• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN TENAGA KERJA PROVINSI BALI TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN TENAGA KERJA PROVINSI BALI TAHUN"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN TENAGA KERJA PROVINSI BALI T

AHUN 2012-2016

Kerjasama

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I

Dengan

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Pemerintah Provinsi Bali

Tahun 2012

PERENCANAAN TENAGA KERJA

PROVINSI BALI

TAHUN 2012-2016

(2)

PERENCANAAN TENAGA KERJA

PROVINSI BALI

TAHUN 2012-2016

RYA M A U K K I T T I R T A A K M A A M

Kerjasama

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I

Dengan

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Pemerintah Provinsi Bali

(3)

PERENCANAAN TENAGA KERJA PROVINSI BALI TAHUN 2012-2016 Diterbitkan oleh :

Pusat Perencanaan Tenaga Kerja Sekretariat Jenderal

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Jln. Jenderal Gatot Subroto Kav. 51 Jakarta Selatan 12950 Telepon : 021-5270944

Fax : 021-5270944

(4)

iii

KATA PENGANTAR

KEPALA PUSAT PERENCANAAN TENAGA KERJA

Dalam rangka pelaksanaan amanat pasal 7 Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh Informasi Ketenagakerjaan dan Penyusunan serta Pelaksanaan Perencanaan Tenaga Kerja, bahwa perencanaan tenaga kerja baik dalam lingkup kewilayahan (nasional, provinsi dan kabupaten/kota) maupun lingkup sektoral/sub sektoral (sektoral/sub sektoral nasional, sektoral/sub sektoral provinsi, sektoral/sub sektoral kabupaten/kota), dijadikan acuan dan pedoman dalam pembangunan ketenagakerjaan ditingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, Sektoral/Sub Sektoral Provinsi, dan Sektoral/Sub Sektoral Kabupaten/Kota. Sebagai pelaksanaan kedua peraturan tersebut dituangkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor :PER. 16/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja Makro.

Masalah utama ketenagakerjaan diantaranya adalah besarnya pengangguran terbuka, jumlah setengah penganggur yang sangat besar, serta masalah lain seperti rendahnya kualitas angkatan kerja, rendahnya produktivitas kerja, dan rendahnya kesejahteraan pekerja, sehingga bersifat multi dimensional antara berbagai faktor ekonomi, faktor sosial, dan faktor lainnya. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang komprehensif dan multi dimensi. Untuk itu maka diperlukan suatu perencanaan tenaga kerja yang dapat dijadikan acuan oleh seluruh pemangku kepentingan di Provinsi Bali.

Dengan tersusunnya Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016, maka dasar pembangunan yang berpihak pada penciptaan perluasan kesempatan kerja (pro job) sudah semakin jelas dan terarah, khususnya dalam menghadapi masalah pengangguran, penciptaan

(5)

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

iv

kesempatan kerja, peningkatan produktivitas dan kesejahteraan pekerja. Namun demikian, mengingat permasalahan ketenagakerjaan merupakan permasalahan bersama, maka diperlukan upaya kolektif dari seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) yang ada di Provinsi Bali. Untuk itu dalam penyusunan kebijakan, strategi dan program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan maka pemerintah daerah harus berpedoman pada Perencanaan Tenaga Kerja untuk mengatasi permasalahan ketenagakerjaan yang ada di Provinsi Bali.

Akhirnya kami menyambut gembira dan memberikan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada Pemerintah Provinsi Bali atas tersusunnya buku Perencanaan Tenaga Kerja ini.

Jakarta, Juni 2012 Kepala Pusat

Perencanaan Tenaga Kerja,

SYARIFUDDIN SINAGA, SH

(6)

v

KATA PENGANTAR

Kepala Dinas Tenaga Kerja dam Transmigrasi

Prov. Bali

Pertambahan Penduduk di daerah Bali sangat pesat, tahun

2011 ini mencapai hampir 4 juta jiwa, pertambahan ini sebagian besar

diakibatkan derasnya urban dari daerah luar Bali yang tidak bisa

dibatasi,

karena

persaingan

makin

ketat

dengan

berbagai

kepentingan menimbulkan semakin ketat pula persaingan dalam

memperebutkan peluang kerja yang diminati yang pada akhirnya

sering menimbulkan permasalahan sosial, meningkatnya tindak

kejahatan. Selama ini permasalahan ketenagakerjaaan di Provinsi

Bali perlu mendapat perhatian dan penanganan yang serius dan

dipikirkan rencana dan solusi terbaik bagi kita sebagai penduduk Bali.

Buku Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali (PTKP Bali

Tahun 2011-2016) merupakan evaluasi dan penyesuaian serta

dimaksudkan sebagai sumber informasi dan acuan dalam menyusun

kebijakan dan program ketenagakerjaan untuk meningkatkan

kesejahteraan tenaga kerja sesuai amanat Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

.

Dengan disusunnya buku PTKP Bali maka diharapkan

pembangunan di bidang ketenagakerjaan semakin jelas dan

terarah, khususnya dalam menghadapi masalah pengangguran,

penciptaan kesempatan kerja, peningkatan produktivitas dan

kesejahteraan tenaga kerja.

Mengingat

masalah

ketenagakerjaan

di

daerah

Bali

khususnya pengangguran bukan hanya masalah Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi saja melainkan juga merupakan kepentingan

instansi pemerintah lain, maka dukungan melalui produk hukum,

(7)

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

vi

kebijakan dan program nyata diharapkan yang diarahkan pada

perluasan kesempatan kerja.

Kami menyadari bahwa masih terdapat berbagai kekurangan

dalam penyusunan buku ini, yang diakibatkan berbagai keterbatasan

yang ada. Untuk itu, kami mengharapkan saran konstruktif dari

pembaca dan seluruh pihak yang terkait guna penyempurnaan di

masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih

kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam penyusunan buku

PTKP Bali Tahun 2011- 2016 ini. Semoga bermanfaat dan dapat kita

gunakan sebaik-baiknya sebagai acuan dalam pembangunan

ketenagakerjaan khususnya di daerah Bali dalam rangka mencapai

tujuan Bali yang Mandiri, Aman dan Sejahtera (Bali Mandara).

Denpasar, 26 Nopember 2012

Kepala Dinas

Tenaga Kerja dam Transmigrasi Prov. Bali

Selaku Ketua Tim PTK Prov. Bali,

( I. Wayan Swasta, SH )

Pembina Utama Muda

NIP : 19570520 198603 1 014

(8)

vii

RINGKASAN EKSEKUTIF

(EXECUTIVE SUMMARY)

Penduduk Usia Kerja (PUK) menurut Golongan Umur di Provinsi Bali pada 3 periode tahun 2008-2011 bertambah sebanyak 256.409 orang yakni dari 2,69 juta orang pada tahun 2008 menjadi 2,96 juta orang pada tahun 2011. Demikian juga dengan Angkatan Kerja (AK) menurut Golongan Umur di Provinsi Bali terdapat penambahan sebanyak 157.980 orang pada periode tahun tersebut. Pada tahun 2008 jumlah AK sebanyak 2,09 juta orang dan pada tahun 2011 meningkat menjadi sebanyak 2,26 juta orang. Dari data tersebut terjadi penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun 2008-2011 yakni dari yang sebesar 77,86 persen menurun menjadi sebesar 76,45 persen.

Kualitas PUK dan AK pada tahun 2008-2011 masih didominasi yang berpendidikan rendah walaupun PUK menurut Pendidikan di Provinsi Bali telah mengalami penurunan tingkat pertumbuhan dengan rata-rata pertumbuhan minus 0,25%. Untuk angkatan kerja yang berpendidikan Maksimum SD pada tahun 2008 sebanyak 980.619, menurun menjadi 929.995 pada tahun 2011. Sedangkan PUK untuk yang berpendidikan SMTP keatas jumlahnya mengalami kenaikan. Pada periode 2008-2011 jumlah kenaikan terbanyak terdapat pada tingkat pendidikan SMTA Kejuruan dan Universitas yakni masing-masing sebesar 14,68 persen dan 13,60 persen. Begitu juga dengan Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan SMTA Kejuruan penambahannya merupakan yang terbanyak. Pada tahun 2008 jumlah AK yang berpendidikan SMTA Kejuruan sebanyak 162.307 orang meningkat menjadi sebanyak 242.619 orang pada tahun 2011.

Jumlah penduduk yang bekerja pada periode 2008-2011 bertambah sebanyak 175.144 orang. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR) masih merupakan salah satu penyerap tenaga kerja terbesar yaitu sebanyak 114.709 orang. Sektor Jasa menyerap tenaga kerja sebanyak 131.230 orang pada tahun 2008sebesar 260.056 orang meningkat menjadi 391.376 orang pada tahun 2011. Dan sektor industri pengolahan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 26.801 orang pada tahun 2008-2011. Pada tahun

(9)

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

viii

2008, penduduk yang bekerja di sektor formal sebanyak 647.873 orang ( 32%), meningkat pada tahun 2011 menjadi 960.687 orang (44%). Pada tahun 2008-2011, jumlah yang bekerja penuh mengalami kenaikan sebanyak 298.536 orang yakni dari 1.365.405 orang pada tahun 2008 meningkat menjadi 1.663.941 orang pada tahun 2011. Sementara itu, jumlah penganggur juga mengalami penurunan sebanyak 17.164 orang, dimana pada tahun 2008 sebanyak 69.548 orang menurun menjadi 52.384 orang pada tahun 2011.

Berdasar hasil perkiraan Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali (PTKP Bali) Tahun 2012-2016 menunjukkan bahwa jumlah PUK dan AK pada periode tersebut diperkirakan bertambah berturut-turut sebanyak 177 ribu orang dan 179 ribu orang. Secara kualitas, PUK dan AK pada periode 2012-2016 diperkirakan masih didominasi oleh yang berpendidikan Maksimum SD. Jumlah PUK pada tahun 2012 diperkirakan sebanyak 1,2 juta orang, menurun menjadi sebanyak 1,1 juta orang pada tahun 2016. Jumlah AK, pada tahun 2012 diperkirakan sebanyak 907 ribu orang, menurun menjadi 818 ribu orang pada tahun 2016. Dari tambahan jumlah PUK dan AK pada periode 2012-2016, tingkat pendidikan SMTA Kejuruan diperkirakan memiliki jumlah tambahan terbanyak. Jumlah PUK dengan tingkat pendidikan SMTA Kejuruan diperkirakan bertambah sebanyak 87 ribu orang dan jumlah penambahan AK-nya diperkirakan bertambah sebanyak 82 ribu orang.

Perekonomian Indonesia pada tahun 2012-2016 diperkirakan mampu tumbuh sebesar 7,66 persen. Pertumbuhan ekonomi yang positif tersebut diperkirakan akan mendorong penciptaan kesempatan kerja, sehingga jumlah kesempatan kerja pada tahun 2012-2016 diperkirakan akan bertambah sebanyak 182 ribu orang dari 2.224.912 orang menjadi 2.407.466 orang pada tahun 2016. Peningkatan penciptaan kesempatan kerja ini juga berdampak positif terhadap penurunan tingkat dan jumlah pengangguran terbuka. Pada tahun 2012, Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) diperkirakan menurun menjadi 2,30 persen atau sebanyak 52 ribu orang. Sedangkan pada tahun 2016, Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) diperkirakan juga menurun menjadi 2,01 persen atau sebanyak 49 ribu orang.

Agar angkatan kerja yang ada bisa dimanfaatkan secara optimal dan mempunyai kemampuan, maka diperlukan kebijakan, program dan strategi yang sesuai dengan perkiraan persediaan dan kebutuhan tenaga kerja.

(10)

ix

Kebijakan yang akan dilaksanakan meliputi pendayagunaan tenaga kerja, pemerataan kesempatan kerja, perlindungan tenaga kerja dan kesejahteraan pekerja. Kebijakan pendayagunaan tenaga kerja diantaranya di bidang pelatihan yang difokuskan pada dua jenis pelatihan, yaitu kewirausahaan untuk mengisi kesempatan kerja dengan status berusaha sendiri tanpa bantuan serta berusaha dengan dibantu dan pekerja/buruh/karyawan. Jumlah angkatan kerja yang perlu dilatih pada tahun 2012-2016 dengan fokus kewirausahaan diperkirakan adalah sebanyak 328 orang. Untuk menjadi pekerja/buruh/karyawan sebanyak 107 ribu orang. Di bidang penempatan tenaga kerja, diprioritaskan lima lapangan usaha yang menjadi sektor prioritas dan ditetapkan sebagai target utama penempatan tenaga kerja pada tahun 2012-2016 yakni Sektor Industri, Sektor Bangunan, Sektor Perdagangan, Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa.

Kebijakan pemerataan kesempatan kerja meliputi kebijakan sektoral yang berisi berbagai kebijakan dari sembilan sektor dalam penciptaan kesempatan kerja sebanyak-banyaknya. Kebijakan perlindungan tenaga kerja meliputi bidang pengawasan dan hubungan industrial. Meningkatkan jumlah pegawai pengawas ketenagakerjaan dari 29 orang yang ada saat ini menjadi 79 orang pegawai pengawas. Begitu juga dengan peningkatan jumlah PP pada perusahaan selama tahun 2012-2016 diharapkan menjadi 600 perusahaan, untuk perusahaan yang memiliki PKB ditargetkan sebanyak 120 perusahaan.

Strategi yang dilaksanakan dari kebijakan yang dibuat meliputi strategi pendayagunaan tenaga kerja, pemerataan kesempatan kerja, perlindungan tenaga kerja dan kesejahteraan pekerja. Strategi pendayagunaan tenaga kerja meliputi peningkatan kualitas angkatan kerja, peningkatan perekonomian makro dan regional. Strategi pemerataan kesempatan kerja ditempuh melalui pengembangan pasar kerja. Strategi perlindungan tenaga kerja dapat ditempuh melalui peningkatan pengawasan ketenagakerjaan dan strategi kesejahteraan pekerja ditempuh melalui pembangunan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja yang lebih baik dan meningkat.

Program yang dapat dilaksanakan meliputi pendayagunaan tenaga kerja, pemerataan kesempatan kerja, perlindungan tenaga kerja dan kesejahteraan pekerja. Program pendayagunaan tenaga kerja yang dapat dilaksanakan diantaranya pengembangan kompetensi kerja (pengembangan pola networking standarisasi dan sertifikasi, pengembangan sistem

(11)

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

x

standarisasi dan sertifikasi, pembinaan SDM dan penyesuaian standar kompetensi yang dinamis) dan pengembangan hukum bidang pembinaan pelatihan dan produktivitas. Program pemerataan kesempatan kerja yang dapat ditempuh adalah perluasan dan pengembangan kesempatan kerja serta pengembangan hukum bidang pembinaan penempatan tenaga kerja. Untuk program perlindungan tenaga kerja yang dapat ditempuh diantaranya peningkatan kelembagaan hubungan industrial, pengaturan hubungan kerja, pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial dan pengembangan hukum bidang pembinaan pengawasan ketenagakerjaan. Dan untuk program kesejahteraan pekerja langkah yang dapat ditempuh diantaranya perbaikan sistem pengupahan, jaminan sosial tenaga kerja dan kesejahteraan serta pengembangan hukum bidang pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja.

(12)

xi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR KEPALA PUSAT PERENCANAAN TENAGA

KERJA……….. iii

KATA PENGANTAR KEPALA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI BALI……….. v

EXECUTIVE SUMMARY……… vii

DAFTAR ISI………. xi

DAFTAR TABEL………. xiii

BAB I PENDAHULUAN ……….…… 1

1.1. Latar Belakang………..……. 1

1.2. Maksud dan Tujuan……….………. 4

1.3. Hasil yang Diharapkan……….. 4

1.4. Metodologi dan Sumber Data……….………. 4

1.5. Pengertian Dasar, Konsep, dan Definisi…..…….. 7

1.6 Kerangka Isi………... 9

BAB II KONDISI KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI……….…….. 11

2.1 Kondisi Ekonomi………..…. 11

2.2 Penduduk Usia Kerja……….….. 12

2.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)……. 16

2.4 Angkatan Kerja……….……. 19

2.5 Penduduk yang Bekerja……….…. 23

2.6 Penganggur Terbuka……….….. 30

2.7 Produktivitas Tenaga Kerja…..……… 33

BAB III PERKIRAAN DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN TENAGA KERJA TAHUN 2012-2016 ……….. 35

3.1 Perkiraan Penduduk Usia Kerja…………...……... 35

3.2 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja…. 39 3.3 Perkiraan Angkatan Kerja……….………….. 41

BAB IV PERKIRAAN DAN PERENCANAAN KEBUTUHAN AKAN TENAGA KERJA TAHUN 2012-2016….…….... 45

4.1 Perkiraan Perekonomian Tahun 2012-2016….... 45

4.2 Perkiraan Kesempatan Kerja……….…… 47

(13)

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

xii

BAB V PERKIRAAN DAN PERENCANAAN

KESEIMBANGAN ANTARA PERSEDIAAN DAN

KEBUTUHAN AKAN TENAGA KERJA……….….. 57

5.1 Persediaan Tenaga Kerja dan Kebutuhan

Tenaga Kerja ………. 57 5.2 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut

Golongan Umur………. 58 5.3 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Tingkat

Pendidikan………..…… 59 5.4 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Jenis

Kelamin………..……. 60

BAB VI ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM

PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN…………..… 63

6.1 Rekomendasi Kebijakan Perekonomian …….… 64 6.2 Rekomendasi Kebijakan Umum……….…... 67 6.3 Rekomendasi Kebijakan Penciptaan

Kesempatan Kerja ……….…………. 68 6.4 Rekomendasi Kebijakan Pelatihan Tenaga Kerja 74 6.5 Rekomendasi Kebijakan Penempatan Tenaga

Kerja ………... 80 6.6 Rekomendasi Kebijakan Perlindungan Tenaga

Kerja ……… 83

BAB VII PENUTUP……….. 89

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi

Bali Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011 (Dalam Miliar Rupiah) ... 12 Tabel 2.2. Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur

Tahun 2008-2011 ... 14 Tabel 2.3. Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan

Tahun 2008-2011 ... 15 Tabel 2.4. Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun

2008-2011 ... 16 Tabel 2.5. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut

Golongan Umur Tahun 2008-2011 (Dalam Persen) ... 17 Tabel 2.6. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat

Pendidikan Tahun 2008-2011 (Dalam Persen) ... 18 Tabel 2.7. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis

Kelamin Tahun 2008-2011 (Dalam Persen) ... 19 Tabel 2.8. Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Tahun

2008-2011 ... 21 Tabel 2.9. Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun

2008-2011 ... 22 Tabel 2.10. Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun

2008-2011 ... 23 Tabel 2.11. Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2008-2011 ... 24 Tabel 2.12. Penduduk Yang Bekerja Menurut Golongan Umur

Tahun 2008-2011 ... 25 Tabel 2.13. Penduduk Yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan

Tahun 2008-2011 ... 26 Tabel 2.14. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2008-2011 ... 26 Tabel 2.15. Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan

(15)

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

xiv

Tabel 2.16. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jabatan Tahun

2008-2011 ... 28 Tabel 2.17. Penduduk Yang Bekerja Menurut Jam Kerja Tahun

2008-2011 ... 29 Tabel 2.18. Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur Tahun

2008-2011 ... 31 Tabel 2.19. Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan

Tahun 2008-2011 ... 32 Tabel 2.20 Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2008-2011 ... 33 Tabel 2.21. Produktivitas Tenaga Kerja Menurut Lapangan

Usaha Tahun 2008-2011 (Juta Rp./Tenaga Kerja) ... 34 Tabel 3.1 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan

Umur Tahun 2012-2016 ... 37 Tabel 3.2 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat

Pendidikan Tahun 2012-2016... 38 Tabel 3.3 Perkiraan Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis

Kelamin Tahun 2012-2016 ... 38 Tabel 3.4 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut

Golongan Umur Tahun 2012-2016 (Dalam Persen) ... 39 Tabel 3.5 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut

Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016 (Dalam

Persen) ... 40 Tabel 3.6 Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut

Jenis Kelamin Tahun 2012-2016 (Dalam Persen) ... 41 Tabel 3.7 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur

Tahun 2012-2016 ... 42 Tabel 3.8 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Tingkat

Pendidikan Tahun 2012-2016 ... 43 Tabel 3.9 Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2012-2016 ... 44 Tabel 4.1 Perkiraan Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan

Usaha Tahun 2012-2016 (Miliar Rupiah) ... 46 Tabel 4.2 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Lapangan

Usaha Tahun 2012-2016 ... 49 Tabel 4.3 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Golongan

(16)

xv

Tabel 4.4 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Tingkat

Pendidikan Tahun 2012-2016... 51

Tabel 4.5 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2016 ... 52

Tabel 4.6 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan Tahun 2012-2016 ... 53

Tabel 4.7 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jabatan Tahun 2012-2016 ... 54

Tabel 4.8 Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Jam Kerja Tahun 2012-2016 ... 55

Tabel 4.9 Perkiraan produktivitas Tahun 2012-2016 (Juta Rp./Tenaga Kerja) ... 56

Tabel 5.1 Perkiraan Jumlah Angkatan Kerja dan Kesempatan Kerja Tahun 2012-2016 . ... 58

Tabel 5.2 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur Tahun 2012-2016 ... 59

Tabel 5.3 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016... 60

Tabel 5.4 Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012-2016 ... 61

Tabel 6.1 Perkiraan Tambahan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Tingkat Pendidikan Tahun 2012-2016 ... 75

Tabel 6.2 Kapasitas Lembaga Latihan dan Instruktur Menurut Provinsi Bali Tahun 2011 ... 76

Tabel 6.3 Perkiraan Tambahan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 ... 81

Tabel 6.4 Kondisi Pengantar Kerja . ... 82

Tabel 6.5 Perusahaan, Tenaga Kerja dan Pegawai Pengawas ... 84

Tabel 6.6 Perangkat Hubungan Industrial ... 86

Tabel 6.7 Upah Minimum Provinsi dan Kebutuhan Hidup Layak Tahun 2011 ... 88

(17)
(18)

1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Ciri utama negara berkembang adalah langkanya modal dan kelebihan tenaga kerja, dengan kata lain rasio modal tenaga kerja sangat rendah sehingga di negara berkembang produksi yang paling tepat menggunakan teknik produksi padat karya.

Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktural sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusi-institusi nasional. Selain itu, pembangunan tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan serta pengentasan kemiskinan atau penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan menuju kondisi kehidupan yang lebih baik. Pembangunan harus direncanakan secara efektif, yang dengan sendirinya harus mencakup pula tujuan pemecahan masalah di bidang ketenagakerjaan. Pembangunan Daerah bertujuan untuk meningkatkan keadaan ekonomi daerah sehingga mandiri dan

(19)

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

2

mampu menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan daerah secara berkelanjutan, meningkatkan keadaan sosial masyarakat untuk mencapai kesejahteraan secara adil dan merata bagi seluruh anggota masyarakat daerah, mengembangkan setiap ragam budaya daerah sehingga menjamin kelestarian budaya daerah diantara budaya-budaya nasional Indonesia lainnya, meningkatkan dan memelihara masyarakat untuk mendukung pelaksanaan peningkatan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, kualitas lingkungan hidup dan meningkatkan kesejahteraan seluruh anggota masyarakat seutuhnya, serta membantu pemerintah pusat dalam mempertahankan, memelihara dan meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Republik Indonesia.

Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Junto Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 Junto Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah membawa dimensi baru dalam penyelenggaraan otonomi daerah khususnya bagi pola pemerintahan di daerah yang pada mulanya berpola sentralisasi berubah menjadi desentralisasi. Hal ini terlihat pada pengaturan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah yang lebih mengedepankan pada penerapan azas desentralisasi dalam wujud otonomi yang lebih luas, nyata dan bertanggung jawab, sehingga pemerintah daerah dapat mengembangkan dan mengelola potensi di daerahnya melalui otonomi yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada daerah.

Pembangunan Ekonomi Daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru serta merangsang perkembangan kegiatan ekonomi di wilayah tersebut. Tujuan utama dari Pembangunan ekonomi daerah adalah untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat di daerah, melalui penciptaan lapangan kerja.

(20)

3

Penyediaan lapangan kerja menjadi sangat penting dalam mengatasi pengangguran. Penyerapan tenaga kerja akan dapat mengatasi masalah kesenjangan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Bagi Negara berkembang seperti Indonesia, masalah ketenagakerjaan adalah masalah yang komplek karena berkaitan dengan aspek-aspek kehidupan yang lain, seperti masalah kesehatan, perekonomian, maupun pendidikan.

Provinsi Bali yang dikenal sebagai daerah pariwisata juga tak luput dari masalah ketenagakerjaan. Bali merupakan wilayah yang mudah dijangkau, akibat arus migrasi maupun urbanisasi menjadi tak dapat dihindari. Penggangguran yang menjadi masalah tersebut dikarenakan pengangguran itu sendiri bukan hanya berasal dari Bali, tetapi bertambah seiring dengan datangnya masyarakat luar Bali.

Maka dari itu sangatlah penting Provinsi Bali membuat Perencanaan tenaga kerja untuk merumuskan langkah-langkah pendayagunaan tenaga kerja secara optimal efisien dan produktif guna mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Pendayagunaan tenaga kerja tersebut harus dapat meningkatkan kesejahteraan segenap pekerja termasuk keluarganya menuju tingkat penghidupan yang layak.

Perencanaan tenaga kerja di Provinsi Bali juga diharapkan menjadi bagian integral dari pembangunan daerah Bali disamping diarahkan juga untuk menjadi bahan penyusunan Kebijakan dan Program daerah provinsi Bali seperti (1) Peningkatan Produktivitas, (2) mengupayakan penghidupan yang layak, (3) Meningkatkan perkembangan ekonomi regional yang merangsang tumbuhnya ekonomi lokal, (4) meningkatkan profesionalisme dengan daya saing, (5) terbentuknya sistem informasi ketenagakerjaan daerah provinsi Bali.

Mendasari pada gambaran keadaan seperti dikemukakan diatas dan rencana pembangunan yang akan dilaksanakan, maka penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi (PTKP) Bali merupakan kegiatan yang strategis karena dengan tersusunnya (PTKP) Bali diharapkan dapat mengakomodasikan perubahan dan

(21)

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

4

perkembangan yang terjadi di bidang ketenagakerjaan serta alternatif kebijakan dan program aksi untuk mengatasi permasalahan ketenagakerjaan di Provinsi Bali.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi (PTKP) Bali Tahun 2012-2016 ini adalah memberikan berbagai informasi ketenagakerjaan yang diperlukan sehingga dapat digunakan sebagai bahan perumusan strategi, kebijakan dan program ketenagakerjaan.

Secara rinci tujuan dari penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016 ini adalah :

1. Memperkirakan ketersediaan secara kuantitatif jumlah tenaga kerja dengan berbagai karakteristiknya tahun 2012-2016.

2. Memprediksi kebutuhan tenaga kerja tahun 2012-2016 yang diturunkan berdasarkan permintaan output nasional dan sektoral.

3. Memprediksi angka pengangguran yang dihitung berdasarkan perbedaan antara kebutuhan tenaga kerja dan persediaan tenaga kerja pada periode yang sama.

4. Menyusun rekomendasi kebijakan dan program terkait masalah ketenagakerjaan secara nasional dan sektoral.

1.3. Hasil Yang Diharapkan

PTKP Bali Tahun 2012-2016 ini menjadi signal bagi semua sektor dalam perumusan perencanaan pembangunan ketenagakerjaan yang berbasis empiris, program pembangunan nasional, serta sebagai acuan bagi penyusunan rencana tenaga kerja daerah dan sektoral.

1.4.

Metodologi dan Sumber Data

1.4.1. Metodologi

Metodologi yang digunakan untuk memproyeksikan PTK Provinsi Bali Tahun 2012 – 2016 khususnya untuk persediaan dan kebutuhan tenaga kerja serta perumusan kebijakan tenaga kerja, diantaranya adalah :

(22)

5

a. Persediaan Tenaga Kerja

Metodologi untuk memperkirakan persedian tenaga kerja, baik dari sisi Penduduk Usia Kerja (PUK), Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Angkatan Kerja (AK), antara lain dengan menggunakan metodologi :

Memproyeksikan PUK dengan menggunakan rumus: Linear sederhana yaitu :

y = a + b atau rumus pertumbuhan geometrik

Keterangan:

Y = Hasil proyeksi PUK a = Konstanta

b = Parameter x = Tahun

PUKt = Proyeksi PUK tahun t

PUKo = Data dasar proyeksi PUK

r = Laju pertumbuhan PUK

t = Jarak (selisih) tahun proyeksi (tn) dengan tahun data

dasar (to)

Untuk menentukan laju pertumbuhan PUK menggunakan rumus:

Keterangan:

r = Laju pertumbuhan PUK PUKn = Data PUK tahun akhir

PUKo = Data PUK tahun awal

t = Jarak (selisih) tahun proyeksi (tn) dengan tahun data

dasar (to)

Proyeksi TPAK dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: Regresi Linear Sederhana

(23)

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

6

Untuk memproyeksikan AK diperoleh dengan mengkalikan antara proyeksi PUK dengan proyeksi TPAK dengan karakteristik dan tahun yang sama.

dengan rumus :

b. Kebutuhan Tenaga Kerja

Menghitung/memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja, banyak sekali metodologinya, namun keterbatasan data dan informasi maka untuk memproyeksikan PTKP Bali ini menggunakan elastisitas tenaga kerja. Elastisitas tenaga kerja merupakan rasio antara perubahan atau pertumbuhan kesempatan kerja dengan pertumbuhan PDRB menggunakan rumus:

Keterangan:

Ei = Elastisitas tenaga kerja sektor –i

rli = Laju pertumbuhan penduduk yang bekerja sektor –i

pertahun (%)

ryi = Laju pertumbuhan ekonomi (PDRB)–i pertahun (%)

Menghitung laju pertumbuhan kesempatan kerja menurut lapangan usaha sampai dengan tahun proyeksi, dengan rumus:

Keterangan:

rlai = Laju pertumbuhan kesempatan kerja baru sektor - i

Eai = Elastisitas perubahan

ryai = Perkiraan laju pertumbuhan ekonomi sektor - i

Menghitung proyeksi kesempatan kerja menurut lapangan usaha, sampai dengan tahun proyeksi menggunakan rumus:

(24)

7

Keterangan:

KKti = Proyeksi kesempatan kerja sektor -i

KKoi = Data dasar penduduk yang bekerja sektor -i

rlai = Laju pertumbuhan kesempatan kerja sektor -i

t = Jarak (selisih) tahun proyeksi (tn) dengan tahun data

dasar (to)

1.4.2. Sumber Data

Data kependudukan dan statistik ketenagakerjaan yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari publikasi hasil survei yang telah dilakukan oleh BPS. Data tersebut antara lain: sakernas, susenas, supas dan sensus. Data upah bersumber dari data statistik pengupahan nasional yang telah dipublikasi BPS. Selain data kependudukan dan ketenagakerjaan, penelitian ini juga menggunakan beberapa data keuangan dan moneter sumber SEKI Bank Indonesia, CEIC, dan beberapa publikasi internasional terutama untuk data harga minyak.

1.5. Pengertian Dasar, Konsep, dan Definisi

1. Kebutuhan Tenaga Kerja

Kebutuhan tenaga kerja (kesempatan kerja) adalah jumlah lapangan kerja dalam satuan orang yang dapat disediakan oleh seluruh sektor ekonomi dalam kegiatan produksi. Dalam arti yang lebih luas, kebutuhan ini tidak hanya menyangkut jumlahnya, tetapi juga kualitasnya (pendidikan atau keahliannya).

2. Persediaan Tenaga Kerja

Persediaan tenaga kerja adalah jumlah penduduk yang sudah siap untuk bekerja, disebut angkatan kerja (labour force) yang dapat dilihat dari segi kualitas dan kuantitas.

3. Penduduk Usia Kerja (PUK)

Penduduk Usia Kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas.

4. Angkatan Kerja (AK)

Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (berumur 15 tahun ke atas) yang selama seminggu sebelum pencacahan, bekerja

(25)

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

8

atau punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja; dan mereka yang tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan.

5. Bekerja

Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu.

6. Penganggur Terbuka (PT)

Penganggur Terbuka terdiri dari : a. Mereka yang mencari pekerjaan b. Mereka yang mempersiapkan usaha

c. Mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin dapat pekerjaan

d. Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.

7. Tingkat Penganggur Terbuka (TPT)

Tingkat Penganggur Terbuka merupakan rasio jumlah Penganggur Terbuka terhadap jumlah Angkatan Kerja.

8. Setengah Penganggur

Setengah Penganggur adalah kegiatan seseorang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu.

9. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah seluruh penduduk usia kerja

10. Jenis Kegiatan/Lapangan Usaha

Jenis Kegiatan/Lapangan Usaha adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/perusahaan/instansi dimana seseorang bekerja seperti digolongkan dalam Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI)/Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLUI).

(26)

9

11. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

a. Menurut Pendekatan Produksi, PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya 1 tahun)

b. Menurut Pendekatan Pengeluaran, PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu.

1.6. Kerangka Isi

Penulisan Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali 2012-2016 ini dibagi dalam 7 (tujuh) bab, yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : KONDISI KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI BALI BAB III : PERKIRAAN DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN

TENAGA KERJA

BAB IV : PERKIRAAN DAN PERENCANAAN KEBUTUHAN AKAN TENAGA KERJA

BAB V : PERKIRAAN DAN PERENCANAAN KESEIMBANGAN ANTARA PERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AKAN TENAGA KERJA

BAB VI : ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN

(27)
(28)

11

KONDISI KETENAGAKERJAAN

DI PROVINSI BALI

2.1 Kondisi Ekonomi

Kinerja perekonomian Indonesia tahun 2010 menunjukkan trend positif, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,10 persen lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2009 yang hanya mencapai 4,58 pesen. Peningkatan tersebut didukung oleh sumber pertumbuhan yang semakin berimbang, sebagaimana tercermin pada peran investasi dan ekspor yang meningkat.

Peningkatan investasi pada tahun 2010 ditandai dengan makin tingginya peranan investasi yang bersifat menambah kapasitas ekonomi. Di sisi lain, perbaikan kinerja ekspor juga diikuti oleh makin terdiversifikasinya komoditas dan negara tujuan dari ekspor Indonesia. Fenomena ini dapat dilihat dari membaiknya kinerja sektor-sektor yang menghasilkan komoditas yang diperdagangkan secara internasional (tradable sector), khususnya dalam industri pengolahan.

Pada Tahun 2011 Provinsi Bali mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6,49 persen. Lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi pada tahun

(29)

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

12

2010. Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi tersebut ditopang oleh peningkatan aktivitas pariwisata di akhir tahun, yang mendorong kinerja sektor PHR (perdagangan, hotel, restoran) sebagai sektor yang dominan dalam perekonomian Provinsi Bali.

Dilihat dari tabel 2.1 sektor PHR (perdagangan, hotel dan restoran) memiliki proporsi terbesar dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya dengan kontribusi sebesar 31,89 persen pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali pada tahun 2010. Trend positif peningkatan kontribusi sektor PHR juga tercermin pada tabel 2.1. Dimana dari tahun 2008-2011, kontribusi sektor PHR selalu memiliki proporsi terbesar dengan kontribusi rata-rata 32,03 persen selama 4 periode yaitu dari tahun 2008-2011.

Tabel 2.1

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2008-2011 (Dalam Miliar Rupiah)

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010* 2011**

1. Pertanian 4.947,83 5.645,78 5.745,22 5.873,31

2. Pertambangan & Penggalian 146,64 157,97 188,66 208,49

3. Industri Pengolahan 2.476,90 2.768,11 2.936,45 3.027,99

4. Listrik, Gas & Air Bersih 388,03 410,37 438,59 470,83

5. Konstruksi 970,46 1.067,44 1.146,12 1.236,39

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 7.962,25 8.656,02 9.209,07 10.005,65

7. Pengangkutan & Komunikasi 2.805,25 3.016,62 3.190,56 3.380,96

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 1.808,49 1.899,19 2.041,02 2.168

9. Jasa-Jasa 3.394,72 3.669,44 3.985,00 4.382,17

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 24.900,57 27.290,94 28.880,69 30.753,67

Sumber : BPS Tahun 2008-2011 *) Angka sementara

**) Angka sangat sementara

2.2 Penduduk Usia Kerja

Konsep ketenagakerjaan yang digunakan adalah konsep yang direkomendasikan oleh International Labour Organization (ILO) yaitu konsep

Labour Force Framework. Pada konsep ini penduduk dikelompokkan

menjadi dua kelompok besar, yaitu penduduk usia kerja dan bukan usia kerja. Penduduk usia kerja (PUK) mengalami perubahan kuantitas dan trend

(30)

13

tergantung pada adanya perubahan faktor-faktor demografis seperti tingkat kelahiran, kematian dan migrasi penduduk.

Batas usia kerja berbeda-beda antara negara yang satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut dibuat berdasarkan situasi tenaga kerja di masing-masing negara. Misalnya di India, batasan usia kerja berada pada rentang usia 14-60 tahun, sedangkan di Ameria batasan usia kerja adalah 16 tahun ke atas, sedangkan versi Bank Dunia (World Bank) batas usia kerja adalah 15-64 tahun.

Indonesia dalam hal ini BPS, memberikan batasan umur pada penduduk usia kerja menggunakan batas bawah usia kerja (economically

active population)15 tahun (meskipun dalam survei Sakernas dikumpulkan

informasi mulai dari penduduk usia 10 tahun) dan tanpa batas atas usia kerja.

Tujuan dari pemilihan batas umur tersebut supaya definisi yang diberikan sedapat mungkin bisa menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Berdasarkan pemilihan batas umur pekerja di Indonesia, dapat dilihat bahwa batas umur maksimum dari tenaga kerja tidak ada. Dengan demikian, hanya sebagian saja penduduk Indonesia yang merasakan tunjangan di hari tua akibat tidak adanya batas atas umur yang maksimum untuk pekerja di Indonesia. Yang mendapatkan tunjangan adalah pegawai negeri dan hanya sebagian kecil karyawan dari perusahaan swasta.

Pada golongan tersebut kadang kala pendapatan yang diterima tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga kebanyakan tenaga kerja yang telah mencapai usia pensiun masih tetap harus bekerja. Oleh sebab itu di Indonesia tidak ada batas umur maksimum pada usia kerja.

2.2.1 Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur

Penduduk usia kerja di Provinsi Bali pada 3 periode dari tahun 2008-2011 mengalami peningkatan jumlah dihampir seluruh golongan umur. Data pada tabel 2.2 menunjukkan bahwa penduduk usia kerja di provinsi Bali dari seluruh golongan umur jumlahnya tidak beda jauh. Tetapi terjadi suatu fenomena yang menarik, dimana terdapat kecenderungan golongan umur 60 tahun keatas jumlahnya paling besar dan terus meningkat dari tahun 2008-2010, secara berurutan jumlahnya adalah 342.535 jiwa, 352.634 jiwa, dan 399.724 jiwa. Walaupun ada sedikit penurunan pada tahun 2011, yaitu

(31)

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

14

menjadi 387. 358 jiwa tapi jumlah penduduk usia kerja di golongan ini masih lebih banyak dibandingkan golongan umur lainnya.

Fenomena tersebut diduga karena ada perbaikan kualitas gizi dan kesehatan yang memungkinkan kelompok umur ini mengalami kondisi fisik yang lebih sehat dan bugar sehingga masih memiliki kemampuan untuk bekerja. Penduduk usia kerja pada kelompok 60 tahun ke atas akhirnya semakin bertambah.

Tabel 2.2

Penduduk Usia Kerja Menurut Golongan Umur Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Golongan Umur 2008 2009 2010 2011 15-19 292.368 305.820 301.147 309.039 20-24 251.496 244.722 260.746 272.500 25-29 326.229 308.324 318.199 319.497 30-34 312.995 338.817 350.147 370.723 35-39 330.235 336.052 351.611 349.839 40-44 280.604 281.963 313.573 329.411 45-49 235.323 233.242 244.338 254.940 50-54 180.967 188.219 206.538 198.805 55-59 143.384 138.954 156.550 160.433 60+ 342.535 352.634 399.724 387.358 Jumlah 2.696.136 2.728.747 2.902.573 2.952.545

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

2.2.2 Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan

Penduduk usia kerja menurut tingkat pendidikan di Provinsi Bali pada tahun 2008-2011 seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.3. masih didominasi oleh penduduk usia kerja yang berpendidikan sekolah dasar ke bawah. Akan tetapi secara umum telah terjadi pergeseran proporsi untuk setiap jenjang pendidikan. Penurunan proporsi penduduk usia kerja berpendidikan maksimum SD telah diikuti dengan peningkatan proporsi penduduk usia kerja pada tingkat pendidikan diatasnya terutama tingkat SMTA Kejuruan.

Hal ini akibat adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan juga akibat program pendidikan untuk mewajibkan belajar sampai dengan 9 tahun (tamat SLTP) serta adanya kebijakan

(32)

15

pemerintah yang telah mengalokasikan 20 persen dari total anggaran untuk dana pendidikan, diantaranya untuk subsidi pendidikan anak sekolah SD dan SLTP. Selain itu pembangunan ekonomi selama ini pada tingkat tertentu berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga masyarakat lebih mampu membiayai pendidikan formal dan mengakomodasi makanan bergizi yang membantu kualitas tenaga kerja. Pertumbuhan rata-rata penduduk usia kerja menurut tingkat pendidikan selama periode 2008 – 2011 cukup tinggi terjadi pada penduduk usia kerja dengan pendidikan SMTA Kejuruan dan Universitas yakni masing-masing sebesar 14,68 persen dan 13,60 persen. Sedangkan pertumbuhan menurun terjadi pada penduduk usia kerja dengan pendidikan maksimum SD yakni menurun sebesar 0,25 persen setiap tahun

Tabel 2.3

Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Pendidikan 2008 2009 2010 2011 Rata-Rata Pertumb Maksimum SD 1.246.334 1.246.903 1.297.114 1.234.378 -0,25% SMTP 544.049 515.248 545.552 579.038 2,24% SMTA Umum 502.855 518.059 522.231 570.008 4,33% SMTA Kejuruan 195.509 217.018 282.736 290.525 14,68% Diploma 92.965 99.987 110.079 110.980 6,16% Universitas 114.424 131.532 144.861 167.616 13,60% Jumlah 2.696.136 2.728.747 2.902.573 2.952.545 3,10%

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

2.2.3 Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin

Jumlah penduduk usia kerja menurut jenis kelamin di Provinsi Bali pada tahun 2008-2011seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.4. menunjukkan peningkatan, baik untuk laki-laki maupun perempuan, dengan komposisi jenis kelamin laki-laki dan perempuan hampir sama. Pertumbuhan penduduk usia kerja selama periode 2008 – 2011 rata-rata sebesar 3,10 persen setiap tahun, dengan pertumbuhan penduduk usia kerja laki-laki sebesar 2,93 persen per tahun dan pertumbuhan penduduk usia kerja perempuan sebesar 3,28 persen

(33)

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

16

per tahun. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pertumbuhan penduduk usia kerja perempuan lebih tinggi dibandingkan petumbuhan penduduk usia kerja laki-laki.

Tabel 2.4

Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Jenis Kelamin 2008 2009 2010 2011 Pertumb.

Laki-Laki 1.353.211 1.370.960 1.447.472 1.474.864 2,93% Perempuan 1.342.925 1.357.787 1.455.101 1.477.681 3,28%

Jumlah 2.696.136 2.728.747 2.902.573 2.952.545 3,10%

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

2.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menunjukkan besarnya penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu wilayah. TPAK juga dapat didefinisikan sebagai perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja. Besarnya TPAK di Provinsi Bali pada tahun 2008-2011 secara umum mengindikasikan adanya kenaikan setiap tahun, ini disebabkan oleh telah pulihnya industri pariwisata di Provinsi Bali setelah terjadi keterpurukan pasca Bom Bali I dan II.

2.3.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur

Berdasarkan Tabel 2.5 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur di Provinsi Bali pada periode 2008-2011 terlihat jelas berfluktuasi, tetapi pada Umur 15-19 terus mengalami penurunan dari tahun 2008 sebesar 41,95 persen menjadi 36,94 persen di tahun 2011 yang menandakan bahwa animo masyarakat yang termasuk golongan umur 15-19 tahun untuk bekerja sudah mulai berkurang seiring dengan meningkatnya kualitas di bidang pendidikan. Sehingga keinginan untuk memasuki dunia pendidikan lebih besar daripada masuk ke dunia kerja serta program wajib belajar 12 tahun untuk dilaksanakan sehingga dapat menekan angka tersebut.

(34)

17

Namun berbeda halnya dengan golongan umur 20-24 Tahun yang terjadi suatu peningkatan peran serta golongan usia tersebut dalam dunia kerja. Hal ini disebabkan oleh keinginan untuk dapat merasakan dan mencoba untuk terlibat dalam dunia kerja. Sedangkan pada umur 25-29 tahun pada umumnya mengalami penurunan dimana keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lebih diminati dengan asumsi pendidikan yang lebih baik akan menjadi nilai lebih untuk memenuhi syarat-syarat memasuki dunia kerja. Kemudian golongan umur 30-49 tahun mengalami peningkatan seiring dengan semakin meningkatnya permintaan dunia kerja yang membutuhkan tenaga kerja yang memiliki skill dan meningkatnya kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, sehingga memaksa golongan umur 30-49 untuk bekerja. Golongan usia kerja 30-49 tahun dikenal dengan usia produktif. Sedangkan untuk golongan umur 50 tahun keatas secara umum terus mengalami penurunan atau mengalami trend negatif.

Tabel 2.5

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Golongan Umur 2008 2009 2010 2011 15-19 41,95 39,12 38,98 36,94 20-24 78,51 78,14 76,65 77,19 25-29 86,02 86,04 86,30 83,00 30-34 87,80 88,86 89,41 86,40 35-39 90,47 90,60 90,54 89,85 40-44 90,59 91,02 90,52 92,38 45-49 89,25 91,11 90,25 90,33 50-54 85,41 86,42 85,39 85,12 55-59 82,48 82,43 79,90 77,92 60+ 54,85 55,46 54,31 52,69 Jumlah 77,86 77,82 77,38 76,45

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

2.3.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 2.6 memperlihatkan bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Bali untuk tingkat SD dari tahun 2008-2009 mengalami penurunan tetapi masih menempati posisi

(35)

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

18

kelima setelah SMTA Umum, sampai dengan tahun 2011 masih terlihat jelas kondisi tersebut. TPAK Tingkat SMTP cenderung mengalami fluktuasi selama kurun waktu tahun 2008-2009 begitu pula pada tingkat SMTA Umum yang mengalami hal yang sama dengan fluktuasi pada tahun 2009 sebesar 80,19 persen. Berikutnya terjadi kenaikan lagi pada tahun 2010 yaitu 80,38 persen lalu terjadi penurunan drastis pada tahun 2011.

TPAK Tingkat SMTA Kejuruan mengalami kenaikan dan penurunan pada periodeTahun 2008-2011. TPAK tingkat Diploma dengan persentase tertinggi terjadi di tahun 2009 dengan angka TPAK 91,10 persen kemudian ditahun 2011 terjadi penurunan yang sangat drastis yaitu mencapai angka 85,98 persen. TPAK yang menempati peringkat tertinggi menurut tingkat pendidikan adalah perguruan tinggi dibandingkan dengan tingkat pendidikan lainnya dan terus mengalami peningkatan dari tahun 2008-2010 yaitu terakhir dikisaran 91,44 persen walaupun akhirnya menurun di tahun 2011 menjadi 89,40 persen.

Dari gambaran data tersebut dapat di sampaikan bahwa TPAK menurut tingkat pendidikan di Provinsi Bali Tahun 2008-2011 secara umum mengalami penurunan dan penurunan yang tertinggi terjadi di Tahun 2011. Tingginya persentase TPAK dari kelompok lulusan Diploma dan Universitas menunjukkan bahwa yang menjadi nilai tambah dalam dunia kerja adalah dari unsur pendidikan serta

skill.

Tabel 2.6

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Pendidikan 2008 2009 2010 2011 Maksimum SD 78,68 77,62 75,95 75,34 SMTP 67,16 66,92 68,22 67,61 SMTA Umum 80,44 80,19 80,38 78,58 SMTA Kejuruan 83,02 84,86 84,14 83,51 Diploma 89,45 91,10 89,61 85,98 Universitas 90,29 91,44 91,44 89,40 Jumlah 77,86 77,82 77,38 76,45

(36)

19

2.3.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis

Kelamin

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Bali menurut jenis kelamin pada jenis kelamin perempuan tahun 2008 menunjukkan angka 70,03 persen mengalami kenaikan di tahun 2009 dan menurun drastis di tahun 2011 dengan angka 68,71 persen setelah terjadi penurunan di tahun 2010 dengan angka 70,16 persen. Untuk TPAK jenis kelamin laki-laki menunjukkan nilai yang lebih besar sepanjang 4 tahun yaitu dari tahun 2008-2011 jika dibandingkan dengan TPAK Perempuan, namun perbedaan ini tidak begitu signifikan bila dilihat dari tanggungjawab dimana laki-laki memiliki tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan perempuan dalam hal mencari nafkah bagi keluarga. Sedangkan data tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan menunjukkan bahwa kalangan perempuan sudah mengimplemetasikan emansipasi wanita dengan memiliki kemampuan didalam dunia kerja dan ikut menyumbangkan peran sertanya untuk membantu menambah pendapatan keluarga dan mengembangkan ilmu dengan jalan berkarir di dunia kerja yang bertujuan untuk kesejahteraan keluarga. Hal tersebut dikarenakan budaya di Bali selama ini lebih menuntut perempuan untuk bekerja. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.7 di bawah ini.

Tabel 2.7

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Jenis Kelamin 2008 2009 2010 2011

Laki-laki 85,63 85,11 84,64 84,20 Perempuan 70,03 70,47 70,16 68,71

Jumlah 77,86 77,82 77,38 76,45

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

2.4 Angkatan Kerja

Besarnya penawaran atau supply tenaga kerja dalam masyarakat adalah jumlah orang yang menawarkan jasanya untuk proses produksi. Jumlah yang bekerja dan pencari kerja itulah yang dinamakan angkatan kerja atau labour force. Angkatan kerja merupakan bagian dari penduduk

(37)

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

20

usia kerja berumur 15 tahun keatas yang dapat dilhat dari beberapa klasifikasi seperti golongan umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan lain sebagainya. Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali mengalami peningkatan setiap tahunnya sejalan dengan pertumbuhan penduduk usia kerja pada tahun 2008 yang menunjukkan jumlah angkatan kerja adalah 2.099.278 orang; tahun 2009 berjumlah 2.123.588 orang; tahun 2010 berjumlah 2.246.149 orang; tahun 2011 berjumlah 2.257.258 orang dengan demikian dapat diuraikan sebagai berikut :

2.4.1 Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur

Bila dilihat dari golongan umur 15-19 tahun angkatan kerja cenderung mengalami penurunan disebabkan karena pemahaman tentang pentingnya pendidikan sudah mulai dirasakan dan dipahami oleh kalangan usia 15-19 tahun dan wajib belajar 12 tahun sukses dilaksanakan dan keinginan untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi makin besar. Namun pada golongan umur 20-24 tahun dari tahun 2008-2011 terus mengalami peningkatan yang disebabkan oleh keinginan untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup sendiri tanpa tergantung pada orang tua dengan cara mencoba-coba memasuki dunia kerja. Pada angkatan kerja golongan umur 25-29 tahun terlihat terjadi penurunan sampai dengan tahun 2011 dengan menunjukkan angka 265.183 yang mana pada tahun 2008 sebesar 280.623 namun sempat terjadi kenaikan di tahun 2010 yaitu 274.600. Angka yang dinyatakan pada angkatan kerja golongan umur 25-29 tahun tersebut mengalami fluktuasi yang kemungkinan disebabkan oleh aspek fisikologis seseorang dimana usia 25-29 tahun adalah usia yang masih dalam tahap mencari jati diri atau masih dalam keraguan di dalam mengambil keputusan antara melanjutkan pendidikan atau bekerja bahkan boleh jadi masih memilih-milih pekerjaan karena keterbatasan keterampilan yang dimiliki. Selanjutnya bila dilihat angkatan kerja golongan umur 30-34 tahun mengalami perubahan peningkatan dari tahun 2008-2011 disebabkan pada tahapan ini telah memilik kedewasaaan dan rasa tanggung jawab yang didapat dari pengalaman dan digunakan untuk mensejahterakan keluarga atau sudah merasa nyaman ditempat kerjanya dan sudah mapan secara ekonomi. Tetapi begitu memasuki usia 50-59 atau 60 tahun keatas angkatan kerja golongan usia ini sudah mulai terlihat mengalami penurunan yang disebabkan karena usia 50 tahun keatas merupakan batas usia pensiun bagi kalangan

(38)

21

pekerja kantoran, namun tidak halnya yang terjadi pada usia 60 tahun keatas terlihat mengalami perubahan fluktuatif kemungkinan disebabkan karena kencerungan masih banyak khususnya di pedesaan orang tua masih bekerja untuk bisa tetap mencukupi keluarga dan memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri tidak bergantung pada orang lain. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada Tabel 2.8.

Tabel 2.8

Angkatan Kerja Menurut Golongan Umur Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Golongan Umur 2008 2009 2010 2011 15-19 122.654 119.649 117.382 114.162 20-24 197.453 191.227 199.852 210.346 25-29 280.623 265.267 274.600 265.183 30-34 274.804 301.070 313.061 320.294 35-39 298.770 304.471 318.335 314.346 40-44 254.212 256.629 283.848 304.304 45-49 210.032 212.498 220.526 230.286 50-54 154.565 162.652 176.369 169.223 55-59 118.269 114.541 125.086 125.005 60+ 187.896 195.584 217.090 204109 Jumlah 2.099.278 2.123.588 2.246.149 2.257.258

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

2.4.2. Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan

Berdasarkan data pada Tabel 2.9 dapat disampaikan bahwa angkatan kerja menurut tingkat pendidikan selama tahun 2008 – 2011 didominasi oleh angkatan kerja berpendidikan maksimum SD dengan kecenderungan mengalami perubahan fluktuatif. Seiring dengan program pemerintah dalam mensukseskan program pendidikan dasar 9 tahun diharapkan jumlah angkatan kerja berpendidikan maksimum SD dan SMTP dari tahun ke tahun menurun dan angkatan kerja berpendidikan SMTA keatas diharapkan mengalami peningkatan. Sehingga struktur angkatan kerja beberapa tahun kedepan diharapkan mengalami perubahan.

(39)

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

22

Pada tahun 2008 angkatan kerja berpendidikan maksimum SD sebanyak 980.619 orang, pada tahun 2009 terjadi penurunan menjadi 967.814 orang dan pada tahun 2010 meningkat lagi menjadi 985.219 orang dan pada tahun 2011 menurun lagi menjadi 929.995 orang. Pada tingkat pendidikan SMTA sampai dengan perguruan tinggi terjadi kenaikan yang signifikan. Ini berarti tujuan pemerintah untuk mewujudkan kualitas pendidikan masyarakatnya tercapai, sehingga harapan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja yang memasuki pasar kerja terpenuhi.

Tabel 2.9

Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Pendidikan 2008 2009 2010 2011 Maksimum SD 980.619 967.814 985.219 929.995 SMTP 365.369 344.803 372.184 391.469 SMTA Umum 404.518 415.430 419.757 447.909 SMTA Kejuruan 162.307 184.169 237.887 242.619 Diploma 83.157 91.093 98.640 95.419 Universitas 103.308 120.279 132.462 149.847 Jumlah 2.099.278 2.123.588 2.246.149 2.257.258

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

2.4.3. Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan data pada Tabel 2.10 terlihat bahwa di Provinsi Bali angkatan kerja laki-laki lebih besar dibandingkan dengan angkatan kerja perempuan. Namun demikian angkatan kerja laki-laki maupun perempuan pada periode 2008 – 2011 cenderung meningkat. Pola peningkatan yang terjadi pada angkatan kerja perempuan secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya perubahan gaya hidup dari keluarga besar menjadi keluarga kecil, sehingga dengan semakin baiknya tingkat pendidikan perempuan dan semakin sedikitnya jumlah anak serta berkembangnya teknologi peralatan rumah tangga maka akan mendorong perempuan untuk ikut berpartisipasi dalam pasar kerja.

(40)

23

Tabel 2.10

Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Jenis Kelamin

2008

2009

2010

2011

Laki-laki

1.158.795 1.166.769 1.225.206 1.241.895

Perempuan

940.483

956.819 1.020.943 1.015.363

Jumlah

2.099.278 2.123.588 2.246.149 2.257.258

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

2.5. Penduduk yang Bekerja

Penduduk yang bekerja selama tahun 2008-2011 mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan penduduk setiap tahunnya. Penduduk yang bekerja di Bali lebih banyak terserap di sektor formal karena masyarakat Bali lebih berminat bekerja di sektor formal ketimbang di sektor informal. Penduduk bekerja mengalami peningkatan dari 2.029.730 orang pada tahun 2008 menjadi 2.057.118 orang pada tahun 2009 dan terus meningkat sampai tahun 2011 menjadi 2.204.874 orang. Peningkatan penduduk bekerja akan diperhatikan dari pergeseran penduduk yang bekerja baik menurut lapangan usaha, golongan umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin, status pekerjaan utama, jabatan dan jam kerja.

2.5.1. Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha

Berdasarkan Tabel 2.11 dapat disampaikan bahwa penduduk yang bekerja di sektor pertanian relatif masih mendominasi, tetapi terjadi penurunan setiap tahunnya, dilain pihak pada sektor lainnya terjadi peningkatan seperti sektor bangunan, perdagangan, keuangan dan jasa-jasa. Sektor PHR menjadi paling tinggi peranannya pada tahun 2011 yang mengalahkan sektor pertanian. Kenaikan sektor perdagangan, hotel dan restoran sangat signifikan setiap tahunnya karena Provinsi Bali merupakan daerah tujuan wisata yang bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak seiring dengan kenaikan perekonomian dunia yang berakibat pada kunjungan wisata ke provinsi Bali yang berakibat bertambahnya lapangan usaha di sektor perdagangan, hotel dan restoran.

(41)

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

24

Tabel 2.11

Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011

1. Pertanian 726.287 704.282 672.204 556.615

2. Pertambangan dan penggalian 12.180 8.156 7.042 12.635

3. Industri 263.331 293.853 303.589 290.132

4. Listrik, gas dan air bersih 7.760 6.838 3.952 6.859

5. Bangunan 140.102 142.370 144.041 185.705

6. Perdagangan, hotel dan restoran 481.818 488.976 571.274 596.527

7. Pengangkutan & komunikasi 92.742 85.991 95.202 81.744

8. Keuangan, persewaan, jasa

perusahaan 45.454 46.185 58.832 83.281

9. Jasa-jasa lainnya 260.056 280.467 321.222 391.376

Jumlah 2.029.730 2.057.118 2.177.358 2.204.874

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

2.5.2. Penduduk Yang Bekerja Menurut Golongan Umur

Penduduk yang bekerja menurut golongan umur tahun 2008-2011 yang paling besar pada golongan umur 25-44 tahun. Mereka yang bekerja pada usia tersebut telah menamatkan pendidikan dan pada usia tersebut adalah usia dewasa dan bertanggung jawab pada dirinya sendiri dan keluarganya. Dalam usia tersebut kebanyakan sudah mempunyai keterampilan khusus untuk menarik dunia kerja formal.

Pada usia 55 – 59 tahun penduduk bekerja terlihat cukup mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada umur 60 tahun keatas terjadi peningkatan pada 3 (tiga) tahun yakni pada tahun 2008 – 2010, sedangkan pada tahun 2011 mengalami penurunan.

(42)

25

Tabel 2.12

Penduduk Yang Bekerja Menurut Golongan Umur Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Golongan Umur 2008 2009 2010 2011 15-19 108.398 104.230 105.534 101.111 20-24 178.985 175.691 185.011 193.380 25-29 268.255 252.864 264.034 259.809 30-34 265.195 294.115 305.679 315.955 35-39 291.058 299.652 311.607 311.167 40-44 249.900 251.942 279.940 300.734 45-49 209.612 209.531 216.916 229.642 50-54 153.108 160.322 173.320 167.914 55-59 118.087 113.315 123.422 124.110 60+ 187.132 195.456 211.895 201.052 Jumlah 2.029.730 2.057.118 2.177.358 2.204.874

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

2.5.3 Penduduk Yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan

Sejalan dengan semakin membaiknya tingkat perekonomian di Provinsi Bali menjadi sebuah dampak yang positif terhadap tingkat pendidikan penduduk yang bekerja. Kondisi tersebut tercermin pada penduduk yang bekerja menurut tingkat pendidikan pada tahun 2008 – 2011 dimana jumlah penduduk bekerja dengan pendidikan SMTA (umum dan kejuruan) mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Demikian juga penduduk bekerja pada tingkat pendidikan diploma dan S1 juga cenderung mengalami kenaikan. Penduduk bekerja pada pendidikan maksimum SD dan SMTP cenderung mengalami penurunan, walaupun terjadi kenaikan pada tahun 2010. Namun, hal ini berarti kualitas tenaga kerja di Provinsi Bali setiap tahunnya semakin baik.

(43)

Perencanaan Tenaga Kerja Provinsi Bali Tahun 2012-2016

26

Tabel 2.13

Penduduk Yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Pendidikan 2008 2009 2010 2011 Maksimum SD 967.233 959.751 971.164 922.443 SMTP 354.200 336.668 364.123 381293 SMTA Umum 382.936 392.222 397.033 435143 SMTA Kejuruan 150.017 172.504 226.803 231300 Diploma 79.144 83.378 93.019 90948 Universitas 96.200 112.595 125.216 143747 Jumlah 2.029.730 2.057.118 2.177.358 2.204.874

Sumber : BPS, Sakernas Periode Agustus, Tahun 2008-2011

2.5.4 Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan Tabel 2.14 penduduk bekerja menurut jenis kelamin di Provinsi Bali dari tahun 2008 – 2011 setiap tahunnya semakin meningkat, dimana jumlah penduduk bekerja dengan jenis kelamin laki-laki lebih besar dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan dengan perbandingan sangat tipis. Kenaikan jumlah penduduk bekerja baik laki-laki dan perempuan setiap tahunnya terus mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk.

Tabel 2.14

Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Jenis Kelamin 2008 2009 2010 2011

Laki-laki 1.116.600 1.124.076 1.191.888 1.217.183 Perempuan 913.130 933.042 985.470 987.691

Jumlah 2.029.730 2.057.118 2.177.358 2.204.874

(44)

27

2.5.5 Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

Penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan utama dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu status pekerjaan utama disektor formal (kegiatan ekonomi formal) dan sektor informal (kegiatan ekonomi informal). Masyarakat yang bekerja disektor formal biasanya bekerja/berusaha dengan buruh dan pekerja/buruh/karyawan tetap, sedangkan berusaha sendiri tanpa bantuan, berusaha dengan bantuan buruh tidak tetap, pekerja bebas dari sektor pertanian, pekerja bebas di sektor non pertanian, pekerja tak dibayar merupakan bagian dari sektor informal.

Berdasarkan Tabel 2.15 terlihat jelas bahwa di Provinsi Bali kecenderungan pekerja sektor informal terjadi penurunan setiap tahunnya yakni dari 68,08 persen menjadi 56,43 persen pada tahun 2011. Hal ini berarti perekonomian di Provinsi Bali semakin baik dan mendorong peningkatan penduduk yang bekerja pada sektor formal yaitu dengan terjadinya kenaikan hampir setiap tahunnya. Dilain pihak penduduk yang bekerja di sektor formal merupakan benteng utama dalam menjaga perekonomian di Bali, atau sebagai alternatif dalam mengurangi pengangguran di Provinsi Bali.

Tabel 2.15

Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Provinsi Bali Tahun 2008-2011

Status Pekerjaan Utama 2008 2009 2010 2011

1. Brsh Sendiri tanpa bantuan 327.445 387.377 362.314 314767 2. Brsh Dengan Dibantu 488.184 439.243 443.558 415916 3. Brsh. Dengan Buruh 50.839 59.588 58.437 79623 4. Pekerja/Buruh/karyawan 597.034 595.301 720.092 881064 5. Pkj. Bebas di Pertanian 56.774 71.683 64.497 28549 6. Pkj. Bebas di Non Pertanian 119.913 113.610 141.438 161380 7. Pekerja tak dibayar 389.541 390.316 387.022 323575

Jumlah 2.029.730 2.057.118 2.177.358 2.204.874

Gambar

Tabel  2.6  memperlihatkan  bahwa  Tingkat  Partisipasi  Angkatan  Kerja  (TPAK)  di  Provinsi  Bali  untuk  tingkat  SD  dari  tahun  2008-2009  mengalami  penurunan  tetapi  masih  menempati  posisi
Tabel 4.9  Perkiraan Produktivitas
Tabel  5.2  menunjukan  perkiraan  pengangguran  terbuka  menurut  golongan  umur  di  Provinsi  Bali  mengalami  penurunan  setiap  tahunnya

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa terhadap berbagai kecurangan serta pelanggaran sebagaimana diuraikan oleh Pemohon tersebut di atas, serta guna untuk menjamin hak konstitusional Pemohon (Perseorangan),

Sedangkan Syaichu (2013) menyatakan bahwa Inflasi tidak berpengaruh terhadap profitabiltas bank. Terjadi dua pendapat yang bertentangan dalam penelitian – penelitian

Pembinaan penguatan sentra pada tahun 2016 ada 5 sentra sebagai berikut sentra olahan pangan Kandri, sentra batu bata Pedurungan Kidul, sentra tempe miroto dan

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran Qiroati dalam meningkatkan baca tulis Al-Qur‟an di MI Miftahul Ulum Kemlagi Mojokerto pertama

Perilaku asertif dalam penelitian ini diukur dengan angket perilaku asertif, aspek-aspek dalam perilaku asertif menurut Rakos (1991) yaitu ; content (isi),

Menguji pengaruh moderasian keberadaan komisaris asing dalam dewan komisaris terhadap hubungan pengungkapan corporate governance dengan kinerja perusahaan perbankan

Simbol bulan bintang di masa lalu pernah digunakan partai Masyumi, yang menjadi sarana dakwah sekaligus politik Mohammad Natsir dalam memperjuangkan prinsip-

Kemudian 6 (30,4%) responden lahir dengan kondisi tidak terjadinya ketuban pecah dini pada saat persalinan namun mengalami sepsis hal ini disebabkan oleh responden yang lahir