• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

4. Elemen Biaya Operasional

Adapun biaya operasional PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut adalah sebagai berikut :

a. Pembelian Bahan Bakar Minyak dan Gas, meliputi :

1) Dari Kilang Pertamina yang meliputi biaya transportasi, biaya ijin pelabuhan sandar dll.

2) Dari Import Produk yang meliputi biaya transportasi, biaya bea cukai dan LC

c. Pemeliharaan, meliputi : 1) Pemeliharaan

Material dan Jasa / Borongan, terdiri dari : a) Sistem Distribusi

b) Teknologi Informasi c) Tata Usaha Langganan d) Tata Usaha

e) Gudang dan Persediaan Bahan-bahan f) Bengkel

g) Laboratorium h) Telekomunikasi i) Rupa-rupa Jasa Umum 2) Pemeliharaan (Instalasi)

Material dan Jasa / Borongan, terdiri dari : (1) Sistem Distribusi

(2) Laboratorium (3) Telekomunikasi

3) Pemeliharaan (Sarana Gedung)

Material dan Jasa / Borongan, terdiri dari : (1) Tata Usaha Langganan

(2) Gudang dan Persediaan Bahan-bahan (3) Bengkel

(5) Rupa-rupa Jasa Umum

4) Pemeliharaan (Sarana Kendaraan)

Material dan Jasa / Borongan, terdiri dari : (1) Sistem Distribusi

(2) Tata Usaha Langganan (3) Tata Usaha

(4) Gudang dan Persediaan Bahan-bahan

5) Pemeliharaan (Sarana Perlengkapan Lainnya / TI) Material dan Jasa / Borongan, terdiri dari :

• Teknologi Informasi d. Biaya Kepegawaian, meliputi :

1) Gaji Dasar 2) Indeks Daerah

3) Tunjangan Perumahan 4) Tunjangan Transport 5) Tunjangan Jabatan

6) Tunjangan Cuti Tahunan dan Besar 7) Tunjangan Keamanan

8) Winduan

9) Pesangon Pensiun Normal 10)Uang Lembur

11)Premi Piket Shift 12)Tunjangan Hari Raya

13)Iuran Pemberi Kerja 14)Asuransi Pegawai 15)Beban Pajak

16)Biaya Peserta Latihan 17)Pakaian Dinas

18)Perawatan Kesehatan 19)Rupa-rupa Biaya Pegawai 20)Uang Makan Lembur 21)Biaya Diklat

e. Biaya Operasi Lainnya (Administrasi), meliputi : 1) Honorarium dan Biaya

2) Pemakaian Perkakas dan Perlengkapan 3) Bahan Makanan

4) Biaya Pengolahan Data dan Penagihan

5) Rupa-rupa Persediaan Biaya dan Service kecil : a) Biaya Hansip / Keamanan

b) Konsumsi

c) Perjalanan Dinas (SPPD Rutin) SPPD Diklat

d) Pos, Telegram, dan Telepon e) Pemakaian Listrik, Gas dan Air f) Sewa Gedung / Tanah

h) Barang Cetakan i) Biaya Bank j) Pajak (PBB) k) Asuransi

l) Iuran, Abonemen dan Iklan m) Penerbitan / Ekshibisi n) Lain-lain

o) Customer Value

6) Kerja sama Koperasi Karyawan f. Biaya Penyusutan, meliputi :

1) Sistem Distribusi 2) Tata Usaha Langganan 3) Tata Usaha

4) Gudang dan Persediaan Bahan-bahan 5) Bengkel

6) Jasa-jasa Teknik

7) Wisma dan Rumah Dinas 8) Telekomunikasi iu

2. Penyusunan Anggaran Biaya Operasional

Biaya operasional merupakan elemen yang penting dalam pembentukan laba perusahaan. Untuk itu diperlukan suatu perencanaan yang cermat atas biaya operasional yang mengarah pada efisiensi.

Perencanaan biaya dilakukan melalui penyusunan anggaran biaya operasional. Dalam mempersiapkan penyusunan anggaran biaya operasional, PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut melakukannya dengan melibatkan departemen dalam perusahaan dan juga Cabang. Penyusunan anggaran biaya operasional yang dilaksanakan Terminal BBM atas dasar dikeluarkannya memo dari PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut pada tiap akhir triwulan.

Penyusunan anggaran biaya operasional mengikutsertakan seluruh pejabat dibawah (Kepala Bagian, Kepala Seksi/Sub Bagian, Kepala Keuangan dan Staff), sehingga disamping dapat menambah rasa kebersamaan serta memperbesar rasa tanggung jawab dari masing-masing unit dalam mencapai sasaran yang akan ditetapkan dan hasil penyusunan dapat lebih realistis. Dengan demikian dalam penyusunan anggaran biaya operasional menggunakan metode partisipasi anggaran.

Pada waktu yang ditentukan, masing-masing bagian menyerahkan usulan anggaran tersebut kepada bagian keuangan, sedangkan data dari cabang, wilayah mengumpulkan data berupa kegiatan apa saja yang akan direncanakan oleh cabang beserta volume pekerjaan dan estimasi anggaran dana. Semua anggaran dari setiap bagian dikumpulkan dan disusun, kemudian dilakukan rapat kerja yang dihadiri oleh General Manager bidang Wilayah, Staff terkait dan Manajer Cabang.

Hasil Rapat Kerja tersebut kemudian dievaluasi lagi oleh Bidang Perencanaan ditingkat wilayah. Evaluasi yang dilakukan wilayah

menghasilkan produk berupa draft RKAP yang selanjutnya dikirim ke pusat untuk dipelajari. RKAP dari seluruh wilayah distribusi di Indonesia kemudian dibahas di pusat untuk ditentukan anggaran untuk masing-masing wilayah. Dalam pembahasan ini wilayah juga mengirimkan wakilnya untuk menjelaskan dasar pembuatan RKAP tersebut.

Setelah hasil evaluasi di tingkat pusat dikirim kembali ke wilayah, wilayah bersama masing-masing cabang melakukan pembahasan mengenai Standard Operating Prosedure Operasi yang isinya meliputi jenis pekerjaan, volume pekerjaan beserta anggarannya. Seiring berjalannya proses penyelesaian panjar kerja, Bidang Keuangan menerbitkan Standard Operating Prosedure Operasi berupa panjar untuk cabang agar kegiatan operasional masing-masing cabang tidak terganggu.

Hasil akhir dari seluruh pembahasan Standard Operating Prosedure dibuat dalam bentuk buku yang isinya sudah memuat jenis pekerjaan, volume pekerjaan, dan anggaran dana (material dan jasa). Sementara itu bidang perencanaan akan mengeluarkan surat rekomendasi kepada Bidang Keuangan untuk mengeluarkan SKK per-triwulan. Nantinya pada tiap akhir triwulan wilayah akan melakukan evaluasi dan pemantauan ke masing-masing cabang untuk mengontrol, agar Standard Operating Prosedure dilakukan sesuai rencana. Hasil evaluasi ini nantinya akan dijadikan acuan dalam menerbitkan SKK triwulan kedua. Proses ini akan berjalan terus menerus sampai akhir triwulan keempat atau akhir tahun.

Penyusunan anggaran biaya operasional ini berpedoman kepada data informasi atau realisasi anggaran-anggaran pada tahun-tahun sebelumnya dan memperhitungkan tingkat kenaikan harga untuk tahun atau periode anggaran berikutnya. Penyusunan anggaran biaya disesuaikan dengan kebutuhan yang wajar dengan tetap mencerminkan adanya upaya peningkatan efisiensi dan efektifitas yaitu :

1. Pemeliharaan Instalasi Terminal BBM mengutamakan tindakan preventif yang bertujuan mencegah terjadinya gangguan daripada tindakan represif mengatasi gangguan.

2. Bahan bakar dan minyak pelumas diperhitungkan sesuai dengan kebutuhan yang wajar dan dapat dipertanggung jawabkan.

3. Biaya operasi lainnya (administrasi) diperhitungkan mengikuti pendapatan.

4. Biaya kepegawaian diperhitungkan sesuai dengan kebutuhan yang wajar dan dapat dipertanggung jawabkan.

5. Biaya penyusutan diperhitungkan sesuai dengan metode penyusutan.

Penyusunan anggaran biaya operasional dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain :

1. Laba Operasi tahun lalu

2. Realiasi anggaran tahun sebelumnya

3. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan sasaran jangka pendek dan program tiap bagian dalam perusahaan

5. Berbagai kebijakan pemerintah

Di bawah ini diperlihatkan anggaran biaya operasional tahun 2008 dan perbandingannya dengan anggaran biaya operasional pada tahun-tahun sebelumnya.

Tabel 1.1 Anggaran Biaya Operasional PT.Pertamina (Persero) Region I Sumbagut (terlampir).

Dokumen terkait