• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekonomi Provinsi Banten

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang (Halaman 180-183)

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

III.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

III.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2014 dan Perkiraan Tahun 2015 .1 Ekonomi Nasional

III.1.1.2 Ekonomi Provinsi Banten

Di awal tahun 2015 ini, harga minyak dunia mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap upaya pencapaian indikator kinerja pembangunan daerah. Sementara itu belum pulihnya perekonomian dunia yang melanda benua Amerika dan Eropa turut menekan pertumbuhan ekonomi Nasional yang berdampak terhadap ekonomi Banten. Kinerja ekonomi di Provinsi Banten pada kurun waktu 2010-2014 dalam kondisi yang relatif sangat stabil dengan realisasi pertumbuhan yang tetap positif pada kisaran 5-6 %. Secara umum kondisi ekonomi Provinsi Banten sampai dengan tahun berjalan 2015 adalah sebagai berikut :

 Capaian LPE Provinsi Banten cenderung menurun, pada Tahun 2010 sebesar 6,11%, tahun 2011 sebesar 6,39%, tahun 2012 sebesar 6,15%, tahun 2013 sebesar 5,86% dan pada triwulan III 2014 hanya sebesar 5,01%. Namun demikian pertumbuhan LPE Provinsi Banten masih positif dan optimis untuk mencapai target yang telah ditetapkan RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017. Seiring dengan pemulihan dampak krisis keuangan global, yang juga berdampak pada kapasitas produksi perusahaan-perusahaan besar di Banten, maka LPE pada tahun 2015 diperkirakan akan mengalami kecenderungan positif yaitu sebesar 6,8-6,9%.

 Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan kenaikan atau penurunan harga dari sekelompok barang dan jasa. Laju inflasi tahun 2014(Persentase perubahan IHK Bulan Desember 2014 terhadap IHK Bulan Desember 2013) sama dengan Inflasi “Year on Year” sebesar 10,2%.

 Jumlah penduduk miskin di Provinsi Banten dari tahun ketahun telah berhasil diturunkan. Tahun 2010 jumlah penduduk miskin di Provinsi Banten adalah sebesar 751.000 atau 7,46%, turun menjadi 690.874 orang atau 6,26% pada tahun 2011, dan kembali turun menjadi 648.254 orang atau 5,71% pada tahun 2012 kemudian pada tahun 2013 meningkat kembali menjadi 677.510 orang atau 5,89%akibat kenaikan BBM. Namun demikian, pada September 2014,

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)Kota Tangerang Tahun 2016 III-4 jumlah penduduk miskin di Provinsi Banten kembali menurun menjadi 649.190 orang atau 5,51%.

 Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Provinsi Banten dari tahun ketahun telah berhasil diturunkan. Tahun 2010 TPT di Provinsi Banten adalah sebesar 14,16%, tahun 2011 sebesar 13,06%, tahun 2012 sebesar 10,74%, tahun 2013 sebesar 9,9%, pada Februari 2014 menjadi sebesar 9.87%.

 Angka PDRB Provinsi Banten atas dasar harga berlaku selama 3 (tiga) tahun terakhir menunjukan grafik yang terus meningkat.Meningkatnya PDRB Provinsi Banten atas dasar harga berlaku sejalan pula dengan meningkatnya PDRB Provinsi Banten atas dasar harga konstan. Nilai nominal PDRB Banten triwulan II 2014 atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 67,72 triliun ataubertambah Rp. 2,07 triliun dari triwulan sebelumnya, sedangkan atas dasar harga konstan mencapai Rp.27,70 triliun, bertambah Rp. 0,59 triliun dari triwulan sebelumnya. Dengan demikian, sampai dengantriwulan II 2014, PDRB Banten Atas dasar harga berlaku dan konstan masing-masing sudah mencapaiRp. 133,38 triliun dan Rp. 54,82 triliun. Pada triwulan II 2014, Sumber pertumbuhan q to q berasal dari industri pengolahan (2,38 persen), sektor pertanian, peternakan,kehutanan dan perikanan (1,57 persen), dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (1,73 persen), serta serta sektor pengangkutan dan komunikasi (2,46 persen).Secara y on y, sumber pertumbuhan berasal dari sektor industri pengolahan (0,96 persen), sektor pertanian, peternakan,kehutanan dan perikanan (0,66 persen),sektorperdagangan, hotel dan restoran (1,47 persen), serta sektor pengangkutan dan komunikasi (0,71 persen).Menurut penggunaannya, PDRB Banten atas dasar harga berlaku pada triwulan II 2013 sebagianbesar digunakan untuk konsumsi rumahtangga termasuk konsumsi lembaga non profit yaitu sebesar Rp.30,49 triliun dan Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar Rp. 25,70 triliun. Kemudian sebanyak Rp. 3,04triliun digunakan untuk Konsumsi Pemerintah dan perubahan stok sebesar Rp. 334,76 miliar. Nilaitransaksi ekspor Banten pada triwulan ini sebesar Rp. 63,06 triliun, sedangkan nilai impor sebesar Rp.53,90 triliun.Sehingga net ekspor Banten masih mengalami surplus senilai Rp. 8,16 triliun.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)Kota Tangerang Tahun 2016 III-5  Optimisme pelaku usaha terkait investasi di Banten semakin meningkat

seiring meningkatnya potensi konsumsi domestik/nasional.Kinerja investasi diperkirakan akan terus meningkat, hal ini tercermin dari meningkatnya angka pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap menjadi Bruto pada komponen PDRB Banten dari 8,39% pada tahun 2011 menjadi 15,37% pada tahun 2012, kemudian pada tahun 2013 menjadi 11,23% dan pada Triwulan II 2014 (YoY) sebesar 10,05%. Pertumbuhan ekonomi Banten pada triwulan II 2014 inisebesar 2,17 persen (q to q) triwulan sebelumnya sebesar 0,89 persen. Padatriwulan ini laju pertumbuhan ekonomi nyaris hanya didorong oleh komponen konsumsi domestik,dimana konsumsi rumahtangga tumbuh sebesar 1,79 persen, konsumsi pemerintah sebesar 3,80 persen,Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 12,05 persen, ekspor sebesar 6,31 persen, serta impor sebesar 3,90persen.Sedangkankomponen perubahan inventori mengalami kontraksi sebesar (4,47) persen.Berdasarkan data BKPM RI terbaru, tercatat Penanaman Modal Asing (PMA) di wilayah Banten tahun 2013 jauh melebihi tahun 2012.Jumlah realisasi PMA pada tahun 2013 mencapai 592 proyek dengan nilai investasi sebesar USD 3.720,2 juta, sementara itu tahun 2012 hanya sebanyak 405 proyek dengan nilai USD 2,716.3 juta atau terdapat peningkatan sebanyak 187 proyek atau senilai USD 1.003,9 juta. Di sisi lain, realisasi investasi dalam negeri di Banten mengalami penurunan dari sebanyak 66 proyek pada tahun 2012 (Rp 5,117.5milyar) menjadi sebanyak 100 proyek (senilai Rp 4.008,66 milyar) pada tahun 2013. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa investor yang berminat di wilayah Banten cenderung berasal dari investor luar negeri.Selanjutnya, upaya peningkatan investasi melalui perbaikan proses kemudahan perijinan, kesiapan lahan industri dan infrastruktur serta promosi investasi tidak saja dilakukan untuk investor luar negeri tetapi juga perlu ditujukan bagi investor dalam negeri. Perkembangan investasi secara real dapat dilihat juga dari neraca perbankan yang membandingkan antara dana pihak ketiga yang disimpan di lembaga perbankan dibandingkan dengan posisi pinjaman yang diberikan berdasarkan lokasi proyek di Provinsi Banten. Jumlah dana pihak ketiga yang disimpan di Bank Umum di Banten pada tahun 2012 sebesar 90,946 triliun rupiah, tahun 2013 sebesar 104,18

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)Kota Tangerang Tahun 2016 III-6 triliun rupiah, dan tahun 2014 (s.d.Nov 2014) sebesar 118,39 triliun rupiah dan jumlah pinjaman yang diberikan berdasarkan lokasi proyek pada tahun 2012 sebesar 153,48 triliun rupiah, tahun 2013 sebesar 186,43 triliun rupiah, dan pada Nov 2014 (11 bulan) sebesar 202,73 triliun rupiah. Hal ini dapat disimpulkan sampai dengan November 2014 terjadi aliran modal atau investasi dari luar wilayah Provinsi Banten ke wilayah Provinsi Banten sebesar 84,34 trilyun rupiah. Pada November 2014, Investasi terbesar berada di Kabupaten Tangerang, dimana pinjaman berdasarkan lokasi proyek sebesar 96,37 triliun rupiah dan dana pihak ketiga sebesar 29,56 triliun rupiah, sehingga jumlah investasi yang masuk sebesar 66,81 triliun. Investasi terbesar kedua berada di Kota Cilegon, dimana jumlah pinjaman yang diberikan oleh bank umum berdasarkan lokasi proyek sebesar 26,91 trilyun rupiah, sementara dana simpanan pihak ketiga sebesar 10,57 triliun rupiah, sehingga investasi yang masuk sebesar 16,34 triliun rupiah. Investasi terbesar ketiga berada di Kabupaten Serang, dimana jumlah pinjaman yang diberikan oleh Bank umum sebesar 16,13 triliun rupiah, sementara dana simpanan pihak ketiga sebesar 3,69triliun rupiah, sehingga investasi yang masuk sebesar 12,45 triliun rupiah.

III.1.1.3 Kondisi Ekonomi Kota Tangerang Tahun 2014 dan Tahun

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang (Halaman 180-183)

Dokumen terkait