• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Andalas, Padang,elsaeka@ft.unand.ac.id

Abstrak

Seiring dengan peningkatan mobilitas penduduk, maka dituntut tersedianya angkutan umum yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan mobilitas penduduk tersebut. Untuk tujuan tersebut dilakukan suatu studi mengenai kinerja operasional dan pelayanan baik dari sisi pengguna maupun pengelola DAMRI. Dari hasil analisis diketahui bahwa kedua armada bus DAMRI pada wilayah studi mempunyai kinerja baik dengan load factor pada jam sibuk memiliki nilai 0.35 begitu juga dengan nilai load factor di luar jam sibuk dengan nilai 0.36 dan nilai untuk kecepatan perjalanan adalah 25.12 km/jam termasuk kategori baik karena nilainya > 10. Untuk kriteria sedang waktu pelayanan yaitu 13.2 jam termasuk kategori sedang karena nilai nya berada antara 13-15 jam per hari serta awal dan akhir waktu perjalanan yang dimulai dari pukul 05.15-18.30 dimana nilai ini masuk kepada kategori sedang yang jam pengoperasiannya mulai pukul 05.00-20.00. Pada tahap akhir dilakukan pemetaan terhadap nilai kepuasan dan kepentingan pelaku transportasi terhadap kinerja bus DAMRI untuk trayek Padang Aro-Letter W dengan menggunakan analisa kuadran. Dari hasil pemetaan analisa kuadran diketahui bahwa prioritas utama yang mempengaruhi kepuasan penumpang adalah tentang ketersediaan DAMRI saat dibutuhkan dan ketepatan waktu berangkat.

Kata Kunci : Operasional, Pelayanan, Bus DAMRI

1. PENDAHULUAN

Pentingnya transportasi terlihat dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa angkutan bagi mobilitas orang serta barang dari dan ke seluruh pelosok tanah air bahkan dari dan ke luar negeri (Tamin, 2000). Dengan meningkatkan pembangunan transportasi dan meningkatnya aksesibilitas perdesaan akan dapat memperbaiki perekonomian di daerah perdesaan. Dalam penelitian ini akan dilakukan suatu studi tentang kinerja operasional dan tingkat pelayanan bus DAMRI di Kabupaten Solok Selatan dilihat dari sisi penyedia, yaitu menyangkut aspek (variabel) kinerja angkutan umum yang ditetapkan oleh departemen perhubungan dan dari sisi pengguna yang diperoleh dari hasil survei data primer untuk mengetahui persepsi mereka mengenai kinerja operasional dan kualitas pelayanan bus DAMRI. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi kinerja operasional bus damri, yang meliputi variabel: waktu operasi, kecepatan rata-rata bus, reliability, load factor dan waktu pelayanan serta mengidentifikasi tingkat pelayanan bus

Jihan, M., Purnawan, Elsa E.P., Studi Kinerja Operasional dan Pelayanan Angkutan Umum Damri di Kabupaten Solok Selatan

damri yang meliputi variabel: keamanan, keselamatan, kenyamanan keterjangkauan dan keteraturan, mengevaluasi hasil kinerja operasional dan pelayanan bus DAMRI Kabupaten Solok Selatan khususnya rute Padang Aro– Letter W dan menganalisis tingkat pelayanan bus DAMRI. Dalam penelitian ini alat analisis statistik yang digunakan secara garis besar adalah Metode Cross Classified dan Analisa kuadran.

2. STUDI PUSTAKA

2.1 Penyusunan Rencana Operasi Angkutan Umum

Penyusunan rencana operasi pada suatu trayek sangat tergantung untuk kerja trayek tersebut, kondisi pelayanan dan jumlah armada yang melayani. Menurut Yu (1989), langkah-langkah dalam menyusun suatu rencana operasi angkutan umum adalah sebagai berikut :

1. Jarak trayek (L), yaitu panjang titik awal trayek sampai titik akhir trayek dalam kilometer.

2. Waktu operasi (To), yaitu waktu perjalanan dari titik awal trayek sampai titik akhir

trayek. Biasanya waktu operasi diperoleh berdasarkan dari hasil survai dilapangan. 3. Kecepatan operasi (Vo), yaitu kecepatan perjalanan dari titik awal trayek ke titik

akhir trayek, dirumuskan :

Vo= 60 x L/T (km/jam) (1)

4. Kecepatan komersial (Vc), yaitu kecepatan perjalanan pulang pergi pada suatu

trayek (kecepatan perjalanan dari titik awal trayek ke titik akhir trayek dan tiba kembali dititik awal trayek), dirumuskan :

Vc= 120 x L/To (km/jam) (2)

5. Frekuensi (f), yaitu jumlah keberangkatan kendaraan angkutan kota yang melewati pada satu titik tertentu (biasanya pada bus stop) dalam satuan kendaraan permenit, dirumuskan :

f = 60 / N (menit) (3)

dimana : N = jumlah kendaraan

6. Kapasitas kendaraan (Cv), yaitu kapasitas tempat duduk yang tersedia dan kapasitas

tempat berdiri yang diizinkan pada satu kendaraan angkutan kota, Rumus :

Cv= Ca+ a . Cb (orang) (4)

Keterangan :

Ca= kapasitas tempat duduk di dalam kendaraan

Cb= kapasitas tempat berdiri di dalam kendaraan

Jihan, M., Purnawan, Elsa E.P., Studi Kinerja Operasional dan Pelayanan Angkutan Umum Damri di Kabupaten Solok Selatan

7. Load Factor (Lf), yaitu rasio perbandingan jumlah penumpang yang diangkut dalam kendaraan terhadap jumlah kapasitas tempat duduk penumpang didalam kendaraan pada periode waktu tertentu.

= × 100% (5)

2.2 Perhitungan Tingkat Kesesuaian Antara Kepentingan Dan Persepsi

Responden Terhadap Kinerja Pelayanan DAMRI.

Pada survai akan diperoleh data hasil perbandingan skor kepuasaan dengan skor kepentingan dari pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner terhadap masing-masing responden yaitu penumpang, non pengguna DAMRI, sopir DAMRI dan pengelola DAMRI. Adapun rumus yang digunakan untuk analisa tingkat kesesuaian ini adalah sebagai berikut:

Tki = Xi/Yi x 100 % (6)

Dimana :

Tki = Tingkat kesesuaian responden Xi = Skor penilaian kinerja MPU

Yi = Skor penilaian kepentingan responden

Untuk menentukan urutan prioritas tentang peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan masing-masing responden, maka digunakan tingkat kesesuaian dalam penentuaanya. Perhitungan tingkat kesesuaian dapat diketahui dengan skor rata-rata tingkat

kepuasan (x’) dan kepentingan (y’) dari masing-masing kelompok responden, dimana

dengan mengetahui nilai x’ dan y’ maka akan diketahui pula nilai gap/ kesenjangan antara masing-masing variabel pertanyaan yang mempengaruhi tingkat kepuasan responden dengan mencari nilai selisih antara kepuasan (x’) dan kepentingan (y’) (Sukma, 2008).

Gap = x’– y’ (7)

Kualitas kinerja MPU secara signifikan dapat diketahui dari nilai gap yang diperoleh. Semakin rendah nilai gap (semakin negatif) berarti nilai ekspektasi lebih tinggi dari pada kenyataan yang diterima. Untuk lebih jelasnya mengenai nilai gap masing-masing variabel pada setiap kelompok responden, gap dapat digambarkan pada sebuah grafik kesenjangan.

2.3 Analisa Kuadran

Untuk memetakan kepuasan dan kepentingan pelaku transportasi terhadap beberapa atribut-atribut pertanyaan yang berhubungan dengan kualitas pelayanan yang mempengaruhi kepuasan pelaku transportasi digunakan analisa kuadran. Tabel hasil penilaian rata-rata dari tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan yang kemudian diplot dalam sebuah kuadran yang terdiri atas 4 bagian. Nilai rata-rata dari nilai kepuasan dan kepentingan merupakan crossing line atau garis potong analisa kuadran yang membatasi

Jihan, M., Purnawan, Elsa E.P., Studi Kinerja Operasional dan Pelayanan Angkutan Umum Damri di Kabupaten Solok Selatan

jenis penilaian antara satu kuadran dengan kuadran lain. Secara singkat penilaian pada kuadran terbagi atas :

Kuadran I : Prioritas Utama Kuadran II : Pertahankan Prestasi Kuadran III : Prioritas Rendah Kuadran IV : Berlebihan

3. HASIL, ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisa Kinerja Pelayanan Operasional Bus DAMRI

a. Faktor Muat(Load Factor)pada Jam Sibuk

Dalam penelitian ini, kedua bus yang melayani rute dari Padang Aro ke Letter W memiliki 25 tempat duduk. Penghitungan load factor dilakukan secara dinamis di atas bus (survey

on bus)sesuai dengan jadwal tetap keberangkatan dalam dua arah : Padang Aro–Letter W dan Letter W– Padang Aro dan hanya pada satu trayek yaitu Padang Aro-Letter W sesuai No. Bus DAMRI yang beroperasi. Hasil perhitungan Load Factor disajikan seperti pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Analisis Faktor Muat Pada Jam Sibuk

Hasil analisis load factor dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata load factor tertinggi pada jam sibuk terjadi pada hari Rabu dengan nilai load factor 0,60.

b. Faktor Muat(Load Factor)di Luar Jam Sibuk

Perhitungan load factor dilakukan di luar jam sibuk pada waktu pagi dan siang hari. Hasil perhitungan disajikan seperti pada Tabel 4.2.

Hasil analisis load factor dari Tabel 4.8 terlihat nilai load factor dari kedua bus di luar jam sibuk pagi dan siang dari arah Padang Aro – Letter W maupun Letter W – Padang Aro bervariasi antara 0,32 sampai dengan 0,46. Kecepatan Perjalanan

Dari data primer yang diperoleh setelah melakukan survai diketahui kecepatan perjalanan bus seperti pada Tabel 4.3.

4946 4947 4946 4947 4946 4947 0.35

Rata-rata Faktor Muat Pada Jam Sibuk

Faktor Muat Rata-rata 0.15 0.26 NO.BUS HARI SURVAI 0.2 0.18 0.78 0.15 0.46 0.76 Senin 0.26 0.60 0.18 (17.00-18.30) SORE 0.19 Faktor Muat Pada Jam Sibuk PAGI

(07.00-08.30) (12.00-13.30) SIANG Minggu

Jihan, M., Purnawan, Elsa E.P., Studi Kinerja Operasional dan Pelayanan Angkutan Umum Damri di Kabupaten Solok Selatan

Tabel 4.2 Hasil Analisis Faktor Muat Pada Jam Sibuk

Tabel 4.3 Hasil Analisis Kecepatan Perjalanan

Hasil analisis dari data survai pada Tabel 4.3 diketahui kecepatan rata-rata bus adalah 25,1 km/jam.

c. Waktu Pelayanan

Waktu pelayanan yang diberikan oleh kedua bus DAMRI adalah selama 13,2 jam per hari dari pukul 05.15-18.30. Angka ini sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Departemen Perhubungan yaitu selama 13 jam per hari.

d. Awal dan Akhir Waktu Perjalanan

Waktu perjalanan dalam satu hari dari semua bus DAMRI dapat dikatakansama, yaitu diawali sekitar jam 05.15-18.30 atau sekitar 13,2 jam setiap hari.

Berdasarkan standar pelayanan operasional dari Departemen Perhubungan dan hasil analisis di atas, berikut ini disajikan kualitas pelayanan operasional bus DAMRI untuk rute Padang Aro - Letter W yang terdapat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Analisis Penilaian Pelayanan Operasional Bus DAMRI Berdasarkan Standar Departemen Perhubungan

Kurang Sedang Baik

1 2 3 a c d e f G h i 1 >1 0,8-1 <0,8 0.35 3 Baik 2 >1 0,7-1 <0,7 0.36 3 Baik 3 km/jam <5 5-10 >10 25.12 3 Baik 5 jam <13 13-15 >15 13.2 2 Sedang 6 jam 05-18 05-20 05-22 05.15-18.30 2 Sedang Standar Penilaian Kecepatan Perjalanan Waktu Pelayanan Awal dan Akhir Perjalanan

Nilai Hasil Penilaian Bus DAMRI Parameter Penilaian b Satuan Kriteria

L.F di Luar Jam Sibuk No L.F Jam Sibuk 4947 4946 4947 4946 4947 4946 0.36 0.67 Rata-rata Faktor Muat diluar Jam Sibuk

Minggu 0.43 0.31 0.22 0.32 Senin 0.35 0.26 0.24 0.29 NO.BUS HARI SURVAI

Faktor Muat diluar Jam Sibuk Faktor Muat Rata-rata (09.00-10.30) (14.00-15.30) (15.00-16.30)

PAGI SIANG SORE

0.46 Rabu 0.17 0.54 4946 32 75 92 84 1.24 25.81 4947 32 86 95 91 1.31 24.4 25.1 Lama Prjln Rata-rata (Jam) NO.BUS Kecepatan Rata-rata Rata-rata Panjang Trayek Lama Perjalanan Berangkat (Menit) Datang (Menit) Lama Prjln Rata-rata (Menit)

Jihan, M., Purnawan, Elsa E.P., Studi Kinerja Operasional dan Pelayanan Angkutan Umum Damri di Kabupaten Solok Selatan

Hasil analisis dari Tabel 4.4 diketahui bahwa hasil penilaian kualitas pelayanan bus DAMRI rata-rata memiliki hasil dengan kriteria baik.

3.2 Analisa Kuadran Responden Pengguna Bus DAMRI

Pada Gambar 1 diberikan data perhitungan untuk analisa kuadran kepuasan dan kepentingan penumpang.

Gambar 1. Grafik Analisa Kuadran Responden Pengguna Bus DAMRI

Variabel yang terletak di Kuadran I (Prioritas Utama) merupakan variabel yang menurut penumpang mempunyai kepentingan tinggi tetapi belum maksimal dalam kenyataanya. Sehingga diharapkan untuk waktu yang akan datang dapat diperbaiki agar menjadi lebih baik. Kuadran ini mencakup :

a) Variabel 6 yaitu tentang ketersediaan DAMRI saat dibutuhkan. Tinggkat kepuasan responden untuk variabel ini masih rendah.

b) Variabel 10 yaitu tentang ketepatan waktu berangkat. Penumpang menilai terkadang ada sopir yang berangkat tidak tepat waktu sesuai jadwal keberangkatan meski rentang waktu keberangkatan tidak terlalu jauh berbeda dengan yang telah dijadwalkan namun penumpang berharap sopir dapat lebih disiplin lagi dengan waktu keberangkatan yang telah dijadwalkan.

4. KESIMPULAN

Secara keseluruhan tingkat pelayanan bus DAMRI untuk rute Padang Aro – Letter W apabila mengacu pada standar yang ditetapkan oleh Departemen Perhubungan mendapatkan nilai kinerja baik, namun masih dapat diklasifikasikan kriteria-kriteria yang dimiliki setiap variabel kinerja pelayanan sebagai berikut:

a. Kriteria baik : load factor pada jam sibuk dengan nilai 0.35 termasuk kategori baik sesuai dengan standar Departemen Perhubungan bila nilainya < 0.8 begitu juga dengan nilai load factor di luar jam sibuk dengan nilai 0.36 dan nilai untuk kecepatan perjalanan adalah 25.12 km/jam termasuk kategori baik karena nilainya > 10.

b. Kriteria sedang : waktu pelayanan yaitu 13.2 jam termasuk kategori sedang karena nilainya berada antara 13-15 jam per hari serta awal dan akhir waktu perjalanan yang dimulai dari pukul 05.15-18.30 WIB dimana nilai ini masuk kepada kategori sedang yang jam pengoperasiannya mulai pukul 05.00-20.00 WIB.

0.080 0.081 0.082 0.083 0.084 0.085 0.086 0.087 0.088 0.089 0.090 0.091 0.092 0.093 0.094 0.095 0.096 0.097 0.098 0.099 0.100 0.064 0.066 0.068 0.070 0.072 0.074 0.076 0.078 0.080 0.082 0.084 0.086 0.088 II I III IV 10 8 9 6 5 3 7 2 4 1 Kepuasan

Jihan, M., Purnawan, Elsa E.P., Studi Kinerja Operasional dan Pelayanan Angkutan Umum Damri di Kabupaten Solok Selatan

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. (2002). Pedoman Teknis Pengumpulan Data Angkutan Umum Perkotaan. Jakarta.

Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. SK.687/AJ.206/DRJD/2002 Tahun 2002 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Umum Di Wilayah

Perkotaan Dalam Trayek Tetap Dan Teratur.

Morlok, K. (1978). Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sukma, Y. (2008). Jurnal Analisa Kepuasan Pelaku Transportasi Terhadap Kinerja Mobil

Penumpang (MPU) Pemekasan Kemal dan Standar Operasi Angkutan Umum Yang Baik.

Tamin, O.Z. (2000). Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Edisi 2.Bandung: Penerbit Institut Teknologi Bandung.

Yu, J. C. 1989. Transportation Engineering Introduction to Transport Planning Design

Filino, K., Yossyafra., Elsa, E.P., Pengaruh Suhu Pemadatan terhadap Stabilitas Dinamis dan Umur Layanan Lapisan Perkerasan AC-WC

PENGARUH SUHU PEMADATAN TERHADAP