• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indikator Efektivitas

Efektivitas Komunikasi pengembangan pariwisata adalah keberhasilan pelaksanaan komunikasi dalam mencapai tujuan-tujuan pengembangan pariwisata. Komunikasi pengembangan pariwisata tidak akan berjalan maksimal jika tidak dilakukan secara efektif. Komunikasi dinilai efektif apabila pesan yang disampaikan oleh sumber dapat dipahami pihak penerima pesan sehingga menimbulkan sebuah efek dari akibat aktivitas pengiriman dan penerimaan pesan. Efektivitas komunikasi dapat dilihat dari 4 indikator, yaitu aspek AIDA. AIDA berfungsi untuk mengukur seberapa besar pengaruh dari pesan yang disampaikan melalui proses komunikasi dilihat dari komponen Attention (perhatian) , Interest

(Ketertarikan), Desire (Minat), dan Action (Tindakan) Secara keseluruhan efektivitas komunikasi dalam penelitian ini dapat dilihat keseluruhan dari tabel berikut :

Tabel 9 Persentase dan rataan skor wisatawan Perkampungan Budaya Betawi berdasarkan efektivitas komunikasi

` Efektivitas komunikasi

Persentase (%) Rata-rata skor* Rendah Sedang Tinggi

1 2 3 4 Tingkat perhatian Tingkat ketertarikan Tingkat minat Tingkat tindakan 47,5 37,5 40,0 30,0 15,0 35,0 20,0 45,0 37,5 27,5 40,0 25,0 3,14 2,96 2,99 2,74 Total 2,91 *Skor:

1= tidak penting, tidak tertarik,tidak ingin,tidak menikmati, tidak puas

2= kurang penting, kurang tertarik, kurang ingin, kurang menikmati, kurang puas 3= penting, tertarik, ingin, menikmati, puas

4= sangat penting, sangat tertarik, sangat menikmati, sangat puas

Tabel 9 menunjukkan persentase wisatawan PB Betawi berdasarkan indikator AIDA. Semua variabel efektivitas komunikasi mayoritas berada pada kategori rendah kecuali variabel tingkat tindakan. Variabel tingkat tindakan berada pada kategori sedang, lalu diikuti oleh kategori rendah dengan selisih 15% dan kategori tinggi dengan selisih 20%. Selanjutnya Indikator AIDA dengan rataan skor tertinggi adalah tingkat perhatian (attention) sedangkan indikator dengan skor terendah adalah tingkat tindakan (action). Skor rata-rata attention secara keseluruhan adalah 3,14. Skor tersebut menjelaskan bahwa rata-rata wisatawan PB Betawi menganggap pesan- pesan komunikasi pengembangan pariwisata yang disampaikan oleh pengelola adalah hal yang penting sehingga menarik perhatian wisatawan. Attention yang tinggi disebabkan oleh wisatawan yang menganggap bahwa semua pesan komunikasi pengembangan pariwisata PB Betawi merupakan

suatu hal yang penting. Selain itu, ketika wisatawan pertama kali terdedah oleh komunikasi pengembangan pariwisata PB Betawi, pada umumnya wisatawan akan banyak menaruh perhatian pada pesan yang disampaikan karena informasi di dalam aktivitas komunikasi tersebut merupakan informasi baru dan juga menarik untuk didengarkan atau dilihat.

Tingkat tindakan (Action) merupakan indikator dengan skor rata-rata terendah dibandingkan dengan indikator lainnya. Skor rata-rata action secara keseluruhan adalah 2,74. Skor tersebut menggambarkan bahwa wisatawan masih merasa kurang menikmati dan kurang puas terhadap produk wisata PB Betawi walaupun telah terdedah informasi. Hal tersebut disebabkan oleh ekspektasi wisatawan setelah mendapatkan informasi produk wisata PB Betawi melalui komunikasi pengembangan pariwisata berbeda dengan pengalaman nyata yang didapatkan wisatawan ketika berkunjung. Banyak wisatawan yang mengeluhkan masih kurangnya fasilitas dan sarana yang mendukung wisatawan ketika sedang berkunjung ke Perkampungan Budaya Betawi. Tingkat ketertarikan (Interest) dan tingkat minat (desire) memiliki rata-rata skor sebesar 2,96 dan 2,99 . Hal tersebut menunjukkan bahwa pesan-pesan komunikasi pengembangan wisata oleh pengelola masih kurang menarik dan juga masih kurang menarik minat wisatawan untuk melakukan kunjungan.

Tingkat Perhatian

Dari tabel Tabel 9 dapat diketahui bahwa mayoritas wisatawan termasuk kedalam kategori rendah yaitu 47,5%. Pada kategori ini wisatawan dominan menyatakan kurang penting untuk mengetahui informasi mengenai produk wisata yang disediakan oleh PB Betawi. Berikut adalah skor rata-rata tingkat perhatian dari keseluruhan wisatawan.

Gambar 8 Rataan skor tingkat perhatian produk wisata PB Betawi

Gambar 8 menunjukkan dari semua informasi tetang produk wisata PB Betawi, produk yang paling dirasa penting oleh wisatawan adalah informasi mengenai festival Betawi dan juga seni budaya Betawi. Kedua produk ini memiliki

3,33 3,1 3,35 3,18 3,1 2,88 2,9 3,18 2,6 2,7 2,8 2,9 3 3,1 3,2 3,3 3,4 Produk Wisata

Seni dan Budaya Betawi Setu Babakan Festival Budaya

Fasilitas Perkampungan Betawi Mayarakat Betawi

55

skor tingkat perhatian yang tinggi karena selama ini wisatawan menungu informasi dari pengelola mengenai pertunjukan-pertunjukan seni Betawi, dan ketika mereka mendapat informasi mengenai pertunjukan Betawi, informasi tersebut dirasa sangat berharga karena wisatawan merasa jarang mendapat informasi tentang pertunjukan seni maupun festival budaya Betawi. Berikut adalah penjelasan salah satu wisatawan yang dapat mewakili wisatawan lainnya.

“... Gatau tuh saya jarang banget dapet info tentang pertunjukan atau festival disini. Padahal kalo dapet info pasti saya dateng soalnya penasaran banget.Pernah dapet info sekali tapi kebetulan waktunya gak pas sama acara lain...” (FA,23 tahun)

Selain itu, Gambar 8 juga menunjukkan produk wisata yang dirasa kurang penting untuk diketahui informasinya adalah informasi mengenai kegiatan masyarakat Betawi, perkampungan Betawi dan souvenir. Wisatawan yang menganggap kegiatan masyarakat Betawi tidak terlalu penting karena kunjungan yang dilakukan selama ini tidak ada keinginan untuk menyaksikan kegiatan masyarakat Betawi. Selain itu ada pula wisatawan yang menganggap bahwa kurang penting mengetahu kegiatan masyarakat Betawi karena wisatawan bukan bagian dari masyarakat Betawi. Lalu pada perkampungan Betawi terdapat wisatwan yang berpikiran bahwa perkampungan Betawi yang terdapat di PB Betawi merupakan bangunan biasa namun diberi hiasan Betawi sehingga tidak terlalu menarik dan penting untuk disampaikan. Berikut adalah pernyataan wisatawan mengenai perkampungan Betawi yang mewakili reponden lainnya:

“... Rumah Betawinya biasa aja soalnya kan ini emang kalo mau tinggal disini peraturannya rumah masyarakat harus ada unsur Betawinya, rumah Betawi yang bener-bener asli paling Cuma yang ada dideket panggung aja ...”(ML, 40 tahun)

Lalu untuk produk souvenir, beberapa wisatawan mengatakan bahwa souvenir yang terdapat di PB Betawi kurang begitu khas sehingga apabila ingin disebarkan informasi souvenirnya masih kurang menarik minat orang lain. Saran dari beberapa wisatawan adalah ketika souvenir khas PB Betawi sudah beraneka ragam dan berkualitas baik maka orang-orang tentu akan memberikan perhatian lebih kepada informasi-informasi yang disampaikan pengelola maupun orang lain tentang souvenir yang dijual di PB Betawi.

Tingkat Ketertarikan

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa mayoritas wisatawan berada pada kategori rendah yaitu sebesar 37,5 % dari total wisatawan. Artinya adalah wisatawan masih kurang tertarik terhadap produk-produk wisata yang terdapat di PB Betawi setelah mendapatkan informasi. Berikut adalah skor rata-rata dari tingkat ketertarikan wisatawan terhadap produk wisata PBB.

Gambar 9 Rataan skor tingkat ketertarikan produk wisata PB Betawi Dari Gambar 9 dapat diketahui produk wisata yang banyak tidak diminati oleh wisatawan yaitu masyarakat Betawi, perkampungan Betawi dan souvenir khas PB Betawi. Beberapa wisatawan tidak tertarik pada masyarakat Betawi karena tujuan mereka berkunjung ke PB Betawi memang bukan untuk melihat kegiatan masyarakat Betawi. Selain itu ada pula wisatawan yang termasuk ke dalam suku Betawi mengatakan bahwa lingkungan tempat tingalnya merupakan lingkungan Betawi, sehingga ketika berkunjung ke PB Betawi wisatawan tidak lagi ingin menyaksikan kegiatan masyarakat Betawi melainkan produk wisata yang lain. Produk perkampungan Betawi juga kurang diminati oleh beberapa wisatawan karena wisatawan merasa perumahan atau perkampungan Betawi merupakan hal umum di Jakarta, yang membedakan adalah di kawasan PB Betawi rumah Betawi tersebut dijadikan objek wisata. Produk souvenir yang disediakan di PB Betawi kurang beraneka ragam menurut beberapa wisatawan. Berikut adalah pernyataan salah satu wisatawan yang mewakili wisatawan lainnya:

“... Disini yang khasnya paling bir pletok aja mas, kalo yang lain kaya baju atau sejenis mah banyak dijual di luar,disini malah banyakan mainan anak-anak ...”(MF,25 tahun)

Pada umumnya produk wisata yang memiliki daya tarik tinggi terhadap seluruh wisatawan adalah festival budaya Betawi, Setu Babakan dan kuliner khas PB Betawi. Wisatawan tertarik dengan festival budaya Betawi karena festival Betawi sangat jarang diadakan di Jakarta sehingga apabila ada kesempatan wisatawan banyak yang ingin menyaksikan. Setu Babakan dengan kuliner merupakan produk yang berdaya tarik tinggi karena kedua produk saling menunjang. Bagi wisatawan yang membeli kuliner khas PB Betawi akan disediakan meja lesehan dipinggir Setu Babakan sehingga sambil menikmati kuliner, wisatawan juga dapat menikmati indahnya danau Setu Babakan.

3,18 3,08 3,23 2,85 2,7 2,65 2,83 0 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 Produk Wisata

Seni dan Budaya Betawi Setu Babakan Festival Budaya

Fasilitas Perkampungan Betawi Mayarakat Betawi

57

Tingkat Minat

Tabel 9 menunjukkan bahwa mayoritas wisatawan yang termasuk ke dalam kategori rendah dan kategori tinggi memiliki persentase yang sama (40%). Wisatawan yang termasuk kedalam kategori rendah umumnya merupakan wisatawan yang hanya memiliki tujuan khusus untuk berkunjung ke PB Betawi. Wisatawan yang termasuk ke dalam kategori tinggi adalah wisatawan yang ingin menyaksikan berbagai atraksi wisata di PB Betawi baik yang sudah pernah disaksikan maupun yang belum pernah disaksikan. Berikut adalah rataan skor tingkat minat wisatawan terhadap informasi produk wisata PB Betawi.

Gambar 10 Rataan skor tingkat minat produk wisata PB Betawi

Gambar 10 menunjukkan dari seluruh produk wisata yang terdapat di PB Betawi banyak wisatawan yang ingin sekali menyaksikan festival budaya Betawi dan seni budaya Betawi karena hanya produk wisata tersebut yang belum pernah disaksikan, seperti menurut wisatawan dibawah ini:

“... Kalau ada waktu saya mau banget nonton festival Betawi. Iyalah soalnya kan pusatnya Betawi ya disini terus selain di monas paling juga saya tahunya festival Cuma ada disini.Tapi sayang kadang saya gadapet info kalo lagi ada festival, atau bisa juga pernah saya dapet info tapi telat jadi bentrok sama jadwal kerja sama jadwa lain. Kalo ada waktu saya mau ...”( FA,23 tahun)

Gambar 10 juga menunjukkan produk wisata yang paling tidak ingin dinikmati oleh wisatawan, yaitu masyarakat Betawi. Banyak wisatawan yang menyatakan bahwa masyarakat Betawi masih banyak tinggal di sekitar lingkungan mereka sehingga mereka tidak terlalu tertarik untuk melihat aktivitas masyarakat Betawi di Perkampungan Budaya Betawi. Wisatawan yang tidak minat terhadap masyarakat Betawi pada umumnya juga tidak memiliki minat untuk menyaksikan

3,25 3,18 3,43 2,73 2,7 2,63 2,85 3,23 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 Produk Wisata

Seni dan Budaya Betawi Setu Babakan Festival Budaya

Fasilitas Perkampungan Betawi Mayarakat Betawi

perkampungan Betawi. Hal tersebut dikarenakan rumah Betawi masih banyak dilihat di pemukiman kota Jakarta walaupun tidak asli seperti rumah adat Betawi di PB Betawi.

Tingkat Tindakan

Dari tabel 9 dapat diketahui bahwa mayoritas wisatawan berada pada kategori sedang yaitu sebesar 45% dari total wisatawan. Wisatawan pada kategori ini dicirikan dengan pada sebagian produk wisata wisatawan menyatakan puas namun pada sebagian wisata lainnya wisatawan menyatakan masih kurang puas.Berikut adalah rataan skor action wisatawan yang berkunjung ke PB Betawi.

Gambar 11 Rataan skor tingkat tindakan produk wisata PB Betawi

Gambar 11 menunjukkan bahwa Setu Babakan dan kuliner merupakan produk wisata yang paling dinikmati dan dirasa puas oleh wisatawan. Kedua produk ini saling menunjang satu sama lain karena mayoritas wisatawan yang datang ke PB Betawi dengan tujuan menikmati kuliner pasti juga menikmati danau Setu Babakan.Kuliner yang khas Betawi serta harganya yang murah menjadi pemikat wisatawan.Lalu ditambah oleh makan dengan konsep lesehan disepanjang Setu Babakan sambil memandangi danau yang rasanya sejuk membuat kedua produk ini paling digemari oleh wisatawan yang berkunjung ke PB Betawi.

Gambar 11 menunjukkan produk wisata festival budaya, fasilitas, perkampungan Betawi, masyarakat Betawi, dan souvenir merupakan produk yang masih kurang memberikan kenikmatan maupun kepuasan bagi wisatawan. Berikut adalah pernyataan dari salah satu wisatawan:

“... Kalau fasilitas masih kurang disini, harus ditambah lagi paling soalnya saya rasa fasilitas disini masih biasa-biasa aja Malah masjid adaya di luar kawasan jadi jauh buat sholat, terus juga

5,7 6,3 5,1 5,3 5,225 5,075 5,05 6,15 0 1 2 3 4 5 6 7 Produk Wisata

Seni dan Budaya Betawi Setu Babakan Festival Budaya

Fasilitas Perkampungan Betawi Mayarakat Betawi

59

gara-gara diubah jadi duduk lesehan yang tadinya pake bangku saya jadi kurang suka ...”(FE, 23 tahun)

Berikut terdapat pernyataan responden mengenai perkampungan atau perumahan Betawi :

“... Sebenernya saya nikmatin perkampungan Betawinya, tapi gara-gara letaknya di luar jadi saya Cuma sebentar liat-liatnya, masih kurang lama, jadi kurang puas ...”(AY, 32 tahun)

Produk wisata festival budaya tidak menyumbangkan skor yang tinggi karena kebanyakan dari wisatawan belum pernah menyaksikan secara langsung festival budaya Betawi yang diadakan di PB Betawi. Mereka hanya mendengar tentang festival budaya dari kerabat terdekat. Lalu ada juga yang mengatakan kurang puas pada masyarakat Betawi di kawasan PB Betawi, berikut pernyataan salah satu responden :

“... Saya lagi bawa anak-anak TK motornya orang-orang sini pada kenceng-kenceng banget, padahal tahu banyak anak-anak kecil yang lagi lewat ...”(ST, 26 tahun)

Yoeti (2001b) menjelaskan bahwa antara wisatawan dan masyarakat, mereka berhubungan sementara (transitory relationship), sehingga tidak ada hubungan yang mendalam. Hubungan yang bersifat transitory (sementara) dan non- repetitive (tidak berulang), sering menyebabkan mereka yang berhubungan tidak memikirkan dampak interaksi mereka terhadap interaksi di masa yang akan datang. Pernyataan Yoeti dapat menjelaskan alasan mengapa masyarakat sekitar PB Betawi masih kurang peduli terhadap wisatawan yang datang ke kawasan wisata. Masyarakat menganggap anak-anak TK tersebut sebagai wisatawan yang berkunjung sementara dan tidak memikirkan dampak kedepan terhadap persepsi negatif guru TK yang mendampingi anak-anak tersebut terhadap perilaku masyarakat Betawi di sekitar PB Betawi.

Hubungan Antara Keterdedahan dengan Efektivitas Komunikasi

Hubungan antara keterdedahan komunikasi pengembangan pariwisata dengan efektivitas komunikasi dianalisis dengan koefisien Rank Spearman

Tabel 10 Nilai koefisien korelasi antara keterdedahan komunikasi pengembangan pariwisata dengan efektivitas komunikasi di Perkampungan Budaya Betawi

Keterangan:

� = Rank Spearman

* = Hubungan nyata **= Hubungan sangat nyata

Hasil pengujian Rank Spearman pada Tabel 10 secara keseluruhan menunjukkan hasil nilai koefisien korelasi pada tingkat korelasi rendah (� =0,21 – 0,40) dan tingkat korelasi sedang (� =0,41 – 0,60). Hubungan yang sangat nyata (p<0,01) ditunjukkan oleh variabel tingkat keragaman sumber informasi dengan tingkat tindakan. Adapun hubungan nyata (p<0,05) ditunjukkan oleh variabel tingkat keterdedahan sumber informasi dengan tingkat minat tingkat keterdedahan sumber informasi dengan tingkat tindakan, dan tingkat penerimaan isi pesan dengan tingkat tindakan. Hubungan yang terbukti signifikan berdasarkan Tabel 8 secara rinci dijelaskan sebagai berikut:

Hubungan tingkat keragaman sumber informasi PB Betawi dengan tingkat tindakan

Hubungan sangat nyata (p < 0,01 ) antara komunikasi pengembangan pariwisata dengan efektivitas komunikasi pengembangan pariwisata ditunjukkan pada hubungan tingkat keragaman sumber informasi dengan tingkat tindakan dengan koefisien sebesar 0,42 . Artinya adalah semakin tinggi tingkat keragaman sumber informasi yang digunakan untuk mengakses informasi mengenai PB Betawi maka semakin tinggi pula tingkat tindakan yang dilakukan oleh wisatawan yaitu dalam menikmati dan juga rasa puas terhadap suatu produk wisata di PB Betawi. Hubungan tersebut didukung pula oleh hasil tabulasi silang pada Tabel 11 berikut ini. Komunikasi pengembangan pariwisata Koefisie n

Efektivitas komunikasi pengembangan pariwisata Tingkat

perhatian

Tingkat

ketertarikan Tingkat minat

Tingkat tindakan

Koef Koef Koef Koef

Tingkat keragaman sumber informasi PB Betawi � -0,049 0,183 0,293 0,420** Tingkat keterdedahan sumber informasi PB Betawi � -0,096 0,212 0,344* 0,382* Tingkat penerimaan isi pesan � -0,054 0,169 0,211 0,383*

61

Tabel 11 Jumlah dan persentase wisatawan berdasarkan tingkat keragaman sumber informasi dan tingkat tindakan

Tingkat Keragaman Sumber Informasi Tingkat Tindakan Total

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n % n %

Tinggi 3 20 5 33,3 7 46,7 15 100

Sedang 0 0 4 80 1 20 5 100

Rendah 9 45 9 45 2 10 20 100

Total 12 30 18 45 10 25 40 100

Tabel 11 menunjukkan bahwa persentase terbesar berada pada wisatawan yang memiliki tingkat keragaman sumber informasi yang sedang dengan tingkat tindakan yang sedang pula, yaitu 80%. Lalu persentase yang besar juga ditunjukkan oleh wisatawan yang berada pada tingkat keragaman sumber informasi kategori tinggi dengan tingkat tindakan yang tinggi sebesar 46,7%. Hasil tabulasi silang tersebut menggambarkan bahwa peningkatan tingkat keragaman sumber informasi juga diikuti oleh peningkatan tingkat tindakan.

Setiap sumber informasi yang digunakan oleh wisatawan untuk mengakses informasi mengenai PB Betawi memiliki kharakteristik informasi yang berbeda- beda sehingga semakin tinggi kergamannya maka informasi yang diterima lebih beragam. Spanduk atau papan pengumuman yang dipasang oleh pengelola mengandung informasi mengenai jadwal kegiatan seni tari dan festival budaya Betawi Betawi sehingga wisatawan yang mendapat informasi dari spanduk atau papan pengumuman akan terpengaruh untuk menikmati maupun merasa puas terhadap produk seni tari atau festival budaya Betawi. Saluran interpersonal seperti keluarga dan teman umumnya memberikan informasi kepada wisatawan mengenai Setu Babakan. Keluarga wisatawan banyak bercerita mengenai perkembangan Setu Babakan dari sebelum menjadi kawasan wisata hingga menjadi kawasan wisata seperti saat ini. Dari cerita tersebut wisatawan mengambil keputusan untuk menikmati keindahan Setu Babakan dan merasa puas karena telah berhasil menikmati keindahan Setu Babakan seperti yang diceritakan oleh keluarga. Saluran interpersonal juga banyak memberikan informasi mengenai kuliner yang terdapat di PB Betawi karena selama ini kuliner PB Betawi tidak menjadi konten utama dalam objek promosi PB Betawi. Informasi yang diberikan oleh pihak keluarga atau teman disampaikan dalam bentuk cerita pengalaman. Cerita pengalaman yang merasa puas akan kuliner yang terdapat di PB Betawi mempengaruhi tingkat tindakan wisatawan untuk menikmati kuliner dan merasa puas karena telah mencoba kuliner yang diceritakan oleh keluarga kepada wisatawan.

Hubungan tingkat keterdedahan informasi PB Betawi dengan tingkat minat

Hubungan nyata (p < 0,05 ) antara komunikasi pengembangan pariwisata dengan efektivitas komunikasi pengembangan pariwisata ditunjukkan pada hubungan tingkat keterdedahan sumber informasi dengan tingkat minat. Hasil uji korelasi Rank Spearman mengasilkan koefisien korelasi sebesar 0,322 dengan arah positif . Artinya adalah semakin sering wisatawan menerima informasi mengenai PB Betawi makan semakin tinggi keinginan (tingkat minat) wisatawan untuk menikmati suatu produk wisata yang terdapat di PB Betawi. Hasil tersebut didukung oleh hasil tabulasi silang antara tingkat keterdedahan informasi dengan tingkat minat pada tabel 12 berikut ini.

Tabel 12 Jumlah dan persentase wisatawan berdasarkan tingkat keterdedahan sumber informasi dan tingkat minat

Tingkat Keterdedahan Sumber Informasi Tingkat Minat Total

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n % n %

Tinggi 2 14,3 3 21,4 9 64,3 14 100

Sedang 3 50 2 33,3 1 16,7 6 100

Rendah 11 55 3 15 6 30 20 100

Total 16 40 8 20 16 40 40 100

Tabel 12 memaparkan bahwa persentase terbesar ditunjukkan oleh wisatawan yang memiliki tingkat keterdedahan sumber informasi pada kategori tinggi dengan tingkat minat yang juga tinggi, yakni sebesar 64,3%. Persentase tersebut dapat menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat keterdedahan sumber informasi PB Betawi maka semakin tinggi pula tingkat minat wisatawan untuk berkunjung. Hal tersebut disebabkan secara tidak sadar wisatawan yang terus menerus menerima informasi mengenai PB Betawi akan semakin tertarik untuk membuktikan kebenaran informasi yang didapat tersebut, sehingga timbulah keinginan untuk menikmati wisata di PB Betawi.

Hubungan tingkat keterdedahan sumber informasi PB Betawi dengan tingkat tindakan

Dari Tabel 10 juga dapat dilihat terdapat hubungan yang nyata antara tingkat keterdedahan sumber informasi PB Betawi dengan tingkat tindakan. Hasil uji korelasi Rank Spearman mengasilkan koefisien korelasi sebesar 0,382 dengan arah positif. Artinya adalah semakin sering wisatawan menerima informasi mengenai PB Betawi maka wisatawan akan semakin banyak menikmati produk wisata yang terdapat di PB Betawi dan merasa puas akan kunjungan ke PB Betawi.

63

Hubungan tersebut juga didukung oleh hasil analisis tabulasi silang pada tabel berikut:

Tabel 13 Jumlah dan persentase wisatawan berdasarkan tingkat keterdedahan sumber informasi dan tingkat tindakan

Tingkat Keterdedahan Sumber Informasi Tingkat Tindakan Total

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n % n %

Tinggi 2 14,3 6 42,9 6 42,9 14 100

Sedang 2 33,3 3 50 1 16,7 6 100

Rendah 8 40 9 45 3 15 20 100

Total 12 30 18 45 10 25 40 100

Tabel 13 menunjukkan bahwa persentase terbesar berada pada wisatawan yang memiliki tingkat keterdedahan sumber informasi yang sedang dengan tingkat tindakan yang sedang pula, yaitu sebesar 50%. Persentase tersebut menjelaskan bahwa adanya peningkatan pada variabel keterdedahan sumber informasi berhubungan dengan peningkatan variabel tingkat tindakan. Hal tersebut disebabkan wisatawan dengan tingkat keterdedahan sumber informasi yang tinggi cenderung ingin membuktikan informasi-informasi yang didapat sebelum berkunjung, dan apabila telah berhasil membuktikan kebenaran informasi tersebut maka wisatawan akan merasa puas. Hal ini dibuktikan oleh salah satu penuturan wisatawan. Seperti yang dikatakan oleh salah satu wisatawan:

“... Temen saya cerita terus de katanya kalo mancing di setu tuh enak banyak ikan dan gratis daripada mancing di kolam pemancingan.Gara-gara itu akhirnya saya nyoba mancing bareng temen saya, sampe sekarang saya hobi deh mancing disini ...”(MA, 45 tahun)

Hubungan tingkat penerimaan isi pesan dengan tingkat tindakan

Hubungan nyata (p <0,05) juga terlihat pada tingkat penerimaan isi pesan dengan tingkat tindakan. Hasil uji korelasi Rank Spearman menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,383 dengan arah positif .Semakin lengkap wisatawan menerima informasi mengenai Perkampungan Budaya Betawi maka akan semakin tinggi tingkat tindakan wisatawan dalam menikmati dan kepuasan dalam berkunjung. Hubungan tersebut didukung oleh tabulasi silang antara tingkat penerimaan isi pesan engan tingkat tindakan berikut ini.

Tabel 14 Jumlah dan persentase wisatawan berdasarkan tingkat penerimaan isi pesan dan tingkat tindakan

Tingkat Penerimaan

Isi Pesan

Tingkat Tindakan

Total

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n % n %

Tinggi 1 6,3 9 56,3 6 37,5 16 100

Sedang 4 40 3 30 3 30 10 100

Rendah 7 50 6 42,9 1 7,1 14 100

Total 12 30 18 45 10 25 40 100

Tabel 14 memaparkan bahwa persentase terbesar ditunjukkan oleh wisatawan yang memiliki tingkat penerimaan pesan pada kategori tinggi dengan tingkat tindakan yang sedang, yakni sebesar 56,3%. Lalu persentase yang besar ditunjukkan pula oleh wisatawan yang memiliki tingkat penerimaan pesan pada kategori rendah dengan tingkat tindakan yang rendah, yakni sebesar 50%. Hasil

Dokumen terkait