• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

EFISIENSI PEMASARAN

Tujuan akhir yang ingin dicapai dalam proses pemasaran adalah efisiensi sistem pemasaran yang dapat memberikan kepuasan kepada seluruh pelaku yang terlibat dalam pemasaran. Ukuran dari efisiensi adalah kepuasan dari konsumen, petani maupun lembaga-lembaga yang terlibat dalam mengalirkan produk dari petani sampai ke konsumen akhir. Efisiensi pemasaran dapat diukur dengan melihat nilai margin pemasaran, farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya juga pelaksanaan terhadap fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh setiap lembaga pemasaran yang terlibat.

Efisiensi pemasaran dapat diukur dengan membandingkan nilai margin pemasaran, farmer’s share, rasio keuntungan terhadap biaya dan fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh setiap lembaga pemasaran. Berdasarkan hasil penelitian pada pemasaran pepaya california melalui non kelompok tani di Desa Rancabungur dan Desa Mekarsari nilai dari indikator efisiensi pemasaran pepaya california dapat dilihat pada tabel 24.

Tabel 24 Nilai efisiensi pemasaran pada saluran pemasaran pepaya california melalui non kelompok tani di Desa Rancabungur dan Desa Mekarsari Saluran pemasaran Volume (Kg) Total biaya pemasaran (Rp/kg) Margin pemasaran (Rp/kg) Keuntungan (Rp/kg) Farmer’s share (%) Rasio Πi/Ci 1 510 947 2 900 1 953 42.0 2.06 2 350 774 3 400 2 626 38.2 3.39 3 1 185 612 2 500 1 888 44.4 3.08 4 900 1 048 4 100 3 052 45.3 2.91 5 600 438 1 300 862 62.9 1.97 6 2 600 528 - 3 972 100 7.52 7 600 789 2 600 1 811 56.7 2.30

Berdasarkan hasil analisis, saluran pemasaran 6 memiliki rasio keuntungan terhadap biaya yang paling besar yaitu sebesar 7.52 dan farmer’s share 100 persen akan tetapi saluran pemasaran 6 tidak dapat dijadikan pembanding dalam analisis efisiensi saluran pemasaran karena petani tidak mengalirkan produknya melalui lembaga pemasaran yang lain pada saluran pemasaran petani bertindak juga sebagai pedagang yang menjual langsung pepaya california ke konsumen akhir.

Efisiensi pemasaran dapat dilihat dari nilai margin pemasaran terendah, farmer’s share terbesar, rasio keuntungan terhadap biaya yang merata dan fungsi- fungsi yang dilakukan oleh lembaga pemasaran. Berdasarkan tabel 22 dapat diketahui bahwa saluran pemasaran 5 (petani—pedagang pengecer—konsumen akhir) memiliki margin pemasaran yang paling rendah yaitu Rp1 300,- per kg,

farmer’s share paling tinggi yaitu 62.9 persen dan rasio keuntungan terhadap biaya sebesar 1.97 yang berarti bahwa setiap satu rupiah yang dikeluarkan untuk membiayai fungsi-fungsi pemasaran akan diperoleh keuntungan sebesar 1.97 rupiah. Nilai margin pemasaran yang rendah karena pada saluran ini lembaga pemasaran yang terlibat hanya petani dan pedagang pengecer sehingga harga jual yang ditetapkan oleh pedagang pengecer tidak terlalu jauh berbeda dari harga jual petani. Nilai farmer’s share paling tinggi dibanding saluran lain karena harga jual dari petani untuk pepaya dengan grade C lebih tinggi dibandingkan harga jual dari petani dengan grade yang sama di saluran pemasaran lain. Total keuntungan pada saluran pemasaran 5 paling kecil karena pedagang pengecer tidak menetapkan harga terlalu tinggi sehingga keuntungan diperolehnya paling kecil dibandingkan saluran pemasaran lain. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa saluran pemasaran 5 dapat dikatakan relatif efisien dibandingkan saluran pemasaran lainnya.

Saluran pemasaran yang memiliki nilai farmer’s share terkecil adalah saluran pemasaran 2 (petani—pedagang pengumpul desa—pedagang pengecer— konsumen akhir) 38.2 persen dengan nilai margin pemasaran Rp3 400,- per kg dan rasio keuntungan terhadap biaya sebesar 3.39 yang berarti setiap mengeluarkan satu rupiah untuk biaya pemasaran akan memberikan keuntungan sebesar 3.39 rupiah. Pedagang pengumpul desa pada saluran pemasaran ini melakukan sortasi dan grading sehingga pepaya yang dijual pada saluran pemasaran ini adalah pepaya dengan grade B dengan harga jual yang cukup tinggi, sedangkan harga di tingkat petani rendah karena petani menjual pepaya secara keseluruhan/tanpa sortasi dan grading. Banyaknya lembaga pemasaran dan fungsi-fungsi yang dilakukan oleh lembaga pemasaran mempengaruhi besarnya nilai margin pemasaran, farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya karena adanya perbedaan harga yang cukup jauh antara harga jual petani dengan harga yang diterima oleh konsumen akhir.

Nilai margin pemasaran paling tinggi terdapat pada saluran pemasaran 4

(petani—pedagang pengumpul besar—pedagang pengecer—konsumen akhir)

sebesar Rp4 100,- margin pemasaran yang tinggi disebabkan jauhnya harga jual petani dengan harga yang diterima oleh konsumen akhir, hal tersebut disebabkan tingginya biaya-biaya yang dikeluarkan dan fungsi-fungsi yang dilakukan oleh lembaga pemasaran pada saluran pemasaran 4. Lembaga pemasaran pada saluran 4 yaitu pedagang pengumpul besar melakukan kegiatan sortasi dan grading yang tidak dilakukan oleh lembaga pemasaran lain kecuali pedagang pengumpul desa. Pepaya yang dijual pada saluran pemasaran 4 adalah pepaya grade A sehingga harga jual yang ditetapkan oleh pedagang pengumpul besar cukup jauh dari harga jual petani. Walaupun margin pemasaran tinggi tetapi farmer’s share pada saluran pemasaran 4 juga cukup tinggi yaitu 45.3 persen hal tersebut dikarenakan harga jual petani dikondisikan dengan kualitas yang didapatkan oleh pedagang pengumpul besar. Rasio keuntungan terhadap biaya pada saluran 4 sebesar 2.91 yang berarti bahwa setiap satu rupiah yang dikeluarkan untuk biaya pemasaran pepaya california akan memberikan keuntungan sebesar 2.91 rupiah.

Pada saluran pemasaran 3 (petani—pedagang pengumpul kebun—

pedagang pengecer—konsumen akhir) memiliki nilai margin pemasaran sebesar Rp 2 500,- per kg, farmer’s share 44.4 persen dan rasio keuntungan terhadap biaya sebesar 3.08 yang berarti bahwa setiap satu rupiah yang dikeluarkan untuk

biaya pemasaran akan menghasilkan keuntungan sebesar 3.08 rupiah. Rasio keuntungan terhadap biaya paling besar berada di pedagang pengecer karena keuntungan yang diambil oleh pedagang pengecer cukup besar untuk menanggulangi fungsi penanggungan resiko karena resiko ditanggung sepenuhnya oleh pedagang pengecer. Pedagang pengumpul kebun melakukan transaksi dengan sistem putus, artinya pedagang pengumpul tidak ikut menanggung resiko yang disebabkan oleh tidak terjualnya pepaya.

Pada saluran 7 (petani—pedagang pengumpul besar—kelompok tani) memiliki nilai margin pemasaran sebesar Rp2 600,-, farmer’s share sebesar 56.7%, rasio keuntungan terhadap biaya sebesar 2.30 yang berarti setiap satu rupiah yang dikeluarkan untuk biaya pemasaran akan menghasilkan keuntungan sebesar 2.30 rupiah. Pepaya yang dijual pada saluran pemasaran 7 adalah pepaya grade A. Farmer’s share yang diperoleh cukup tinggi karena harga yang diterima oleh petani juga cukup tinggi dibandingkan petani lainnya.

Hasil penelitian yang dilakukan pada kelompok tani Tirta Mekar diperoleh nilai dari indikator efisiensi pemasaran pepaya california seperti yang terlihat pada tabel 25.

Tabel 25 Nilai efisiensi pemasaran pada saluran pemasaran pepaya california melalui kelompok tani di Desa Rancabungur dan Desa Mekarsari Saluran pemasaran Grade Volume (Kg) Total biaya pemasaran (Rp/kg) Margin pemasaran (Rp/kg) Keuntungan (Rp/kg) Farmer’s share (%) Rasio Πi/Ci 1 2 800 1 100 5 605 4 505 55.32 4.10 2 A 2 500 1 257 7 000 3 423 33.33 2.72 C 1 000 810 2 500 95 50.00 0.12 3 600 580 3 500 2 920 46.15 5.03 4 600 1 669 7 100 5 431 32.38 3.25

Farmer’s share paling besar terdapat pada saluran pemasaran 1 (petani anggota kelompok tani—kelompok tani—pedagang pengecer—konsumen akhir) yaitu 55.32persen, hal tersebut mengindikasikan pada saluran pemasaran 1 bagian yang diterima oleh petani terhadap harga yang diterima oleh konsumen paling

besar dibandingkan saluran pemasaran lain. Farmer’s share yang besar

disebabkan harga yang ditetapkan oleh pedagang pengecer tidak jauh berbeda dengan harga jual oleh petani.

Rasio keuntungan terhadap biaya pada saluran pemasaran 3 paling tinggi yaitu sebesar 5.03 rasio keuntungan terhadap biaya hanya dinikmati oleh kelompok tani saja karena kelompok tani paling banyak melakukan fungsi-fungsi pemasaran dibandingkan dengan petani. Hal tersebut juga menyebabkan margin pemasaran pada saluran pemasaran 3 paling rendah kedua setelah saluran pemasaran 2 untuk pepaya yang dijual dengan kualitas yang tidak terlalu bagus (grade C), karena lembaga pemasaran yang terlibat hanya petani dan kelompok tani saja.

Rasio keuntungan terhadap biaya secara keseluruhan tertinggi kedua terdapat pada saluran pemasaran 1 yaitu 4.10 namun rasio tersebut tidak merata karena rasio keuntungan terhadap biaya pada saluran pemasaran 1 paling besar terdapat pada lembaga pemasaran yaitu pedagang pengecer sebesar 11.52 yang

tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan fungsi-fungsi pemasaran. Pada saluran pemasaran 1 yang menjalankan fungsi pemasaran paling banyak adalah kelompok tani yang memiliki rasio keuntungan terhadap biaya sebesar 2.05 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa rasio keuntungan terhadap biaya pada saluran pemasaran 1 belum merata.

Margin pemasaran yang tinggi dan farmer’s share yang paling rendah terdapat pada saluran pemasaran 4 (petani non anggota kelompok tani—pedagang

pengumpul besar—kelompok tani—pedagang pengumpul—pedagang pengecer—

konsumen akhir) yaitu sebesar Rp7 100,- per kg dan farmer’s share sebesar 32.38 persen. Margin pemasaran tertinggi kedua dan farmer’s share terendah kedua terdapat pada saluran pemasaran 2 (petani anggota kelompok tani—kelompok

tani—pedagang pengumpul—pedagang pengecer—konsumen akhir) pada

penjualan pepaya grade A. Margin pemasaran yang tinggi dan farmer‘s share yang rendah disebabkan oleh selisih harga jual yang ditetapkan oleh konsumen akhir dengan harga jual dari petani juga sangat besar karena pedagang pengecer pada saluran ini menjual pepaya california untuk kalangan menengah ke atas yang tidak keberatan dengan harga jual yang mahal.

Rasio keuntungan terhadap biaya dan total margin yang paling rendah terdapat pada saluran pemasaran 2 yang menjual pepaya dengan kualitas yang tidak bagus (grade C). Pada saluran ini kelompok tani cenderung rugi karena menjual harga sama dengan harga beli kepada petani anggota kelompok tani. Kelompok tani menjual kepada pedagang pengumpul untuk menyalurkan pepaya yang tidak laku terjual di pasar modern sehingga tidak ada pepaya yang terbuang. Pedagang pengumpul pada saluran pemasaran ini menjual pepaya ke pedagang pengecer di pasar tanah abang dengan segmentasi kalangan menengah ke bawah. Keuntungan yang paling banyak terdapat pada pedagang pengumpul dengan rasio keuntungan terhadap biaya sebesar 3.94 sedangkan pedagang pengecer memiliki rasio 1.86 sehingga dapat diambil kesimpulan rasio keuntungan terhadap biaya pada saluran pemasaran ini tidak merata.

Berdasarkan uraian di atas saluran pemasaran melalui non kelompok tani yang relatif efisien terdapat pada saluran pemasaran 5 karena memiliki margin pemasaran terkecil, farmer’s share paling tinggi dan rasio keuntungan terhadap biaya yang bernilai positif. Dari sisi konsumen akhir pun tidak dirugikan karena memperoleh harga yang tidak terlalu mahal dibandingkan dengan pepaya california pada saluran pemasaran lain dengan grade yang sama. Rasio keuntungan terhadap biaya dan total keuntungan dalam saluran pemasaran ini paling kecil dibanding saluran pemasaran lain. Hal tersebut dikarenakan harga jual yang ditetapkan oleh lembaga pemasaran tidak terlalu besar dan total keuntungan hanya dinikmati oleh pedagang pengecer saja. Lembaga pemasaran yang terlibat pada saluran pemasaran 5 hanya petani dan pedagang pengecer sehingga memutus mata rantai pedagang sebelumnya yaitu pedagang pengumpul kebun, pedagang pengumpul desa dan pedagang pengumpul besar.

Saluran pemasaran melalui kelompok tani yang relatif efisien adalah saluran pemasaran 1 karena memiliki nilai farmer’s share paling besar, margin pemasaran yang tidak terlalu tinggi dibandingkan saluran pemasaran 2 pada penjualan pepaya grade A dan rasio terhadap keuntungan lebih dari satu. Akan tetapi karena petani yang tergabung dalam kelompok tani menjual seluruh hasil panennya ke kelompok tani secara keseluruhan tanpa melakukan sortasi dan

grading maka saluran pemasaran yang efisien hanya akan berpengaruh kepada kelompok tani saja.

Petani yang tidak tergabung dalam kelompok tani cenderung memperoleh harga yang lebih rendah (Rp2 000,-/kg) karena adanya keterikatan dengan pedagang pengumpul dan petani menjual hasil panennya secara keseluruhan (tanpa sortasi dan grading). Petani menjual hasil panennya secara keseluruhan karena tidak ingin direpotkan dengan pepaya yang berkualitas jelek karena dari keseluruhan hasil panennya pepaya yang memiliki kualitas super (grade A) hanya 30 persen. Petani yang tidak tergabung dalam kelompok tani juga tidak memiliki kepastian pasar sehingga petani cenderung menjual pepaya secara keseluruhan tanpa sortasi dan grading.

Petani yang tergabung dalam kelompok tani cenderung memperoleh harga yang lebih tinggi (Rp2 500,-/kg), petani memperoleh bantuan berupa benih, pupuk dan saprodi lainnya. Petani yang tergabung dalam kelompok tani sudah memiliki kepastian pasar karena berapapun pepaya dan kualitas yang dihasilkannya akan dibeli oleh kelompok tani karena adanya keterikatan tidak tertulis antara petani dan kelompok tani.

Berdasarkan analisis efisiensi pemasaran di kecamatan rancabungur pada pepaya california non kelompok tani dan kelompok tani secara keseluruhan melalui pendekatan margin pemasaran, farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya. Kelompok tani memperoleh margin pemasaran yang cukup besar dibandingkan dengan non kelompok tani. Hal tersebut disebabkan karena keuntungan yang diperoleh oleh saluran pemasaran melalui kelompok tani cukup besar. Margin pemasaran yang cukup besar hanya dinikmati oleh ―kelompok tani‖, pedagang pengumpul dan pedagang pengecer, karena petani tidak memiliki kesempatan untuk memilih saluran pemasaran yang memberikan bagian (share) yang cukup besar. Semua keputusan dalam hal pemasaran menjadi wewenang ketua kelompok tani. Jika dilihat dari farmer’s share maka petani non kelompok tani memiliki farmer’s share yang cukup besar dibandingkan dengan kelompok tani pada grade yang sama. Saluran pemasaran yang relatif efisien jika dibandingkan antara petani yang tergabung dalam kelompok tani dan petani yang tidak tergabung dengan kelompok tani adalah saluran pemasaran non kelompok tani karena memiliki margin pemasaran yang rendah, farmer’s share yang tinggi dan rasio keuntungan terhadap biaya lebih dari satu sehingga dari setiap satu rupiah yang dikeluarkan untuk biaya pemasaran sudah dapat memberikan keuntungan lebih biaya yang dikeluarkan.

Dokumen terkait