) sangat setuju, 1 responden (4%) setuju, 3 responden (12%) ragu-ragu, 6 responden (24%) tidak setuju, dan 4 responden (16%) sangat tidak setuju.

Berikut tanggapan responden mengenai Auditor yang ada telah memperoleh training dalam bidang akuntansi dan auditing yang cukup memadai.

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

Hasil perhitungan kuesioner yang disebarkan ke 25 responden, diperoleh bahwa Auditor yang ada telah memperoleh training dalam bidang akuntansi dan auditing yang cukup memadai ditanggapi 2 responden (8%) sangat setuju, 2 responden (8%) setuju, 12 responden (48%) ragu-ragu, 6 responden (24%) tidak setuju, dan 3 responden (12%) sangat tidak setuju.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa mayoritas responden menanggapi ragu-ragu jika Auditor yang ada auditor melaksanakan tugasnya sesuai dengan yang diberikan.

Tabel 5. 7. Distribusi Jawaban Responden Auditor Melaksanakan Tugasnya sesuai dengan yang diberikan

Respon Bobot F Persen Skor

Sangat setuju 5 21 84 105

Setuju 4 3 12 12

Ragu –ragu 3 1 4 3

Tidak setuju 2 - - -

Sangat Tidak setuju 1 - - -

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab auditor sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan ditanggapi oleh 21 responden (84%) sangat setuju jika demikian, 3 responden (12%) menanggapi setuju, dan 1 responden (4%) menanggapi ragu-ragu. Hal ini menunjukkan jika responden menilai jika pelaksana audit yaitu auditor melaksanakan tugasnya sesuai dengan yang diberikan.

Berikut kalkulasi perhitungan keefektifan kompetensi auditor:

Tabel 5. 8. Kalkulasi Distribusi Jawaban Responden Indenpendensi

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

Melalui hasil kuesioner yang diperoleh keterangan kepala internal auditor sebagai pelaksana audit operasional PT. Angkasa Pura I (Persero) cukup efektif, hal ini dilihat dari kriteria-kriteria audit internal, yaitu dari latar belakang pendidikan bidang-bidang yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Pengembangan kemampuan yang berkesinambungan juga dilaksanakan oleh prusahaan untuk mengikut sertakan setiap audit internal dalam program pelatihan seperti penataran, seminar, dan pelatihan, baik dilaksanakan oleh perusahaan atau lembaga.

Berarti auditor operasional pada perusahaan ini memiliki kemampuan dan pengalaman dalam melakukan kegiatan audit. Faktanya adalah auditor operasional mampu untuk memecahkan masalah yang ada

dan memberikan saran-saran atau rekomendasi dengan pengalaman yang dimilikinya selama bekerja. Jadi kompetensi auditor operasional sangat penting agar dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.

3. Pelaksanaan

a. Tahap Pendahuluan

Tahap pendahuluan, yang bertujuan untuk mengidentifikasikan aspek manajemen yang menunjukkan adanya kelemahan yang mungkin dapat ditingkatkan, efisiensi dan kehematannya dalam mencapai tujuan secara efektif atas kegiatan program yang diperiksa, PT. Angkasa Pura I (Persero) melakukan beberapa kegiatan yaitu :

1) Pengamatan fisik terhadap divisi-divisi dan SBU-SBU dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2) Mencari data tertubs yang berhubungan dengan sasaran audit.

3) Wawancara dan berkoordinasi dengan pejabat objek yang diperiksa.

4) Kegiatan analisa terhadap laporan operasional dan laporan berkala tiap divisi dan SBU pada perusahaan.

Adapun tanggapan responden mengenai tahap pendahuluan pelaksanaan audit pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Makassar sebagai berikut:

Tabel 5. 9. Distribusi Jawaban Responden Auditor Menetapkan Tujuan

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

Auditor sebelum melaksanakan audit, menetapkan tujuan dan ruang lingkup perusahaan ditanggapi oleh 5 responden (20%) sangat setuju, 9 responden (36%) menanggapi setuju, 7 responden (28%) menaggapi rag-ragu, 4 responden (16%) menanggapi tidak setuju, dan 4 responden (16%) menanggapi sangat tidak setuju.

Berikut tanggapan responden mengenai auditor yang melakukan evaluasi atas catatan akuntansi perusahaan sebelum melaksanakan audit.

Tabel 5. 10. Distribusi Jawaban Responden Auditor Melakukan Evaluasi

Respon Bobot F Persen Skor

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

4 responden (6%) menanggapi sangat setuju dengan auditor yang melakukan evaluasi atas catatan akuntansi perusahaan sebelum

melaksanakan audit, 4 responden (16%) menanggapi setuju, dan 5 responden (20%) menaggapi ragu-ragu.

Berikut tanggapan responden mengenai auditor yang melakukan koordinasi dan komunikasi dengan bagian yang akan diperiksa sebelum audit dilakukan.

Tabel 5. 11. Distribusi Jawaban Responden Auditor Melakukan Koordinasi dan Komunikasi

Respon Bobot F Persen Skor

Sangat setuju 5 20 80 100

Setuju 4 4 16 16

Ragu –ragu 3 1 4 3

Tidak setuju 2 0 0 0

Sangat Tidak setuju 1 0 0 0

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

20 responden (80%) menanggapi sangat setuju jika auditor yang melakukan koordinasi dan komunikasi terlebih dahulu dengan bagian yang akan diperiksa sebelum audit dilakukan, 4 responden (16%) menanggapi setuju, dan 1 responden (4%) menanggapi ragu-ragu jika proses audit akan berjalan lancar jika auditor yang melakukan koordinasi dan komunikasi terlebih dahulu dengan bagian yang akan diperiksa sebelum audit dilakukan, karena hal tesebut tidak akan memberikan hasil yang akurat. Berikut kalkulasi perhitungan keefektifan kompetensi auditor:

Tabel 5. 12. Kalkulasi Distribusi Jawaban Responden Mengenai Audit Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

Dengan demikian auditor operasional perusahaan telah melakukan tahap pendahuluan secara sangat efektif.

b. Tahap Audit Lanjutan/Mendalam

Pada tahap audit lanjutan/mendalam, yang bertujuan memantapkan temuan yang merupakan landasan penyusunan laporan, PT. Angkasa Pura I (Persero)

1) Studi lapangan.

Auditor melakukan wawancara dengan pihak yang terkait, observasi dan penebtian terhadap berbagai prosedur yang dilaksanakan oleh tiap divisi dan SBU yang diperiksa

2) Analisa. Auditor melakukan analisa mengenai hasil penebtian dengan kriteria yang ditetapkan.

3) Rekomendasi.

Auditor operasional memberikan rekomendasi atas temuan-temuan yang didapat pada audit pendahuluan.

4) Pembahasan hasil audit lanjutan/mendalam.

Auditor operasional terlebih dahulu membahas laporan hasil audit lanjutan/mendalam dengan pengawas dan penanggung jawab audit agarauditor lebih terarah dan terkendali. Kemudian laporan hasil audit lanjutan/mendalam tersebut dibalias dengan objek yang diperiksa.

Berikut tanggapan responden mengenai pelaksanaan tahap lanjutan audit pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Makassar.

Tabel 5. 13. Distribusi Jawaban Responden Audit Terhadap Semua Dokumen

Respon Bobot F Persen Skor

Sangat setuju 5 13 52 65

Setuju 4 1 4 4

Ragu –ragu 3 1 4 3

Tidak setuju 2 - - -

Sangat Tidak setuju 1 - - -

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

Pelaksanaan audit yang dilakukan oleh seorang auditor dalam melakukan audit lanjutan haruslah memeriksa kelengkapan dokumen pendukung untuk setiap transaksi di tanggapi sangat setuju oleh 13 responden (52%), 1 responden (4%) menanggapi setuju dan ragu-ragu.

Berikut tanggapan responden mengenai auditor dalam melaksanakan

proses audit lanjutan agar perusahaan membuat suatu standar yang digunakan sebagai acuan auditor yang dijalankan perusahaan.

Tabel 5. 14. Distribusi Jawaban Responden Auditor Menggunakan Acuan dalam Proses Audit

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

Tanggapan responden mengenai auditor dalam melaksanakan proses audit lanjutan agar perusahaan membuat suatu standar yang digunakan sebagai acuan auditor yang dijalankan perusahaan di tanggapi sangat setuju oleh 10 responden (40%), 3 responden (12%) menanggapi setuju, 5 responden (20%) menyatakan ragu-ragu, dan 7 responden (28%). Berikut kalkulasi jawaban responden mengenai pelaksanaan audit lanjutan.

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

Berdasarkan kalkulasi tanggapan responden mengenai pelaksanaan audit lanjutan atau audit secara mendalam dinilai efektif.

c. Laporan Hasil audit

Pada tahap laporan hasil audit PT. Angkasa Pura I (Persero) mencakup:

a. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit

Auditor operasional dalam membuat laporannya mencantumkan maksud dan tujuan auditnya, keterangan waktu audit, objek yang diaudit.

b. Prosedur-prosedur audit

c. Auditor operasional telah melakukan prosedur-prosedur audit dengan baik seperi peninjauan kembali laporan audit yang dibuatnya yang disampaikan kepada Direktur utama baik secara lisan maupun tulisan d. Temuan-temuan auditor

Auditor operasional di dalam laporan audit mencantumka temuan, kesimpulan, dan rekomendasi yang sebelumnya telah dikonfirmasikan kepada pihak-pihak yang terkait.

e. Rekomendasi dan Tindakan Perbaikan

f. Auditor operasional melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tindak lanjut hasil audit (follow up) kepada pihak terkait untuk segera melakukan tindakan preventif.

Berikut tanggapan responden mengenai pelaporan auditor dalam melaksanakan auditsetelah melakukan tugasnya.

Tabel 5. 16. Distribusi Jawaban Responden Auditor Membuat Laporan

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

Tanggapan responden mengenai pelaporan auditor dalam melaksanakan audit setelah melakukan tugasnya di tanggapi sangat setuju oleh 6 responden (24%), 13 responden (52%) menanggapi setuju, 4 responden (16%) menyatakan ragu-ragu, dan 2 responden (8%).

Berikut tanggapan responden mengenai laporan hasil audit dibuat secara tertulis dan disajikan dengan jelas dan ringkas.

Tabel 5. 17. Distribusi Jawaban Responden Laporan Audit Tertulis

Respon Bobot F Persen Skor

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

Tanggapan responden mengenai laporan hasil audit dibuat secara tertulis dan disajikan dengan jelas dan ringkas di tanggapi sangat setuju oleh 9 responden (36%), 12 responden (48%) menanggapi setuju, 4 responden (16%) menyatakan ragu-ragu. Berikut tanggapan responden mengenai laporan audit menyajikan temuan-temuan audit atas audit yang dilakukannya dan menyajikan saran-saran rekomendasi.

Tabel 5. 18. Distribusi Jawaban Responden Laporan Menyajikan Temuan

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

Tanggapan responden laporan audit menyajikan temuan-temuan audit atas audit yang dilakukannya dan menyajikan saran-saran rekomendasi di tanggapi sangat setuju oleh 10 responden (40%), 8 responden (32%) menanggapi setuju, 4 responden (16%) menyatakan ragu-ragu, 2 responden (8%) menyatakan tidak setuju, dan 1 responden (4%) menyatakan sangat tidak setuju. Berikut kalkulasi jawaban responden mengenai pelaksanaan audit lanjutan.

Tabel 5. 19.Kalkulasi Distribusi Jawaban Responden Mengenai Laporan Hasil Audit. Auditor selalu membuat laporan hasil

audit setelah melakukan tugasnya 98 900 10.9

Efektif Laporan hasil audit dibuat secara

tertulis dan disajikan dengan jelas dan ringkas

105 900 11.7 Sangat

Efektif Laporan audit menyajikan

temuan-temuan audit atas audit yang

dilakukannya dan menyajikan Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

Berdasarkan kalkulasi tanggapan responden mengenai pelaksanaan pelaporan hasil dinilai sangat efektif. Dari data-data di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan audit operasional pada PT. Angkasa Pura I (Persero) sudah efektif.

Hasil audit manajemen fungsi operasional di PT. Angkasa Pura I maka peneliti merumuskan pencapaian tujuan dan sasaran dari pelaksanaan audit manajemen fungsi operasional terhadap fungsi manajerial oleh Internal Audit sebagai berikut:

1. Pencapaian Tujuan a. Mengevaluasi kinerja

Evaluasi kinerja adalah suatu metode dan proses penilaian dan pelaksanaan tugas seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan atau organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih dahulu. Evaluasi kinerja merupakan cara yang paling adil dalam memberikan imbalan atau penghargaan kepada pekerja. Berikut tanggapan responden mengenai pelaksanaan audit manajemen fungsi operasional.

Tabel 5. 20. Kinerja Karyawan.

Respon Bobot F Persen Skor

Sangat Baik 5 11 44 55

Baik 4 8 32 32

Ragu –ragu 3 6 24 18

Tidak Baik 2 0 0 0

Sangat Tidak Baik 1 0 0 0

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

Berdasarkan pada tabel evaluasi kinerja karyawan diatas sebagai salah satu tujuan dilakukannya audit oleh responden bahwa kinerja karyawan selama periode tahun 2014 dinilai sangat baik oleh 11 responden (44%), baik oleh 8 responden (32%), dan netral atau tidak tahu sebanyak 6 responden (24%).

Seperti yang diketahui bahwa Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan dan juga untuk mengetahui posisi perusahaan dan tingkat pencapaian sasaran perusahaan, terutama untuk mengetahui bila terjadi keterlambatan atau penyimpangan supaya segera diperbaiki, sehingga sasaran atau tujuan tercapai. Hasil evaluasi kinerja individu dapat dimanfaatkan untuk banyak penggunaan.

b. Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan

Indikator tujuan dilakukannya audit manajemen fungsi opersional pada PT. Angkasa Pura I ditanggapi beragam oleh responden.

Berikut uraian tanggapannya:

Tabel 5. 21. Identifikasi Kesempatan.

Respon Bobot F Persen Skor

Sangat Baik 5 14 56 70

Baik 4 6 24 24

Ragu –ragu 3 2 8 6

Tidak Baik 2 3 12 6

Sangat Tidak Baik 1 0 0 0

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

Tanggapan responden mengenai identifikasi kesempatan dengan tujuan agar dapat meningkatkan kinerja dinilai sangat baik oleh 14 responden (56%), baik oleh 6 responden (24%), netral atau tidak tahu sebanyak 2 responden (8%), dan tidak baik sebanyak 3 responden (12%).

Hal tersebut menunjukkan jika tiodak semua karyawan menyetujui usaha dalam peningkatan kinerja melalui kesempatan yang diberikan oleh pihak perusahaan.

c. Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.

Rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan atau penyempurnaan program/kegiatan organisasi di masa mendatang.

Berikut tanggapan responden mengenai pemberian rekomendasi untuk perbaikan lebih lanjut.

Tabel 5. 22. Rekomendasi Untuk Perbaikan.

Respon Bobot F Persen Skor

Sangat Baik 5 13 52 65

Baik 4 4 16 16

Ragu –ragu 3 8 32 24

Tidak Baik 2 0 0 0

Sangat Tidak Baik 1 0 0 0

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

Pemberian rekomendasi dengan tujuan adanya perbaikan selanjutnya demi kemajuan perusahan dinilai sangat baik oleh 13 responden (52%), baik oleh 4 responden (16%), dan netral atau tidak tahu sebanyak 8 responden (32%). Berdasarkan penilaian responden

maka diperoleh informasi bahwa penilaian responden mengenai pemberian rekomendasi rekomendasi yang dapat mengarah kepada perbaikan pertanggungjawaban. Berikut kalkulasi penilaian mengenai pencapaian tujuan dilakukannya audit.

Tabel 5. 23. Kalkulasi Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pencapaian Tujuan

Pemberian rekomendasi 105 900 11.7 Sangat

Efektif

Jumlah 316 2700 11.7 Sangat

Efektif Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

Penilaian yang obyektif sejauh mana Unit Kerja melaksanakan program/kegiatannya secara ekonomis, efisien, dan efektif serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku berdasarkan pada tanggapan responden yang diperoleh sangat efektif. Meskipun didalam tahapan evaluasi diperoleh banyak keurangan-kekurangan. Namun dengan adanya tahapan pemberian rekomendasi dan audit lanjutan maka akandiadakan perbaikan lebih lanjut.

2. Pencapaian Sasaran

Sasaran dari audit operasional adalah penilaian masalah efisiensi, dan ekonomis. Audit operasional ini memiliki peran penting bagi

organisasi, karena mampu memberikan informasi untuk meningkatkan kinerja organisasi. Berikut tanggapan mengenai efisiensi kinerja audit.

Tabel 5. 24. Efisiensi Kinerja.

Respon Bobot F Persen Skor

Sangat Baik 5 17 68 85

Baik 4 8 32 32

Ragu –ragu 3 0 0 0

Tidak Baik 2 0 0 0

Sangat Tidak Baik 1 0 0 0

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

Efisiensi kinerja perusahan dinilai sangat baik oleh 17 responden (68%), baik oleh 8 responden (32%). Hal ini berarti efisiensi kinerja audit manajemen ditanggapi oleh responden dengan sangat baik. Berikut tanggapan responden mengenai ekonomis kinerja.

Tabel 5. 25. Ekonomis.

Respon Bobot F Persen Skor

Sangat Baik 5 0 0 0

Baik 4 25 100 100

Ragu –ragu 3 0 0 0

Tidak Baik 2 0 0 0

Sangat Tidak Baik 1 0 0 0

Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

Responden menanggapi bahwa kinerja dinilai sangat ekonomis/baik dinilai sangat baik oleh keseluruhan responden (100%).

Berikut kalkulasi penilaian.

Tabel 5. 26.Kalkulasi Distribusi Jawaban Responden

Indikator Skor

aktual

Skor Ideal

% Skor

Aktual Kriteria

Efisiensi 100 900 11.1 Sangat

Efektif

Ekonomis 105 900 11.7 Sangat

Efektif

Jumlah 205 2700 11.3 Sangat

Efektif Sumber: Data Sekunder yang telah diolah 2015

Penilaian responden mengenai kinerja audit yang ekonomis dinilai baik yang diperoleh dari kalkulasi jawaban responden.

Berdasarkan kedua indikator tersebut maka disimpulkan kinerja audit manajemen fungsi operasional diperoleh rata-rata yaitu 17.9 yang berarti sangat efektif.

99 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan antara lain:

1. Pelaksanaan audit manajemen fungsi operasional pada PT Angkasa Pura I (Persero) sudah terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan PT Angkasa Pura I (Persero) mampu memperhatikan keempat tahapan dalam audit manajemen fungsi operasional yaitu survey pendahuluan, penelaahan dan pengujian atas sistem pengendalian manajemen, pengujian terinci serta pengembangan laporan. Keempat tahapan penting tersebut sudah dijalankan dengan baik oleh PT Angkasa Pura I (Persero)sehingga audit operasional dalam perusahaan dapat berjalan dengan baik.

2. Dari data-data hasil penelitian diperoleh informasi bahwa penerapan

audit manajemen fungsi operasional

pada PT. Angkasa Pura I (Persero) sudah efektif.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran sebagai bahan evaluasi antara lain:

1. Mengingat pelaksanaan audit manajemen fungsi operasional pada PT Angkasa Pura I (Persero) sudah berjalan dengan baik, maka sebaiknya perusahaan selalu berupaya untuk menjaga kualitas pelaksanaan audit operasional agar tercapainya tujuan perusahaan. Contohnya pelaksanaan audit operasional yang perlu ditingkatkan misalnya tim audit operasional dibentuk berdasarkan fungsi dan tugasnya sesuai job description yang ada pada struktur organisasi perusahaan, selain itu perusahaan harus memberikan kesempatan yang sama dalam berkarir dan melaksanakan tugasnya secara professional.

2. Mengingat pentingnya kualitas SDM yang akan dan telah bekerja pada pada PT Angkasa Pura I (Persero), maka pihak perusahaan hendaknya lebih memberikan pengarahan dan pelatihan kepada para karyawan yang ada, agar para karyawan dapat lebih menjalankan tugasnya secara lebih professional lagi sehingga pengembangan SDM sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan dapat terakomodir dengan baik. Dengan terakomodirnya pengembangan SDM dengan baik maka kinerja karyawan akan lebih baik lagi dan bertanggungjawab.

101

DAFTAR PUSTAKA

Amin Widjaja Tunggal. 2011. Manajemen Aset Daerah. STIA-LAN

Amir Abadi Jusuf . 2010. Pengelolaan Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Jakarta, Penerbit PT Indeks, Devas, Nick, et al., Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia, Jakarta, Penerbit Universitas Indonesia

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.

Jakarta: Bina Aksara.

Azhar, Susanto. 2010. Administrasi RI. Jakarta

Malayu, S.P Hasibuan. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta Penerbit: Bumi Aksara

Mangkunegara. 2010. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Bumi Aksara, Jakarta

Mulyadi. 2012. Manajemen Pelayanan Umum. Bandung: LAN

Irwan, Purwanto. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Kusnedi. 2011. Implementasi Kebijakan Publik. PT Surya Multi Grafika.

Jakarta

Soekrisno, Agoes. 2010. Reformasi Birokrasi, Kelembagaan, dan Pembinaan PNS, Kreasi Total Media, Yogyakarta

Sugiono, 2009. Metode Penelitian Administrasi, Dilengkapi Dengan Metode R&D, cv. Alfabeta, Bandung

Sunarto. 2010. Manajemen Personalia dan Sumber daya Manusia, cetakan kedua belas, Yogyakarta: BPFE

Wibowo. 2010. Dasar-dasar Penilaian Prestasi Kerja. UPP AMP YKN:

Yogyakarta

Dokumen terkait