4.3 Pengembangan Sistem
4.3.2 Elaboration
Pada tahap ini, adalah dimulainya tahap perincian sistem dan tahap memulai pengembangan sistem melalui pendekatan teknis, tidak lagi hanya melihat dari apa yang dapat dilakukan sistem tetapi juga melihat bagaimana cara sistem itu bekerja.
4.3.2.1Analisis Fungsional Sistem
Tahap ini adalah tahap mendefinisikan dan membuat detail dari setiap fungsi-fungsi sistem yang telah ditentukan pada tahap inception. Fungsi-fungsi sistem sudah terdefinisikan pada use cases diagram, sehingga yang dilakukan pada tahap ini adalah merincikan setiap use case yang ada dengan bantuan activity diagram.
1. Activity Diagram untuk Log in
Gambar 4.6 menjelaskan activitas dari use case log in yang dilakukan pada adminApp. Proses awal yang dilakukan adalah menjalankan aplikasi adminApp, kemudian akan muncul halaman log in. Di halaman tersebut terdapat dua field yang wajib di isi yaitu username dan password supaya dapat mengoperasikan sistem adminApp. Setelah username dan password dimasukan, maka sistem akan memverifikasi dengan data yang ada pada database, apakah username dan password tersebut cocok.
Jika username dan password tidak cocok dengan data yang ada, maka sistem akan menampilkan pesan peringatan bahwa login gagal dan sistem akan tetap menampilkan halaman log in. Jika username dan password benar, maka akan adminApp dapat dioperasikan.
2. Activity Diagram manajemen data clientApp
Aktivitas yang dilakukan pada Gambar 4.7 adalah aktivitas untuk manajemen data clientApp supaya yang dapat dimonitor oleh serverApp yang dilakukan pada adminApp. Untuk dapat menambahkan data clientApp pada database, maka seorang admin perlu melakukan log in terlebih dahulu. Setelah berhasil, admin masuk ke halaman , yang manajemen data kemudian memilih add, edit, atau hapus data clientApp untuk melakukan kegiatan manajemen data clientApp.
Pada form add, sistem akan menampilkan formulir tentang data clientApp yang perlu diisi oleh admin. Jika seluruh data sudah diisi dan lolos dari kontrol error data maka data tersebut sudah masuk kedalam database. Dan sejak saat itu, device yang sudah didaftarkan, bisa dimonitor keberadaannya oleh serverApp. Sedangkan form edit dan delete sistem akan menampilkan list clientApp untuk kemudian seorang admin dapat memilih data mana yang akan di edit atau di hapus.
3. Activity Diagram manajemen data identitas TKI
Aktivitas ini manajemen data yang digambarkan pada Gambar 4.8 dibawah ini menjelaskan secara rinci apa itu manajemen data identitas TKI. Manajemen data identitas TKI adalah kegiatan add, edit dan delte data identitas TKI pada database. Aktivitas yang dilakukan adalah seperti biasa, Admin perlu log in untuk dapat mengoperasikan adminApp, kemudian masuk ke halaman manajemen data. Disitu Admin akan disajikan oleh pilihan add, edit, atau delete.
Pada form add, sistem akan menampilkan formulir tentang data clientApp yang perlu diisi oleh admin. Jika seluruh data sudah diisi dan lolos dari kontrol error data maka data tersebut sudah masuk kedalam database. Sedangkan form edit dan delete sistem akan menampilkan list clientApp untuk kemudian seorang admin dapat memilih data mana yang akan di edit atau di hapus.
Gambar 4.8 Activity Diagram untuk usecase manajemen data identitas TKI
4. Activity Diagram log out
Aktivitas pada yang ditunjukkan pada Gambar 4.9 adalah aktivitas dimana Admin keluar dari sistem adminApp dan untuk menjaga keamanan data, maka aktivitas log out ini nantinya akan menghapus historis tentang username dan password pada device. Sehingga jika ingin mengoperasikan serverApp lagi, operator harus log in kembali.
Aktivitas ini dimulai dari memilih perintah log out pada adminApp, kemudian sistem akan menampilkan pesan konfirmasi apakah admin benar-benar akan keluar dari sistem ini. Jika pilihannya ya, maka sistem akan menampilkan halaman log in dengan kolom username dan password dibuat kosong, jika pilihannya batal, maka sistem akan kembali ke halam awal
. Gambar 4.9 Activity Diagram untuk usecase log out
5. Activity Diagram lihat lokasi TKI
Pada aktivitas di Gambar 4.10, operator dapat melihat pemetaan lokasi near real time dari masing-masing TKI. Aktivitas yang dilakukan adalah setelah operator melakukan log in dan berhasil, pilih menu monitoring keberadaan TKI. Dengan begitu sistem akan menerima data clientApp paling terkini dari database dan menampilkannya dalam bentuk pemetaan dengan titik sebagai simbol lokasi TKI.
Gambar 4.10 Activity Diagram untuk usecase lihat lokasi TKI
6. Activity Diagram lihat rute menuju lokasi TKI
Aktivitas pada bagian ini, maksudnya adalah sistem menyediakan fasilitas petunjuk arah menuju lokasi terakir TKI tertentu yang di inginkan. Untuk mendapatkan fasilitas tersebut, maka aktivitas yang dilakukan operator adalah login, kemudian masuk ke halaman monitoring TKI lalu pilih titik mana atau TKI mana yang akan dituju. Setelah itu masukan perintah tampilkan petunjuk arah. Dengan begitu sistem akan menampilkan petunjuk arah menuju lokasi near real time TKI yang dipilih. Aktivitas ini digambarkan sebagai diagram pada Gambar 4.11
Gambar 4.11 Activity Diagram untuk usecase lihat rute menuju lokasi TKI
7. Activity Diagram kirim koordinat secara otomatis
Aktivitas dari Gambar 4.12 adalah aktivitas mengirimkan titik koordinat lokasi TKI secara otomatis. Sistem akan bekerja secara otomatis ketika waktu setempat telah menunjukan pukul 08:00. Pada waktu tersebut, tanpa diperintah oleh user (TKI), sistem akan memeriksa konektivitas internet dan GPS dan kemudian menangkap lokasi dirinya sendiri. Setelah koordinat didapat, sistem akan
mengirimkan secara otomatis ke webservice yang kemudian disimpan dalam database sebagai lokasi baru dari TKI mana yang mengirimkan lokasi tersebut
8. Activity Diagram Kirim Sinyal S.O.S
Aktivitas pada Gambar 4.13 menggambarkan bagaimana jika seorang TKI benar-benar terancam bahaya dan perlu mengirimkan sinya bahwa TKI tersebut sedang dalam bahaya kepada pemerintah. Aktivitas tersebut dimulai dengan memasukan perintah sinyal S.O.S pada clientApp, kemudian sistem akan memeriksa koneksi internet. Jika tidak terdapat koneksi internet maka sistem tidak dapat mengirimkan sinyal S.O.S dan akan menampilkan pesan gagal.
Tetapi jika sistem memiliki koneksi internet maka, sistem akan melanjutkan kepada verifikasi pengguna, apakah yang mengirimkan sinyal S.O.S ini adalah benar si TKI pengguna clientApp tersebut ataukah orang lain dengan cara sistem meminta TKI memasukkan nama ibu kandung. Mengapa ibu kandung ? Dalam buku Sistem keamanan bank, ibu kandung adalah salah satu bentuk sandi keamanan dalam transaksinya untuk memastikan kebenaran dari seseorang.
Gambar 4.13 Activity Diagram untuk usecase kirim sinyal S.O.S
9. Activity Diagram lihat rute menuju kedubes RI
Aktivitas pada Gambar 4.14 dibawah, adalah aktivitas untuk mendapatkan petunjuk arah menuju kedutaan besar di negara TKI tersebut bekerja. Aktivitas tersebut dimulai dari perintah pengguna untuk mendapatkan petunjuk arah menuju kedubes RI, kemudian sistem
akan memeriksa koneksi internet. Jika tidak ada koneksi internet maka akan muncul pesan gagal dan sistem tidak menampilkan petunjuk arah. Namun, jika koneksi internet tersebut tersedia maka sistem akan menghubungi web service untuk memanggil data TKI dan mencari tahu lokasi TKI yang bersangkutan. Setelah mendapatkan lokasi TKI, sistem akan kembali menghubungi web service untuk mendapatkan data lokasi kedubes di negara yang bersangkutan. Aktivitas terakhir ialah, sistem akan menampilkan petunjuk arah menuju kedubes RI tersebut.
Gambar 4.14 Activity Diagram untuk usecase lihat rute menuju kedubes RI
10.Activity Diagram lihat masa kontrak
Gambar 4.15 Activity Diagram untuk usecase lihat masa kontrak
Pada Gambar 4.15 menunjukan aktivitas bagaimana sistem memperlihatkan masa kontrak kerja sebagai bentuk pengingat pada TKI. Aktivitas ini dimulai setiap kali TKI membuka aplikasi ini, maka sistem akan secara otomatis menghubungi web service untuk mendapatkan data tentang TKI yang bersangkutan dan kemudian menampilkan masa kontrak kerja.
4.3.2.2Membangun Sistem Arsitektur
Aktivitas ini adalah tahap membangun arsitektur dengan pendekatan teknis. Disini, pendefinisian telah difokuskan kepada bagaimana cara kerja SIGEPTKI secara teknisnya.
Gambar 4.16 Menggambarkan skema sistem arsitektur pada SIGEPTKI. Dapat dilihat bahwa terdapat 2 paket sistem utama yaitu clientApp sebagai sistem yang dipegang oleh TKI dan serverApp, sistem yang dipegang oleh pihak pemerintah, dalam kaitannya dengan penelitian ini disebut operator.
Pada skema tersebut dijelaskan juga bahwa basis data sistem tersebut berada terpisah dari kedua paket sistem. Database disediakan secara online, dan hanya dapat diakses melalui koneksi internet. Selain membutuhkan koneksi internet, sistem ini juga membutuhkan sinyal GPS, sehingga dengan kata lain faktor eksternal dari lingkungan SIGEPTKI ini sangat berpengaruh terhadap operasi sistem.
Web Service pada sistem ini adalah penyedia encoder data sebagai perantara sekaligus penerjemah data yang dikirim dari perangkat mobile menuju database. Tanpa adanya web service, paket sistem clientApp dan serverApp tidak akan bisa berkomunikasi dengan database.
Setelah sistem arsitektur dari SIGEPTKI ini didefinisikan, langkah selanjutnya adalah menentukan teknologi dalam pengembangannya dengan cara membuat deployment diagram. Gambar 4.17 memperlihatkan deployment diagram dari SIGEPTKI.
Gambar 4.17 Deployment Diagram dari SIGEPTKI
Dalam deployment diagram diatas, dijelaskan bahwa perangkat mobile yang digunakan sebagai clientApp adalah iPhone, dan perangkat mobile yang digunakan sebagai serverApp dan adminApp adalah iPad. Ketiga Aplikasi tersebutmerupakan aplikasi native (aplikasi yang di instal kedalam sistem operasi dari sebuah device). Web service terdiri dari 2 teknologi yaitu encoder PHP-JSON dan sistem basis data dengan teknologi MySQL