1. Garis
Garis mempunyai suatu dampak estetis dan emosional didalam suatu gambar, baik di dalam posisi, warna, atau elemen/unsur seni lukis lainnya. Penekanan dalam penggunaan garis-garis tertentu akan menambah keindahan, selain itu, garis juga dapat memberikan penekanan atau penonjolan pada sesuatu yang dianggap menarik. Walaupun demikian, penggunaan garis bukanlah hal yang mudah, semua garis akan dapat dikomposisikan kearah satu kesatuan yang harmonis dan organis dengan keterampilan yang tinggi pula.
suatu obyek. Kehadiran garis dalam gambar seolah-olah seperti memberikan nafas pada manusia yang pucat. Garis dapat menghidupkan objek-objek yang digambar. Selain itu, garis dapat juga memberikan efek getar dan akan lebih memberikan daya tarik tersendiri. 2. Warna
Warna merupakan salah satu faktor yang tidak dapat diabaikan. Baik dalam pembahasan warna itu sendiri, bentuk, volume, gelap terang maupun pada masalah komposisi. Pada seni modern, warna merupakan hal yang paling utama. Hampir setiap bentuk yang ada tampak tidak hidup jika tidak ada warna . lni tidak berarti bahwa menggambar suatu bentuk selalu diberi warna sesuai dengan objek yang ditirukan. Memberi warna, sesungguhnya adalah merupakan sebuah nilai tambah suatu dimensi. Hal ini bisa dilihat pada umumnya lukisan selalu terkait dengan warna, karena warna biasanya digunakan secara bersama untuk membentuk objek yang digambar.
Berpikir tentang warna, tentunya berpikir tentang banyak hal dalam melukis atau menggambar. Kemahiran dalam penggunaan warna
merupakan hasil dari pengalaman panjang dari berbagai seniman. Walaupun demikian, ada beberapa hal mendasar yang dapat dipedomani dalam penggunaan warna. Pertama adalah masalah
keseimbangan warna, ·yaitu antara warna panas dan dingin. Pada suatu karya seni, khususnya lukisan penggunaan warna panas dan dingin hendaknya seimbang. Walaupun demikian, penggunaan warna panas seperti merah orange, kuning, violet, dan merah (dalam teori six
standart colour prang system) relatif lebih sedikit dibandingkan dengan
penggunaan warna dingin, (warna violet biru, biru, hijau biru, dan hijau.
Kedua, penggunaan warna abu-abu atau warna netral. Warna netral
dapat difungsikan untuk mengikat warna komplementer yang sulit
disatukan. Kebanyakan warnaenak dipandang tapi belum tentu memiliki
pucat. Untuk mendapatkan unsur tidak terlalu keras dan tidak terlalu pucat, dipandang tidak melelahkan tetapi. tetap menggairahkan pada
umumnya dapat dilakukan dangan cara dimodifikasi dengan warna
netral.
3. Drapery (seluk beluk kain).
Drapery merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam pembuatan
lukisan alam maupun gambar model. Hal ini dapat dilihat pada hasil karya pelukis-pelukis ternama baik dari dalam maupun luar negeri. Oleh karena besar manfatnya, maka masalah drapery ini kiranya penting untuk dipelajari.
Penggunaan drapery dalam gambar model akan lebih menambah daya tarik, dan ini merupakan bentuk kreatifitas dalam menciptakan suasana yang menakjubkan. Paul Cezane, salah satu pelukis besar dalam
melukis alam benda, dengan menggunakan warna-warna bersemangat, kadang-kadang ia menggambarkan kain kordennya secara realistik, dan didalam penggambarannya memakai teknik yang sangat terkendali
(mahir). Mereka menggunakan korden tua untuk dilukis berulang-ulang, mungkin saja tertarik pada warnanya, tekstur/tenunan yang terdapat pada lipatan kainnya, yang semuanya telah dikenalnya secara mendalam. Bahkan dari beberapa pelukis memiliki almari untuk menyimpan koleksi berupa kain bludru, kain broklat, sutera, rayon, linen,
kain mori, dan beberapa dipolakan dan diwarnai, juga ada yang polos dengan warna datar dan sederhana. Hal ini bisa dimaklumi, mengingat kain sutera yang sangat tipis, samar-samar/transparan, menawarkan sesuatu yang lembut mengalir dan melekat pada obyek lain, atau kain linen yang berat dengan lipatan yang kaku, menjanjikan unsur pendukung kebutuhan berdasarkan pertimbangan komposisi dari suatu kebutuhan tertentu.
Drapery selain memiliki fungsi seperti tersebut, juga dapat berfungsi
alam benda karya Paul Cezanne, buah apel dan jeruk dengan kain biru terletak di atas meja.
4. Pencahayaan
Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam menggambar model. Arah, tingkat kuat lemahnya, dan banyaknya cahaya akan membantu untuk menentukan pengaturan yang ideal. Sebenarnya
cahaya bukanlah merupakan hal yang prinsip, namun jika cahaya
datang dari berbagai arah akan mempersulit dalam berbagai hal. Misalnya suatu model dengan diberikan cahaya dari berbagai penjuru, akan kelihatan datar (flat) dan sebagainya, terutama untuk pencapaian
volume yang akan ditajamkan karena banyak cahaya yang mendapatkan pantulkan (reflected lighting), apalagi kalau cahaya yang
datang sama-sama kuat, Olen karena itu, pencahayaan harus diubah dari satu arah, setidaknya yang dominan harus datang dari satu
arah. Dengan begitu gelap terang pada obyek menjadi kontras,
sehingga volume obyek tanpak jelas dan lebih menarik dipandang.
Cara untuk mendapatkan cahaya yang baik dari satu arah sanget bervariasi, pelukis dapat memanfaatkan cahaya dari lampu atau dapat
juga dengan cara mendekatkan obyek pada pintu yang dibuka atau
jendela sampai cahaya tersebut sesuai seperti yang dimaksud.
5. Bayangan (Shadows)
Bayangan merupakan hal yang penting. Bayangan dapat menunjukkan suatu jarak antara obyek atau model utama dengan benda lainnya. Adapun bentuknya tergantung pada konfigurasi obyek di depan bayangan dan bagaimana permukaan yang terkena bayangan tersebut.
Apakah permukaannya rata, bergelombang, atau berupa bidang datar.
Semua itu akan menentukan bentuk bayangan. Untuk dapat memberi bayangan yang tepat, seseorang yang akan melukis atau menggambar sebelumnya harus memahami sifat-sifatnya dengan cara mengamati langsung pada obyek dan menganalisa tentang konfigurasi tingkat gelap
setiap bagian-bagian secara bertingkat (dari agak gelap sampai tergelap).
Memberi penggambaran sebuah bayangan, belum tentu sama dengan
bentuk bayangan tersebut, hal ini tergantung dari mana arah/posisi pelukisnya. Bayangan terjadi akibat adanya cahaya. Jika cahaya yang
datang sangat terang, maka bayangan akan tampak jelas, baik kontur maupun konfigurasinya. Sebaliknya jika cahayanya kurang terang, maka bayangannya agak redup/kurang tegas, tergantung pada posisi jauh dekatnya posisi bayangan dari objek. Bayangan yang dihadirkan dekat dengan objek akan jauh lebih gelap, lebih jelas kontur dan konfigurasinya. Sedangkan bayangan yang jauh dari objek akan
semakin terang dan kabur.
6. Latar belakang (Back ground)
Latar belakang atau background selain berfungsi memperindah sebuah
gambar, memberi kesan ruang, mengarahkan pada obyek, menonjolkan
obyek yang digambar, juga memberikan keseimbangan. Sepintas latar
belakang dianggap sesuatu pelengkap dan kurang penting kedudukanya di dalam suatu gambar model. Namun sesungguhnya latar belakang
sebenarnya merupakan bagian yang sama pentingnya jika dibandingkan dengan obyek yang digambar. Hal ini dapat dilihat pada sebuah gambar model yang penggambaran obyeknya sudah bagus, tetapi pemberian warna pada backgroundnyakurang harmonis, gambar tersebut menjadi kurang enak dipandang, apalagi goresan kuas pada obyeknya tidak satu
bahasa dengan goresan kuas yang terdapat pada baqkgroundnya. Jadi
baik pewarnaan maupun goresan pada obyek dan background harus
merupakan satu kesatuan yang harmonis dan dinamis. Untuk itu unsur
warna pada obyek harus terdapat pada warna background atau
sebaliknya. Sedangkan mengenai goresan kuas, perlu adanya konsistensi goresan disetiap bagian, baik pada obyek maupun dibagian lainnya, termasuk pada background.
Berdasarkan pengamatan atas pengalaman praktik menggambar model
di kelas, kelemahan pengambaran latar belakang adalah objek terkesan sama dengan background. Hal ini terjadi karena tidak adanya perbedaan intensitas warna dan goresan antara objek dan background. Untuk penggambaran background intensitasnya harus lebih lembut
dibandingikan dengan objeknya. Untuk melembutkan/melemahkannya pada warna dapat dilakukan dengan memberi unsur warna putihsesuai kebutuhan. Untuk mengetahui seberapa banyak warna putih yang dibutuhkan, sehingga background menjadi ada jarak terhadap obyek
yang digambar, diperlukan latihan pemahaman intensitas dan tingkat
penekanan kuas sewaktu menggores.