• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Anggaran Biaya Operasional Dalam Meningkatkan Efisiensi Perusahaan Pada Pt.Pertamina (PERSERO) Region I SUMBAGUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Anggaran Biaya Operasional Dalam Meningkatkan Efisiensi Perusahaan Pada Pt.Pertamina (PERSERO) Region I SUMBAGUT"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM EKSTENSI MEDAN

SKRIPSI

PERANAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI PERUSAHAAN PADA PT.PERTAMINA

(PERSERO) REGION I SUMBAGUT

DIAJUKAN OLEH :

NAMA : OK MUHAMMAD RIDHO

NIM : 050522011

DEPARTEMEN : AKUNTANSI PROGRAM : S-1 EKSTENSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(2)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya. Tak lupa pula shalawat beriring salam kepada nabi besar Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Sebagai hamba Allah yang memiliki banyak keterbatasan, penulis menyadari bahwa pengetahuan penulis belumlah cukup untuk menjadikan skripsi ini masuk dalam nominasi sempurna baik dalam penggunaan bahasa maupun penyajian data. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan hanya dengan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan rasa terima kasih atas segala dukungan, pemikiran, tenaga, materi dan juga doa dari semua pihak yang telah membantu penulis selama menjalani masa perkuliahan dan penyusunan skripsi ini, maka dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs.Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(3)

4. Bapak Drs. Hotmal Ja’far,MM, Ak selaku pembanding/penguji yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs.Arifin Lubis, MM, Ak selaku pembanding/penguji yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Pimpinan, Staff dan Pegawai PT Pertamina (Persero) Region I Sumatera Bagian Utara yang telah bersedia membantu penulis selama masa penyelesaian skripsi ini.

7. Keluarga tercinta, Ayahanda H.Ok Huzaili, Ibunda Almh Hj. Nia Hartaty serta mertua H.Saiful Aini dan Hj.Abdiani.

8. Istri tercinta Nurul Huda Chasanah dan ananda Khanza Aqila Tsabitah yang memberikan semangat dan doanya.

9. Kakanda, Abangda dam Adinda.

10.Seluruh teman-teman penulis yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas persahabatan indah yang telah tercipta.

Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat membawa manfaat bagi kita semua. Amin.

Medan, 17 Januari 2012 Penulis

Ok Muhammad Ridho R

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan Anggaran Biaya Operasional Dalam Meningkatkan Efisiensi Perusahaan Pada PT.Pertamina (Persero) Region I Sumbagut apakah sudah dilaksanakan sebagaimana dalam usaha peningkatan efisiensi operasi perusahaan.

Metode penelitian dengan menggunakan studi deskriptif. Jenis data adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan teknik kepustakaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan biaya untuk efisiensi di perusahaan dapat berjalan dengan semestinya dalam usaha peningkatan efisiensi operasi. Hal ini dapat dilihat dari segi pelaksanaan tugasnya untuk meningkatkan efisiensi biaya operasional dengan membuat metode penerapan penghematan..

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……….1

B. Perumusan Masalah………3

C. Tujuan Penelitian………3

D. Manfaat Penelitian………..3

E. Kerangka Konseptual……….4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Penggolongan Biaya………7

B. Konsep Anggaran………11

1. Pengertian Anggaran………..11

2. Fungsi Anggaran………13

3. Hubungan Anggaran dan Akuntansi………..15

C. Jenis-jenis Anggaran………...16

D. Penyusunan Anggaran Biaya Operasional………..18

(6)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian………....25

B. Jenis Data……….25

C. Teknik Pengumpulan Data………..26

D. Teknik Analisa Data………26

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ………27

1. Sejarah Singkat Perusahaan ………..27

2. Struktur Organisasi ………...29

3. Kondisi Kinerja Perusahaan ……….39

4. Elemen Biaya Operasional ………..43

5. Penyusunan Anggaran Biaya Operasional ………..47

6. Peranan Anggaran Biaya Operasional Dalam Meningkatkan efisiensi……… ……51

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Penyusunan Anggaran Biaya Operasional………52

(7)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………..56

B. Saran………57

(8)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan Anggaran Biaya Operasional Dalam Meningkatkan Efisiensi Perusahaan Pada PT.Pertamina (Persero) Region I Sumbagut apakah sudah dilaksanakan sebagaimana dalam usaha peningkatan efisiensi operasi perusahaan.

Metode penelitian dengan menggunakan studi deskriptif. Jenis data adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan teknik kepustakaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan biaya untuk efisiensi di perusahaan dapat berjalan dengan semestinya dalam usaha peningkatan efisiensi operasi. Hal ini dapat dilihat dari segi pelaksanaan tugasnya untuk meningkatkan efisiensi biaya operasional dengan membuat metode penerapan penghematan..

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada masa sekarang ini persaingan di dalam dunia usaha menjadi semakin ketat. Perusahaan harus semakin meningkatkan kualitas usahanya agar dapat unggul dari pesaingnya dan dapat mencapai tujuan perusahaan. Tujuan dari suatu perusahaan yaitu untuk memperoleh laba yang optimal, going concern, pertumbuhan perusahaan serta kesejahteraan anggota dan

masyarakat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus mampu membuat perencanaan yang matang, untuk dapat dilaksanakan dalam proses operasi perusahaannya.

(10)

keseluruhan organisasi, melihat kemungkinan timbulnya masalah dan untuk mengembangkan kebijakan masa datang.

Jika anggaran disetujui, maka anggaran tersebut menjadi basis penting untuk mengevaluasi kinerja baik itu sebagai penangkal pemborosan dan mempromosikan efisiensi. Dengan demikian anggaran biaya operasional menetapkan batasan-batasan biaya yang ideal dalam aktivitas perusahaan. Melalui anggaran inilah pihak manajemen akan mengawasi biaya operasional agar tidak melampaui anggaran yang sudah ditetapkan. Hal ini dilakukan lewat sebuah analisa perbandingan realisasi dengan biaya yang telah dianggarkan sebelumnya.

(11)

Dari sudut pandang keutamaan dan pentingnya penganggaran, maka penulis merasa tertarik untuk membuat sebuah karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul : “Peranan Anggaran Biaya Operasional Dalam

Meningkatkan Efisiensi Perusahaan Pada PT Pertamina (Persero) Region

I Sumbagut”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang dapat dirumuskan adalah :

1. Bagaimana peranan anggaran biaya operasional dalam meningkatkan efisiensi perusahaan ?

2. Bagaimana tindakan korektif perusahaan apabila terjadi penyimpangan terhadap anggaran biaya operasional ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang peranan anggaran biaya operasional dalam meningkatkan efisiensi perusahaan.

2. Untuk mengetahui tindakan yang ditempuh oleh perusahaan dalam rangka perbaikan atas penyimpangan anggaran biaya operasional.

D. Manfaat Penelitian

(12)

1. Bagi perusahaan, memberikan suatu gagasan dan buah pikiran sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan dan pengawasan anggaran biaya operasional untuk meningkatkan efisiensi pada perusahaan.

2. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan anggaran biaya operasional untuk meningkatkan efisiensi pada perusahaan.

3. Sebagai bahan referensi bagi penelitian lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang anggaran terutama menyangkut anggaran biaya operasional.

E. Kerangka Konseptual

Peranan Anggaran Biaya Operasioanal dalam Meningkatkan Efisiensi Perusahaan Pada PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut

Peranan Anggaran Biaya Operasional dalam Meningkatkan Efisiensi Perusahaan Pada PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut

Peranan Anggaran Biaya Operasional dalam Meningkatkan Efisiensi Anggaran B. Operasional

dalam Meningkatkan Efisiensi

Bagaimana Peranan Anggaran Biaya Operasional dalam Meningkatkan Efisiensi Perusahaan

(13)

Keterangan

1. Definisi Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang dan jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau masa yang akan datang bagi organisasi.

2. Elemen Biaya Operasional adalah Payrol(Biaya Tenaga Kerja),Travel (Biaya Perjalanan Dinas),Biaya Kesehatan dan kursus,Produk

Transport,Services,Own Use,Biaya Maintenance,Material Cons

mumed,Promotion &Corp Image,Others.

3. Konsep dan Fungsi Anggaran adalah konsep anggaran sebuah penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang dilakukan diwaktu yang akan datang, meliputi seluruh organisasi perusahaan,dinyatakan dalam unit moneter,jangka waktu tertentu yang akan datang.

4. Fungsi Anggaran adalah

• Fungsi Perencanaan merupakan alat perencanaan tertulis

yang menuntut pemikiran teliti.

• Fungsi Pelaksanaan merupakan pedoman dalam

pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan selaras dalam pencapain tujuan (laba).

• Fungsi Pengawasan merupakan alat pengendalian atau

pengawasan

(14)

6. Anggaran Biaya Operasional dalam meningkatkan Efisiensi Salah satu tujuan perusahaan adalah kelangsungan usaha. Dengan demikian perusahaan didirikan untuk suatu jangka waktu yang lama. Agar tujuan ini dapat tercapai maka perusahaan harus dapat beroperasi secara sehat. Untuk menjadi sehat, efisiensi usaha perusahaan menjadi salah satu fokus sentral. Oleh karena itu, biaya operasional yang merupakan pengeluaran-pengeluaran perusahaan harus direncanakan dan diawasi dengan sebaik-baiknya.

7. Peranan Anggaran Biaya Operasional dalam meningkatkan efisiensi Dengan adanya anggaran diharapkan terkontrolnya biaya operasional dalam perusahaan. Sebagai langkah awal pengawasan terhadap biaya operasional PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut, anggaran biaya dirinci lebih lanjut di dalam sub bagian/departemen dengan tujuan agar dapat dilaksanakan dengan cara lebih cermat. Pengawasan dilakukan sejalan dengan berlangsungnya aktivitas perusahaan dimana dalam tiap tahun dibuat laporan laba rugi dan evaluasi kinerja dilakukan secara triwulan.

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Pengolongan Biaya

Konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom dan insinyur, dimana informasi biaya sangat penting untuk penetapan harga, efisiensi penggunaan sumber daya, dan bahkan evaluasi tentang produk yang paling menguntungkan. Jumlah biaya juga sangat diperlukan untuk memantau dukungan berbagai fungsi dalam bisnis dan akuntansi.

Istilah biaya dan beban yang dikenal dalam akuntansi Indonesia identik dengan istilah cost dalam literature akuntansi berbahasa Inggris. Dan sering ditemukan istilah biaya dan beban digunakan saling bergantian dengan pengertian yang sama. Namun sebenarnya keduanya mengandung arti yang berbeda. Menurut Hansen dan Mowen (2006:40) “Biaya (cost) adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang dan jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau masa yang akan datang bagi organisasi“. Sedangkan pengertian beban menurut Simamora (2000:47) adalah “Beban (expense) adalah biaya yang sudah terpakai”. Biaya diukur dengan satuan moneter yang musti dibayar untuk barang dan jasa dan dikeluarkan untuk menghasilkan manfaat dimasa depan.

(16)

dimaksudkan untuk kadaluarsa. Biaya yang kadaluarsa inilah yang nantinya disebut beban (expense).

Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya macam biaya terjadi dan cara klasifikasinya tergantung pada tipe organisasi. Hal ini diperjelas dalam Standar Akuntansi Keuangan No.1 (IAI; 2007:15) :

Perusahaan menyajikan di laporan laba rugi atau catatan atas laporan keuangan, rincian beban dengan menggunakan klasifikasi yang didasarkan pada sifat atau fungsi beban didalam perusahaan. Pos-pos beban di subklasifikasikan lebih lanjut dalam rangka menonjolkan cakupan komponen-komponen kinerja keuangan yang berbeda dalam hal stabilitas, potensi menghasilkan laba atau rugi dan prediksi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memfokuskan pada perusahaan yang bergerak dibidang Pemasaran Produk Bahan Bakar Minyak. Perusahaan Pemasaran Produk Bahan Bakar Minyak menggunakan data biaya dengan cara yang sama dengan perusahaan manufaktur. Perusahaan dibidang Pemasaran Bahan Bakar Minyak menggunakan biaya untuk menentukan tingkat keuntungan, kelayakan perkenalan produk, dan untuk menelusuri biaya-biaya yang terjadi untuk memastikan bahwa mereka memberikan produk dengan biaya yang efisien.

(17)

Simamora (2000:43) menyatakan elemen-elemen biaya sebagai berikut : “Dalam perusahaan pemasaran produk BBM, biaya produk (lebih lazim disebut biaya jasa) meliputi tenaga kerja, keperluan kantor, dan biaya lainnya yang berkaitan langsung dengan penyerahan produk kepada pelanggan dan klien“.

Dengan demikian perbedaan antara biaya produk dan biaya periode tidaklah berfaedah bagi perusahaan pemasaran. Dalam perusahaan pemasaran BBM biaya-biaya pada umumnya dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.

Dari penjelasan diatas, maka elemen biaya operasional dalam perusahaan pemasaran produk BBM adalah setiap biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan usaha pokok perusahaan yang berkaitan dengan periode waktu dimana biaya dipakai dan berkaitan langsung dengan penyerahan produk. Biaya-biaya tersebut dapat meliputi sumber dari PT.Pertamina (Persero) Region I :

Payrol (Biaya Tenaga Kerja)

Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja Gaji dan Upah pekerja Organik dan pekerja Non Organik.

Travel (Biaya Perjalanan Dinas

Merupakan biaya yang terjadi dan berhubungan dengan perjalanan dinas. a. Biaya tiket perjalanan dinas

(18)

d. Biaya Makan

• Biaya Kesehatan dan Kursus

Merupakan biaya yang timbul untuk kesehatan pekerja dan biaya kursus pekerja Organik.

Product Transport (Biaya Transportir)

Biaya yang timbul untuk mengangkut produk BBM dari Depot ke SPBU dan dari Kilang ke Depot.

Services

Biaya yang timbul untuk perbaikan Internet, Telekomunikasi, Mesin dan elektrik.

Own Use

Biaya yang timbul akibat pemakaian BBM untuk mendukung Operasional

Biaya Maintenance

Biaya yang timbul untuk perbaikan dan perawatan sarana dan fasilitas di Depot maupun Instalasi seperti Pipa,Tanki Timbun, Kantor, Rumah.

Material Consumed

Biaya yang timbul untuk sewa tanah, sewa gudang, sewa peralatan berat, sewa mobil truk, sewa boat.

Promotion & Corp Image

Biaya promosi produk

Others

(19)

B. Konsep Anggaran

1. Pengertian Anggaran

Setiap unit kegiatan dalam masyarakat, baik yang bermotif laba maupun nirlaba, baik kegiatan perseorangan maupun massa, semuanya menginginkan kemajuan. Bertitik tolak dari hal tersebut diatas maka dapatlah dimengerti bahwa yang diperoleh itu bukanlah suatu hal yang kebetulan saja, melainkan melalui perencanaan kerja yang teliti.

Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting yaitu merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. Perencanaan ini merupakan proses dasar bagi manajemen untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Perencanaan yang telah dibuat tadi dituangkan dalam bentuk anggaran.

Anggaran merupakan kebutuhan yang penting bagi setiap perusahaan sebelum beroperasi, sehingga terlihat jelas misi dan target yang akan dicapai pada periode berikutnya. Hal inilah yang menyebabkan anggaran menjadi sangat dibutuhkan. Bagi perusahaan anggaran adalah untuk mengkoordinasikan kegiatan dan anggaran sangat bermanfaat untuk mensinergikan seluruh sumber dana dan daya yang ada dalam sebuah perusahaan untuk mencapai tujuan.

(20)

Anggaran menggambarkan rencana untuk masa yang akan datang yang diekspresikan dalam istilah-istilah keuangan yang formal”.

Nafarin (2006:12) mendefinisikan anggaran sebagai berikut :

Anggaran adalah sebuah rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.

Sedangkan Munandar (2001:1) menyatakan “Anggaran adalah sebuah rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang”.

Pengertian-pengertian anggaran di atas menunjukkan bahwa suatu anggaran mempunyai empat unsur, yaitu :

1. Rencana

Rencana adalah sebuah penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang dilakukan diwaktu yang akan datang.

2. Meliputi seluruh organisasi perusahaan

Anggaran mencakup semua aktivitas yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam sebuah perusahaan.

(21)

3. Dinyatakan dalam unit moneter

Anggaran dinyatakan dalam unit atau kesatuan yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Adapun unit moneter yang berlaku di Indonesia adalah rupiah.

4. Jangka waktu tertentu yang akan datang

Hal ini menunjukan bahwa anggaran berlaku untuk masa yang akan datang, dengan demikian apa yang dimuat dalam anggaran adalah taksiran-taksiran tentang apa yang akan terjadi serta apa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang.

Anggaran merupakan komponen penting dalam sistem pengendalian manajemen, sebab anggaran berfungsi sebagai operasionalisasi strategi yang diformulasikan dan program-program untuk mencapainya. Dengan demikian, dalam anggaran dijabarkan program-program tertentu dalam rencana-rencana tindakan dan sumber-sumber biaya yang disediakan.

2. Fungsi Anggaran

Anggaran hanyalah suatu alat dan bagaimanapun baiknya suatu anggaran tidak akan berfungsi dengan baik apabila manusia yang menggunakan anggaran tersebut tidak dapat menggunakannya dengan baik.

Nafarin (2006:12) mengemukakan “Anggaran sebagai alat manajemen dalam melaksanakan fungsinya memiliki fungsi yang sama dengan manajemen meliputi fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan“.

(22)

a. Fungsi Perencanaan

Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang menuntut pemikiran teliti, karena anggaran memberikan gambaran yang jelas dan nyata dalam unit dan uang, tentang tujuan yang hendak dicapai, sumber-sumber potensial yang menghasilkan keuntungan dan cara-cara untuk merealisasikannya.

b. Fungsi Pelaksanaan

Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan selaras dalam pencapaian tujuan (laba). Jadi anggaran digunakan untuk menyelaraskan (koordinasi) setiap bagian kegiatan. Dengan demikian tiap bagian harus melaksanakan tugasnya secara selaras, terarah dan terkoordinasi sesuai dengan yang direncanakan atau yang telah ditetapkan dalam anggaran.

c. Fungsi Pengawasan

Anggaran merupakan alat pengendalian atau pengawasan. Pengawasan dilakukan dengan menilai (evaluasi) pelaksanaan pekerjaannya, yaitu dengan cara :

1) Membandingkan realisasi rencana dengan rencana

(23)

3. Hubungan Anggaran dan Akuntansi

Secara sederhana, akuntansi diartikan sebagai suatu cara yang sistematis untuk melakukan pencatatan, penggolongan, peringkasan, penganalisaan serta melakukan interprestasi terhadap peristiwa-peristiwa finansial yang terjadi dan yang akan dilakukan oleh perusahaan.

Dari pengertian tersebut nampaklah bahwa akuntansi menyajikan data-data historis, menyajikan peristiwa-peristiwa finansial yang terjadi dari hari ke hari secara teratur dan sistematis. Sedangkan anggaran menyajikan data taksiran-taksiran untuk jangka waktu tertentu yang akan datang.

Bilamana dihubungkan, maka terlihatlah bahwa antara anggaran dan akuntansi memiliki kaitan yang sangat erat Nafarin (2006:22-25), yaitu :

a. Akuntansi menyajikan data historis yang sangat bermanfaat untuk mengadakan taksiran-taksiran yang akan dituangkan dalam anggaran, yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja diwaktu yang akan datang. Dengan demikian akuntansi sangat bermanfaat di dalam penyusunan anggaran.

(24)

Oleh karena data akuntansi sangat diperlukan untuk menyusun anggaran dan sangat diperlukan untuk dibandingkan dengan anggaran dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan kerja, maka semua teknik pencatatan dan semua sistematika yang dipakai dalam akuntansi harus sama dan sejalan serta sistematika yang dipakai dalam anggaran.

C. Jenis-jenis Anggaran

Nafarin (2006:22-25) menyatakan anggaran dapat dikelompokkan dari berbagai sudut pandang sebagai berikut :

1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran variabel yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang beda. Anggaran variabel disebut juga dengan anggaran fleksibel.

b. Anggaran tetap yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Anggaran tetap disebut juga dengan anggaran statis.

2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk suatu periode tertentu, umumnya satu tahun-yang disusun setiap akhir periode anggaran.

b. Anggaran kontinu adalah anggaran yang dibuat untuk memperbaiki anggaran yang telah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.

3. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran jangka pendek adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek. b. Anggaran jangka panjang adalah anggaran yang dibuat untuk

jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek. 4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan

(25)

anggaran induk . Anggaran induk merupakan konsolidasi rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulanan. Anggaran triwulanan kemudian dipecah lagi menjadi anggaran bulanan.

a. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan laba-rugi. Anggaran operasional antara lain terdiri dari :

1) Anggaran penjualan

2) Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya overhead pabrik.

3) Anggaran beban usaha 4) Anggaran laporan laba-rugi

b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan antara lain terdiri dari :

1) Anggaran kas 2) Anggaran piutang 3) Anggaran persediaan 4) Anggaran utang 5) Anggaran neraca

5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran komprehensif adalah merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap. b. Anggaran parsial adalah anggaran yang disusun tidak secara

lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. Misalnya karena keterbatasan kemampuan maka yang dapat disusun hanya anggaran operasional.

6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari :

a. Anggaran apropriasi adalah anggaran yang dibentuk bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain.

(26)

D. Penyusunan Anggaran Biaya Operasional

Anggaran berfaedah dalam proses perencanaan karena anggaran meningkatkan komunikasi dan koordinasi. Proses penyusunan anggaran mengharuskan manager mempertimbangkan secara cermat tujuan-tujuan serta sasaran-sasaran mereka dan menetapkan alat untuk mencapainya.

Dengan anggaran, para manajer juga diharuskan untuk merencanakan kegiatan dimasa yang akan datang untuk mengembangkan arah keseluruhan organisasi, melihat kemungkinan timbulnya masalah dan untuk mengembangkan kebijakan dimasa datang.

Dengan demikian, anggaran merupakan komponen penting dalam sistem pengendalian manajemen. Anggaran berfungsi sebagai operasionalisasi strategi yang diformulasikan dan program-program untuk mencapainya. Anggaran akan menghasilkan keluaran berupa informasi kuantitatif dan kualitatif yang dijabarkan tentang program-program tertentu dalam rencana tindakan sumber-sumber biaya dan rancangan biaya.

Anggaran yang disusun perusahaan bertujuan untuk lebih mempermudah perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Dengan menetapkan standar yang ingin dicapai, perusahaan dapat lebih mengetahui langkah-langkah yang akan ditentukan dalam mencapai targetnya, dimana anggaran dapat menjadi patokan atau pedoman bagi karyawan untuk bekerja.

(27)

1. Prosedur Penyusunan Anggaran

Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atau menyusun anggaran serta melaksanakan kegiatan anggaran lainnya, ada ditangan pimpinan tertinggi perusahaan. Hal ini dikarenakan pimpinan tertinggi perusahaanlah yang paling berwenang dan bertanggung jawab atas kegiatan perusahaan keseluruhan.

Namun demikian tugas menyiapkan dan menyusun anggaran dapat didelegasikan kepada bagian-bagian lain dalam perusahaan dan hal ini tergantung pada struktur organisasi masing-masing perusahaan. Akan tetapi menurut Munandar (2001:17) pada garis besarnya tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran ini dapat didelegasikan kepada :

a. Bagian administrasi (bagi perusahaan kecil)

Hal ini disebabkan karena dalam perusahaan kecil kegiatan-kegiatan tidak terlalu kompleks, sederhana, ruang lingkup terbatas sehingga tugas penyusunan anggaran diserahkan kepada salah satu bagian saja dan tidak perlu melibatkan seluruh bagian yang ada dalam perusahaan. Penunjukan ini didasarkan atas pertimbangan bahwa bagian administrasi terkumpul seluruh kegiatan perusahaan, kegiatan produksi, pembelanjaan dan kegiatan personalia.

b. Panitia budget atau komite anggaran (bagi perusahaan yang besar) Kompleksnya kegiatan-kegiatan dan ruang lingkup yang luas menyebabkan bagian administrasi tidak mungkin tidak mampu untuk menyusun anggaran sendiri tanpa partisipasi secara aktif bagian-bagian lain dalam perusahaan. Untuk itulah penyusunan anggaran perlu melibatkan semua unsur yang mewakili semua bagian yang ada dalam perusahaan, yang duduk dalam panitia anggaran. Panitia anggaran ini biasanya diketuai oleh salah seorang pemimpin perusahaan dengan anggota-anggotanya mewakili bagian pemasaran, bagian produksi, bagian pembelanjaan dan bagian personalia.

(28)

Dalam menyusun anggaran, terdapat dua pendekatan yang berbeda yaitu pendekatan atas-bawah (top-down approach) dan pendekatan bawah-atas (bottom-up approach). Dalam pendekatan atas-bawah, anggaran disusun pada jenjang organisasi yang lebih tinggi tanpa adanya masukan yang berarti manajer-manajer jajaran yang lebih rendah. Dalam pendekatan bawah-atas, manajer-manajer jajaran rendah merupakan sumber pokok informasi yang dipakai dalam penyusunan anggaran.

Anggaran yang disusun oleh bagian administrasi maupun oleh komisi anggaran, hanya merupakan Rancangan Anggaran. Rancangan ini akan diserahkan kepada pimpinan tertinggi perusahaan untuk disahkan sebagai anggaran yang defentif. Sebelum disahkan, masih dimungkinkan untuk diadakan perubahan-perubahan dan pembahasan terhadap rancangan tersebut. Setelah disahkan maka anggaran tersebut dijadikan sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan kerja.

Ditinjau dari pihak-pihak yang dapat terlibat dalam proses penyusunan anggaran, maka terdapat tiga metode yang dikemukakan oleh Atkinson (2001:475) yaitu :

a. Authoritative Budgeting

(29)

b. Participative Budgeting

Participative Budgeting merupakan metode penyusunan anggaran dimana atasan dan bawahan secara bersama-sama menetapkan anggaran perusahaan melalui proses pengambilan keputusan bersama (joint decision-making proces).

c. Consultative Budgeting

Consultative Budgeting merupakan metode penyusunan anggaran dimana bawahan diminta untuk mendiskusikan pendapat mereka mengenai anggaran, tetapi tidak terjadi proses pengambilan keputusan bersama. Atasan hanya meminta pendapat dari bawahan tetapi tetap menetapkan anggaran secara sendiri dengan atau tanpa mempertimbangkan masukan dari bawahan.

2. Anggaran Biaya Operasional

Dalam perusahaan Pemasaran, biaya produk (lebih lazim disebut biaya pemasaran) meliputi biaya tenaga kerja, keperluan kantor dan biaya lainnya yang berkaitan langsung dengan penyerahan produk kepada pelanggan.

Keberhasilan perusahaan pemasaran sangatlah tergantung pada mutu produk yang dilakukan sehingga kecakapan dan talenta orang-orang yang terlibat didalamnya sangatlah vital. Dalam industri-industri jasa tidak terdapat persediaan produk dan semua biaya berkaitan dengan periode waktu dimana biaya tersebut dipakai. Dengan demikian perbedaan antara biaya produk dan biaya periode tidaklah berfaedah bagi perusahaaan-perusahaan jasa. Dalam perusahaan jasa, biaya-biaya pada umumnya dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.

(30)

kepada seseorang atau pelanggan. Biaya langsung untuk pelaksanaan jasa tertentu dikaitkan dengan pendapatan yang dihasilkannya.

Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri ke jasa, seperti asuransi atau sewa kantor. Seperti halnya biaya periode pada perusahaan dagang, biaya tidak langsung dikurangkan dari pendapatan dalam periode dimana biaya dipakai.

E. Anggaran Biaya Operasional Dalam Meningkatkan Efisiensi

Salah satu tujuan perusahaan adalah kelangsungan usaha. Dengan demikian perusahaan didirikan untuk suatu jangka waktu yang lama. Agar tujuan ini dapat tercapai maka perusahaan harus dapat beroperasi secara sehat. Untuk menjadi sehat, efisiensi usaha perusahaan menjadi salah satu fokus sentral. Oleh karena itu, biaya operasional yang merupakan pengeluaran-pengeluaran perusahaan harus direncanakan dan diawasi dengan sebaik-baiknya.

Menurut Collins (2000:89) “Efisiensi menyangkut hubungan antara faktor input yang langka dengan output barang dan jasa. Hubungan ini dapat diukur secara fisik atau secara biaya. Konsep efisiensi digunakan sebagai kriteria dalam penilaian seberapa baik pasar mengalokasikan sumber dana “.

(31)

berfungsi sebagai tolak ukur dan alat perbandingan untuk menilai realisasi kegiatan perusahaan nanti.

Pengawasan yang dilakukan dengan membandingkan hasil-hasil aktual dengan 2 alternatif sasaran berikut :

1. Kinerja yang diharapkan seperti yang tertera dalam anggaran

2. Kinerja masa lalu

Dari perbandingan tersebut dapat pula diketahui sebab-sebab penyimpangan (varians) antara anggaran dan realiasi sehingga dapat pula diketahui kelemahan-kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan.

Dampak penyimpangan terhadap anggaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu penyimpangan menguntungkan dan penyimpangan tidak menguntungkan dalam meningkatkan laba.

Suatu penyimpangan diketahui baik penyimpangan menguntungkan maupun merugikan, penyebab penyimpangan haruslah diketahui pula agar penilaian kinerja tersebut dapat berguna dimasa yang akan datang. Bila penyimpangan merugikan, tindakan koreksi akan dapat dilakukan dengan segera. Bila penyimpangan menguntungkan, usaha untuk mempertahankan bahkan meningkatkan dapat diketahui. Ini berarti usaha peningkatan efisiensi biaya dapat dilakukan.

(32)

Contoh analisis penyimpangan/selisih adalah analisis selisih biaya operasional yang terdiri dari analisis selisih peralatan, analisis selisih pegawai, dan analisis selisih overhead. Apabila segala sesuatunya berjalan sesuai dengan rencana, maka hanya akan terdapat sedikit perbedaan antara hasil sesungguhnya dan hasil yang diharapkan sesuai dengan anggaran dan standar.

Salah satu petunjuk yang dapat membantu adalah ukuran selisih tersebut. Suatu selisih yang bernilai $5 mungkin tidak cukup besar untuk meminta perhatian manajemen, sedangkan selisih yang bernilai $5.000 mungkin sebaiknya ditelusuri. Petunjuk lain adalah ukuran selisih terhadap jumlah pengeluaran yang terjadi. Selisih yang hanya 0.1% dari pengeluaran mungkin dianggap baik. Di lain pihak, selisih sebesar 10% dari pengeluaran lebih mungkin merupakan tanda bahwa terjadi suatu kesalahan (Garrison and Noreen, 2003:489).

Dalam mempelajari dan mengevaluasi penyimpangan, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan sebab yang mendasarinya (Welsch, Hilton and Gordon, 2000:497) sebagai berikut :

1. Varians tidak material

2. Varians disebabkan oleh kesalahan pelaporan

3. Varians yang disebabkan oleh keputusan khusus manajemen

4. Banyak varians yang dapat dijelaskan dalam hal dampak dari faktor yang tidak dapat dikendalikan yang diidentifikasi. Misalnya seperti kerugian karena terjadi badai

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di kantor PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut di Jalan Kl. Yos Sudarso No.8-10 Medan.

B. Jenis Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan dengan cara melakukan penelitian langsung pada objek penelitian dalam hal ini adalah PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut. Adapun data primer yang diperoleh penulis adalah realisasi anggaran dengan anggaran operasi. Data Primer yaitu lampiran 1.

2. Data Sekunder

(34)

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Wawancara

Penulis melakukan tanya jawab langsung dengan pihak perusahaan khususnya bagian yang berkaitan dengan penelitian.

2. Studi Dokumentasi

Melakukan penelitian terhadap bahan-bahan tulisan perusahaan dan dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian.

D. Teknik Analisis Data

(35)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan

PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN, PERMINA dan setelah merger dengan PN.PERTAMINA di tahun 1968, namanya berubah menjadi PN.PERMINA.

Dengan bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971, sebutan perusahaan menjadi PERTAMINA. Sebutan ini tetap dipakai setelah PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi PT. PERTAMINA (PERSERO) pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.

(36)

tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan

peralihannya berdasarkan PP No.31 Tahun 2003 "Tentang pengalihan bentuk perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi negara (PERTAMINA) menjadi perusahaan perseroan (persero)”.

Sesuai akta pendiriannya, maksud dari Perusahaan Perseroan adalah untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut.

Adapun tujuan dari Perusahaan Perseroaan ini adalah untuk

1. Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perseroan secara efektif dan efisien.

2. Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil olahan dan turunannya.

2. Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat pendiriannya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi milik Perseroan.

(37)

4. Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2, dan Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang MIGAS baru, Pertamina tidak lagi menjadi satu-satunya perusahaan yang memonopoli industri MIGAS dimana kegiatan usaha minyak dan gas bumi diserahkan kepada mekanisme pasar.

2. Struktur Organisasi

Semakin besar suatu perusahaan, maka permasalahan yang dihadapi oleh pimpinan perusahaan akan semakin kompleks, oleh karena itu dalam pelaksanaan kegiatan operasi perusahaan harus diadakan pembagian tugas dan tanggung jawab maupun wewenang, agar pelaksanaan operasi dapat dijalankan dengan baik, sebab tidak dapat lagi hanya dilakukan oleh pemimpin perusahaan. Pembagian tugas dan tanggung jawab maupun wewenang antara pemimpin dan karyawan dinyatakan dan tercermin di dalam struktur organisasi. Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut digambarkan pada lampiran 1. Adapun uraian/tugas PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut yaitu untuk bagan nya lampiran 2.

a. General Manager

Mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :

 Menjaga nama baik PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut

 Memimpin, mengurus dan mengelola wilayah sesuai dengan tugas

(38)

 Mewakili PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut dalam

melakukan tindakan hukum di lingkungan PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut.

 Mengusulkan dan melaksanakan rencana kerja dan anggaran yang

ditetapkan direksi PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut.

 Melaksanakan kebijakan umum dalam mengurus wilayah yang telah

digariskan oleh Direksi

 Menetapkan kebijaksanaan wilayah sesuai dengan kebijaksanaan

umum yang ditetapkan Direksi.

 Menetapkan kebijaksanaan wilayah dibidang perencanaan,

pembangunan dan pengusahaan sarana penyediaan kebutuhan Bahan Bakar Minyak dan Gas dan Sumber Daya Manusia.

 Menjaga agar laporan keuangan wilayah kerjanya tidak menimbulkan

kualifikasi bagi auditor.

 Melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya dengan persetujuan Direksi

dalam rangka mengembangkan sarana penyediaan Bahan Bakar Minyak dan Gas.

b. Bidang Perencanaan

Bertanggung jawab atas tersusunnya perencanaan korporat, sistem manajemen kinerja, perencanaan investasi, dan pengembangan aplikasi sistem informasi, serta upaya pencapaian sasaran dan ketersediaan kerangka acuan pelaksanaan kerja.

(39)

Bertanggung jawab atas tersusunnya rencana pengusahaan Bahan Bakar Minyak dan Gas, sistem manajemen kerja, perencanaan investasi, serta menggali potensi kerjasama dengan pihak luar, menciptakan kerangka pelaksanaan kerja dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

2) Sub Bidang Perencanaan Sistem

Bertanggung jawab atas tersusunnya perencanaan umum penyediaan Bahan Bakar Minyak dan Gas beserta kebutuhan investasinya.

3) Sub Bidang Sistem Informasi

Bertanggung jawab atas tersusunnya perencanaan, pengembangan, pengendalian dan pemeliharaan sistem dan aplikasi teknologi informasi, serta menyusun laporan manajemen.

a) Sub-Sub Bidang Operasi Aplikasi Teknologi Informasi

Bertanggung jawab beroperasinya sistem-sistem aplikasi serta menjaga terpeliharanya sistem aplikasi, menyiapkan SOP sistem-sistem aplikasi yang telah dioperasikan, menyiapkan pengembangan sistem aplikasi sesuai kebutuhan perusahaan.

b) Sub-Sub Bidang Operasi Jaringan dan Multimedia

(40)

c) Sub-Sub Bidang Layanan Database

Bertanggung jawab atas rancangan data base sesuai kebutuhan dalam rangka pengembangan aplikasi sistem aplikasi dari masing-masing user, dan pengembangan layanan database serta pengamanannya.

c. Bidang Teknik

Bertanggung jawab atas tersusunnya strategi, standarisasi dan penerapan sistem pengelolaan jaringan distribusi dan pembangkit serta penerapan manajemen lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan serta upaya pencapaian sasaran dan ketersediaan kerangka acuan pelaksanaan kerja.

1) Sub Bidang Konstruksi

Bertanggung jawab atas tersusunnya standarisasi, analisa harga satuan dan manajemen konstruksi dan rehabilitasi jaringan distribusi, pembangkit dan sarana, yang memenuhi kriteria manajemen lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikkan.

2) Sub Bidang Distribusi

Bertanggung jawab atas tersusunnya rencana operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi serta penerapan manajemen lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan.

d. Bidang Niaga

(41)

Bakar Minyak dan Gas yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan, serta ketersediaan standar pelaksanaan kerja dan tercapainya interaksi kerja yang baik antar unit-unit pelaksana.

1) Sub Bidang Pemasaran

Bertanggung jawab atas tersusunnya rencana pemasaran, yang menjamin tercapainya target pendapatan penjualan Bahan Bakar Minyak dan Gas yang berorientasi kepada kebutuhan pelanggan.

2) Sub Bidang Komersial

Bertanggung jawab atas upaya pencapaian target pendapatan dari penjualan Bahan Bakar Minyak dan Gas, transaksi pembelian Bahan Bakar Minyak dan Gas yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

3) Sub Bidang Pengembangan Usaha

(42)

e. Bidang Keuangan

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan anggaran dan keuangan unit sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik, pengelolaan pajak dan asuransi yang efektif serta penyajian laporan keuangan dan akuntansi yang akurat dan tepat waktu.

1) Sub Bidang Anggaran dan Pendanaan

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan anggaran unit sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen keuangan.

2) Sub Bidang Keuangan

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen keuangan, pengelolaan pajak dan asuransi.

a) Sub-Sub Bidang Pengendalian Keuangan

Bertanggung jawab melaksanakan pengendalian keuangan dan pembelanjaan pengusahaan serta pembangunan dan pemugaran sarana penyediaan Bahan Bakar Minyak dan Gas.

b) Sub-Sub Bidang Administrasi Keuangan

Bertanggung jawab melaksanakan administrasi tata usaha keuangan pengusahaan sarana penyediaan Bahan Bakar Minyak dan Gas dan pelaporan penggunaan setiap pos anggaran.

3) Sub Bidang Akuntansi

(43)

a) Sub-Sub Bidang Akuntansi Aktiva Tetap dan PDP &

Persediaan

Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan akuntansi untuk pembangunan dan pemugaran sarana penyediaan Bahan Bakar Minyak dan Gas serta akuntansi aktiva tetap, akuntansi persediaan dan analisa evaluasi keuangan/akuntansi.

b) Sub-Sub Bidang Akuntansi Umum

Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan akuntansi umum wilayah dan pengusahaan sarana penyediaan Bahan Bakar Minyak dan Gas serta menyusun laporan keuangannya.

f. Bidang SDM dan Administrasi

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan manajemen SDM dan organisasi, administrasi kepegawaian dan hubungan industrial, pengelolaan administrasi kesekretariatan, komunikasi masyarakat dan hukum, dan pengelolaan keamanan, sarana dan prasarana kantor serta pembinaan lingkungan untuk mendukung kelancaran kerja organisasi.

1) Sub Bidang Perencanaan Organisasi dan SDM

(44)

2) Sub Bidang Administrasi SDM

Bertanggung jawab atas pengelolaan administrasi kepegawaian sesuai kebijakan perusahaaan dan hubungan industrial yang baik, serta mendukung peningkatan produktivitas organisasi.

a) Sub-Sub Bidang Administrasi SDM

Bertanggung jawab atas kegiatan administrasi SDM meliputi pengangkatan, penempatan, pemindahan dan pemberhentian pegawai, serta mengelola data pegawai meliputi fisik maupun data komputerisasi

b) Sub-Sub Bidang Kesejahteraan SDM

Bertanggung jawab atas kegiatan administrasi gaji upah dan kesejahteraan pegawai serta pensiun, mengelola data pensiun

3) Sub Bidang Komunikasi

Bertanggung jawab atas terciptanya jembatan komunikasi internal dan eksternal, memberikan bantuan dan pertimbangan hukum, serta melakukan pembinaan lingkungan untuk mendukung peningkatan citra perusahaan.

4) Sub Bidang Administrasi Kesekretariatan

(45)

a) Sub-Sub Bidang Sekretariat

Bertanggung jawab atas kegiatan kesekretariatan dan kearsipan kegiatan kedinasan, mengendalikan biaya pemakaian ATK dan sarana kantor dan keamanan lingkungan kantor.

b) Sub-Sub Bidang Pelayanan Kantor

Bertanggung jawab atas pengelolaan administrasi pembayaran pajak dan asuransi atas aset kantor wilayah dan mengelola pemeliharaan gedung, instalasi dan sarana kerja, mengawasi pelaksanaan outsourching SATPAM, Cleaning Service.

c) Sub-Sub Bidang Pengelolaan Aset Perusahaan

Bertanggung jawab atas standar sarana pelayanan dan mengevaluasi kebutuhan sarana kantor dan fasilitas serta melaksanakan inventarisasi aset tanah dan bangunan yang dimiliki perusahaan.

g. Audit Internal

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan audit internal sesuai program kerja pemeriksaan tahunan dan pemantauan tindak lanjut hasil temuan, pembinaan dan penyempurnaan sistem manajemen dan operasional.

• Menyusun program kerja pemeriksaan tahunan sesuai program kerja

perusahaan

• Melaksanakan audit internal yang meliputi audit keuangan, teknik,

(46)

• Memberikan masukan dan rekomendasi yang menyangkut proses

manajemen dan operasional

• Memonitor tindak lanjut temuan hasil audit internal.

• Menyusun laporan manajemen sesuai bidang tugasnya.

Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Kantor Cabang

Mengelola dan melaksanakan kegiatan penjualan Bahan Bakar Minyak dan Gas , pelayanan pelanggan, pengoperasian dan jaringan distribusi Bahan Bakar Minyak dan Gas di wilayah kerjanya secara efisien sesuai tata kelola yang baik berdasarkan kebijakan kantor Pusat untuk menghasilkan pendapatan perusahaan yang didukung dengan pelayanan, mutu dan keandalan pasokan yang memenuhi kebutuhan pelanggan, serta melakukan pembinaan dan pemberdayaan unit asuhan dibawahnya.

Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Terminal BBM/Depot/DPPU

Mengelola dan melaksanakan kegiatan penjualan Bahan Bakar Minyak dan Gas, pelayanan pelanggan, pengoperasian dan pemeliharaan Instalasi dan jaringan distribusi Bahan Bakar Minyak dan Gas di wilayah kerjanya secara efisien sesuai tata kelola yang baik berdasarkan kebijakan kantor Pusat untuk menghasilkan pendapatan perusahaan yang didukung dengan pelayanan, mutu dan keandalan pasokan Bahan Bakar Minyak dan Gas yang memenuhi kebutuhan pelanggan.

(47)

3.Kondisi Kinerja Perusahaan

Perkembangan kebutuhan Bahan Bakar Minyak dan Gas di Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan dan banyaknya kendaraana bermotor indikasi-indikasi pertumbuhan lainnya. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kebutuhan Bahan Bakar Minyak dan Gas dan menunjang kelancaran pelaksanaan, PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut yang berkosentrasi pada distribusi dan penjualan menetapkan Bahan Bakar Minyak dan Gas serta Manajemen pemeliharaan distribusi.

Manajemen pemeliharaan distribusi adalah proses kegiatan pemeliharaan yang meliputi rangkaian tahapan kerja yang teratur, dari sejak perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian dan evaluasi. Pemeliharaan jaringan distribusi dilaksanakan secara proaktif dengan mengutamakan tindakan preventif yang bertujuan mencegah terjadinya gangguan daripada tindakan represif mengatasi gangguan. Untuk itu diperlukan komitmen dan peran serta para manajer/pimpinan unit pada PT PT PERTAMINA (PERSERO) REGION I SUMBAGUT (Persero) dari tingkat Terminal BBM,Depot,DPPU Wilayah Distribusi. Secara struktural penanggung jawab pemeliharaan adalah Kepala Terminal BBM,Depot,DPPU Wilayah Distribusi

Pemeliharaan jaringan dsitribusi mempunyai tujuan :

(48)

2. Menjamin bahwa jaringan tetap berfungsi dengan baik untuk menyalurkan Bahan Bakar Minyak dan Gas sampai ke pelanggan.

3. Menjamin bahwa pasokan Bahan Bakar Minyak dan Gas yang diterima pelanggan selalu berada dalam tingkat keandalan dan mutu yang baik Dengan demikian akan dicapai suatu tingkat keamanan yang tinggi baik keamanan manusia, petugas dan penduduk sekitarnya maupun peralatan itu sendiri, serta dicapai keandalan mutu dan kualitas serta efisiensi distribusi Bahan Bakar Minyak dan Gas yang optimal.

Kegiatan pokok pemeliharaan ditentukan berdasarkan periode/waktu pemeliharaannya yaitu triwulan, semesteran, atau tahunan. Berdasarkan tingkat kegiatannya pemeliharaan dibedakan atas pemeriksaan rutin, pemeliharaan preventif, pemeliharaan korektif dan pemeliharaan khusus.

Pemeriksaan rutin adalah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pemeriksaan jaringan secara visual (inspeksi) untuk kemudian diikuti dengan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan saran (rekomendasi) dari hasil inspeksi, antara lain penggantian, pembersihan, peneraan, dan pengetesan.

Pemeliharaan preventif adalah biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan yang tiba-tiba dan mempertahankan unjuk kerja jaringan agar selalu beroperasi dengan keandalan dan efisiensi yang tinggi.

(49)

pekerjaan perubahan/penyempurnaan yang dilakukan pada jaringan untuk memperoleh keandalan yang lebih baik (dalam batas pengertian operasi) tanpa mengubah kapasitas semula. Kegiatan yang tidak terencana misalnya mengatasi kerusakan peralatan/gangguan.

Pemeliharaan khusus adalah biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan darurat untuk memperbaiki jaringan dan instalasi rusak akibat force major seperti bencana alam, kebakaran, huru-hara dan sebagainya.

Sebagai tolak ukur keberhasilan pemeliharaan antara lain adalah berkurangnya jumlah gangguan.

Pada dasarnya perencanaan anggaran yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu anggaran investasi dan anggaran operasi. Anggaran investasi merupakan perencanaan yang meliputi investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan selama satu periode yang akan datang. Sedangkan anggaran operasi adalah semua pengeluaran untuk operasi yakni pengeluaran yang masa manfaatnya tidak lebih dari satu tahun atau pengeluaran yang dapat dikaitkan secara langsung dengan pendapatan suatu periode tertentu.

(50)

Anggaran pemeliharaan merupakan bagian anggaran operasi (AO) dan direncanakan untuk semua aktiva tetap fungsi distribusi, baik untuk pemeliharaan preventif ataupun korektif. Anggaran pemeliharaan disusun berdasarkan :

1. Realisasi pemeliharaan tahun sebelumnya 2. Jumlah fisik jaringan yang dipelihara 3. Perubahan harga

Anggaran pemeliharaan meliputi anggaran material serta jasa

Standard Operating Prosedure Operasi merupakan format pekerjaan yang dibuat oleh masing-masing Terminal BBM. Perencanaan ini dimaksudkan agar setiap pekerjaan yang dilakukan tepat guna dan tepat sasaran. Perencanaan yang dibuat serealistis mungkin, berdasarkan data statistik, informasi dilapangan, atau estimasi, sehingga pada pelaksanaannya nanti tidak menyusahkan bagian operasional itu sendiri dan dapat dipertanggung jawabkan.

(51)

Timbulnya masalah-masalah yang terjadi dalam merencanakan dan melaksanakan rencana kerja diperkirakan karena hal-hal berikut ini :

1. Perbedaan masalah yang terjadi pada masing-masing cabang 2. Kurangnya koordinasi antar cabang maupun internal cabang

3. Inkonsistensi dalam melaksanakan rencana atau Standard Operating Prosedure Operasi oleh SDM yang bersangkutan

4. Aturan alokasi dana yang tidak tegas

5. Estimasi yang kurang tajam dalam menyusun rencana 6. Kurangnya data yang dibutuhkan dalam menyusun rencana

7. Tidak adanya suatu acuan yang baku atau standar dalam perencanaan dan pelaksanaan Standard Operating Prosedure Operasi

8. Kurangnya tanggung jawab, pengawasan dan evaluasi dalam pelaksanaan pekerjaan

4. Elemen Biaya Operasional

Adapun biaya operasional PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut adalah sebagai berikut :

a. Pembelian Bahan Bakar Minyak dan Gas, meliputi :

1) Dari Kilang Pertamina yang meliputi biaya transportasi, biaya ijin pelabuhan sandar dll.

2) Dari Import Produk yang meliputi biaya transportasi, biaya bea cukai dan LC

(52)

c. Pemeliharaan, meliputi : 1) Pemeliharaan

Material dan Jasa / Borongan, terdiri dari : a) Sistem Distribusi

b) Teknologi Informasi c) Tata Usaha Langganan d) Tata Usaha

e) Gudang dan Persediaan Bahan-bahan f) Bengkel

g) Laboratorium h) Telekomunikasi i) Rupa-rupa Jasa Umum 2) Pemeliharaan (Instalasi)

Material dan Jasa / Borongan, terdiri dari : (1) Sistem Distribusi

(2) Laboratorium (3) Telekomunikasi

3) Pemeliharaan (Sarana Gedung)

Material dan Jasa / Borongan, terdiri dari : (1) Tata Usaha Langganan

(2) Gudang dan Persediaan Bahan-bahan (3) Bengkel

(53)

(5) Rupa-rupa Jasa Umum

4) Pemeliharaan (Sarana Kendaraan)

Material dan Jasa / Borongan, terdiri dari : (1) Sistem Distribusi

(2) Tata Usaha Langganan (3) Tata Usaha

(4) Gudang dan Persediaan Bahan-bahan

5) Pemeliharaan (Sarana Perlengkapan Lainnya / TI) Material dan Jasa / Borongan, terdiri dari :

• Teknologi Informasi

d. Biaya Kepegawaian, meliputi : 1) Gaji Dasar

2) Indeks Daerah

3) Tunjangan Perumahan 4) Tunjangan Transport 5) Tunjangan Jabatan

6) Tunjangan Cuti Tahunan dan Besar 7) Tunjangan Keamanan

8) Winduan

9) Pesangon Pensiun Normal 10)Uang Lembur

(54)

13)Iuran Pemberi Kerja 14)Asuransi Pegawai 15)Beban Pajak

16)Biaya Peserta Latihan 17)Pakaian Dinas

18)Perawatan Kesehatan 19)Rupa-rupa Biaya Pegawai 20)Uang Makan Lembur 21)Biaya Diklat

e. Biaya Operasi Lainnya (Administrasi), meliputi : 1) Honorarium dan Biaya

2) Pemakaian Perkakas dan Perlengkapan 3) Bahan Makanan

4) Biaya Pengolahan Data dan Penagihan

5) Rupa-rupa Persediaan Biaya dan Service kecil : a) Biaya Hansip / Keamanan

b) Konsumsi

c) Perjalanan Dinas (SPPD Rutin) SPPD Diklat

d) Pos, Telegram, dan Telepon e) Pemakaian Listrik, Gas dan Air f) Sewa Gedung / Tanah

(55)

h) Barang Cetakan i) Biaya Bank j) Pajak (PBB) k) Asuransi

l) Iuran, Abonemen dan Iklan m) Penerbitan / Ekshibisi n) Lain-lain

o) Customer Value

6) Kerja sama Koperasi Karyawan f. Biaya Penyusutan, meliputi :

1) Sistem Distribusi 2) Tata Usaha Langganan 3) Tata Usaha

4) Gudang dan Persediaan Bahan-bahan 5) Bengkel

6) Jasa-jasa Teknik

7) Wisma dan Rumah Dinas 8) Telekomunikasi iu

2. Penyusunan Anggaran Biaya Operasional

(56)

Perencanaan biaya dilakukan melalui penyusunan anggaran biaya operasional. Dalam mempersiapkan penyusunan anggaran biaya operasional, PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut melakukannya dengan melibatkan departemen dalam perusahaan dan juga Cabang. Penyusunan anggaran biaya operasional yang dilaksanakan Terminal BBM atas dasar dikeluarkannya memo dari PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut pada tiap akhir triwulan.

Penyusunan anggaran biaya operasional mengikutsertakan seluruh pejabat dibawah (Kepala Bagian, Kepala Seksi/Sub Bagian, Kepala Keuangan dan Staff), sehingga disamping dapat menambah rasa kebersamaan serta memperbesar rasa tanggung jawab dari masing-masing unit dalam mencapai sasaran yang akan ditetapkan dan hasil penyusunan dapat lebih realistis. Dengan demikian dalam penyusunan anggaran biaya operasional menggunakan metode partisipasi anggaran.

Pada waktu yang ditentukan, masing-masing bagian menyerahkan usulan anggaran tersebut kepada bagian keuangan, sedangkan data dari cabang, wilayah mengumpulkan data berupa kegiatan apa saja yang akan direncanakan oleh cabang beserta volume pekerjaan dan estimasi anggaran dana. Semua anggaran dari setiap bagian dikumpulkan dan disusun, kemudian dilakukan rapat kerja yang dihadiri oleh General Manager bidang Wilayah, Staff terkait dan Manajer Cabang.

(57)

menghasilkan produk berupa draft RKAP yang selanjutnya dikirim ke pusat untuk dipelajari. RKAP dari seluruh wilayah distribusi di Indonesia kemudian dibahas di pusat untuk ditentukan anggaran untuk masing-masing wilayah. Dalam pembahasan ini wilayah juga mengirimkan wakilnya untuk menjelaskan dasar pembuatan RKAP tersebut.

Setelah hasil evaluasi di tingkat pusat dikirim kembali ke wilayah, wilayah bersama masing-masing cabang melakukan pembahasan mengenai Standard Operating Prosedure Operasi yang isinya meliputi jenis pekerjaan,

volume pekerjaan beserta anggarannya. Seiring berjalannya proses penyelesaian panjar kerja, Bidang Keuangan menerbitkan Standard Operating Prosedure Operasi berupa panjar untuk cabang agar kegiatan operasional

masing-masing cabang tidak terganggu.

(58)

Penyusunan anggaran biaya operasional ini berpedoman kepada data informasi atau realisasi anggaran-anggaran pada tahun-tahun sebelumnya dan memperhitungkan tingkat kenaikan harga untuk tahun atau periode anggaran berikutnya. Penyusunan anggaran biaya disesuaikan dengan kebutuhan yang wajar dengan tetap mencerminkan adanya upaya peningkatan efisiensi dan efektifitas yaitu :

1. Pemeliharaan Instalasi Terminal BBM mengutamakan tindakan preventif yang bertujuan mencegah terjadinya gangguan daripada tindakan represif mengatasi gangguan.

2. Bahan bakar dan minyak pelumas diperhitungkan sesuai dengan kebutuhan yang wajar dan dapat dipertanggung jawabkan.

3. Biaya operasi lainnya (administrasi) diperhitungkan mengikuti pendapatan.

4. Biaya kepegawaian diperhitungkan sesuai dengan kebutuhan yang wajar dan dapat dipertanggung jawabkan.

5. Biaya penyusutan diperhitungkan sesuai dengan metode penyusutan.

Penyusunan anggaran biaya operasional dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain :

1. Laba Operasi tahun lalu

2. Realiasi anggaran tahun sebelumnya

3. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan sasaran jangka pendek dan program tiap bagian dalam perusahaan

(59)

5. Berbagai kebijakan pemerintah

Di bawah ini diperlihatkan anggaran biaya operasional tahun 2008 dan perbandingannya dengan anggaran biaya operasional pada tahun-tahun sebelumnya.

Tabel 1.1 Anggaran Biaya Operasional PT.Pertamina (Persero) Region I Sumbagut (terlampir).

6. Peranan Anggaran Biaya Operasional dalam Meningkatkan Efisiensi

PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut yang bergerak dalam bidang penyediaan Bahan Bakar Minyak dan Gas melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan rencana kerja jangka pendek yang berkesinambungan. Dengan demikian, penyusunan anggaran biaya operasional didasarkan atas aktivitas yang diarahkan untuk menciptakan efisiensi melalui pemuasan pelanggan dan perbaikan.

(60)

kinerja perusahaan. Bobot efisiensi biaya sebesar 9 % dalam pengukuran kinerja perusahaan yang diadakan pada triwulan.

Perhitungan dan estimasi biaya operasional dalam anggaran disusun berdasarkan data historis yang ada, dan pertimbangan adanya kenaikan harga serta disesuaikan dengan program kerja dari masing-masing unit/bagian.

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Penyusunan Anggaran Biaya Operasional

Penyusunan anggaran biaya operasional pada PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut menggunakan metode partisipasi anggaran. Metode ini menganjurkan adanya partisipasi dan keterlibatan karyawan perusahaan dalam penyusunan anggaran biaya operasional. Keuntungan yang di dapat oleh perusahaan dengan melibatkan seluruh pejabat di bawah (Kepala Bagian, Kepala Seksi/Sub Bagian, Kepala Keuangan dan Staff) yaitu :

a. Menambah rasa kebersamaan karena setiap orang pada masing-masing tingkatan diakui sebagai anggota tim serta memperbesar rasa tanggung jawab di masing-masing unit dalam mencapai sasarannya.

b. Terciptanya suatu komunikasi yang baik dalam perusahaan sehingga memungkinkan pimpinan perusahaan untuk mengetahui situasi dan perkembangan perusahaan secara lebih baik.

(61)

ini dikarenakan orang yang berkaitan langsung dengan suatu aktivitas mempunyai kedudukan terpenting dalam pembuatan estimasi anggaran. Dengan demikian estimasi anggaran yang dibuat cendrung akan lebih akurat.

Sekalipun demikian metode ini memiliki kelemahan, yakni adanya upaya-upaya dari kepala-kepala bagian untuk memanipulasi anggarannya, yaitu dengan menetapkan pengeluaran/biaya lebih tinggi sehingga dalam realiasinya nanti seolah-oleh memiliki kelebihan dana dan biaya yang dikeluarkan lebih rendah dari anggaran. Kondisi ini disebabkan kelonggaran anggaran-anggaran.

Menurut penulis, perusahaan telah dapat memaksimalkan keuntungan dari metode ini dengan adanya komunikasi dan kepercayaan antara pimpinan perusahaan dengan berbagai bagian dalam perusahaan dan cabang, maka pimpinan perusahaan mengetahui situasi perusahaan. Perusahaan juga melalui keterlibatan karyawan/staff menghasilkan anggaran yang lebih realistis yang dapat memotivasi seluruh bagian untuk bekerja lebih giat dalam pencapaian sasaran/program masing-masing unit.

(62)

review ini pimpinan PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut akan mendiskusikannya dan memodifikasi atas kesepakatan kedua belah pihak.

2. Peranan Anggaran Biaya Operasional dalam Meningkatkan Efisiensi

PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut berupaya menjadikan anggaran sebagai salah satu alat pengendalian dalam melaksanakan aktivitasnya. Dengan adanya anggaran diharapkan terkontrolnya biaya operasional dalam perusahaan. Sebagai langkah awal pengawasan terhadap biaya operasional PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut, anggaran biaya dirinci lebih lanjut di dalam sub bagian/departemen dengan tujuan agar dapat dilaksanakan dengan cara lebih cermat. Pengawasan dilakukan sejalan dengan berlangsungnya aktivitas perusahaan dimana dalam tiap tahun dibuat laporan laba rugi dan evaluasi kinerja dilakukan secara triwulan.

Untuk lebih jelasnya beberapa penyimpangan-penyimpangan tersebut akan dibahas sebagai berikut :

1. Untuk BBM Retail penggunaan anggaran bisa dihemat sebesar 35 % berarti sangat efisien.

2. Untuk Supply & Distribusi biaya yang bisa dihemat sebesar 6 %, biaya yang besar ialah biaya transportasi untuk pengiriman BBM ke SPBU.

(63)

4.Aviasi biaya yang dihemat sebesar 3 % biaya yang besar adalah untuk transportasi pengadaan alat.

5.Gas Domestik biaya yang dihemat sebesar 2 % biaya yang besar adalah biaya instalasi LPG Filling Plant

di Tanjung Uban.

Varians biaya operasional yang bersifat favorable lebih besar daripada varians pendapatan yang juga bersifat favorable, memberikan sedikit gambaran tentang penerapan konsep efisiensi pada PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut yang telah berhasil menerapkan anggaran biaya operasional dalam meningkatkan efisiensi.

PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut sudah berupaya menerapkan anggaran biaya operasional dalam meningkatkan efisiensi. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan anggaran biaya operasional sebagai suatu standar dalam penilaian kinerja perusahaan.

Perusahaan mendasarkan penyusunan anggaran biaya operasional disesuaikan dengan kebutuhan yang wajar dengan tetap mencerminkan adanya upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas dan dapat dipertanggung jawabkan.

BAB V

(64)

A. Kesimpulan

1. Perusahaan menerapkan metode partisipasi anggaran dalam penyusunan anggaran biaya operasional, yaitu dengan melibatkan seluruh pejabat dibawah dalam penyusunan anggaran biaya operasional sehingga tercipta kebersamaan dan rasa tanggung jawab dari masing-masing bagian serta dihasilkannya anggaran yang lebih realistis.

2. Masing-masing bagian/departemen beserta cabang menyusun usulan anggaran biaya operasional berdasarkan program masing-masing dan aktivitas perusahaan. Pada waktu yang ditentukan, masing-masing departemen beserta cabang menyerahkan usulan anggaran. Semua anggaran tersebut dikumpulkan, kemudian dilakukan rapat kerja yang membahas usulan anggaran ini. Hasil rapat kerja tersebut kemudian dievaluasi dan bila perlu direvisi lagi oleh bidang perencanaan ditingkat wilayah yang kemudian dibahas di Pusat untuk ditentukan anggaran masing-masing wilayah. Dalam pembahasan ini wilayah mengirimkan wakilnya untuk menjelaskan dasar pembuatan anggaran tersebut.

(65)

4. PT Pertamina (Persero) Region I Sumbagut telah berupaya menerapkan konsep perencanaan anggaran biaya operasional dalam meningkatkan efisiensi, dimana dalam penerapannya varians biaya operasional yang bersifat favorable yang memberikan gambaran tentang penerapan konsep efisiensi.

B. Saran

1. Perusahaan sebaiknya terus meningkatkan upaya penerapan konsep perencanaan anggaran biaya operasional dalam meningkatkan efisiensi.

2. Sebaiknya perusahan lebih memberikan perhatian terhadap penggunaan biaya yang terjadi dan lebih memaksimalkan penerapan analisis varians dalam mengindikasikan varians yang terjadi sehingga dapat dilakukan tindakan korektif.

(66)

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan, dan Marwan Asri, 2006. Anggaran Perusahaan, Buku Satu,

Edisi Kedua, BPFE Yogyakarta.

Atkinson, Anthony A, 2011. Management Accounting : Evironment Impect, Third Edition, Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey.

Collins, David R, 2000. Istilah-istilah Akuntansi, Keuangan dan Investasi. Citra Harta Prima, Jakarta

Garrison, Ray H, and Eric W. Noreen, 2003, Managerial Accounting, 10th Edition, Mc.Graw Hill, New York.

Hansen, Don R, and Maryanne M.Mowen, 2006. Akuntansi Manajemen, Terjemahan Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary, Buku Satu, Edisi Ketujuh, Salemba Empat, Jakarta.

Munandar M, 2001. Budgeting : Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja, BPFE UGM, Yogyakarta.

Nafarin M, 2006. Pengganggaran Perusahaan, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

Shim, Jae K, and Joel G. Siegel, 2005. Budgeting : Pedoman Lengkap Langkah-Langkah Penganggaran, Terjemahan Julius Mulyadi, Erlangga, Jakarta.

Simamora, Henry, 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta.

Warren, Carl S, James M. Reeve, And all, 2005. Pengantar Akuntansi, Terjemahan Aria Farahmita; Amanugrahani dan Taufik Hendrawan, Edisi Kedua puluh satu, Salemba Empat, Jakarta.

Welsch, Glenn A, Ronald W. Hilton and Paul N.Gordon, 2000. Anggaran Perencanaan, dan Pengendalian Laba, Terjemahan Purwatiningsih dan Maudi Warouw, Buku Satu, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan (per 1 September 2007), Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

(3) Berdasarkan harga referensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) maka tarif Bea Keluar untuk Kelapa Sawit dan turunannya adalah sebagaimana tercantum dalam kolom 4 Lampiran II

19841126 201101 1 012 Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan evaluasi dan penilaian usulan administrasi, usulan teknis dan usulan biaya menurut ketentuan-ketentuan yang

Agar pelaksanaan PPL dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana yang telah ditentukan maka perlu dilakukan berbagai persiapan baik berupa persiapan secara

Persentase (%) HCD dapat dilihat pada Gambar 3 memiliki nilai Persentase terbesar pada terumbu karang yang mati yaitu terdapat pada Karang Besar 24 yang mencapai tingkat

[r]

Nilai Parameter mutu minyak goreng yang dihasilkan dari proses pengolahan setelah diabsorpsi dengan sari buah mengkudu pada suhu 60 o C dapat menurunkan bilangan

PROTOKOL PENGISIAN LEMBAR KODING OBJEKTIVITAS MEDIA DARING YANG TIDAK BERAFILIASI DENGAN MEDIA KONVENSIONAL TERHADAP ISU PILKADA DKI JAKARTA 2017 PENGANTAR Profesionalitas media