BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
D. Struktur Organisasi dan Uraian
Salah satu faktor penting untuk mencapai tujuan perusahaan adalah struktur organisasi yang baik dan tepat dimana didalamnya terdapat pembagian kerja yang jelas. Pembagian kerja tersebut dimaksudkan agar setiap karyawan mengetahui tentang apa yang harus dilaksanakan dan mempertanggungjawabkan tugas tersebut, mengetahui siapa atasannya sehingga semua dapat diarahkan untuk membentuk angkatan kerja yang loyal dan harmonis.
Struktur organisasi merup akan perwujudan dari setiap tugas yang ada dalam tiap-tiap organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Struktur organisasi PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin ditetapkan dengan keputusan Direksi PT.
Angkasa Pura I (Persero) No.Kep.93/OM.00/2005 yang disesuaikan dengan perkembangan keadaan dewasa ini khususnya perkembangan arus lalu lintas angkatan udara dan perkembangan bandar udara.
Adapun struktur organisasi pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin dapat skema 4.1 berikut ini :
39
MAKASSAR
Uraian Tugas
Struktur organisasi dan uraian tugas PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin terdiri dari :
1. General Manager
General Manager adalah pemegang kekuasaan tertinggi yang berkewajiban untuk menyiapkan pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pelayanan operasi keselamatan lalu lintas udara. General Manager juga bertindak sebagai administrasi pelaksana dalam rangka kegiatan keamanan, keselamatan penerbangan dan memberikan pengawasan-pengawasan terhadap tiap divisi dan dinas melalui data laporan yang disampaikan oleh tiap kepala divisi serta mengatus program kerja bandara.
2. Divisi Operasi Bandar Udara
Divisi ini mempunyai tugas menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan jasa operasi terminal, sisi darat, sisi udara, penerangan bandar udara, pengamanan bandar udara pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran (PK-PPK).
Divisi Operasi Bandar Udara terdiri dari lima dinas yaitu : a. Dinas Operasi TMA dan Sisi Darat
Dinas ini mempunyai tugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan operasi jasa sisi darat, terminal dan penerangan bandar udara.
b. Dinas Operasi Sisi Udara
Dinas ini mempunyai tugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan operasi jasa sisi udara yang meliputi kegiatan pengaturan pergerakan, penempatan pesawat, kendaraan, peralatan dan orang di apron, pembersihan dan penanggulangan gangguan di daerah sisi udara serta ground handling.
c. Dinas Pengamanan
Dinas ini mempunyai tugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan operasi pengamanan dan penertiban umum bandar udara.
d. Dinas PK-PPK
Dinas ini mempunyai tugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan operasi pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran di lingkup bandar udara.
3. Divisi Teknik Umum dan Peralatan
Divisi ini mempunyai tugas menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan pemeliharaan dan pembangunan fasilitas bangunan untuk operasi penerbangan dan operasi bandar udara, pemeliharaan dan pembangunan fasilitas landasan,
teknik peralatan dan tata lingkungan bandar udara. Divisi Teknik Umum dan Peratalan terdiri dari tiga dinas yaitu:
a. Dinas Teknik Bangunan
Dinas ini mempunyai tugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penyiapan pakai fasilitas bangunan gedung terminal bandara, gedung kargo dan bangunan gedung lapangan lainnya.
b. Dinas Landasan dan Tata Lingkungan
Dinas ini mempunyai tugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penyiapan pakai fasilitas landasan dan tata lingkungan bandara yang meliputi taxiway, apron, parkir, taman, pagar, saluran air serta pengolahan limbah.
c. Dinas Teknik Peralatan
Dinas ini mempunyai tugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penyiapan pakai fasilitas dan peralatan sistem teknik mekanikal dan air serta alat-alat besar yang meliputi kendaraan PK-PPK, traktor, mower, ambulans, kendaraan operasional, fasilitas perbengkelan dan peralatan lainnya.
4. Divisi Teknik Elektronika dan Listrik
Divisi ini mempunyai tugas menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan
dan melaporkan kegiatan pemeliharaan dan pembangunan fasilitas teknik telekomunikasi penerbangan, teknik navigasi dan radar, teknik elektronika bandara, teknik listrik, teknik otomatis untuk operasi lalu lintas penerbangan. Divisi Teknik Elektronika dan LIstrik terdiri dari lima dinas yaitu :
a. Dinas Telekomunikasi
Dinas ini mempunyai tugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penyiapan pakai fasilitas telekomunikasi penerbangan.
b. Dinas Teknik Navigasi dan Radar
Dinas ini mempunyai tugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penyiapan pakai fasilitas navigasi udara dan radar.
c. Dinas Teknik Elektronika Bandara
Dinas ini mempunyai tugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penyiapan pakai fasilitas elektronika bandar udara yang meliputi security system, FIDS, PAS, PABX dan peralatan elektronika bandara lainnya.
d. Dinas Teknik Listrik
Dinas ini mempunyai tugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan
penyiapan pakai fasilitas pembangkit, jaringan listrik, airport lighting dan teknik listrik lainnya untuk kepentingan operasi bandara.
e. Dinas Teknik Otomatis
Dinas ini mempunyai tugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penyiapan pakai fasilitas dan peralatan teknik otomatis, baik berupa perangkat keras dan perangkat lunaknya untuk kepentingan operasi lalu lintas penerbangan.
5. Divisi Komersial dan Pengembangan Usaha
Divisi ini mempunyai tugas menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan pengembangan usaha, pemasaran dan pembinaan pendapatan non aeronautika, aeronautika non Air Traffic Service dan aeronautika Air Traffic Service. Divisi Komersial dan Pengembangan Usaha terdiri dari tiga dinas yaitu:
a. Dinas Pendapatan Non Aeronautika
Dinas ini mempunyai tugas menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan pengembangan usaha, pemasaran, pembinaan dan pemungutan jasa pelayanan non aeronautika bandar udara.
b. Dinas Pendapatan Aeronautika Non ATS
Dinas ini mempunyai tugas menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan pengembangan usaha,
pemasaran, pembinaan dan pemungutan jasa pelayanan aeronautika non Air Traffic Service.
c. Dinas Pendapatan Aeronautika ATS
Dinas ini mempunyai tugas menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan pengembangan usaha, pemasaran, pembinaan dan pemungutan jasa pelayanan aeronautika Air Traffic Service.
6. Divisi Keuangan
Divisi ini mempunyai tugas menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan akuntansi bandar udara, perbendaharaan, anggaran dan PKBL, gudang persediaan dan inkaso. Divisi keuangan terdiri dari lima dinas yaitu:
a. Dinas Akuntansi
Dinas ini mempunyai tugas menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan pencatatan dan pelaporan akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, akuntansi persediaan aktiva tetap dan penghapusan aktiva.
b. Dinas Perbendaharaan
Dinas ini mempunyai tugas menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan pengelolaan penerimaan dan pengeluaran kas/bank, administrasi dan penyimpanan surat berharga, bukti-bukti kekayaan perusahan serta penghapusan aktiva,
pengelolaan hutang, dana, perpajakan, pemotongan dan penyetoran iuran pegawai dan kegiatan administrasi keuangan lainnya.
c. Dinas Anggaran dan PKBL
Dinas ini mempunyai tugas menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan penyusunan, pengendalian dan pelaporan anggaran, pengelolaan penyaluran dana PKBL melalui proses seleksi yang tepat serta pengendalian PKBL sehingga dapat dicapai tingkat pengembalian dana program kemitraan serta asas manfaat yang paling optimal bagi mitra binaan perusahaan.
d. Dinas Gudang Persediaan
Dinas ini mempunyai tugas menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan pengelolaan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran barang persediaan di gudang, beserta administrasi pendukungnya.
e. Dinas Inkaso
Dinas ini mempunyai tugas menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan pengelolaan penagihan atau penagihan piutang dari para pengguna jasa perusahaan.
7. Divisi Personalia dan Umum
Divisi ini mempunyai tugas menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan pengelolaan personalia bandar udara, Ketatausahaan Kantor, Pelayanan Umum dan Hukum, Sistem Informasi
Manajemen (SIM), Data dan laporan (TAPOR), serta Hubungan Masyarakat (HUMAS). Divisi Personalia dan Umum terdiri dari tiga dinas yaitu:
a. Dinas Personalia
Dinas ini mempunyai tugas menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan perencanaan dan pengembangan personalia serta administrasi personalia.
b. Dinas Umum dan Hukum
Dinas ini mempunyai tugas menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan ketatausahaan kantor, pengadaan barang dan jasa, pelayanan dan penyiapan fasilitas umum kantor, pelayanan kerumahtanggaan kantor yang meliputi jamuan dinas, keprotokolan dan pengurusan perjalanan dinas, penyiapan peraturan, perikatan perjanjian dan kerjasama serta bantuan hukum.
c. Dinas Sim, Tapor dan Humas
Dinas ini mempunyai tugas menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan pengelolaan SIM sebagai alat bantu untuk percepatan dan ketepatan pengembalian keputusan manajemen, termasuk perangkat keras dan perangkat lunaknya, kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian data dan laporan serta hubungan masyarakat guna menciptakan citra positif kantor PT.
Angkasa Pura I (Persero) Makassar.
48 BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tujuan audit operasional fungsi operasional adalah untuk menilai tingkat ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas dari kinerja karyawan. Oleh karena itu, proses audit operasional atas kinerja karyawan ini harus dilaksanakan secara sistematis dan terarah. Berikut uraian pembahasan implementasi audit manajemen fungsi operasional pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Makassar.
A. Implementasi audit manajemen fungsi operasional pada PT.
Angkasa Pura I (Persero) Makassar
Pelaksanaan audit manajemen fungsi operasional pada PT.
Angkasa Pura I (Persero) dilaksanakan oleh Divisi Manajerial. Dengan melihat struktur organisasi perusahaan, maka kita dapat mengetahui bahwa kedudukan Audit Internal pada PT. Angkasa Pura I (Persero) terpisah dari bagian-bagian lainnya dalam artian merupakan bagian dalam perusahaan yang berdiri sendiri dan tidak bergabung atau berada di bawah departemen lain serta bertanggung jawab langsung kepada pimpinan tertinggi di kantor pada PT. Angkasa Pura I.
Pemenuhan tugas dilaksanakan dengan:
1. Melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengembangan audit.
2. Melakukan audit terhadap kegiatan operasional dan keuangan perusahaan serta evaluasi atas kecukupan system atau Sarana Pengendalian Manajemen (SPM) yang didasarkan kepada Program Kerja Pengawasan Tahunan (SPM) yang didasarkan kepada Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) atau instruksi manajemen puncak (Direksi).
Dalam melaksanakan tugas manajer harus selalu berpedoman kepada Pedoman Audit yang berlaku di lingkungan perusahaan, Norma Internal Audit BUMN/BUMD, serta Norma Audit Intern yang berlaku secara umum.
Hasil pelaksanaan tugas diwujudkan dengan bentuk laporan yang berisikan “saran” ataupun “rekomendasi” perbaikan sistem terhadap kegiatan operasional dan keuangan pemsahaan, serta kecukupan sistem/SPM dalam mencapai sasaran pemsahaan. Internal Audit harus memperoleh pembuktian bahwa saran atau rekomendasi yang diberikan dan disepakati, telah ditindaklanjuti sesuai yang diharapkan.
Berdasarkan hasil audit manajemen fungsi operasional, berikut ini disajikan prosedur audit yang digunakan untuk melakukan audit terinci atas pada PT. Angkasa Pura I.
1. Pemeriksaan atas Fungsi Umum Tujuan Audit :
Untuk mengetahui apakah hal - hal yang berkaitan dengan fungsi - fungsi SDM telah berjalan dengan efektif dan efisien.
2. Prosedur Audit :
a. Dapatkan peraturan perusahaan tertulis
b. Periksa mengenai kebijakan yang terdapat di dalam peraturan perusahaan
3. Buat simpulan audit
4. Pemeriksaan atas Perekrutan Tenaga Kerja
5. Tujuan Audit : Untuk menilai apakah proses perekrutan tenaga kerja telah dilakukan dengan efektif, efisien dan ekonomis Prosedur Audit : a. Dapatkan prosedur manual mengenai perekrutan tenaga kerja
b. Telusuri apa yang menjadi dasar dalam pelaksanaan penerimaan tenaga kerja
6. Periksa kesesuaian kualifikasi yang disyaratkan untuk setiap pekerjaan dengan yang disyaratkan kepada calon pelamar
a. Telusuri apa dasar pemilihan sumber tenaga kerja
b. Periksa metode apa yang digunakan dalam melakukan rekrutmen c. Telusuri apakah ada pelamar yang tidak memenuhi syarat diterima
dalam proses rekrutmen
d. Telusuri apakah terdapat hubungan kekeluargaan antara pelamar yang diterima dengan pejabat di perusahaan
7. Buat simpulan audit
8. Pemeriksaan atas Seleksi SDM
Tujuan Audit : Untuk menilai apakah aktivitas seleksi karyawan telah dilakukan untuk mendapatkn karyawan yang kompeten yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Prosedur Audit :
a. Dapatkan prosedur manual dari aktivitas seleksi SDM b. Periksa teknik yang digunakan dalam seleksi
c. Dapatkan job description dan kualifikasi jabatan karyawan yang ingin direkrut
d. Analisa apakah proses seleksi didasarkan pada job description dan kualifikasi minimum tersebut
e. Telusuri dasar penetapan pemilihan pewawancar
f. Periksa daftar pertanyaan yang digunakan dalam proses seleksi g. Periksa mekanisme yang digunakan dalam mendapatkan informasi
tentang latar belakang peserta seleksi h. Buat simpulan audit
9. Pemeriksaan atas Pelatihan dan Pengembangan
Tujuan Audit : Untuk menilai apakah aktivitas pelatihan dan pengembangan telah diberikan secara efektif, ekonomis dan efisien.
Prosedur Audit :
a. Dapatkan kebijakan tertulis perusahaan mengenai program pelatihan dan pengembangan SDM
b. Telusuri apa yang menjadi dasar penetapan program pelatihan karyawan
c. Telusuri apa yang menjadi dasar dalam menentukan karyawan untuk mengikuti pelatihan
d. Telusuri metode yang digunakan dalam pelatihan tersebut e. Buat simpulan audit.
Berikut uraian implemnetasi audit manajemen Fungsi Operasional pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Makassar.
1. Perencanaan Audit Manajemen Fungsi Operasional
Setiap tahunnya sebelum melaksanakan audit PT. Angkasa Pura I (Persero) mempunyai suatu Persiapan Audit untuk mendapatkan informasi-informasi umum tentang kegiatan atau program yang akan diperiksa. Persiapan Audit ini sebagai dasar pembuatan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) untuk mengadakan audit terhadap obyek yang diperiksa yaitu semua divisi dan semua SBU (Strategy Business Unit) yang terdapat pada perusahaan. Untuk tiap divisi dan SBU tersebut
namanya adalah Audit Program/Program Kerja Audit Operasional Kegiatan.
Perencanaan audit dilaksanakan dengan memperhatikan laporan-laporan yang dibuat oleh obyek yang diperiksa, Laporan Hasil Audit sebelumnya mengenai perkembangan obyek yang diperiksa, Pedoman
Audit Operasional terhadap obyek yang diperiksa, meninjau secara fisik ke obyek yang akan diperiksa.
2. Ruang Lingkup Audit Manajemen Fungsi Operasional
Sesuai dengan norma internal audit, maka ruang lingkup audit yang lengkap mencakup sebagai berikut:
a. Audit atas keuangan dan ketaatan pada peraturan perundang-undangan.
Audit ini meliputi audit atas transaksi, perkiraan (akun), kegiatan, fungsi dan p ertanggungjawaban keuangan perusahaaan sesuai dengan ruang lingkup audit yang ditentukan dalam penugasan, yang meliputi pekerjaan audit yang cukup untuk menentukan bahwa:
1) Perusahaan telah melaksanakan pengendalian yang efektif terhadap penerimaan, biaya, maupun terhadap harta dan utang.
2) Perusahaan telah melaksanakan pencatatan dengan tepat atas sarana, kewajiban, dan kegiatan.
3) Perusahaan telah mentaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Penilaian tentang daya guna dan ketaatan dalam penggunaan sarana yang tersedia.
Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah perusahaan, bagian atau kegiatan yang diperiksa telah mengurus atau menggunakan sarana yang tersedia secara berdaya guna dan hemat. Yang perlu
diperhatikan adalah apakah pimpinan obyek yang diperiksa telah memperhatikan sepenuhnya usaha untuk memelihara sumber daya dan membatasi pengeluaran sampai dengan tingkat yang minimum.
c. Penilaian tentang hasil guna atau manfaat yang direncanakan dari suatu kegiatan atau program.
Penilaian ini meliputi penilaian tentang hasil atau manfaat yang dicapai oleh program apakah program atau aktivitas yang bersangkutan telah mencapai tujuan yang diterapkan secara efektif.
Yang harus diperhatikan adalah :
1) Kegunaan serta kewajaran kriteria yang digunakan oleh obyek yang diperiksa untuk menilai efektivitas dalam pencapaian program.
2) Ketepatan cara yang digunakan oleh obyek yang diperiksa untuk menilai efektivitas pencapaian hasil program.
3) Ketelitian data yang dikumpulkan.
4) Keandalan hasil yang telah dicapai.
5) Hambatan yang menyebabkan belum tercapainya suatu kegiatan atau program.
3. Program Kerja Audit Manajemen Fungsi Operasional
Program kerja audit merupakan rencana langkah kerja yang harus dilakukan selama audit, yang didasarkan atas tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta informasi yang ada tentang kegiatan atau program yang diperiksa. Program kerja audit merupakan alat pengendali setiap
kegiatan audit dan tidak boleh menjadi “check list” yang kaku dari 1 angkah-langkah kerja sehingga mematikan inisiatif auditor dalam pelaksanaan tugasnya.
a. Susunan dan Isi Program Kerja Audit Operasional
Setiap program kerja audit umum mengandung empat bagian pokok:
1) Pendahuluan
Pendahuluan dalam PKP memuat informasi singkat yang sifatnaya mengantarkan auditor pada pokok masalah singkat yang sedang diperiksa mengenai latar belakang objek yang akan diperiksa, sehingga auditor dapat memahami dan melaksanakan audit dengan baik..
2) Tujuan Audit
Tujuan Audit harus diungkapkan dengan jelas dalam program kerja audit mengenai hasil apa yang diharapkan dari hasil audit tersebut. Tujuan audit atas fungsi personalia adalah
a) Menilai kinerja aktivitas personalia dengan membandingkan bagaimana pelaksanaan dengan kriteria yang ada.
b) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas aktivitas personalia.
c) Rekomendasi untuk perbaikan atau Tindak Lanjut.
3) Ruang Lingkup Audit
Ruang lingkup audit harus dijelaskan apakah audit akan meliputi sebagian atau seluruh runag lingkup audit.Sesuai dengan norma
Pemeriksaan Satuan Pengawas Intern, ruang lingkup pengawasan mencakup :
a) Pemeriksaan atas kekayaan dan keuangan serta ketaatan pada Peraturan Perundang-undangan dan Kebijaksanaan direksi Angkasa Pura I yang berlaku.
b) Penilaian daya guna dan kehematan penggunaan sarana dan prasarana yang tersedia.
c) Penilaian hasil guna atau manfaat yang direncanakan dari suatu program.
d) Penilaian atas tertib kegiatan operasional pernsahaan di berbagai bidang; pengutusan pegawai, keuangan, perbaikan, fasilitas.
e) Penialain apakah target kegiatan atau program tercapai sesuai rencana.
f) Efektivitas pengendalian internal.
4) Sasaran Audit
Sasaran pengawas operasional kegiatan perusahaan berkaitan denga:
a) Sistem Pengendalian Manajemen
b) Ketaatan pada Perundang-undangan yang berlaku dan ketertiban dalam pelaksanaan.
c) Efisiensi, efektivitas dan kehematan penggunaan sumber daya, dana, sarana.
5) Instruksi-instruksi khusus, yang memuat instruksi-instruksi khusus, seperti masalah koordinasi audit, penyampaian laporan dan sebagainya.
6) Langkah - langkah kerja, memuat pengarahan-pengarahan khusus dalam pelaksanaan tugas audit:
a) Persiapan Audit, langkah-langkahnya meliputi:
1) Pengumpulan data mengenai auditee.
2) Penyusunan audit program dan SP.
3) Pembicaraan pendahuluan dengan pimpinan.
4) Metode penyusunan langkah kerja bersifat instruktif.
b) Audit Pendahuluan, langkah-langkahnya meliputi :
1) Penelaahan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Pengujian pengendalian manajemen.
3) Metode penyusunan langkah kerjanya sama dengan butir di atas, yaitu berbentuk instruksi yang didahului dengan pertanyaan-pertanyaan.
4) Penyusunan Ikhtisar Temuan Hasil Audit Pendahuluan.
5) Pembahasan Ikhtisar Temuan Hasil Audit Pendahuluan dengan Penanggung Jawab Audit.
c) Audit Lanjutan, langkah-langkah kerjanya meliputi:
1) Pengembangan Temuan Hasil Audit Pendahuluan.
2) Metode penyusunan langkah kerja berbentuk instruksi yang didahului dengan pertanyaan-pertanyaan.
3) Penyajian Hasil Audit Lanjutan (Daftar Temuan).
4) Rekomendasi.
5) Pembahasan temuan dengan Penanggung Jawab Audit.
6) Pembahasan hasil audit lanjutan dengan obyek yang diperiksa.
d) Penyusunan Konsep Laporan Hasil Audit.
b. Patokan-patokan untuk Penyiapan Program Kerja Audit
Patokan-patokan berikut ini berlaku untuk penyiapan Program Kerja Audit:
1. Tujuan audit harus dinyatakan secara jelas dan harus dap at dicapai atas dasar pekerjaan yang direncanakan dalam Program Kerja Audit 2. Program Kerja Audit harus disusun sesuai dengan penugasan yang
bersangkutan
3. Setiap langkah kerja harus memerinci pekerjaan yang harus dilakukan disertai alasan-alasannya.
4. Setiap langkah kerja harus berbentuk instruksi-instruksi mengenai pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan.
5. Program Kerja Audit harus menggambarkan urutan prioritas langkah- langkah kerja yang harus dilaksanakan.
6. Program Kerja Audit harus fleksibel. Setiap perubahan harus dengan persetujuan atasan auditor.
7. Program Kerja Audit hendaknya hanya berisi informasi yang perlu untuk melaksanakan audit dan evaluasi secara tepat.
8. Program Kerja tidak boleh memuat perintah untuk memperoleh informasi yang telah ada dalam permanen file. Untuk ini cukup menunjuk kepada file yang bersangkutan.
9. Dalam penyusunan Program Kerja Audit, auditor perlu memperhatikan
Aturan Prilaku Auditor dan Norma Internal Audit BUMN/BUMD c. Lain-lain
1. Program Kerja Audit harus menyertakan taksiran-taksiran waktu yang diperlukan sesuai dengan rencana kerja audit guna melaksanakan kegiatan yang bersangkutan. Anggaran waktu diperlukan juga untuk menentukan jumlah tenaga kerja auditor yang harus dikerahkan agar tugas audit dapat diselesaikan dalam waktu yang ditetapkan.
2. Untuk audit ulangan mengenai kegiatan yang sama. Program kerja audit dapat dikembangkan menjadi suatu program kerja standar, sehingga waktu yang dipakai untuk menyusun Program Kerja Audit dapat dikurangi.
3. Program Kerja Audit disiapkan oleh Ketua Tim Auditor dan harus disetujui oleh Pengawas Audit.
4. Aktivitas Fungsi Manajer pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Divisi SDM & Umum pada PT. Angkasa Pura I (Persero) melaksanakan kegiatan- kegiatan dalam pengadaan tenaga kerja mulai dari pencarian, penseleksian, dan penerimaan; mengadakan pengembangan tenaga kerja, penilaian prestasi; pencatatan waktu kerja;
pengupahan dan penggajian; dan pelaporan.
a. Perencanaan Tenaga Kerja
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang tepat dalam jumlah dan kualitas PT. Angkasa Pura I (Persero) mengadakan kegiatan perencanaan karyawan untuk jangka waktu menengah dan jangka waktu panjang, dengan mengacu kepada Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP). Rencana kebutuhan karyawan ditetapkan untuk jangka waktu tertentu yang mencakup informasi, antara lain:
1) Kualifikasi dan persyaratan-persyaratan yang hams dipenuhi 2) Tugas yang akan dilaksanakan
3) Persyaratan Pekerjaan 4) Status Karyawan
5) Jumlah Karyawan yang dibutuhkan 6) Jadwal kebutuhan.
Untuk memenuhi kebutuhan karyawan tersebut perusahaan mengutamakan dari karyawan yang ada, tapi bila tidak terpenuhi/tersedia pemenuhan kebutuhan karyawan tersebut diambil dari luar atau ektemal perusahaan. Prosedur pemenuhan kebutuhan karyawan yang berasal dari internal dimulai dari perencanaan pemenuhan kebutuhan tenaga kerja oleh unit kerja, kalau tidak mutasi berarti langsung direkrut dari luar, jika ya, maka hams dikonfirmasi dan mendapat ijin dari unit kerja asal.
Usulan mutasi tersebut di analisis oleh divisi SDM apakah dari promosi atau tidak. Jika dari promosi, jika disepakati dibuat SK, kemudian
Usulan mutasi tersebut di analisis oleh divisi SDM apakah dari promosi atau tidak. Jika dari promosi, jika disepakati dibuat SK, kemudian