• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nasrul, Bambang Istijono, Sunaryo

Pasca Sarjana Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas, Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163, e-mail: nas_bth@yahoo.co.id

Abstrak

Irigasi mempunyai dampak yang sangat besar terhadap pemenuhan kebutuhan air untuk sawah-sawah. Irigasi yang baik perlu di perhatikan manajemen operasional dan pemeliharaan irigasi agar dapat memenuhi kebutuhan air untuk sawah-sawah penduduk. Untuk mengukur debit saluran irigasi Batang Hari, digunakan alat ukur Currenmeter dan diperoleh hasil pada saluran pembawa utama 12,63 m3/dt, Saluran Induk pada Bangunan Batang Hari (BBH-1) 10,39 m3/dt, sekunder Siguntur 0,81 m3/dt dan total 3 tersier 0,46 m3/dt), Kemudian Saluran Induk pada Bangunan Batang Hari-12 (BBH-12) 7,79 m3/dt, sekunder Koto Padang, 0,76 m3/dt, total 2 tersier 0,51 m3/dt, dan Saluran Induk pada Bangunan Batang Hari 28 (BBH-28) 4,93 m3/dt, sekunder Siat 0,88 m3/dt, dan total 3 tersier 0,72 m3/dt). Pada Bangunan Batang Hari 1 (BBH-1) saluran tersier dengan luas 1308 ha, dengan kebutuhan air sebesar 1,604 m3/dt, sedangkan ketersediaan air hanya 0,460 m3/dt. Pada Bangunan Batang Hari 12 (BBH- 12) saluran tersier dengan luas 777 ha, dengan kebutuhan air sebesar 1,243 m3/dt, sedangkan ketersediaan air hanya 0,510 m3/dt. Pada Bangunan Batang Hari 28 (BBH-28) saluran tersier dengan luas 823 ha, dengan kebutuhan air sebesar 1,316 m3/dt, sedangkan ketersediaan air hanya 0,720 m3/dt. Dengan melihat kondisi di atas dapat di simpulkan bahwa terjadi kekurangan distribusi air pada saluran tersier yang di sebabkan oleh kekurangan tenaga Operasional dan Pemeliharaan dan tidak terpeliharanya infrastruktur jaringan irigasi, sehingga pendistribusian air tidak berjalan dengan baik.

Kata kunci : operasional dan pemeliharaan irigasi 1, Sumber Daya Manusia 2, Infrastruktur 3

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan infrastruktur Irigasi Batang Hari di Kabupaten Dharmasraya ini berlangsung sejak tahun 1997 sampai dengan tahun 2009, Pengoperasian dan pemeliharaan Jaringan Irigasi ini merupakan faktor utama demi tercapainya target hasil panen padi dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat, lebih dari itu juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan wilayah.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah tentang ketersediaan air untuk sawah-sawah dan kelengkapan Petugas untuk operasional dan pemeliharaan infrastruktur jaringan irigasi yang di terapkan pada Daerah Irigasi Batang Hari di Kabupaten Dharmasraya, lokasi penelitian dapat dilihat pada peta 1 berikut :

Nasrul, Bambang, I., Sunaryo, Evaluasi Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi pada Daerah Batang Hari di Kabupaten Dharmasraya Lokasi Penelitian: Kabupaten Dharmasraya, Propinsi Sumatera Barat. 1.3 Tujuan Penelitian

1. Melakukan analisis untuk mengevaluasi pendistribusian air mulai dari hulu (bangunan intake bendung) sampai ke sawah-sawah yang ada.

2. Meneliti kondisi sumber daya petugas yang mengelola operasi serta pemeliharaan jaringan irigasi pada Daerah Irigasi Batang Hari

3. Menentukan sistim yang tepat dalam pengelolaan jaringan irigasi pada daerah penelitian.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai tambahan referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan bidang teknik sipil, khususnya tentang manajemen irigasi.

2. Manfaat Praktis

Sebagai bahan pertimbangan dan tambahan informasi dalam menyusun manajemen operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi sebuah proyek, khususnya yang berkaitan dengan manajemen irigasi

1.5 Batasan Masalah

1. Kecukupan distribusi air dari hulu hingga hilir dengan melakukan pengukuran pada hari dan jam yang sama dengan kondisi bukaan pintu tetap pada saat tidak terjadi hujan.

2. Kebutuhan petugas

3. System pengoperasian pintu-pintu air 4. Sistem pemeliharaan infrastruktur

Nasrul, Bambang, I., Sunaryo, Evaluasi Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi pada Daerah Batang Hari di Kabupaten Dharmasraya

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum

Operasional dan Pemeliharaan suatu jaringan irigasi merupakan upaya untuk memaksimalkan kinerja dari suatu bangunan irigasi agar dapat berfungsi dengan baik. Irigasi yang berfungsi dengan baik akan membuat debit air akan berjalan dengan lancar guna memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya untuk bidang pertanian.

2.2 Penentuan Debit Aliran ( Current Metter )

2.2.1 Metode matematis

Metode dua titik; pada metode ini pengukuran kecepatan aliran dilakukan pada 0,2 dan 0,8 titik kedalaman aliran dari permukaan air. Kecepatan aliran rata-ratanya diperoleh dengan merata-ratakan kecepatan aliran yang diukur pada kedua titik tersebut, yang dapat dinyatakan dengan persamaan ( Sumber: Hidrometri dan Aplikasi Teknosaba dalam Pengolahan Sumber Daya Air Soewarno ) :

, = , ( ) (1) , = , ( ) (2) = , , (3)

Setelah didapat kecepatan rata-rata, selanjutkan dihitung debit dengan terlebih dahulu menghitung luas penampang dengan menggunakan rumus :

Luas Penampang = Jarak (rai) x kedalaman (4)

Selanjutnya baru hitung debit dengan menggunkan rumus :

Q = V x A, dimana Q = debit, V = Kecepatan, A = Luas (5)

Keterangan :

= kecepatan aliran rata-rata (m/det)

, = kecepatan aliran pada 0,20 kedalaman (m/det) , = kecepatan pada 0,80 kedalaman (m/det)

= kode baling-baling alat, untuk alat yang digunakan nilainya 0,2809 (sumber calibration certificate currentmetter no. 51201 )

= konstanta alat, dalam hal ini nilainya 0,009 (sumber calibration certificate currentmetter no. 51201 )

Nasrul, Bambang, I., Sunaryo, Evaluasi Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi pada Daerah Batang Hari di Kabupaten Dharmasraya

3. ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisa Data

Data dianalisa dari hasil pengukuran yang dilakukan pada 4 lokasi yang merupakan keterwakilan dari Daerah Irigasi Batang Hari, adapun titik pengukuran dapat dilihat pada peta 2, Skema Jaringan Penelitian Daerah Irigais Batang Hari berikut :

PETA JARINGAN IRIGASI BATANGHARI

3.1.1 Debit Air

Lokasi 1, pengukuran saluran pembawa utama pada intake bending

Pada lokasi pengukuran 1, adalah saluran induk di intake bendung, dari hasil pengukuran didapat jumlah debit yang mengalir pada saluran adalah 12,63 m3/dtk, artinya kalau dihitung dengan kebutuhan keseluruhan lokasi penelitian sudah mencukupi, karena total luas yang ada pada lokasi penelitian 2, 3, dan 4 adalah 2.308 ha * 1,6 ltr/dtk = 3,63 m3/dtk.

Lokasi 2, Saluran Induk pada Bangunan Batang Hari 1 (BBH.1)

Tabel 1. Kondisi distribusi air pada lokasi penelitian II

No. Blok Tersier Luas Areal (ha) Kebutuhan Air (l/dt) (1.6 l/dt/ha) Air yg ter sedia (l/dt) Kondisi pendistribusian (+) (-) 1 Blok Tersier 1 244 390 310 - 80 2 Blok Tersier 2 332 531 70 - 461 3 Blok Tersier 3 427 683 80 - 603 Jumlah 1.003 1.604 460 - 1.144

Peta 2, Jaringan Daerah Irigasi Batang Hari.

Lokasi Penelitian 1

Lokasi Penelitian 2

Nasrul, Bambang, I., Sunaryo, Evaluasi Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi pada Daerah Batang Hari di Kabupaten Dharmasraya

Lokasi 3, Saluran Induk pada Bangunan Batang Hari 12 (BBH.12)

Tabel 2. Kondisi distribusi air pada lokasi penelitian III

No. Blok Tersier Luas Areal (ha) Kebutuhan Air (l/dt) (1.6 l/dt/ha) Air yg ter sedia (l/dt) Kondisi pendistribusian (+) (-) 1 Blok Tersier 1 410 656 290 - 366 2 Blok Tersier 2 287 459,2 220 - 239,2 Jumlah 777 1.243,2 510 - 602,5

Lokasi 4, Saluran Induk Bangunan Batang Hari 28 (BBH.28)

Tabel 3. Kondisi distribusi air pada lokasi penelitian IV

No. Blok Tersier Luas Areal (ha) Kebutuhan Air (l/dt (1.6 l/dt/ha) Air yg ter sedia (l/dt) Kondisi pendistribusian (+) (-) 1 Blok Tersier 1 314 502,4 360 - 142,4 2 Blok Tersier 2 376 601,6 270 - 331,5 3 Blok Tersier 3 133 212,8 90 - 122,8 Jumlah 823 1.316,8 720 - 596.7

Rekapitulasi kondisi ketersediaan air pada lokasi penelitian

No. Lokasi Penelitian Luas Areal (ha) Kebutuhan (l/dt) Ketersediaan (l/dt) Kondisi ketersediaan (+) (-) 1 Titik Penelitian 2 1.003 1.604 460 - 884 2 Titik Penelitian 3 777 1.243,2 510 - 733,2 3 Titik Penelitian 4 823 1.316,8 720 - 596,8 Prosentase kekurangan 57,9% 3.1.2 SDM Petugas

Berdasarkan penelusuran data sekunder berupa Surat Keputusan Petugas Operasi dan Pemeliharaan pada Satuan Kerja Irigasi Batang Hari ini, terdapat kekurangan petugas sebagaimana table 5 berikut :

Tabel 5. Perimbangan ketersediaan dan kebutuhan tenaga OP Pada Irigasi Batang Hari

No. Jenis Jabatan/ tugas

Petugas Yang dibutuhkan Yang tersedia Kekurangan 1 Kepala Operasi 12 1 11 2 Petugas OP Bendung 9 6 3

3 Petugas Pintu Air (PPA) 59 22 37

Jumlah 80 29 51

Nasrul, Bambang, I., Sunaryo, Evaluasi Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi pada Daerah Batang Hari di Kabupaten Dharmasraya

3.2 Pengaturan Pintu Air

Dalam menyetel bukaan pintu air dapat di tentukan berdasarkan rumus dibawah ini :

Q = 1,741 b h3/2 (6)

Setelah dilakukan pencarian dengan melihat Q yang dibutuhkan oleh masing-masing lokasi penelitian II, III, dan IV dengan lebar pintu (b) adalah 0,5 m maka petugas dapat melakukan bukaan pintu sesuai dengan tabel 6 dibawah ini:

Tabel 6. Tinggi Bukaan Pintu pada Penelitian II,III, dan IV

No. Blok Tersier Luas Areal (ha) Kebutuhan Air (l/dt) (1.6 l/dt/ha) Bukaan Pintu (m) (Q=1,741 b h2/3) Penelitian II 1 Blok Tersier 1 244 390 0,30 2 Blok Tersier 2 332 531 0,49 3 Blok Tersier 3 427 683 0,69 Penelitian III 1 Blok Tersier 1 410 656 0,65 2 Blok Tersier 2 287 459,2 0,38 Penelitian IV 1 Blok Tersier 1 314 502,4 0,44 2 Blok Tersier 2 376 601,6 0,57 3 Blok Tersier 3 133 212,8 0,12 4. KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan

Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut

1. Terjadi kekurangan pendistribusian air pada sawah-sawah di Daerah Irigasi Batang Hari yang dapat dilihat dari hasil perhitungan.

2. Pelaksanaan Kinerja Operasi dan Pemeliharaan pada Daerah Irigasi batang hari belum bejalan sebagaimana mestinya.

3. Peran serta petani pemakai air (P3A) belum maksimal.

4. Pemeliharaan bangunan irigasi tidak terlaksana dengan baik, hal ini disebabkan oleh :

a. Dana yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, sehingga banyak bangunan tidak terpelihara dengan baik dan ini berdampak kepada tidak maksimalnya fungsi bangunan yang ada.

b. Tidak ada personil yang bertugas khusus menangani pemeliharaan, yang ada hanya untuk operasi dan pembersihan rumput di tanggul saluran.

4.2 Saran

Nasrul, Bambang, I., Sunaryo, Evaluasi Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi pada Daerah Batang Hari di Kabupaten Dharmasraya

1. Meningkatkan kinerja Operasi dan Pemeliharaan Pada Jaringan Irigasi Batang Hari, dengan mengatur pemberian tugas serta penempatan petugas secara merata.

2. Penambahan personil sesuai kebutuhan baik jumlah maupun pendidikannya. 3. Melakukan koordinasi secara intens dengan instansi terkait dan para petani.

4. Melaksanakan worktrue untuk mengidentifikasi kerusakan bangunan dan mengusulkan penyediaan dana kepada kementerian PU Melakau Direktorat Jenderal Sumber daya air.

5. Menugaskan satu orang personil khusus menangani masalah pemeliharaan bangunan.

DAFTAR PUSTAKA

Ankum, P., 1997, Flow Control in irrigation and Drainage , TU Delf: Faculty of Civil Engineering.

Deputi Bidang Sumber Daya Air Departemen Kimpraswil, 2000, Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta

Dr.Moh. Hasan pada Rakertas Direktorat Jenderal Sumber Daya Air 2012

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.20, tahun 2006, “ Tentang Irigasi”,

Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2007, tentang Pedoman Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.32/PRT/M/2007, tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarata.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.33/PRT/M/2007, tentang Pedoman Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta

Project Completion Report Batang Hari Irrigation Project, Slice II, tahun 2009, Nippon Koei Co.Ltd, Pulau Punjung

Nanda, D.P., Zulfikar, D., Monita, O., Kuat Tekan, Porositas dan Sportivity Mortar dengan Bahan Tambah Gula Aren pada Suhu Tinggi

KUAT TEKAN, POROSITAS DAN SORPTIVITY