• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan sistem informasi geospasial berbasis mobile pada perlindungan tenaga kerja Indonesia: studi kasus BNP2TKI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan sistem informasi geospasial berbasis mobile pada perlindungan tenaga kerja Indonesia: studi kasus BNP2TKI"

Copied!
236
0
0

Teks penuh

(1)

TENAGA KERJA INDONESIA

(Studi Kasus: BNP2TKI)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

Disusun Oleh:

Azis Senoaji Prasetyotomo

1110093000024

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

(2)

ii

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOSPASIAL BERBASIS

MOBILE PADA PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (Studi Kasus: BNP2TKI)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sistem Informasi

Oleh:

AZIS SENOAJI PRASETYOTOMO

1110093000024

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Depok, September 2014

Azis Senoaji Prasetyotomo

(6)

vi

ABSTRAK

AZIS SENOAJI PRASETYOTOMO, Pengembangan Sistem Informasi

Geospasial Berbasis Mobile pada Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (Studi Kasus : BNP2TKI) dibawah bimbingan ZAINUL ARHAM dan ERI RUSTAMAJI

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) adalah lembaga pemerintah non-departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. BNP2TKI memiliki fungsi pelaksanaan kebijakan penempatan dan perlindungan TKI yang merupakan penyumbang devisa negara terbesar ketiga. Salah satu tugas dari BNP2TKI dalam bidang perlindungan TKI adalah menekan angka TKI bermasalah agar tren untuk menjadi TKI tidak menurun. Permasalahan TKI mencakup penyanderaan, masalah masa kontrak kerja, masalah upah yang tidak dibayarkan dan permasalahan-permasalahan lainnya. Peraturan Presiden nomor 81 tahun 2006 menjelaskan bahwa perlindungan TKI yang dilakukan oleh BNP2TKI meliputi masa pra-pemberangkatan, penempatan, dan pemulangan. Sebagai upaya peningkatan kualitas dari perlindungan TKI yang dilakukan BNP2TKI, penulis mengembangkan sebuah sistem informasi geospasial yang memungkinkan pemerintah untuk memonitor keberadaan dan status masing-masing TKI dan juga bagi TKI menjadi sebuah bentuk perlindungan digital. Sistem dengan fungsi tersebut dibuat dalam versi mobile dengan platform IOS yang dimaksudkan untuk meningkatkan fleksibilitas. Pengembangan sistem ini dibuat dengan menggunakan metode Object Oriented Analysis and Design (OOAD)yang terdiri dari fase inception, elaboration, construction dan transition. Sistem ini dirancang menggunakan Framework Cocoa pada bahasa pemrograman Objective-C dengan pola MVC Programming dan didukung oleh teknologi PHP-JSON sebagai API encoder untuk databaseMySQL. Pengujian sistem dilakukan dengan metode pengujian Black Box. Hasil akhir dari pengembangan sistem ini adalah Pemerintah dapat melakukan pemantauan keberadaan dan status TKI secara near real time, dan TKI memiliki perangkat mobile untuk mengirim lokasi secara otomatis, mengirim sinyal S.O.S, pengingat masa kontrak, dan mendapat rute menuju kedubes RI.

Kata Kunci: Perlindungan TKI, Sistem Informasi Geospasial, OOAD, MVC Programming, Framework Cocoa, Objective-C, PHP-JSON, API

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan Ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan

Sistem Informasi Geospasial pada Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (Studi Kasus: BNP2TKI).

Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu baik moril dan materil dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, terutama kepada: 1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Zulfiandri, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi

di Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Ibu Nia Kumaladewi, MMSI selaku sekretaris Program Studi Sistem Informasi di Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Bapak Zainul Arham, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, bantuan, dan dukungan secara moral maupun teknis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Eri Rustamaji, MBA selaku dosen pembimbing II yang telah

(8)

viii

5. Bapak Drs. H. Mirwanto Manuwiyoto, MM. selaku Mantan Sekretaris Direktorat Jenderal P2KT Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi

yang telah memberikan begitu banyak masukan serta dukungan dalam mencarikan tempat penelitian.

6. Bapak Ir. Agusdin Subiantoro, selaku Deputi bidang penempatan BNP2TKI dan Bapak Drs. Muhammad Syafrie selaku Deputi bidang perlindungan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian

serta memberikan waktunya untuk diwawancarai oleh saya. Serta Mas Wira, yang telah menyediakan data-data yang penulis butuhkan selama

masa penulisan skripsi serta semua pihak yang terlibat di BNP2TKI yang telah banyak membantu penulis selama masa penulisan skripsi. 7. Orang tua penulis yang telah memberikan doa, dukungan moral dan

materi serta cinta untuk menyelesaikan skripsi ini. Serta adikku tersayang yang telah senantiasa memberikan bantuan yang sanggup

dilakukan setiap kali penulis membutuhkan.

8. Teman-teman Almamater SI angkatan 2010 yang selalu memberikan dukungan moril dan hiburan kepada penulis, setiap kali penulis

menghadapi masa-masa sulit selama mengerjakan skripsi.

(9)

ix

Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya dan semua yang membaca.

Depok, 9 September 2014

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR SIMBOL ... xviii

BAB I ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

1.4.1 Manfaat Bagi TKI ... 9

(11)

xi

1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat ... 10

1.4.4 Manfaat Bagi Penulis ... 10

1.4.5 Manfaat bagi UIN Syarif Hidayatullah ... 10

1.5 Metodologi Penelitian ... 11

1.6 Sistematika Penulisan ... 11

BAB II ... 13

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 13

2.1.1 Pengertian Sistem ... 13

2.1.2 Karakteristik Sistem ... 14

2.1.3 Klasifikasi Sistem ... 17

2.1.4 Pengertian Informasi ... 19

2.1.5 Kualitas dan Nilai Informasi ... 19

2.1.6 Pengertian Sistem Informasi ... 20

2.1.7 Komponen Sistem Informasi ... 21

2.1.8 Sistem Informasi pada teknologi mobile ... 23

2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi Geospasial ... 23

2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Geospasial ... 23

2.2.2 Sistem Informasi Geospasial pada perangkat mobile... 24

2.3 Metode ... 25

(12)

xii

2.3.2 Metode Object Oriented Analysis and Design ... 28

2.3.3 Pengujian Sistem ... 36

2.3.4 Tools ... 39

2.4 Konsep Tenaga Kerja Indonesia ... 59

2.4.1 Pengertian Tenaga Kerja Indonesia ... 59

2.4.2 Konsep Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia .... 61

2.5 Platform IOS ... 63

BAB III ... 66

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 66

3.2 Data dan Perangkat Penelitian ... 66

3.2.1 Data Penelitian ... 66

3.2.2 Perangkat Penelitian ... 67

3.3 Metode Penelitian ... 68

3.3.1 Metode Pengumpulan Data ... 68

3.3.2 Metode Pengembangan Sistem ... 70

3.3.3 Alasan Menggunakan Metode OOAD ... 74

3.4 Kerangka Berpikir ... 76

BAB IV ... 78

4.1 Gambaran Umum BNP2TKI ... 78

(13)

xiii

4.1.2 Visi dan Misi BNP2TKI ... 79

4.1.3 Fungsi BNP2TKI ... 79

4.1.4 Tugas BNP2TKI ... 80

4.1.5 Struktur Organisasi BNP2TKI ... 81

4.2 Pengumpulan Data ... 84

4.2.1 Observasi ... 84

4.2.2 Wawancara ... 84

4.2.3 Angket atau Kuesioner ... 85

4.2.4 Studi Pustaka ... 86

4.3 Pengembangan Sistem ... 88

4.3.1 Inception ... 88

4.3.2 Elaboration ... 108

4.3.3 Construction ... 125

4.3.4 Transition ... 157

BAB V ... 167

3.1 Kesimpulan ... 167

3.2 Saran ... 168

DAFTAR PUSTAKA ... 170

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 Perbandingan Metode Pengembangan Sistem ... 75

TABEL 4.1 Pencocokan System Requirements fungsional terhadap aktor ... 91

TABEL 4.2 Use case kirim koordinat secara otomatis ... 97

TABEL 4.3 Use case kirim sinyal S.O.S ... 98

TABEL 4.4 Use case lihat rute menuju kedubes RI ... 99

TABEL 4.5 Use case lihat masa kontrak ... 100

TABEL 4.6 Use case log in ... 101

TABEL 4.7 Use case manajemen data clientApp ... 102

TABEL 4.8 Use case manajerial data identitas TKI ... 103

TABEL 4.9 Use case log out ... 104

TABEL 4.10 Use case lihat lokasi TKI ... 105

TABEL 4.11 Use case lihat rute menuju lokasi TKI ... 106

TABEL 4.12 Definisi Data ... 129

TABEL 4.13 Pengujian pada tampilan adminApp ... 160

TABEL 4.14 Pengujian pada tampilan serverApp ... 161

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1.1 Grafik Jumlah Pengiriman TKI ke Luar Negeri ... 1

GAMBAR 1.2 Grafik Jumlah TKI yang bermasalah... 2

GAMBAR 1.3 Grafik indeks OS mobile dilihat dari kemudahannya ... 5

GAMBAR 2.1 Karakteristik Sistem ... 17

GAMBAR 2.2 Tahapan dan Aktivitas Proses Makro ... 32

GAMBAR 2.3 Proses Mikro pada Proses Makro ... 33

GAMBAR 2.4 Aktivitas Proses Mikro ... 34

GAMBAR 2.5 Tahapan Keseluruhan OOAD ... 36

GAMBAR 2.6 Contoh Context Diagram ... 40

GAMBAR 2.7 Contoh Use Case Diagram ... 42

GAMBAR 2.8 Contoh Activity Diagram ... 43

GAMBAR 2.9 Contoh Class Diagram ... 44

GAMBAR 2.10 Contoh Sequence Diagram ... 45

GAMBAR 2.11 Contoh Deployment Diagram ... 46

GAMBAR 2.12 Contoh MVC Pattern ... 50

GAMBAR 3.1 Kerangka Berpikir ... 77

GAMBAR 4.1 Struktur Organisasi BNP2TKI ... 81

GAMBAR 4.2 Context Diagram dari SIGEPTKI ... 89

(16)

xvi

GAMBAR 4.4 Mission Use Case Diagram dari keseluruhan SIGEPTKI ... 94

GAMBAR 4.5 Use Case Diagram dari SIGEPTKI ... 96

GAMBAR 4.6 Activity Diagram untuk use case Log in ... 107

GAMBAR 4.7 Activity Diagram untuk use case manajemen data clientApp ... 109

GAMBAR 4.8 Activity Diagram untuk use case manajemen data identitastki ... 111

GAMBAR 4.9 Activity Diagram untuk use case log out ... 113

GAMBAR 4.10 Activity Diagram untuk use case lihat lokasi TKI ... 114

GAMBAR 4.11 Activity Diagram untuk use case lihat rute menuju lokasi TKI 115 GAMBAR 4.12 Activity Diagram untuk use case kirim koordinat ... 116

GAMBAR 4.13 Activity Diagram untuk use case kirim sinyal S.O.S ... 118

GAMBAR 4.14 Activity Diagram untuk use case lihat rute menuju kedubes... 119

GAMBAR 4.15 Activity Diagram untuk use case lihat masa kontrak ... 120

GAMBAR 4.16 System Architecture dari SIGEPTKI ... 121

GAMBAR 4.17 Deployment Diagram dari SIGEPTKI ... 123

GAMBAR 4.18 Class Diagram awal dari SIGEPTKI ... 124

GAMBAR 4.19 Class Diagram SIGEPTKI ... 127

GAMBAR 4.20 Struktur Database ... 128

GAMBAR 4.21 Sequence Diagram Login ... 134

GAMBAR 4.22 Sequence Diagram add identitas TKI ... 135

(17)

xvii

GAMBAR 4.24 Sequence Diagram delete identitas TKI ... 137

GAMBAR 4.25 Sequence Diagram add clientApp ... 138

GAMBAR 4.26 Sequence Diagram edit clientApp ... 140

GAMBAR 4.27 Sequence Diagram log out ... 141

GAMBAR 4.28 Sequence Diagram delete clientApp ... 142

GAMBAR 4.29 Sequence Diagram monitoring dan rute menuju lokasi TKII ... 143

GAMBAR 4.30 Sequence Diagram kirim koordinat lokasi TKI ... 144

GAMBAR 4.31 Sequence Diagram kirim sinyal S.O.S ... 145

GAMBAR 4.32 Sequence Diagram menampilkan rute menuju kedubes... 147

GAMBAR 4.33 Sequence Diagram menampilkan masa kontrak kerja ... 148

GAMBAR 4.34 Storyboard adminApp ... 149

GAMBAR 4.35 Storyboard serverApp ... 150

GAMBAR 4.36 Storyboard clientApp ... 151

GAMBAR 4.37 Model MVC untuk membangun adminApp ... 152

GAMBAR 4.38 Model MVC untuk membangun serverApp ... 153

GAMBAR 4.39 Model MVC untuk membangun clientApp ... 154

GAMBAR 4.40 Prototype clientApp ... 155

GAMBAR 4.41 Prototype adminApp ... 157

(18)

xviii

DAFTAR SIMBOL

Diagram UML (Unified Modeling Language)

Nama Diagram Simbol Nama

Context Diagram

Actor

System

Participant

Mission Use

Cases Diagram Packet System

Use Case

Diagram Use case

Include

Activity Diagram

Initital Note

(19)

xix

Decission Note

Activity

Fork

Deployment

Diagram Node Name

Class Diagram

Class

Interface

Sequence Diagram

Object Lifeline

Actor Lifeline

(20)

xx

Return Messasge

Self Message (Sumber: OOAD with Application, 2007)

MVC Pattern

MVC Pattern

Menyatakan unsur wajib ada Menyatakan unsur

wajib ada dengan jumlah tidak tentu Menyatakan unsur yang tidak harus

ada Menyatakan hubungan secara kontekstual secara

(21)

60

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendapatan Negara yang dihasilkan dari devisa TKI pada tahun 2007 – 2013 rata-rata 6.5 miliar dolar AS (Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2014:8),

menempati peringkat ke 3 penyumbang devisa terbesar di Indonesia pada tahun 2013 setelah sektor minyak dan gas bumi, dan minyak kelapa sawit (Kementrian

Keuangan, 2014: 1-3). Jumlah tersebut sangat mempengaruhi perkembangan perekonomian makro Indonesia.

Gambar 1.1 Grafik Jumlah Pengiriman TKI ke Luar Negeri Tahun 2007 - 2013 (BNP2TKI, 2014: 11)

69 6.74 6 64 4.73 1 63 2.17 2 57 5.80 4 58 6.80 2 49 4.60 9 51 2.16 8 15 2.88 7 14 8.60 0 10 3.18 8 12 4.68

4 210.11

6 21 4.82 5 23 5.17 0 54 3.85 9 49 6.13 1 52 8.98 4 45 1.12 0 37 6.68 6 27 9.78 4 27 6.99 8 0 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000 800.000

2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3

OR

A

NG

TAHUN

(22)

Sedangkan tren jumlah Tenaga Kerja Indonesia dari tahun 2007 sampai dengan 2013 mengalami penurunan rata-rata sebesar 5% sebagaimana yang

diperlihatkan pada Gambar 1.1. Hal ini merupakan dampak dari banyaknya permasalahan yang terjadi pada TKI yang sedang bekerja di luar negeri yang mempengaruhi minat warga Indonesia untuk menjadi TKI.

Permasalahan dari TKI, mencakup masa kontrak habis tetapi masih tetap bekerja, mendapati majikan yang jahat, permasalahan dengan gaji atau upah sampai dengan penyanderaan. Sebagaimana pada Gambar 1.2, jumlah TKI bermasalah dari tahun 2007 – 2013 terjadi penurunan rata-rata 29%.

Gambar 1.2 Jumlah Tenaga Kerja Indonesia yang bermasalah dari tahun 2010 – 2013 (BNP2TKI, 2014: 31)

5 4 .52 7 46 .626 44 .369 31 .676 18 .977 8.94 0 3.76 9 23 .332 17 .332 13 .287 8.43 5 4.03 2 2.03 4 2.73 3 31195 29294 31082 23241 14945 6906 1036 0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000

2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3

OR

A

NG

TAHUN

(23)

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indoneisa, BNP2TKI

memiliki Deputi Bidang Perlindungan yang bertugas untuk merumuskan, mengoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan teknis

perlindungan Tenaga Kerja Indonesia yang meliputi standarisasi, sosialisasi dan pelaksanaan perlindungan mulai dari pra-pemberangkatan selama penempatan, sampai dengan pemulangan. Perihal perlindungan selama pra-pemberangkatan,

penempatan, dan pemulangan juga tertulis lebih rinci pada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Nomor: PER-18/MEN/IX/2007. Pada peraturan

menteri tersebut dituliskan bahwa perlindungan TKI selama pra-pemberangkatan adalah memastikan kesiapan dari TKI tersebut sebelum penempatan dengan cara sosialisasi dan memastikan perihal asuransi. Perlindungan pada masa penempatan

adalah perlindungan pada saat TKI bekerja di luar negeri. Sedangkan perlindungan pada masa pemulangan adalah memastikan TKI yang sudah habis masa kontraknya

dipulangkan tepat waktu dan menjamin keselamatan TKI tersebut hingga kembali ke agen masing-masing.

Belakangan ini Sistem Informasi Geospasial sering diterapkan pada

pemantauan obyek-obyek tertentu seperti dalam bidang perikanan dan perlindungan satwa. Peneliti akan menerapkan Sistem Informasi Geospasial pada

(24)

Diperlukan perangkat GPS yang kecil supaya dapat dibawa kemanapun TKI itu pergi. Perkembangan teknologi smartphone yang semakin canggih

mengakibatkan perangkat GPS stand alone kini tidak lagi diperlukan jika seseorang sudah memiliki smartphone. Sehingga setiap TKI hanya perlu menggenggam smartphone yang berfungsi selain untuk kebutuhan komunikasi juga sebagai

pengirim titik koordinat kepada sistem monitoring. Teknologi GPS yang tertanam pada smartphone sudah cukup akurat dalam memberikan petunjuk angka koordinat

suatu posisi.

Rata-rata pendidikan terakhir Tenaga Kerja Indonesia yang dikirim ke luar

negeri dari tahun 2007 – 2013 adalah lulusan SD 31.26%, lulusan SMP 37,4%, lulusan SMA 24.37%, lulusan Diploma 5.66%, lulusan Sarjana 1.24%, lulusan Pasca Sarjana 0.17% (sumber : BNP2TKI). Sehingga sebagian besar TKI adalah

lulusan SMA kebawah, maka diperlukan Sistem Operasi mobile yang mudah digunakan. Dari penelitian yang dilakukan oleh Pfieffer Report, Tahun 2013,

didapatkan nilai indeks sistem Operasi dilihat dari kemudahannya dalam dioperasikan menyatakan bahwa sistem operasi yang paling mudah digunakan adalah sistem operasi IOS 7 dan IOS 6 sebagaimana pada Gambar 1.3. Dari hasil

(25)

Gambar 1.3 Grafik Nilai Indeks Sistem Operasi Mobile Dilihat dari Kemudahannya (Pfeiffer Report, 2013: 7)

Dibandingkan dengan penelitian – penelitian sebelumnya tentang sistem informasi geospasial monitoring obyek tertentu dengan judul “Aplikasi SIG web untuk monitoring dan manajemen kualitas pendidikan sekolah menengah atas di

kota Solo Jawa Tengah” (Priyono, 2013: 1), “Aplikasi sistem informasi geografi tingkat pencemaran industri di kabupaten gresik”, (Triono, et al, 2008: 1 -2) dan

“Applying internet geographic information system for water quality monitoring”,

(Jankowsky, 2007: 1 - 2) sistem yang akan dikembangkan oleh penulis sangatlah berbeda karena 3 jurnal tersebut fokus terhadap pengamatan kualitas dari suatu

obyek pada area-area tertentu, sedangkan yang penulis buat adalah monitoring keberadaan dan status obyek.

Begitu juga dengan penelitian lain dengan judul “Geospatial video monitoring of nearshore benthic habitats of western biscayne bay (florida) using

73,25 70 57,25 47 56 0 10 20 30 40 50 60 70 80

IOS 7 IOS 6 Android Windows Phone 8 Blackberry 10

(26)

the shallow-water positioning system”, (Lirman, et al, 2008) memanfaatkan kamera sebagai alat untuk memantau keberadaan dan status obyek dan “Application of GIS

to biodiversity monitoring”, (Department of Enviromental Sciences, 2003) dan “Aplikasi sistem informasi geografis pengindraan jauh untuk monitoring area

sawah dengan data multitemporal”, (Muharram, et al, 2013) yang melakukan monitoring terhadap kumpulan obyek yaitu flora dan fauna menggunakan pengindraan jarak jauh.

Dilihat dari latar belakang diatas, ada dorongan untuk membuat Sistem Informasi Geospasial yang terkait dengan pengawasan keberadaan lokasi dan status

TKI berbasis mobile dengan pendekatan FrameworkCocoa pada Objective-C yang merupakan Framework untuk mengembangkan sistem pada iOS atau Apple device. Oleh karena itu, skripsi berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Geospasial

(27)

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka didapat

identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Belum adanya location based services untuk keberadaan dan status TKI

di luar negeri pada BNP2TKI sehingga pemantauan keberadaan TKI hanya bisa sampai lokasi terakhir penempatan kerja.

2. Tidak ada pemberitahuan awal kepada TKI jika masa kontraknya akan

berakhir untuk menghindari adanya masalah jika masa kontrak berakhir namun TKI tersebut lupa atau tidak mengetahuinya.

3. Belum ada bentuk perlindungan digital yang dipegang oleh TKI seperti pengingat masa kontrak kerja, petunjuk arah menuju Kantor Kedutaan Indonesia, dan pengirim sinyal pemberitahuan bahwa TKI tersebut

sedang dalam bahaya.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi Masalah yang telah dipaparkan diatas, maka dapat

dirumuskan beberapa masalah, sebagai berikut:

1. Bagaimana analisis dan pengembangan sistem informasi geospasial

berbasis IOS yang dapat memonitor keberadaan dan status Tenaga Kerja Indonesia yang sedang bekerja di luar negeri secara near real time.

2. Bagaimana memanfaatkan teknologi pada smartphone dengan sistem

(28)

1.1Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka batasan masalah dari penelitian

ini adalah:

1. Analisis dan pengembangan sistem dilakukan di Deputi Perlindungan

pada Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI.

2. SIGEPTKI merupakan Sistem Informasi Geospasial yang dapat memonitor keberadaan dan status TKI sebagai bentuk perlindungan

digital yang disediakan oleh pemerintah. Sistem ini dapat mengirimkan keberadaan near real time TKI, pemberitahuan masa kontrak kerja,

menyediakan rute menuju kedubes RI, dan mengirimkan sinyal S.O.S (Save Our Soul) ke Kedubes RI di negara TKI tersebut bekerja.

3. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah Object Oriented

Analysis and Design (OOAD) sampai pada level implementasi prototype (transition). Tools yang digunakan dalam pengembangan

sistem adalah Objective-C ver. 2.0 , JSON ver. 6.0, dan MySQL ver. 5.6.21.

4. Pengujian prototype dari sistem yang sudah dibangun dijalankan di

(29)

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan Umum:

Mengembangkan Sistem Informasi Geospasial berbasis mobile pada perlindungan TKI di BNP2TKI

Tujuan Khusus:

1. Mengembangkan sistem monitoring keberadaan dan status dari setiap TKI yang bekerja di luar negeri secara near real time

2. Mengembangkan sistem penyedia lokasi dan rute menuju kantor Kedutaan Indonesia kepada TKI

3. Mengembangkan sistem pengingat masa kontrak bekerja masing-masing TKI

4. Mengembangkan sistem pengirim sinyal S.O.S (Save Our Soul) dari

TKI menuju Kedubes RI setempat

1.5Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Bagi TKI

1. Mendapatkan Informasi mengenai masa visa atau kontrak dan pengingat

sehingga diharapkan tidak ada lagi masalah tentang masa kontrak bekerja.

(30)

1.5.2 Manfaat Bagi BNP2TKI

1. Meningkatkan jaminan perlindungan terhadap Tenaga Kerja Indonesia

yang bekerja di luar negeri seperti yang dituliskan pada UU No. 39 Tahun 2004 dan Perpres RI No. 81 Tahun 2006

2. Memudahkan BNP2TKI untuk melacak lokasi TKI yang sedang mengalami masalah.

1.5.3 Manfaat Bagi Masyarakat

1. Meningkatkan kepercayaan masyarakat akan kinerja pemerintah

khususnya dalam bidang jaminan perlindungan TKI di luar negeri.

1.5.4 Manfaat Bagi Penulis

1. Memberikan pemahaman menyeluruh mengenai penerapan Sistem Informasi Geospasial berbasis mobile dengan metodologi Object

Oriented Analysis and Design.

2. Mendapat pengalaman terhadap tahapan penelitian dalam pengembangan Sistem Informasi Geospasial berbasis mobile dengan

pendekatan Cocoa pada Objective-C.

1.5.5 Manfaat bagi UIN Syarif Hidayatullah

1. Penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi bagi penelitian berikutnya dalam pengembangan Sistem Informasi Geospasial berbasis

(31)

1.6Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian didalam penelitian ini menggunakan beberapa

metode yang bertujuan mempermudah dalam melakukan analisis dan pengembangan aplikasi, yaitu metode pengumpulan data dan metode

pengembangan sistem. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan studi pustaka serta metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Object Oriented Analysis and Design (OOAD).

1.7Sistematika Penulisan

Secara garis besar, penulisan ini dibagi menjadi lima (5) bab. Adapun isi dari masing-masing bab adalah sebagai berikut:

BAB 1. PENDAHULUAN

Bab ini mengemukakan latar belakang dibuatnya penulisan ini, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, dan sistematika penulisan yang masing-masing dijelaskan pada tiap bab.

BAB 2. LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang pengertian dan teori-teori yang digunakan sebagai landasan atau dasar dari penelitian ini.

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang mencakup kerangka berpikir, metode pengumpulan data, dan metode pengembangan sistem

(32)

monitoring TKI berbasis mobile dengan pendekatan Framework Cocoa pada Objective-C.

BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian, analisis dan pengujian tentang

sistem informasi geospasial monitoring TKI berbasis mobile dengan pendekatan Framework Cocoa pada Objective-C.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari uraian yang sudah diterangkan pada bab-bab sebelumnya, dan juga berisi saran-saran perbaikan terhadap sistem yang

(33)

60 2.1Konsep Dasar Sistem Informasi

2.1.1 Pengertian Sistem

Sistem adalah sekumpulan atau bagian-bagian yang mempunyai kaitan satu sama lain, yang bersama-sama beraksi menurut pola tertentu terhadap masukan dengan tujuan menghasilkan keluaran. “Sistem adalah kumpulan dari elemen

-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu” (Jogiyanto, 2005 : 34). Sistem secara luas dapat didefinisikan sebagai sekumpulan elemen-elemen

yang saling berhubungan dan saling bergantungan untuk mencapai suatu tujuan. McLeod berpendapat sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan

maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Begitu pula Robert G Murdick mendefinisikan sistem sebagai seperangkat elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan bersama (Ladjamudin, 2005 : 3).

Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya.

(34)

prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

b. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen atau elemennya mendefinisikan sistem sebagai berikut :

1) Sistem sebagai bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud.

2) Sistem sebagai suatu komponen atau variabel yang terorganisir,

saling berinteraksi, saling bergantung, satu sama lain dan terpadu. 3) Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud

yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

4) Sistem sebagai seperangkat elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Sebuah sistem memiliki suatu karakterisrik atau sifat- sifat tertentu yang merincikan bahwa itu adalah suatu sistem. Adapun karakter dari sistem itu adalah (Jogiyanto, 2005 : 3-6) :

a. Komponen Sistem (Components)

Suatu sistem terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi,

saling bekerjasama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen tersebut dapat berupa suatu subsystem atau bagian dari setiap sistem, tidak peduli seberapa kecil sistem tersebut. Setiap subsystem memiliki

(35)

mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat memiliki sebuah sistem yang lebih besar yang disebut Supra System.

b. Batasan Sistem (Boundary)

Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem lainnya atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan

yang tidak dapat dipisahkan.

c. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang

menguntungkan merupakan energi dari sistem sehingga harus dijaga dan dipelihara, sedangkan lingkungan yang merugikan harus ditahan

dan dikendalikan karena dapat mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

d. Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung sistem merupakan media yang menghubungkan sistem dengan subsystem lainnya. Keluran dari suatu subsystem akan menjadi

(36)

e. Masukan Sistem (Input)

Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan ini

dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) atau masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan

agar sistem tersebut dapat beroperasi. Sedangkan signal input adalah energi yang diproses untuk mendapat keluaran.

f. Pengolahan (Process)

Suatu sistem harus mempunyai bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

g. Keluaran Sistem (Output)

Keluaran adalah hasil dari energi yang telah diolah kemudian diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna atau sisa pembuangan.

Keluaran dapat merupakan masukan bagi subsystem yang lain atau bagi supra system.

h. Sasaran Sistem (Objective)

Sasaran dari suatu sistem sangat menentukan masukan yang dibutuhkan dan keluaran yang dihasilkan. Jika sistem tidak memiliki sasaran maka

(37)
[image:37.595.92.511.123.528.2]

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem (Jogiyanto 2005 : 6)

2.1.3 Klasifikasi Sistem

Selain karakteristik yang telah dijelaskan di atas sistem juga dapat

diklasifikasikan yang dilihat dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut (Jogiyanto, 2005 : 6) :

a. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologi

(38)

b. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

Sistem alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi melalui

proses alam, tidak dibuat oleh manusia. Sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan

manusia melibatkan interaksi antara dengan mesin yang disebut human-machine system atau ada yang menyebut man-machine system.

c. Sistem Determinasi dan Sistem Probabilitas

Sistem determinasi (deterministicsystem) adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi, misalnya sistem komputer.

Sistem ini dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan. Sedangkan sistem probabilitas (probabilisticsystem) adalah sistem yang masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung

unsur probabilistik.

d. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

Sistem tertutup (closedsystem) adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luar. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem terbuka

(open system) sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh sistem luar. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk

(39)

2.1.4 Pengertian Informasi

Informasi adalah rangkaian data yang mempunyai sifat sementara,

tergantung dengan waktu, mampu memberi kejutan atau surprise pada yang menerimanya. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih

berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang. “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya” (Jogiyanto, 2005 : 8). Raymond McLeod

mendefinisikan informasi sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya. Alat pengolahan informasi dapat meliputi elemen

komputer, elemen non komputer atau kombinasinya (Ladjamudin, 2005 : 9).

2.1.5 Kualitas dan Nilai Informasi

Kualitas sistem informasi tergantung pada (Jogiyanto, 2005 : 10) :

a. Akurat, informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak

menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas menceritakan maksudnya.

b. Tepat waktu, informasi yang diterima tidak boleh terlambat. Informasi

yang telah usang tidak mempunyai nilai tinggi, karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila

(40)

c. Relevan, informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya

berbeda.

Nilai dari informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya

mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya

digunakan untuk beberapa kegunaan. Sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan

biaya untuk memperolehnya. Hal itu disebabkan karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam perusahaan.

2.1.6 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah sistem di dalam suatu organisasi, yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Jogiyanto, 2005 : 11).

Sementara menurut Robet A. Letch dan K. Roscoe Davis, sistem informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan

transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasai dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang ditentukan. Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut (Ladjamudin,

(41)

a. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu

menyajikan informasi.

b. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan

memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan/atau untuk mengendalikan organisasi.

c. Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan

pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar

tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan

2.1.7 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi dapat terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block), yaitu blok masukan (input block),

blok model (model block), blok dasar data (database block) dan blok kendali (control block). Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai

sasarannya (Jogiyanto, 2005 : 42).

a. Blok Masukan

(42)

b. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik

yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang

diinginkan. c. Blok Keluaran

Merupakan keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan

dokumentasi yang berguna. d. Blok Teknologi

Teknologi merupakan “kotak alat” (toolbox) dalam sistem informasi.

Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan, dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan

keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. e. Blok Basis Data

Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

f. Blok Kendali

Untuk upaya sistem informasi dapat berjalan sesuai dengan yang

(43)

2.1.8 Sistem Informasi pada teknologi mobile

Sistem Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer, namun

Sistem Informasi saat ini banyak menggunakan teknologi mobile. Transaksi bisnis kerap terjadi melalui teknologi mobile seperti smartphone, tablet, iPad dan

perangkat mobile lainnya.

Sistem Informasi pada teknologi mobile lebih mudah digunakan oleh end-user karena sisi praktis yang tidak perlu menggunakan perangkat PC atau laptop.

Menurut Pernici & Barbara (2006: 22), SI pada mobile biasanyamemiliki database yang terpisah dan diletakkan secara online. Transaksi bisnis pada teknologi mobile dilakukan berdasarkan konsep client-server. Perangkat mobile berperang sebagai

client dan webservice berperan sebagai server. Komunikasi dan pertukaran data berlangsung melalui internet. Popularitas SI pada mobile didukung oleh teknologi

perangkat mobile yang semakin canggih dan koneksi internet yang semakin mudah didapat.

2.2Konsep Dasar Sistem Informasi Geospasial

2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Geospasial

Menurut UU No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Spasial pasal 1 – 4 menjelaskan bahwa spasial adalah aspek keruangan suatu obyek atau kejadian yang

(44)

kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu.

Gesospasial memiliki unsur data geospasial, yaitu data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik obyek alam dan/atau buatan

manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi. Informasi Geospasial yang selanjutnya disingkat adalah data geospasial yang sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan,

pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian.

Dari seluruh penjelasan tentang apa itu geospasial, maka dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Geospasial adalah sistem komputerisasi yang dapat menampilkan informasi geospasial serta melakukan transaksi data geospasial

secara otomatis.

2.2.2 Sistem Informasi Geospasial pada perangkat mobile

Menurut Wang (2009: 1), geospasial erat kaitannya dengan teknologi GPS (Global Positioning System), GPS merupakan alat untuk mengetahui posisi berdasarkan koordinat dengan bantuan satelit. Sistem Informasi Geospasial

belakangan ini sangat didukung oleh kecanggihan perangkat mobile terutama smartphone karena disetiap smartphone sudah ditanamkan teknologi GPS.

(45)

provider telekomunikasi, maka smartphone yang dilengkapi dengan fitur GPS mampu bekerja untuk memberikan informasi lokasi

Pada penelitian yang dilakukan oleh Wang (2009: 3 - 6), menyatakan bahwa cara kerja GPS Receiver hampir sama dengan sinyal telepon, yaitu dengan

menggunakan gelombang radio. Namun, tidak layaknya sinyal seluler yang menggunakan tower, GPS ini menggunakan 30 satelit yg saat ini berada di orbit bumi. Saat ini GPS hanya menggunakan 27 satelit, dan 3 satelit lainnya digunakan

untuk backup apabila terjadi kerusakan satelit. Oleh karena itulah GPS lebih akurat dalam menunjukkan lokasi karena tidak terhalang oleh beberapa faktor penghalang seperti tower seluler.

2.3Metode

2.3.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu proses atau cara yang digunakan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Pada penelitian

ini, peneliti membutuhkan data-data pendukung untuk membangun sistem informasi geospasial berbasis mobile. Menurut Nazir (1998: 7), metode pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh

data yang diperlukan.

2.3.1.1Observasi

Menurut Supardi (2006:88), “Metode observasi merupakan metode

(46)

Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat

re-checkingin atau pembuktian terhadap informasi / keterangan yang diperoleh sebelumnya.Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan

dan pencatatan fenomena-fenomena yang diselidiki secara sistematik.

2.3.1.2Wawancara

Menurut Sugiono (2009:317) : “Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu dan dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi yang tidak mungkin bisa ditemukan melalui observasi”.

Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya

jawab dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk suatu penelitian. Beberapa hal dapat membedakan wawancara dengan percakapan sehari-hari adalah antara lain:

• Pewawancara dan responden biasanya belum saling kenal-mengenal

sebelumnya.

(47)

• Pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu jawaban,

tetapi harus selalu bersifat netral.

• Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat

sebelumnya. Pertanyaan panduan ini dinamakan interview guide.

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. Tanya jawab ‘sepihak’ berarti bahwa pengumpul data yang aktif

bertanya, sermentara pihak yang ditanya aktif memberikan jawaban atau tanggapan. Dari definisi itu, kita juga dapat mengetahuibahwa Tanya jawab dilakukan secara

sistematis, telah terencana, dan mengacu pada tujuan penelitian yang dilakukan.

2.3.1.3Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui

formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis, 2008: 66)

2.3.1.4Studi Pustaka

Menurut Nazir (1998: 112)“Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting

dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah

(48)

Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari

kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari : buku,

jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang

sesuai (internet, koran dll)”.

2.3.2 Metode Object Oriented Analysis and Design

2.3.2.1Konsep Object Oriented Analysis and Design (OOAD)

Metodologi Booch’s Object Oriented Analysis & Design, selanjutnya

disingkat OOAD, merupakan penggabungan 3 (tiga) pendekatan, yaitu: Object

Oriented Design (OOD), Object Oriented Analysis (OOA) dan Object Oriented Programming (OOP).

OOA merupakan metode analisis yang memeriksa kebutuhan (requirement) berdasarkan prespektif pengumpulan obyek-obyek dan kelas-kelas dalam sebuah domain problem, sedangkan OOD merupakan sebuah metode mendesain yang

mencakup proses pendekompoisisan obyek dan digambarkan dalam notasi sehingga bisa menggambarkan static dan dynamic model sistem baik secara logical

dan/atau physical (Booch, et al, 2007: 42).

Berdasarkan pengertian ini, ada 2 (dua) hal penting yang harus ditekankan dalam OOD, yaitu:

1. OOD menggunakan teknik object oriented decomposition

(49)

modul dan proses dalam sebuah aspek sistem baik statis maupun dinamis.

OOP merupakan sebuah metode untuk mengimplementasikan program yang diorganisasikan sebagai kumpulan obyek dimana tiap-tiap obyek merupakan

instan dari sebuah kelas dan kelas merupakan salah satu dari kumpulan kelas yang saling berhubungan secara hirarki menggunakan inheritance relationship (Booch,

et al, 2007: 41).

Berdasarkan pengertian ini, ada 3 (tiga) hal penting yang harus ditekankan

dalam OOP, yaitu:

1. OOP menggunakan obyek sebagai dasar dalam membangun program, bukan algoritma.

2. Obyek merupakan instan dari sebuah kelas

3. Setiap kelas dihubungkan menggunakan inheritance relationship atau

yang kita kenal dengan istilah pewarisan, sehingga bahasa pemograman yang tidak mendukung inheritance tidak bisa mengimplementasikan OOP.

Hubungan antara OOA, OOD dan OOP adalah: hasil pemodelan atau pengumpulan obyek dari OOA akan digunakan oleh OOD dan hasil dari OOD akan

(50)

2.3.2.2Proses Dalam OOAD

1. Macro Process

Proses makro merupakan penjelasan keseluruhan proses dari siklus hidup pengembangan sistem yang menyediakan sebuah kerangka kerja untuk proses mikro, proses mikro itu sendiri terdapat pada tahap analisis dan desain. Tahapan

dalam proses makro adalah sebagai berikut: a. Requirement

Pada tahap requirement menjelaskan tentang bagaimana membuat dan menjaga sebuah perjanjian kerjasama dengan customer dan stakeholder mengenai apa yang harus dilakukan pada pembuatan sistem, misalnya

kebutuhan-kebutuhan dari suatu sistem seperti fungsi-fungsi apa saja yang akan digunakan oleh sistem, fitur-fitur apa saja yang akan dipakai dalam

pembuatan sistem, siapa saja user yang terlibat atau yang memakai sistem tersebut dan lain sebagainya. Selain itu, tahapan ini juga mendefinisikan batasan-batasan dari suatu sistem yang akan dibuat.

b. Analysis and Design

Tahapan ini menjelaskan bagaimana mengkonversi

kebutuhan-kebutuhan sistem yang telah dibuat sebelumnya menjadi sebuah bentuk rancangan sistem. Yang mana rancangan tersebut disajikan sebagai spesifikasi dari implementasi sistem dalam memilih lingkungan

(51)

sebuah sistem dan menetapkan mekanisme umum yang harus digunakan oleh elemen-elemen yang berbeda dari sistem.

c. Implementation

Setelah membuat suatu kebutuhan sistem, menganalisis dan

merancang sistem yang akan dibuat. Kemudian pada tahap ini dilakukan implementasi unit sistem dan menggabungkan rancangan dengan sistem, maksudnya adalah mengimplementasikan rancangan tersebut dalam sebuah

sistem atau program dalam bentuk coding program. Selain itu juga menghasilkan sebuah sistem yang sudah dapat dijalankan.

d. Test

Tes/pengujian dilakukan untuk meyakinkan bahwa sistem telah sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang telah dibuat sebelumnya

(kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah menerapkan yang sewajarnya). Memvalidasi fungsi sistem yang telah konkrit kemudian didemonstrasikan

bahwa produk software tersebut sesuai dengan kebutuhan dan rancangan yang telah dibuat sebelumnya.

e. Deployment

Meyakinkan bahwa produk software tersebut (termasuk implementasi dan pengujian) telah tersedia untuk end user atau sudah dapat

digunakan oleh pengguna akhir. Proses makro memiliki aktivitas-aktivitas pendukung di dalam pembuatan software-nya yang mencakup Project Management, Configuration and Change Management dan Environment.

(52)

1. Project Managemment

Project Manajement dilakukan untuk mengelola proyek

pengembangan software, meliputi perencanaan, staffing dan monitoring proyek serta mengatur resiko yang mungkin terjadi. 2. Configuration and Change Management

Mengidentifikasi konfigurasi setiap item, mengontrol perubahan pada setiap item dan mengatur konfigurasi pada setiap item.

3. Environment

Menyediakan sebuah lingkungan pengembangan software,

meliputi proses keduanya (project management, configuration dan change management) dan alat-alat yang mendukung tim pengembang software. Jadi pada environment, perusahaan

menyediakan sebuah lingkungan untuk pengembangan sebuah software serta menyediakan alat-alat apa saja yang dibutuhkan

oleh pengembang software dalam mengerjakan proyeknya.

[image:52.595.90.518.133.552.2]

Gambar 2.2 adalah Gambaran dari setiap tahapan dalam proses makro

(53)

2. Micro Process

Pada proses mikro ini, meliputi proses analysis and design (proses mikro)

dengan melihat aktivitas apa yang dilaksanakan dan mengerjakan produk apa yang dihasilkan. Proses mikro merupakan bagian dari proses makro seperti yang terdapat

[image:53.595.91.515.190.529.2]

pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Proses Mikro pada Proses Makro (Booch, et al, 2007: 273)

Pada analisis terfokus pada behavior (perilaku) bukan form (bentuk). Dalam analisis mencari model dunia dengan mengidentifikasi unsur-unsur yang

membentuk kosa kata yang berasal dari problem domain dan mendeskripsikan roles, responsibilities dan collaborations. Sedangkan pada desain diciptakan unsur-unsur yang menyediakan behavior dari unsur analisis yang diperlukan (Booch, et

al, 2007: 272 – 276). Produk utama dari proses mikro ialah:

1. Architecture description, menjelaskan arsitektur sistem, termasuk

deskripsi mekanisme umum. Uraian tersebut meliputi arsitektural aspek penting dari analisis/desain model.

2. Analysis/design model, mencakup analisis dan elemen desain solusi

(54)

menjelaskan bagaimana kebutuhan perilaku sistem yang diwujudkan dalam hal elemen-elemen.

[image:54.595.91.511.175.723.2]

Di dalam proses mikro terdiri dari 4 aktivitas seperti yang tergambar pada Gambar 2.4, aktivitas-aktivitas yang terdapat pada proses mikro ialah:

a. Identify the elements

Menemukan elemen-elemen yang akan dikerjakan. b. Define the collaborations between the elements

Mendeskripsikan bagaimana mengidentifikasi kerjasama antara elemen untuk menyediakan kebutuhan tingkah laku sistem.

c. Define the relationships between the element

Mendefinisikan hubungan antar elemen untuk mendukung kerjasama antar elemen.

d. Define the semantics of the elements

Membangun behavior dan attributes dari pengidentifikasian elemen.

Menyiapkan elemen untuk level abstraksi selanjutnya.

(55)

2.3.2.3Aktivitas Utama dalam Object Oriented Analysis and Design (OOAD)

Pada metodologi OOAD dalam pengembangan sistem (Booch et al, 2007:

281-301), Metodologi OOAD memiliki 4 aktivitas utama yaitu Inception, Elaboration, Construction, dan Transition. Aktifitas OOAD secara keseluruhan

digambarkan pada Gambar 2.5.

1. Inception

Tahapan Inception (awal) pada pengembangan sistem dengan

metode OOAD ini ialah tahap membangun arsitektur sistem yang benar-benar memprioritaskan system requirements, tanpa melihat sisi secara teknis

(pemrograman, database, dsb.). Pada tahap membangun arsitektur Sistem ini, difokuskan pada perancangan elemen-elemen dan subsistem dan mengalokasikan fungsi-fungsi untuk elemen dan subsistem supaya

memenuhi sistem requirements.

2. Elaboration

Secara singkat tahap elaboration adalah tahap perincian sistem.

Pada tahap ini, adalah merincikan setiap tahapan yang sudah dibuat pada tahap inception sebagai bentuk peralihan dari pendekatan sistem arsitektur

yang berfokus hanya pada system requirement dan bagaimana sistem itu beroperasi ke pendekatan sistem arsitektur secara teknis.

3. Construction

Tahap Construction adalah tahapan paling bawah (low-level) dari penggambaran sistem. Pada tahap ini, sistem yang akan dibuat

(56)

pemrogramannya. Perancangan database, fitur-fitur sistem, interface dan seluruh deskripsi teknis mengenai sistem dijelaskan pada fase ini.

4. Transition

[image:56.595.89.546.167.548.2]

Pada tahap akhir adalah tahap dimana sistem sudah siap untuk digunakan oleh user. Tahap ini menampilkan hasil dari uji coba sistem.

Gambar 2.5 Tahapan keseluruhan OOAD (Booch, et al. 2007: 263)

2.3.3 Pengujian Sistem

Pengujian adalah proses pemeriksaan/evaluasi sistem atau komponen

sistem secara manual atau otomatis untuk memverifikasi apakah sistem memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang dispesifikasikan/mengidentifikasi perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang terjadi (Pressman, 2010: 526). Terdapat 2

(57)

2.3.4.1White Box Testing

Menurut Pressman (2010: 533), White-Box Testing adalah metode desain

test case yang menggunakan struktur kontrol desain prosedural untuk memperoleh test case. Dengan menggunakan metode pengujian ini akan didaptkan test cases:

1. Memberikan jaminan bahwa semua jalur independen pada suatu modul telah digunakan paling tidak satu kali

2. Menggunakan semua keputusan logis pada sisi true dan false

3. Mengekseskusi semua looping pada batasan tertentu

4. Dan menggunakan struktur data internal yang menjamin validitasnya

2.3.4.2Black Box Testing

Menurut Pressman (2010: 551), Black-Box Testing adalah metode pengujian yang berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Pengujian

ini berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut : 1. Fungsi – fungsi yang tidak benar atau hilang,

2. Kesalahan interface,

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, 4. Kesalahan kinerja

2.3.4.3Alasan menggunakan Black Box Testing

Pada Black Box Testing kita mencoba beragam masukan dan memeriksa

(58)

mungkin tidak tersedia untuk diinspeksi melainkan masukan dan keluaran yang diidentifikasikan dengan use case dan informasi analis yang lain (Pressman, 2010 :

547).

Dalam skripsi ini peneliti melakukan pengujian sistem menggunakan

metode Black Box Testing atau Pengujian Kotak Hitam karena,

1. Black Box Testing memungkinkan penulis untuk memiliki sebagian besar tingkat pengujian, yang sebagian besarnya dapat

diimplementasikan dengan Black Box Testing

2. Black Box Testing bukan merupakan alternatif dari pengujian White Box Testing. Sebaliknya, Black Box Testing adalah pendekatan

komplementer yang mungkin untuk mengungkap kelas yang berbeda dari kesalahan daripada metode White Box Testing.

3. Untuk tingkat pengujian yang dapat dilakukan baik dengan White Box Testing, Black Box Testing memerlukan lebih sedikit sumber

dibandingkan dengan yang dibutuhkan oleh White Box Testing pada paket software yang sama. Hal itu dikarenakan karakter White Box Testing membatasi penggunaanya untuk modul software yang sangat

(59)

2.3.4 Tools

2.3.4.1Unified Modelling Language (UML)

Diagram UML

UML menawarkan sembilan diagram yang dikelompokkan menjadi lima perspektif berbeda untuk memodelkan suatu sistem. Diagram UML menyajikan

perspektif yang berbeda mengenai sistem informasi. Bagian berikut menjelaskan berbagai diagram UML beserta pengertiannya (Whitten & Bentley, 2005 :

417-419).

a. Context Diagram

Context Diagram merupakan tingkatan tertinggi dalam diagram aliran

data dan hanya memuat satu proses, menunjukkan sistem secara keseluruhan. Proses tersebut diberi nomor nol. Semua entitas eksternal

yang ditunjukkan pada diagram konteks berikut aliran data-aliran data utama menuju dan dari sistem. Diagram tersebut tidak memuat

penyimpanan data dan tampak sederhana untuk diciptakan, begitu entitas-entitas eksternal serta aliran data-aliran data menuju dan dari sistem diketahui menganalisis dari wawancara dengan user dan sebagai

(60)
[image:60.595.92.514.110.553.2]

Gambar 2.6 Contoh Context Diagram (Booch, et al, 2007: 160)

b. Use Case Diagram

Use case diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem dengan sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain, secara

grafis menggambarkan siapa yang akan menggunakan sistem dan dengan cara apa pengguna mengharapkan untuk berinteraksi dengan sistem. Sebagaimana pada contoh use case diagram pada Gambar 2.6

sebuah use case diagram melukiskan (Whitten & Bentley, 2005 : 257-260) :

1) Actor

(61)

untuk mengolah informasi. Actor bisa berupa orang, hardware, atau sistem informasi lain yang berinteraksi dengan use case

2) Use case

Use case menggambarkan fungsi sistem dari perspektif user

eksternal dengan cara yang mereka pahami. Use case dibuat berdasarkan proses-proses yang dilakukan untuk kepentingan actor untuk menggambarkan apa yang dikerjakan oleh aplikasi, bukan

bagaimana aplikasi mengerjakannya (logical). 3) Relationship

Relationship dilukiskan sebagai garis lurus antara dua simbol pada use-case diagram. Makna dari relationship berbeda, tergantung pada bagaimana garis lurus digambarkan dan apa jenis simbol yang

dihubungkan. Berikut ini adalah perbedaan relationship pada use-case diagram :

a) Association

Association merupakan relationship antara actor dengan use case digambarkan sebagai sebuah garis lurus tanpa putus antara

actor dan use case. b) Extends

Extends digunakan untuk menggambarkan hubungan antar use case yang menunjukkan bahwa satu use case merupakan fungsionalitas dari use case yang lain jika kondisi atau syarat

(62)

c) Uses (includes)

Hubungan uses menggambarkan bahwa satu use case

seluruhnya meliputi fungsionalitas dari usecase lainnya. d) Depends on

Hubungan depends on sangat membantu untuk mengetahui use case mana yang memiliki ketergantungan pada use case lainnya yang bertujuan untuk menentukan urutan dalam pengembangan

usecase. e) Inheritance

Hubungan inheritance terjadi ketika dua atau lebih actor menggunakan use case yang sama. Setiap use case pada use case diagram dijelaskan secara detail pada documenting

[image:62.595.88.517.148.729.2]

abstract and extension use-case narratives. (Whitten & Bentley, 2005: 250).

(63)

c. Use Case Narrative

Deskripsi tekstual kegiatan bisnis dan bagaimana pengguna akan

berinteraksi dengan sistem dalam menyelesaikan suatu tugas. Berbeda dengan use case diagram, use case desain sistem menggunakan sebuah

narasi dari pandangan pengguna sistem, use case desain sistem lebih bersifat percakapan (dialog).

d. Activity Diagram

Secara grafis digunakan untuk menggambarkan rangkaian aliran aktivitas baik proses bisnis atau use case. Diagram ini juga dapat

digunakan untuk memodelkan action yang akan dilakukan saat sebuah operasi di eksekusi, dan memodelkan hasil dari action tersebut.

(64)

e. Class Diagram

Diagram ini menunjukkan kelas obyek yang menyusun sistem juga

hubungan antara kelas tersebut. Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis obyek dalam sistem dan berbagai macam hubungan dan interaksi

diantara mereka.

Gambar 2.9 Contoh Class Diagram (Booch, et al, 2007: 199)

f. Sequence Diagram

Secara grafis menggambarkan bagaimana obyek berinteraksi dengan

satu sama lain melalui pesan pada eksekusi sebuah use case atau operasi. Diagram ini mengilustrasikan bagaimana pesan terkirim dan diterima

(65)

Gambar 2.10 Contoh Sequence Diagram (Booch, et al, 2007: 211)

g. Deployment Diagram

Diagram ini mendeskripsikan arsitektur fisik dalam istilah “node” untuk

hardware dan software dalam sistem. Diagram ini menggambarkan

[image:65.595.87.514.122.566.2]
(66)

Gambar 2.11 Contoh Deployment Diagram (Booch, et al, 2007: 171)

2.3.4.2Objective-C

Dennis Ritchie dari AT&T Bell Laboratories merintis bahasa pemrograman C di awal 1970an. Namun, bahasa pemrograman ini tidak mendapatkan popularitas sampai akhir tahun 1970an. Hal ini dikarenakan tidak tersedianya C compiler secara

komersil diluar Bell Laboratories. Awal popularitas Bahasa pemrograman C berkesinambungan dengan populernya sistem operasi UNIX, yang hampir

(67)

Brad J.Cox adalah orang yang merancang bahasa Objective-C di awal tahun 1980an. Objective-C berasal dari bahasa yang disebut Smalltalk-80, yang

ditambahkan sebagai ekstensi kedalam bahasa pemrograman C untuk membentuk bahasa pemrograman baru yang memungkinkan kita menambahkan dan

memanipulasi obyek. Bahasa hasil ekstensi itulah yang disebut Objective-C. NeXT Software mempatenkan bahasa Objective-C pada tahun 1988 dan mengembangkan libraries-nya. Pada tahun 1992, Bahasa Objective-C ditambahkan

untuk pengembangan Sistem Operasi GNU milik Free Software Foundation (FSF). Hak cipta untuk produk FSF dipegang oleh FSF. Hak cipta tersebut dibawah

naungan GNU Public License (Kochan, 2013: 1 – 2).

2.3.4.3Framework Cocoa on Objective-C

Pada tanggal 20 Desember tahun 1996, Apple Computer mengumumkan bahwa Next Software dan NEXTEP menjadi fondasi utama untuk sistem operasi

OS X milik Apple berikutnya. Development environment tersebut dinamakan Cocoa. Dengan menggabungkan bahasa Objective-C dengan Project Builder dan Interface Builder, Apple membuat development environment yang sangat kuat

untuk pengembangan aplikasi berbasis Mac OS X. Pada tahun 2007, Apple merilis update untuk bahasa Objective C dan menamakannya sebagai Objective-C 2.0.

Ketika iPhone diluncurkan pada tahun 2007, banyak developer aplikasi yang tertarik untuk mengembangkan aplikasi untuk revolutionary device tersebut. Pada awalnya, Apple tidak begitu terbuka kepada pengembangan aplikasi dari

(68)

aplikasi untuk iPhone hanya berbasis Web. Karena banyak keterbatasan pada aplikasi yang hanya bisa berjalan pada web browser dari iPhone sangat

mengecewakan para pengembang pihak ketiga, Apple pada akhirnya mengizinkan pengembang Aplikasi pihak ketiga untuk mengembangkan Aplikasi native. Native Application adalah aplikasi yang di-install pada device (Kochan, 2013: 1 – 3).

2.3.4.4MVC Programming Objective-C

Apple (2012, 43 – 44)menjelaskan secara sederhana konsep MVC terdiri dari tiga bagian yaitu bagian Model, bagian View dan bagian Controller. Didalam website dinamis setidaknya terdiri dari 3 hal yang paling pokok, yaitu basis data,

logika aplikasi dan cara menampilkan halaman website. 3 hal tersebut direpresentasikan dengan MVC yaitu model untuk basis data, view untuk cara menampilkan halaman website dan controller untuk logika aplikasi.

1. Model

Merepresantiskan struktur data dari website yang bisa berupa basis data

maupun data lain, misalnya dalam bentuk file teks atau file xml. Biasanya didalam model akan berisi class dan fungsi untuk mengambil, melakukan update dan menghapus data website. Karena sebuah website biasanya

menggunakan basis data dalam menyimpan data maka bagian Model biasanya akan berhubungan dengan perintah-perintah query SQL. Model

bisa dibilang khusus digunakan untuk melakukan koneksi ke basis data oleh karena itu logika-logika pemrograman yang berada didalam model juga harus yang berhubungan dengan basis data. Misalnya saja pemilihan kondisi

(69)

2. View

Merupakan informasi yang ditampilkan kepada pengunjung website. Sebisa

mungkin didalam View tidak berisi logika-logika kode tetapi hanya berisi variabel-variabel yang berisi data yang siap ditampilkan. View bisa dibilang

adalah halaman website yang dibuat menggunakan HTML dengan bantuan CSS atau JavaScript. Didalam view jangan pernah ada kode untuk melakukan koneksi ke basis data. View hanya dikhususkan untuk

menampilkan data-data hasil dari model dan controller. 3. Controller

Controller merupakan penghubung antara Model dan View. Didalam Controller inilah terdapat class dan fungsi-fungsi yang memproses permintaan dari View kedalam struktur data didalam Model.

Gambar

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem (Jogiyanto 2005 : 6)
Gambar 2.2 Tahapan dan Aktivitas Proses Makro (Booch, et al: 2007: 263)
Gambar 2.3 Proses Mikro pada Proses Makro (Booch, et al, 2007: 273)
Gambar 2.4, aktivitas-aktivitas yang terdapat pada proses mikro ialah:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dosis pupuk nitrogen (N) yang diterapkan oleh petani pada sentra produksi sayuran di dataran tinggi Kabupaten Wonosobo sangat tinggi yaitu lebih dari 500 kg

24 Penelitian yang dilakukan adalah penelitian terhadap putusan hakim dalam menjatuhkan vonis terhadap pelaku tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga yang

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016 merupakan dasar acuan perencanaan pembangunan ketenagakerjaan dalam kurun waktu 4 (empat) tahun ke depan

zerumbet sebagai feed additive yang dapat menekan kejadian salmonelosis pada ayam broiler, sehingga ayam broiler yang terinfeksi serovar Salmonella spp tetap

Dengan mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas karunia dan berkat-Nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

Tim Nasional Reformasi Menuju Masyarakat Madani Kelompok Pendidikan dan Penembangan SDM, Flatform Reformasi Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia,

Dalam pengertian yang lebih luas, penelitian NCS dikategorikan menjadi dua bagian : ( 1 ) Control of network : Studi dan penelitian tentang komunikasi dan jaringan untuk

Stigma miring kepada komunitas Punk, tidak lain adalah disebabkan kurang adanya pemahaman masyarakat tentang perkembangan perilaku dan dinamika psikologis yang dialami oleh