• Tidak ada hasil yang ditemukan

Effect, Impact, Influence (efek) yaitu tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah menerima pesan dari komunikator

Hindu di Bali

5. Effect, Impact, Influence (efek) yaitu tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah menerima pesan dari komunikator

Tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator terhadap isi pesan, yang dapat menimbulkan reaksi dari kedua belah pihak (Fajar, 2009: 59).

Sebagaimana diungkapkan oleh informan pemuka adat berikut ini: “Pelaksanan pesangkepan Purnama-Tilem adalah mampu menumbuhkan sikap salin menghargai antara sesama warga. Di dalam ajaran agama Hindu dikenal dengan “Tattwan Asi”. Tattwan

11 Wawancara dengan Akademisi dan Budayawan (IDAS) 27 Juni 2018.

Asi adalah sebuah konsep ajaran cinta kasih/kasih semesta dalam

agama Hindu yang dalam bentuk pelaksanaanya yaitu sikap saling menghargai dan menghormati sesama, menghargai hak orang lain dan menjungjung tinggi norma yang berlaku. Implikasi etika dan budaya, etika atau susila merupakan bagian dari Tri kerangka Agama Hindu. Etika dan susila adalah pedoman atau peraturan tingkah laku yang baik dan benar. Dengan harapan sosialisasi yang diberikan dapat memberikan pemahaman dan secara bertahap mampu merubah pola pikir umat Hindu khususnya yang ada di Payangan agar menyadari bahwa penggunaan sarana upakara yang mengandung bahan pengawet berbahaya bagi kesehatan mereka.”13

Penutup Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti dapat menarik simpulan antara lain :

1. Peran Pemuka Adat Dalam Diseminasi Pesan Bahaya Bahan Kimia pada Sarana Upakara Agama Hindu. Pemuka adat menyampaikan pesan persuasif agar lebih mudah di fahami oleh masyarakat (umat) dalam menyebarkan pesan mengenai bahaya bahan kimia yang terkandung pada sarana upakara khususnya pada janur (ibung) dan

tumpeng (olahan yang terbuat dari nasi). Pemuka adat di Payangan

memiliki tanggung jawab moral dalam menyebarkan pesan terkait bahaya bahan kimia yang terkandung pada sarana Upakara Agama Hindu. Fenomena yang terjadi dewasa ini masyarakat khususnya umat Hindu dipermudah dalam memenuhi perlengkapan sarana

Upakara yang hampir semuanya sudah tersedia di pasar tradisional,

toko yang menyediakan sarana upakara/banten, bahkan di supermarket. Segenap komponen pemuka adat gencar memberikan sosialisasi kepada masyarakat adat (umat Hindu) agar secara bertahap mau merubah pola pikir dan mau menggunakan janur segar dan membuat tumpeng sendiri di rumah dengan menggunakan nasi yang baru selesai dimasak untuk membuat sarana upakara/

banten”. Dengan harapan, semoga masyarakat adat (umat Hindu)

segera menyadari bahwa penggunaan bahan pengawet pada sarana

upakara seperti janur dan tumpeng sangat berbahaya bagi kesehatan

2. Strategi Komunikasi Pemuka Adat Dalam Diseminasi Pesan

Bahaya Bahan Kimia pada Sarana Upakara Agama Hindu. Berdasarkan hasil penelitian, adapun strategi komunikasi pemuka adat dalam diseminasi pesan bahaya bahan kimia pada sarana

upakara agama Hindu di Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar,

meliputi: program rutin yang dilakukan secara terprogram yakni

pesangkepan/pertemuan adat yang dilakukan pada hari Purnama

dan Tilem. Momen pesangkepan/pertemuan adat ini dimanfaatkan untuk memberikan sosialisasi sekaligus sebagai upaya menyebarkan informasi bahaya bahan kimia pada sarana upakara agama hindu khususnya janur dan tumpeng (olahan yang terbuat dari nasi) yang menggunakan bahan pengawet.

3. Bentuk Komunikasi Persuasif Pemuka Adat Dalam Diseminasi Pesan Bahaya Bahan Kimia Pada Sarana Upakara Agama Hindu. Komunikasi persuasif dalam diseminasi pesan yang dilakukan oleh pemuka adat adalah komunikasi yang senantiasa berorientasi pada segi-segi psikologis masyarakat adat sebagai khalayak pesan (receiver) dalam rangka membangkitkan kesadaran mereka untuk menerima dan melaksanakan pesan yang disampaikan.

Saran

Dalam kesempatan ini, peneliti akan menguraikan beberapa saran akademik sebagai berikut:

1. Penelitian ini fokus meneliti Komunikasi Persuasif Pemuka Adat Dalam Diseminasi Pesan Bahaya Bahan Kimia Pada Sarana Upakara Agama Hindu di Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar, peneliti menyarankan untuk dilakukan penelitian sejenis pada sarana upakara yang lainnya serta fokus kajian yang lebih bervariatif. Hal ini sangat penting dilakukan guna memperkaya khasanah keilmuan khususnya dalam bidang Ilmu Komunikasi Hindu.

2. Kepada Pemerintah Daerah, PHDI dan semua pihak terkait agar lebih intens melakukan sosialisasi dan melakukan diseminasi Pesan Bahaya Bahan Kimia Pada Sarana Upakara Agama Hindu di Bali. Hal ini bisa menjadi bahan masukan dan sumbang saran dalam menyusun berbagai kebijakan pemerintah dalam mengelola kearifan lokal dan melestarikan penggunaan sarana upakara tanpa bahan pengawet untuk menciptakan kehidupan yang harmoni di tengah-tengah masyarakat.

Daftar Pustaka

Anomim. Mengenal Hidrogen Peroksida (H2O2), http://www. forumsains. com / artikel/mengenalhidrogen-peroksida-H2O2; 2007.

Berger, Peter L. Dan Thomas Luckmann. 1990. Tafsir Sosial atas Kenyataan

: Risalah Tentang Sosiologi Pengetahuan, Jakarta : LP3ES.

Creswell, John W. 2014. Research Design, University of Nebraska-Lincoln, Sage.

Creswell, W. John. 2008. Educational Research: Planning, Conducting,

and Evaluating Quantitative and Qulitative Research. New Jersey:

Prentice Hall.

Denzim, Norman K, Lincoln, Yvonna S (ed). 1994. Handbook of

Qualitative Research. New Delhi India:Sage Publication, Inc.

DeVito Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia, Profesional Books

(Bahasa Indonesia) Jakarta, Professional Books.

Gunarta, 2008. Tri Hita Karana : Filsafat Hidup Harmonis Dalam

Hubungan Tiga Dimensi Bagi Masyarakat Umat Hindu di Bali.

Denpasar : Sanjiwani Jurnal Filsafat Vol.2, No.2.

Hansen, H.S. & Reinau, K.H., 2006. The Citizens in E-Participation. Aalborg University & National Environmental Research Institute, Fibigerstrde 11, DK-9220 Aalborg, Denmark.

Harun, R. & Ardianto, 2011. E. Komunikasi Pembangunan dan Perubahan

Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Jurnal Skala Husada Volume14 Nomor 1 April 2017 : 26 -33.

Kim, D.K., Chitnis, K., Vasanti, V.N., & Singhal, 2007. A., Opinion

Leadership in Indian Villages and Diffusion of E-Choupal, Dalam :

Journal of Creative Communications 2: 345.

Kuswarno, Engkus. 2008, Metodelogi Penelitian Komunikasi, Bandung-Indonesia, Widya Padjadjaran.

Lindlof, Thomas R. 1995. Qualitative Communication Research Methods. Thosand Oaks : Sage.

Littlejohn, Stephen W. 2006. The Theory of Human communication, Fifth Edition, California, Belmonth Wadsworth.

Moleong Lexy J.2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung : PT.Remaja Rosdakarya

Mulyana, Deddy. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nisbet, M.C. & Kotcher, J.E. 2009. A Two-Step Flow of Influence? :

Opinion-Leader Campaigns on Climate Change. London: Sage Publications,

Inc. 30 (3): 238-354.

Nuruddin. 2004. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta : Rajawali Pers Rakhmat, Jalaluddin, 2009. Psikologi Komunikasi, Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Ritzer, George. (2014). Teori sosiologi dari klasik sampai perkembangan

terakhir post modern. Jakarta: Cv. Rajawali.

Rogers, E. M. 1976. (Ed.), Communication And Development: Critical

Perspectives. Beverly Hills, CA: Sage.

Rogers, E.M. & Cartano, D.G., 1962. Methods or measuring opinion

leadership. Public Opinion Quarterl, (26): 435-441. Shah, D.V. & Scheufele, D.A. Explicating Opinion Leadership: Nonpolitical dispositions, information, consumption, and civic participation.

Taylor & Francis Group, llc. Political Communication, 23: 1-22. Siagian, H.F., & Abdullah, M.Y., 2011. Optimalisasi Fungsi dan Peran

Pemuka pendapat di Sulawesi Selatan. Makassar: Jurnal Stimulus

Universitas Muslim Indonesia, ISSN. 2088-2742, Edisi II, Juli-Desember 2011: 72-81.

Valente, T.W. & Pumpuang, P. 2004. Identifying Opinion Leaders to

Promote Behavior Change. Health Education & Behavior Journal,

(34) : 881-896.

Wiana, I Ketut. (2007). Tri Hita Karana, Menurut Konsep Hindu. Surabaya: Paramita