• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETA SOSIAL DESA CURUG

PARTISIPASI MASYARAKAT DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

2. Efektivitas Komunikasi.

Menurut Cangara (2003) fungsi komunikasi adalah berusaha meningkatkan hubungan antara satu orang dengan orang yang lain (human relations) menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengatahuan dan pengalaman dengan orang lain. Lebih jauh ada beberapa tipe komunikasi diantaranya adalah komunikasi publik yang berfungsi untuk menumbuhkan semangat kebersamaan (solidaritas), mempengaruhi orang lain, memberi informasi, mendidik dan menghibur. Sedangkan yang dimaksud dengan efektivitas komunikasi pada kajian ini adalah mengenai interaksi atau hubungan yang terjadi antar stakeholder yang ada di Desa Curug pada pelaksanaan Program Imbal Swadaya (PIS).

Tingkat efektivitas komunikasi dikatakan tinggi apabila hubungan yang terjalin antar stakeholder berjalan baik, adanya kesempatan dan informasi yang diberikan kepada masyarakat oleh pemerintah, serta berjalannya saluran komunikasi

68

yang ada. Efektivitas komunikasi dalam pengambilan keputusan yang tinggi menunjukkan bahwa hubungan yang terjalin antar stakeholder dan informasi yang ada berjalan sebagaimana mestinya. Dan yang terpenting adalah berjalannya saluran komunikasi yakni kelembagaan yang ada di desa Curug yakni arisan bulanan atau pertemuan di tingkat RT (Rukun Tetangga) dan forum pengajian sebagai wadah penyampaian informasi yang ada. Sedangkan rendahnya efektivitas komunikasi dengan tingkat pengambilan keputusan yang rendah lebih dikarenakan masyarakat itu sendiri jarang mendatangi tempat-tempat pertemuan tersebut.

Secara umum apabila kita melihat dari tabel berikut yang berhubungan dengan efektivitas komunikasi, dari hasil penelitian ternyata berada pada kategori rendah. Hal ini dikarenakan saluran komunikasi yang ada keberadaannya tidak stabil. Maksudnya bahwa bentuk-bentuk organisasi kemasyarakatan yang ada tidak seluruhnya bisa berjalan lancar, ada pula beberapa organisasi masyarakat yang sifatnya khusus seperti kelompok ekonomi maupun kelompok tani tidak berjalan sama sekali. Yang lebih stabil keberadaannya adalah perkumpulan Rukun Tetangga (RT), sehingga segala informasi sekarang ini mengenai pembangunan di lingkungannya bisa diketahui lewat perkumpulan RT ini. Hubungan yang terjadi antar stake holder di Desa Curug sebenarnya masih bisa dikatakan bagus, karena adanya sistem pengajuan pembangunan desa melalui forum warga ke tingkat desa.

Tabel 14. Persentase Responden Menurut Bentuk Partisipasi dan Efektivitas Komunikasi dalam Program Imbal Swadaya di Desa Curug Tahun 2004.

Bentuk Partisipasi Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan (Total 100%) Menyumbang Dana (Total 100%) Menyumbang Tenaga (Total 100%) Menyumbang Tanah (Total 100%) Memanfaatkan Hasil (Total 100%) Tinggi (%) Rendah (%) Tinggi (%) Rendah (%) Tinggi (%) Rendah (%) Tinggi (%) Rendah (%) Tinggi (%) Rendah (%) Efektivitas Komunikasi Tinggi (%) 83,3 16,7 66,7 33,3 33,3 66,7 0 100,0 33,3 66,7 Rendah (%) 50,0 50,0 41,7 58,3 25,0 75,0 8,3 91,7 33,3 66,7 Total (%) 61,1 38,9 50,0 50,0 27,8 72,2 5,6 94,4 33,3 66,7

69

Tabel 14 menyajikan data bentuk-bentuk partisipasi dihubungkan dengan efektivitas komunikasi. Berikut akan diuraikan pengaruh faktor efektivitas komunikasi terhadap bentuk-bentuk partisipasi yang muncul saat pelaksanaan PIS.

Efektivitas komunikasi dan partisipasi dalam pengambilan keputusan. Pada Tabel 14 diperlihatkan walaupun efektivitas komunikasi rendah namun tingkat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan tetap tinggi , karena berjalannya pertemuan warga di tingkat RT tersebut.

Efektivitas komunikasi dan partisipasi dalam menyumbangkan dana. Sedangkan pengaruhnya terhadap tingkat partisipasi dalam menyumbangkan dana menunjukkan tidak berpengaruh terhadap bentuk partisipasi ini karena persentase tinggi dan rendahnya hubungan efektivitas komunikasi dengan tingkat partisipasi dalam menyumbangkan tenaga persentasenya sama (50 persen).

Efektivitas komunikasi dan partisipasi dalam menyumbangkan tenaga. Partisipasi masyarakat dalam menyumbangkan tenaga ternyata menunjukkan kategori rendah yakni ada 13 orang (72,2 persen). Efektivitas komunikasi dalam hal ini hubungan antara pelaksana pembangunan (aparat desa) tidak bisa berlangsung dengan baik tanpa adanya saluran komunikasi yakni pertemuan warga. Sosialisasi program yang dilakukan untuk pelaksanaan pembangunannya tidak efektif sehingga warga menjadi kurang tahu adanya pelaksanaan program ini. Pada Tabel 14 ini ditunjukkan pula bahwa ada sembilan orang dengan efektivitas komunikasi dan tingkat menyumbangkan tenaga berada pada kategori rendah.

Efektivitas komunikasi dan partisipasi dalam menyumbangkan tanah. Efektivitas komunikasi yang rendah ternyata tidak berpengaruh terhadap tingginya partisipasi dalam mengorbankan tanah. Walaupun hanya ada satu orang yang mengorbankan tanah berarti tidak dipengaruhi ada tidaknya hubungan, maupun saluran komunikasi yang ada di Desa Curug, hal yang mempengaruhi lebih cenderung karena kesadaran individu dari yang bersangkutan, yang tidak pula mengkondisikan keadaan ekonominya karena beliau hanya berprofesi sebagai tukang ojek.

Efektivitas komunikasi dan partisipasi dalam memanfaatkan hasil. Sedangkan dalam hal partisipasi warga dengan memanfaatkan hasil yang terlihat pada Tabel 14, bahwa dengan efektivitas komunikasi yang rendah ternyata

70

berdampak pula terhadap tingkat partisipasi warga dalam memanfaatkan hasil yang rendah pula 66,7 persen (delapan orang). Hubungan antar stakeholder yang kurang mengadakan pendekatan dengan masyarakat, serta adanya masyarakat atau warga yang tidak memanfaatkan saluran komunikasi yang ada menyebabkan hal ini.

3. Kepemimpinan.

Pembahasan tentang kepemimpinan berhubungan dengan sikap yang dimiliki penguasa wilayah dalam hal ini kepala desa, dan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Dari hal tersebut dapat kita lihat mengenai siapa-siapa saja yang disegani oleh masyarakat, siapa saja yang terlibat dalam program dan bagaimana hubungan masyarakat dengan orang yang memiliki pengaruh tersebut.

Menurut Lestari (1991) terdapat tiga macam cara dalam pemberian instruksi yakni pertama secara bertahap dengan melihat situasi dan kondisi warga, kedua secara sekaligus (menyeluruh) dari semua program, ketiga dengan cara memaksa untuk mengejar ‘target’ terutama pada program dari atas desa dan yang telah direncanakan kepala desa tersebut sebelumnya. Sedangkan di Desa Curug menurut informasi yang di dapat, bahwa informasi di berikan secara bertahap sesuai situasi dan kondisi warga. Artinya kepala desa tidak semena-mena menyerahkan urusan pembangunan kepada masyarakatnya tanpa melihat kemampuan dari masyarakatnya. Karena dengan tanggap terhadap kemampuan masyarakatnya akan berpengaruh terhadap tingkat partisipasi masyarakat nantinya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepemimpinan dikatakan tinggi bila masyarakat diberi kesempatan untuk ikut menentukan keputusan di desanya dan pengaruh pemimpin terhadap masyarakat dianggap baik. Sebaliknya bila masyarakat tidak diberi kesempatan pemimpinnya untuk ikut terlibat dalam pembangunan dan pemimpin tersebut memiliki pengaruh yang buruk di masyarakat maka tingkat kepemimpinan dikatakan rendah.

Tabel 15 menyajikan data bentuk-bentuk partisipasi dihubungkan dengan kepemimpinan. Barikut akan di uraikan pengaruh faktor kepemimpinan terhadap bentuk-bentuk partisipasi yang muncul pada saat pelaksanaan PIS.

Kepemimpinan dan partisipasi dalam pengambilan keputusan . Berikut dari Tabel 15 yang akan disajikan di bawah ini terlihat bahwa terhadap partisipasi warga

71

dalam pengambilan keputusan, tingkat kepemimpinan di Desa Curug tinggi (61,1 persen). Artinya secara umum para pemimpin di Desa Curug dalam pelaksanaan pembangunan di Desa Curug masih memberikan kesempatan pada warganya untuk ikut serta. Terbukti dari hasil penelitian ada 63,6 persen (tujuh orang) berada pada kategori ini. Sebaliknya hanya sebanyak 42,9 persen (tiga orang) berada pada kategori rendah yang disebabkan karena ada beberapa warga yang merasa tidak dilibatkan dalam pelaksanaan program ini.

Kepemimpinan dan partisipasi dalam menyumbangkan dana. Secara keseluruhan kepemimpinan tidak memiliki pengaruh dalam hal membentuk partisipasi warga dalam bentuk dana. Namun tingginya pengaruh kepemimpinan ternyata tetap memiliki pengaruh terhadap tingkat partisipasi warga dalam menyumbangkan dana. Artinya pengaruh pimpinan di lingkungannya dalam hal ini dekatnya pimpinan dengan warganya, ternyata juga membuat warga menjadi berpartisipasi dalam bentuk dana. Pada Tabel 15 terlihat dengan tingkat kepemimpinan yang tinggi ternyata lebih banyak pengaruhnya terhadap warga yang berpartisipasi daripada apabila pengaruh kepemimpinannya rendah.

Tabel 15. Persentase Responden Menurut Bentuk Partisipasi dan Kepemimpinan dalam Program Imbal Swadaya di Desa Curug Tahun 2004. Bentuk Partisipasi Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan (Total 100%) Menyumbang Dana (Total 100%) Menyumbang Tenaga (Total 100%) Menyumbang Tanah (Total 100%) Memanfaatkan Hasil (Total 100%) Tinggi (%) Rendah (%) Tinggi (%) Rendah (%) Tinggi (%) Rendah (%) Tinggi (%) Rendah (%) Tinggi (%) Rendah (%) Kepemimpinan Tinggi (%) 63,6 36,4 54,5 45,5 27,3 72,7 0 100,0 36,4 63,6 Rendah (%) 57,1 42,9 42,9 57,1 28,6 71,4 14,3 85,7 28,6 71,4 Total (%) 61,1 38,9 50,0 50,0 27,8 72,2 5,6 94,4 33,3 66,6

72

Kepemimpinan dan partisipasi dalam menyumbangkan tenaga. Dalam bentuk menyumbangkan tenaga, Tabel 15, ternyata tingkat partisipasi warga lebih banyak menunjukkan hasil yang rendah. Pada tabel diatas dapat digambarkan bahwa walaupun pendekatan kepemimpinan yang dilakukan aparat desa bagus, namun apabila warga kurang merespon hal pembangunan di desanya akan berdampak pada bentuk partisipasi yang disumbangkan. Disamping itu pula ternyata pendekatan aparat desa pada pelaksanaan program ini tidak di barengi dengan penggalakan partisipasi masyarakat, tetapi dalam pelaksanaannya tetap mengandalkan pada tenaga yang dibayar untuk menyelesaikan pelaksanaan program ini. Hanya ada lima orang warga (27,8 persen) yang menyatakan merespon kegiatan ini dengan berpartisipasi dalam bentuk tenaga.

Kepemimpinan dan partisipasi dalam menyumbangkan tanah. Faktor kepemimpinan ternyata tidak berpengaruh terhadap bentuk partisipasi warga dalam menyumbangkan tanahnya. Pada Tabel 15 terlihat hanya ada satu orang warga yang merespon usaha pendekatan dari pimpinannya untuk mendapatkan tanah. Walaupun beliau tidak terlalu memusingkan apakah sebelumnya dilibatkan atau tidak dalam penentuan perencanaan.

Kepemimpinan dan partisipasi dalam memanfaatkan hasil. Sedangkan dalam memanfaatkan hasil secara umum kepemimpinan tetap memiliki pengaruh. Karena pemimpin disini sudah berhasil mewujudkan sarana umum yang menunjang kenyamanan warganya dalam mencari nafkah, sehingga propaganda yang ditawarkan oleh pemimpin mendapat reaksi yang positif dari warganya.

Ikhtisar

Dari hasil analisis kuantitatif di atas, dapat di simpulkan pada Tabel 16 mengenai gambaran secara umum kondisi partisipasi masyarakat Desa Curug dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada saat pelaksanaan PIS.

73

Tabel 16. Hubungan antara Bentuk Partisipasi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Warga pada saat pelaksanaan PIS

Bentuk Partisipasi Faktor Yang Mempngaruhi Pengambilan Keputusan Menyumbangkan Dana Menyumbangkan Tenaga Mengorbankan Tanah Memanfaatkan Hasil 1 2 3 4 5 Motivasi V - - - - Kemampuan Berorganisasi - V - - - Kemauan Berpartisipasi V - - - - Kesempatan Berpartisipasi - - - - - Efektivitas Komunikasi V V - - - Kepemimpinan V - - - - Keterangan : V = Ada hubungan - = Tidak ada hubungan

Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor motivasi, kemauan berpartisipasi, efektivitas komunikasi dan kepemimpinan lebih memiliki pengaruh terhadap terjadinya bentuk partisipasi dalam pengambilan keputusan warga pada saat pelaksanaan PIS.

Faktor motivasi memiliki pengaruh terhadap bentuk partisipasi dalam pengambilan keputusan disebabkan karena adanya dorongan dari dalam diri warga itu sendiri untuk berbuat seseuatu yang bertujuan agar desanya lebih maju. Adanya kemauan berpartisipasi warga lebih disebabkan karena adanya manfaat dari hasil partisipasi itu sendiri terhadap pemenuhan kebutuhan hidup sehari- hari. Terjalinnya hubungan antara stakeholder yang ada di Desa Curug menunjukkan adanya hubungan antara efektivitas komunikasi dengan bentuk partisipasi dalam

74

pengambilan keputusan warga. Hal tersebut tidak terlepas pula dengan melihat sikap pimpinan di wilayah Desa Curug dalam memberikan kesempatan kepada warganya untuk berpartisipasi dalam pembangunan desa.

Bentuk partisipasi dalam menyumbangkan dana lebih dipengaruhi karena adanya faktor kemampuan berorganisasi dan efektivitas komunikasi.

Warga memanfaatkan organisasi yang ada untuk menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungannya dan mereka tahu benar bagaimana kondisi lingkungan dan kemasyarakatan yang ada melalui ikut tidaknya dalam organisasi di desanya, aktif tidaknya dalam berorganisasi serta perannya dalam berorganisasi. Sekaligus dalam berorganisasi tersebut merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan pimpinan wilayah mengenai pembangunan di desanya.

Sedangkan faktor-faktor pada tabel diatas ternyata belum banyak mempengaruhi bentuk partisipasi dalam hal menyumbangkan tenaga, mengorbankan tanah dan memanfaatkan hasil.

Faktor kesempatan berpartisipasi ternyata dalam tabel diatas belum banyak berpengaruh terhadap bentuk-bentuk partisipasi yang ada. Peluang yang ada dimasyarakat untuk berpartisipasi belum ada secara optimal, kebutuhan masyarakat untk berpartisipasi belum tersedia secara layak hal tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh sikap yang ditunjukkan oleh masyarakat sendiri terhadap informasi pembangunan yang ada di wilayahnya.

Dokumen terkait