• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Empiris Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Beras Indonesia Berdasarkan model yang dirumuskan yaitu model linier yang telah

V POTENSI PRODUKSI DAN EKSPOR BERAS

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN EKSPOR BERAS INDONESIA

6.2 Uji Empiris Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Beras Indonesia Berdasarkan model yang dirumuskan yaitu model linier yang telah

dimodifikasi menjadi model logaritma natural dengan metode Ordinary Least Square (OLS), maka pada bagian ini disajikan nilai-nilai dan hasil pendugaan model secara keseluruhan yaitu koefisien determinasi (R2), uji F, uji t statistik, uji multikolinier, dan uji korelasi. Selanjutnya dilakukan pembahasan mengenai implikasi ekonomi dari tanda dan besaran parameter dugaan serta nilai-nilai elastisitas yang relevan untuk setiap persamaan dalam model.

Pada penelitian ini model persamaan faktor- faktor yang mempengaruhi volume ekspor beras Indonesia dimodifikasi menjadi bentuk logaritma natural karena dengan mengubah bentuk model persamaaan menjadi bentuk logaritma natural menghasilkan estimasi nilai koefisien determinasi (R2) yang jauh lebih baik daripada nilai koefisien determinasi (R2) yang dihasilkan pada bent uk model persamaan linier biasa, selain itu transformasi model tersebut meniadakan heteroskedastisitas pada model.

Pada umumnya keragaan hasil model awal ekonometrik volume ekspor beras Indonesia cukup baik, dimana memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 71,0 % untuk persamaan ekspor beras Indonesia. Nilai R2 sebesar 71,0 % pada volume ekspor beras Indonesia menjelaskan bahwa kemampuan variabel eksogen

dalam menjelaskan variabel endogennya sebesar 71,0 % dan sisanya sebesar 29,0 % dijelaskan oleh variabel eksogen di luar model.

Pengujian parameter secara keseluruhan untuk faktor yang mempengaruhi volume ekspor beras Indonesia, dimaksudkan untuk melihat pengaruh bersama- sama antara variabel bebas (variabel eksogen) dengan variabel tak bebas (endogen). Pengujian ini dapat dilakukan dengan melihat nilai P value pada Analysis of Variance yaitu sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa variabel- variabel penjelas yang ada di dalam model berpengaruh nyata pada taraf 0,01 secara bersama-sama terhadap volume ekspor beras Indonesia. Selain itu pengujian parameter dapat pula dilakukan dengan melihat nilai F hitung model tersebut. Pada model tersebut dihasilkan nilai F hitung sebesar 15,28 yaitu lebih besar dibanding nilai F tabel sebesar 4,18 pada taraf nyata 0,01. Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama produksi beras Indonesia, nilai tukar rupiah, harga eceran beras/harga beras domestik, dan volume impor beras berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 99 persen. Hal ini menunjukkan bahwa variasi peubah- peubah eksogen dalam persamaan tersebut secara bersama-sama dapat menjelaskan dengan baik variasi peubah endogennya.

Selain itu berdasarkan uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson yang dihitung dengan menggunakan program Minitab 14, persamaan faktor- faktor yang mempengaruhi volume ekspor beras Indonesia memiliki nilai DW sebesar 1,69902. Nilai ini berada diantara dL (0,94) dan 4 - dU (1,51), dimana

nilai ini mencerminkan tidak terdapatnya autokorelasi dalam model persamaan tersebut. Hal ini berarti model tersebut telah memenuhi salah satu syarat yang terdapat dalam metode kuadrat terkecil biasa atau Ordinary Least Square (OLS),

dimana tidak terdapat autokorelasi antar kesalahan pengganggu yang berarti kovarian.

Tabel 14. Hasil Pendugaan Persamaan Ekspor Beras Indonesia

Variabel Koefisien t-Hitung P value VIF

Konstanta

Produksi beras (ln-PBt) Nilai Tukar Rupiah (ln-Ert) Harga Eceran Beras (ln- HEt) Konsumsi Beras per Kapita (ln- CPt) -130.97 9,063 0,879 -0,404 -1.6297 -1,36 1,64 0,62 -0,15 -4,11 0,185 0,114 0,539 0,883 0,000 6,0 8,1 2,1 1,4 R-sq 70,1 % R-sq (adj) 66,3 % F statistik 15,28 Durbin Watson 1,69902 F tabel 4,18 P value model 0,000

Pengujian terhadap masalah normalitas, dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Pada grafik Kolmogorov–Smirnov di lampiran 6 terlihat bahwa titik-titik galat yang ada tergambar segaris. Hal ini juga dibuktikan dengan P value (0,15) yang lebih besar dari α (5 persen). Maka dapat dinyatakan bahwa galat model faktor- faktor yang mempengaruhi volume ekspor beras Indonesia menyebar secara normal. Syarat lain yang harus dipenuhi dalam asumsi Ordinary Least Square (OLS) adalah syarat homoskedastisitas yang mengharuskan galat menyebar secara homogen. Dengan melihat grafik residual versus the fitted values seperti yang terlihat dalam lampiran 6 dimana galat menyebar dan tidak membentuk pola tertentu, maka dapat disimpulkan bahwa galat menyebar secara homogen.

Dari hasil perhitungan di atas maka dapat dijelaskan pengaruh masing- masing variabel eksogen terhadap variabel endogen berupa faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor beras Indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Produksi Beras Indonesia (ln-PBt)

Koefisien regresi variabel produksi beras Indonesia adalah sebesar 9,063. Nilai tersebut menunjukkan nilai elastisitas variabel produksi beras bernilai 9,063 yang berarti bahwa peningkatan produksi beras sebesar 1 % akan meningkatkan volume ekspor beras Indonesia sebesar 9,063 %. Nilai elastisitas tersebut bernilai lebih dari satu, yang artinya perubahan pada produksi beras responsif terhadap perubahan volume ekspor beras Indonesia karena perubahan sebesar satu persen pada produksi beras akan mengakibatkan perubahan sebesar lebih dari satu persen pada volume ekspor beras Indonesia. Oleh karena itu perlu diupayakan peningkatan produksi beras agar ekspor pun bisa meningkat. Tanda positif pada variabel produksi beras Indonesia sesuai dengan parameter dugaan yang diharapkan.

Hasil perhitungan P value variabel produksi beras Indonesia bernilai 0,114 yang berarti berpengaruh nyata pada taraf 0,2 terhadap volume ekspor beras Indonesia. Hal tersebut menjelaskan bahwa produksi beras Indonesia berpengaruh nyata terhadap penurunan atau peningkatan volume ekspor beras Indonesia, dengan kata lain produksi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi volume ekspor beras Indonesia.

2. Nilai Tukar Rupiah (ln-ERt)

Koefisien regresi variabel nilai tukar rupiah adalah sebesar 0,879. Nilai tersebut menunjukkan nilai elastisitas variabel nilai tukar rupiah terhadap dollar

adalah 0,879 yang berarti bahwa peningkatan nilai tukar rupiah sebesar 1 % akan meningkatkan volume ekspor beras Indonesia sebesar 0,879 %. Nilai elastisitas tersebut bernilai kurang dari satu, yang artinya perubahan pada variabel nilai tukar rupiah tidak responsif terhadap perubahan volume ekspor beras Indonesia karena perubahan sebesar satu persen pada nilai tukar rupiah akan mengakibatkan perubahan sebesar kurang dari satu persen pada volume ekspor beras Indonesia. Tanda positif pada koefisien variabel nilai tukar rupiah sesuai dengan parameter dugaan yang diharapkan, dimana secara teori meningkatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar yang berarti melemahnya nilai rupiah akan menyebabkan permintaan terhadap dollar meningkat, sehingga ekspor cenderung dilakukan dan ekspor beras pun akan meningkat. Selain itu dengan meningkatnya nilai tukar, berarti daya saing produk negara Indonesia di pasar internasional lebih tinggi sehingga mendorong peningkatan ekspor.

Hasil perhitungan P value variabel nilai tukar rupiah terhadap dollar adalah 0,539 yang berarti bahwa variabel nilai tukar rupiah tidak berpengaruh secara nyata terhadap volume ekspor beras Indonesia. Hal ini berarti nilai tukar bukan menjadi faktor utama yang mempengaruhi peningkatan atau penurunan volume ekspor beras.

3. Harga Beras Domestik atau Harga Beras Eceran (ln-HEt)

Koefisien regresi harga beras domestik atau harga eceran beras adalah sebesar -0,404. Nilai tersebut menunjukkan nilai elastisitas variabel harga beras domestik atau harga eceran beras bernilai -0,404 yang artinya bahwa peningkatan harga beras domestik sebesar 1 % akan menurunkan volume ekspor beras Indonesia sebesar -0,404 %. Nilai elastisitas tersebut bernilai kurang dari satu,

yang artinya perubahan pada harga beras domestik tidak responsif terhadap perubahan volume ekspor beras Indonesia karena perubahan sebesar satu persen pada harga beras domestik akan mengakibatkan perubahan sebesar kurang dari satu persen pada volume ekspor beras Indonesia.

Tanda negatif pada koefisien variabel harga beras domestik atau harga beras eceran sesuai dengan parameter dugaan yang diharapkan. Hal tersebut menjelaskan bahwa ketika harga beras domestik cenderung rendah atau menurun, maka ekspor beras cenderung tinggi karena produsen beras atau pedagang akan memilih mencari keuntungan dengan melakukan ekspor daripada menjual beras di dalam negeri.

Hasil perhitungan P value variabel harga beras domestik atau harga beras eceran bernilai 0,883 yang berarti tidak berpengaruh nyata terhadap volume ekspor beras Indonesia. Hal ini berarti bahwa penurunan atau peningkatan pada harga beras domestik tidak mempengaruhi secara nyata peningkatan atau penurunan volume ekspor beras Indonesia.

4. Konsumsi beras per kapita (ln-CPt)

Koefisien regresi variabel konsumsi beras per kapita adalah sebesar - 1,6297. Nilai tersebut menunjukkan nilai elastisitas variabel konsumsi beras per kapita bernilai -1,6297 yang artinya bahwa peningkatan konsumsi beras per kapita sebesar 1 % akan menurunkan vo lume ekspor beras sebesar 1,6297 %. Nilai elastisitas tersebut bernilai lebih dari satu, yang artinya perubahan pada konsumsi beras per kapita responsif terhadap perubahan volume ekspor beras Indonesia karena perubahan sebesar satu persen pada konsumsi beras per kapita akan

mengakibatkan perubahan sebesar lebih dari satu persen pada volume ekspor beras Indonesia.

Tanda negatif pada koefisien variabel konsumsi beras per kapita sesuai dengan parameter dugaan yang diharapkan. Hal tersebut menjelaskan bahwa ekspor beras dilakukan ketika terjadi surplus produksi. Ketika konsumsi per kapita yang menunjukkan selera masyarakat untuk mengkonsumsi beras menurun, maka kelebihan produksi akan digunakan untuk ekspor.

Hasil perhitungan P value variabel konsumsi beras per kapita bernilai 0,000 yang berarti berpengaruh nyata pada taraf 0,01 terhadap volume ekspor beras Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi beras per kapita merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi volume ekspor beras Indonesia.