• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fokus Kesejahteraan Masyarakat

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang (Halaman 38-48)

II.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

II.2.2 Fokus Kesejahteraan Masyarakat

Fokus kesejahteraan masyarakat dilakukan analisa kinerja terhadap indikator-indikator dalam bidang pendidikan, kesehatan, pertanahan,dan ketenagakerjaan.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Tangerang 2016 II- 31 II.2.2.1 Pendidikan

Angka Melek Huruf (AMH)

Angka Melek Huruf (AMH) adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya. AMH dapat digunakan untuk menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Batas maksimum untuk Angka Melek Huruf adalah 100 sedangkan batas minimum 0 (standar UNDP). Angka Melek Huruf (AMH ) sangat terkait dengan pengentasan kemiskinan. Pendidikan mempunyai pengaruh paling tinggi terhadap kemiskinan dibandingkan variabel pembangunan lain seperti jumlah penduduk, PDRB dan tingkat inflasi. Berikut didiuraikan perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) Kota Tangerang tahun 2010-2014

Tabel 2.21

Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH)Tahun 2010-2014

Sumber: Data olahan LPPD Kota Tangerang 2014

Angka Melek Huruf (AMH) atau kemampuan baca tulis penduduk Kota Tangerang usia 15 tahun ke atas ditargetkan sebesar 98,65% tahun 2014 dan tercapai sebesar 98,53% hal ini menunjukan bahwa pencapaian target sudah 100%.

Angka Rata-rata Lama Sekolah.

Angka rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Lamanya bersekolah merupakan ukuran akumulasi investasi pendidikan individu. Setiap tahun tambahan sekolah diharapkan akan membantu meningkatkan pendapatan individu tersebut. Rata-rata lama bersekolah dapat dijadikan ukuran akumulasi modal manusia suatu daerah.

Tahun

Jumlah Penduduk (Usia 15 tahun ke atas) yang Bisa Menulis

Jumlah Penduduk

Usia 15 tahun ke atas AMH

2010 1.442.413 1.466.016 98,3 9 2011 1.481.730 1.505.671 98,4 1 2012 1.497.086 1.520.965 98,4 3 2013 1.553.252 1.578.131 98,9 3

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Tangerang 2016 II- 32

Berdasarkan data kependudukan jenjang pendidikan yang ditamatkan penduduk Kota Tangerang didominasi lulusan SMA sederajat, sebanyak 33,76%, namun apabila kita lihat secara keseluruhan rata-rata lama sekolah penduduk Kota Tangerang adalah 10,1 Tahun, naik dari Tahun sebelumnya yang lamanya sekolah 10,04 Tahun. Dapat diartikan bahwa secara rata-rata penduduk berumur 15 Tahun keatas di Kota Tangerang menyelesaikan jenjang pendidikan setingkat kelas I SLTA, memang masih sama dengan Tahun sebelumnya tetapi lamanya duduk di bangku kelas satu SLTA relatif lebih lama atau hampir sampai jenjang kelas dua SLTA.

Hal ini akibat dari masyarakat di Kota Tangerang yang semakin menyadari bahwa pendidikan merupakan suatu investasi yang berharga untuk masa depan anak mereka didukung pula oleh ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang baik dan memadai, kemudahan transportasi untuk mencapainya, serta faktor lain seperti ekonomi keluarga dan dukungan Pemerintah Daerah yang menyediakan sekolah yang murah bahkan gratis sampai pada jenjang tertentu merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya derajat pendidikan.

Dukungan faktor-faktor tersebut diharapkan memperbesar kesempatan untuk duduk dibangku sekolah, yang pada akhirnya rata-rata lama sekolah meningkat, sehingga berkontribusi terhadap tingginya derajat pendidikan masyarakat.

Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. APM merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan.

Tabel 2.22

Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun 2010-201

No. Kecamatan APM Tingkat SD Termasuk Paket A APM Tingkat SMP Termasuk Paket B APM Tingkat SMA Termasuk Paket C 01 Ciledug 86,94 59,95 93,62 02 Cipondoh 75,30 59,68 72,17 03 Tangerang 112,34 177,03 221,72 04 Jatiuwung 98,15 84,37 21,73

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Tangerang 2016 II- 33 05 Batuceper 90,14 44,91 41,61 06 Benda 79,21 57,17 33,71 07 Larangan 72,83 28,26 20,14 08 Karang Tengah 76,98 56,00 52,75 09 Pinang 86,89 62,73 62,68 10 Karawaci 103,82 74,30 164,58 11 Cibodas 83,14 71,86 29,07 12 Periuk 110,46 45,42 34,80 13 Neglasari 81,98 49,76 40,10 TAHUN 2014* 89,09 67,03 68,36 TAHUN 2013 87,26 63,91 77,01 TAHUN 2012 93,60 86,54 68,56 TAHUN 2011 90,18 81,78 68,49 TAHUN 2010 100,52 93,78 80,18 TAHUN 2009 103,35 92,84 61,38

Sumber : Data olahan LPPD Kota Tangerang 2014 *): angka sementara

Angka Partisipasi Murni SD/MI/Paket A.

APM SD/MI/Paket A adalah jumlah penduduk usia 7 sampai 12 tahun yang sedang bersekolah di tingkat SD/MI/Paket A dibagi dengan jumlah penduduk usia 7 sampai 12 tahun.

Berdasarkan data dari Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Tangerang tahun 2014 bahwa Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Kota Tangerang Tahun 2014 adalah sebesar 89,09% meningkat dibandingkan tahun 2013 sebesar 87,26%, turun dan naiknya angka APM tersebut sangat berkaitan dengan angka mengulang dan anak yang belum berusia 7 tahun yang sudah bersekolah, sementara adanya koreksi atas jumlah penduduk Kota Tangerang pada tahun 2013 cukup mempengaruhi dalam perhitungan APM.

Angka Partisipasi Murni SMP/MTs/Paket B.

APM SMP/MTs/Paket B adalah jumlah penduduk usia 13 sampai 15 tahun yang sedang bersekolah di tingkat SMP/MTs/Paket B dibagi dengan jumlah penduduk usia 13 sampai 15 tahun.

Berdasarkan data dari Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Tangerang tahun 2014, bahwa Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B Kota Tangerang Tahun 2104 adalah sebesar 67,03%, turun dan naiknya angka APM tersebut sangat berkaitan dengan angka mengulang dan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Tangerang 2016 II- 34

anak yang belum berusia 13 tahun yang sudah masuk jenjang pendidikan SLTP, sementara adanya koreksi atas jumlah penduduk Kota Tangerang pada tahun 2013 cukup mempengaruhi dalam perhitungan APM.

Angka Partisipasi Murni SMA/MA/SMK/Paket C.

APM SMA/MA/SMK/Paket C adalah jumlah penduduk usia 16 sampai 18 tahun yang sedang bersekolah di tingkat SMA/MA/SMK/Paket C dibagi dengan jumlah penduduk usia 16 sampai 18 tahun.

Berdasarkan data dari Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Tangerang tahun 2014, bahwa Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK/Paket C Kota Tangerang Tahun 2014 adalah sebesar 68,36%, turun dan naiknya angka APM tersebut sangat berkaitan dengan angka mengulang dan anak yang belum berusia 16 tahun yang sudah masuk jenjang pendidikan SLTA, sementara adanya koreksi atas jumlah penduduk Kota Tangerang pada tahun 2013 cukup mempengaruhi dalam perhitungan APM. Angka Partisipasi Kasar (APK)

APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. APK didapat dengan membagi jumlah penduduk yang sedang bersekolah (atau jumlah siswa), tanpa memperhitungkan umur, pada jenjang pendidikan tertentu dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tersebut.

Tabel 2.23

Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) Tahun 2010-2014

No. Kecamatan APK Tingkat SD APK Tingkat SMP APK Tingkat SM

SD MI Paket A SMP MTs Paket B SMA MA SMK Paket C 1 Ciledug 90,19 9,39 0,05 76,24 8,36 1,65 24,68 0,96 86,71 1,71 2 Cipondoh 67,43 19,98 0,09 70,92 17,75 0,75 23,07 8,03 54,70 2,35 3 Tangerang 121,21 9,40 0,15 218,24 23,68 0,42 63,72 - 191,78 0,45 4 Jatiuwung 98,81 15,42 - 75,38 43,26 0,17 18,72 - 8,77 3,65 5 Batuceper 88,17 15,19 - 60,67 4,42 - 27,56 - 26,19 - 6 Benda 69,63 23,36 - 50,52 45,74 - 5,04 3,25 35,78 1,09 7 Larangan 78,50 4,00 0,06 30,36 5,80 0,47 19,37 1,06 4,69 1,10 8 Karang Tengah 88,22 - 0,11 70,26 4,85 0,80 37,63 - 22,96 2,36 9 Pinang 91,58 8,56 - 65,12 28,69 0,93 18,90 0,68 59,32 1,85 10 Karawaci 117,31 1,94 0,45 84,71 13,70 3,55 71,51 8,89 110,05 7,07 11 Cibodas 92,02 5,02 - 99,87 - 1,46 17,22 - 18,22 2,14

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Tangerang 2016 II- 35

No. Kecamatan APK Tingkat SD APK Tingkat SMP APK Tingkat SM

SD MI Paket A SMP MTs Paket B SMA MA SMK Paket C 12 Periuk 115,53 10,87 0,03 49,06 16,81 0,20 19,55 4,72 21,97 1,06 13 Neglasari 80,45 14,68 0,19 56,64 9,83 4,57 23,95 0,96 28,69 - RATA-RATA 92,23 10,60 0,09 77,54 17,14 1,15 28,53 2,20 51,53 1,91 TAHUN 2014 102,92 95,83 84,17 TAHUN 2013 101,15 98,30 83,11 TAHUN 2012 108,81 94,95 82,01 TAHUN 2011 107,08 110,64 98,66 TAHUN 2010 121,02 119,66 78,11 TAHUN 2009 123,37 98,30 83,11

Sumber : Data olahan LPPD Kota Tangerang 2014 *): angka sementara

Angka Partisipasi Kasar SD/MI/Paket A.

APK SD/MI/Paket A adalah jumlah penduduk yang sedang bersekolah di tingkat SD/MI/Paket A dibagi dengan jumlah penduduk usia 7 sampai 12 tahun.

Bardasarkan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Tangerang tahun 2014, bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A Kota Tangerang Tahun 2014 adalah sebesar 102,92. APK SD/MI/Paket A Kota Tangerang Tahun 2013 ke Tahun 2014 mengalami peningkatan, artinya Presentase Capaian APK SD/MI/Paket A pada tahun 2014 sebesar 102,92% Hal ini menunjukan bahwa Jumlah murid jenjang SD/MIterus

meningkat jauh lebih besar daripada Jumlah Penduduk Kota Tangerang Kelompok Usia 7-12 Tahun peningkatan ini menunjukkan bahwa kualitas

pendidikan di Kota Tangerang jauh lebih baik.

Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B.

APK SMP/MTs/Paket B adalah jumlah penduduk yang sedang bersekolah di tingkat SMP/MTs/Paket B dibagi dengan jumlah penduduk usia 13 sampai 15 tahun.

Berdasarkan data dari Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Tangerang Tahun 2014, bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B Kota Tangerang Tahun 2014 adalah sebesar 98,30%. APKSMP/MTs/Paket B Kota Tangerang sejak tahun 2013 mengalami

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Tangerang 2016 II- 36

penurunan, artinya masih ada penduduk Kota Tangerang usia 13 sampai 15 tahun yang belum berkesempatan mengikuti jenjang pendidikan SMP/MTs/Paket B, potensial APK ini masih bisa meningkat lagi.

Angka Partisipasi Kasar SMA/MA/SMK/Paket C.

APK SMA/MA/SMK/Paket C adalah jumlah penduduk yang sedang bersekolah di tingkat SMA/MA/SMK/Paket C dibagi dengan jumlah penduduk usia 16 sampai 18 tahun. Berdasarkan data dari Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Tangerang Tahun 2014, Prosentase Capaian APK SMA/MA/SMK/Paket C pada tahun 2014 sebesar 84,17% dari Target 99.95%. Berdasarkan target Indikator yang telah ditetapkan dalam RPJMD 2009-2013 capaian target Indikator masih rendah, hal ini disebabkan banyaknya murid yang masuk dari luar Kota Tangerang mengakibatkan Jumlah murid

jenjang SMA/MA/SMK jauh lebih besar daripada Jumlah Penduduk Usia 16-18 tahun peningkatan ini menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Kota

Tangerang jauh lebih baik.

Angka Pendidikan yang ditamatkan (APT)

Angka Pendidikan yang Ditamatkan (APT) adalah persentase yang menunjukkan keberhasilan dalam menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah di sekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan surat tanda tamat belajar/ijazah.

APT bermanfaat untuk menunjukkan pencapaian pembangunan pendidikan di suatu daerah, juga berguna untuk melakukan perencanaan penawaran tenaga kerja, terutama untuk melihat kualifikasi pendidikan angkatan kerja di suatu wilayah.

Tabel 2.24

Perkembangan Angka Pendidikan yang di-Tamat-kan (APT) Tahun 2010-2014 Jenjang Pendidikan yang di-Tamat-kan APT (%) 2010 2011 2012 2013 2014)* SD/MI 13,63 14,20 13,91 16,35 16,35 SMP/MTs 14,26 15,43 15,52 21,12 21,12 SMA/MA/SMK 32,22 37,91 40,20 39,41 39,41

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Tangerang 2016 II- 37

Perguruan Tinggi 7,92 7,98 9,75 10,30 10,30

Sumber: Kota Tangerang Dalam Angka 2013 (data diolah). *): angka sementara

Tabel di atas menunjukkan bahwa sejak tahun 2010 sampai 2014, persentase penduduk Kota Tangerang menamatkan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan selalu meningkat dari tahun ke tahun, kecuali pada jenjang pendidikan SD/MI yang pada tahun 2012 mengalami penurunan (13,91%) dari tahun 2011 (14,20%) tetapi masih lebih tinggi dari tahun 2010 (13,63%) kemudian tahun 2013 mengalami kenaikan yang cukup signifikan mencapai 16.35.

II.2.2.2 Kesehatan

Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB)

Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) adalah probabilitas bayi hidup sampai dengan usia 1 (satu) tahun. AKHB = (1-AKB). AKB dihitung dengan jumlah kematian bayi usia dibawah 1 (satu) tahun dalam kurun waktu setahun per 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.

Tabel 2.25

Angka Kematian Bayi (AKB) dan

Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) Tahun 2010-2014 Tahun

1. Jumlah kematian bayi usia dibawah 1

tahun 2. Jumlah Kelahiran Hidup AKB AKHB 2010 39 30,305 1,29 -0,29 2011 17 30,800 0,55 0,45 2012 31 35.875 0,86 0,14

Sumber:Kota Tangerang Dalam Angka 2014

Pada tahun 2010, AKB di Kota Tangerang masih cukup tinggi, yakni 1,29 atau 129% artinya bahwa ada 129 bayi dari 1000 bayi yang lahir hidup, meninggal dunia sebelum umur satu tahun. AKB ini mengakibatkan AKHB menjadi negatif (-0,29). Pada tahun 2011,AKB dapat ditekan sampai pada angka 0,55 yang menjadikan probabilitas bayi hidup sampai usia satu tahun menjadikan AKHB positif bahkan pada angka 0,45, walaupun pada tahun 2012 AKB naik lagi sampai pada angka 0,86, yang mengakibatkan AKHB menurun menjadi 0,14.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Tangerang 2016 II- 38

Data tabel 2.25 tersebut di atas memberikan makna bahwa program penurunan AKB dan peningkatan AKHB Kota Tangerang melalui program layanan kesehatan ibu hamil dan melahirkan cukup berhasil dan masih perlu ditingkatkan, mengingat indikator ini termasuk ukuran keberhasilan Indonesia dalam pencapaian tujuan pembangunan milenium.

Angka Usia Harapan Hidup

Angka usia harapan hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Angka harapan hidup pada suatu umur x adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya.

Angka harapan hidup saat lahir adalah rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu.

Angka harapan hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya.

Idealnya angka harapan hidup dihitung berdasarkan angka kematian menurut umur (Age Specific Death Rate/ASDR) yang datanya diperoleh dari catatan registrasi kematian secara bertahun-tahun sehingga dimungkinkan dibuat tabel kematian.Tetapi karena sistem registrasi penduduk di Indonesia belum berjalan dengan baik maka untuk menghitung angka harapan hidup digunakan dengan mengutip angka yang diterbitkan BPS.

Berdasarkan data dari LKPJ Kota Tangerang Tahun 2013, bahwa Angka Harapan Hidup (AHH) di Kota Tangerang pada tahun 2013 mencapai 69,50 tahun, artinya rata-rata umur yang dijalani oleh penduduk Kota Tangerang mencapai umur 69,50 tahun pada pada tahun 2012, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan Kota Tangerang. AHH ini terus meningkat sejak tahun 2011 (yakni 68,41 tahun) dan tahun 2012 (yakni 68,44 tahun). Lebih dari dari, data tersebut menyiratkan optimisme bahwa pada tahun-tahun mendatang AHH masih bisa meningkat.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Tangerang 2016 II- 39

Persentase Balita Gizi Buruk

Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi buruk terhadap jumlah balita. Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat badan menurut umur. Klasifikasi status gizi dibuat berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia(World Health Organisation atau WHO).

WHO (1999) mengelompokkan wilayah yaitu kecamatan untuk kabupaten/kota dan kabupaten/kota untuk provinsi berdasarkan prevalensi gizi kurang ke dalam 4 kelompok dari seluruh jumlah balita, yaitu:

Rendah = di bawah 10 % Sedang = 10-19 % Tinggi = 20-29 % Sangat tinggi = 30 %

Gambaran umum gizi buruk di Kota Tangerang tahun 2009-2014 dapat disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 2.26

Persentase Balita Gizi Buruk Tahun 2010-2014 Kota Tangerang

Tahun Jumlah Balita

Gizi Buruk Jumlah Balita %

2010 1.657 86.987 1,90

2011 1.503 86.084 1,75

2012 2.130 184.287 1,16

2013 3,158 232,005 1.36

2014* 0.13

Sumber: Data olahan LKPJ Kota Tangerang 2013.

*): angka sementara

Berdasarkan target di RPJMD persentase balita gizi buruk ((BB/TB) yang tertangani sebesar 0,12 % dan tercapai di tahun 2014 sebesar 0,13 % . Hal ini menunjukan bahwa persentase Balita Gizi Buruk senantiasa menurun.artinya prevalensi gizi kurang ini termasuk kategori rendah, yang menunjukkan angka di bawah 10% sebagaimana merujuk pada klasifikasi status gizi yang dibuat berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

II.2.2.3 Ketenagakerjaan

Kesempatan Kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja.Pertambahan angkatan kerja harus

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Tangerang 2016 II- 40

diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan kerja.Dengan demikian, dapat menyerap pertambahan angkatan kerja.Kesempatan Kerja (Rasio Penduduk yang Bekerja) adalah perbandingan jumlah penduduk yang bekerja terhadap jumlah angkatan kerja.

Tabel 2.27

Rasio Penduduk yang BekerjaTahun 2010 – 2014 Tahun Angkatan Kerja Rasio (%) Penduduk Yang Bekerja Penduduk Yang Mencari Pekerjaan 2011 755.174 31.679 23,8% 2012 823.515 21.550 38,2% 2013 841.994 21.464 39,2% 2014 901.496 25.942 34,7%

Sumber: Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang, Tahun 2014

Pada tabel di atas menunjukkan rasio penduduk yang bekerja sejak 2011 sampai 2014 terus meningkat, bahkan mendekati angka 100% dari total jumlah penduduk angkatan kerja. Sampai pada tahun 2012, rasio menunjukkan pada angka 91,70%, artinya dari total jumlah penduduk usia angkatan kerja yang mencari pekerjaan telah terserap di berbagai sektor ekonomi sekurangnya sebanyak 91 orang tenaga kerja dari setiap 100 orang angkatan kerja.

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang (Halaman 38-48)

Dokumen terkait