• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Empiris Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Beras Indonesia

V POTENSI PRODUKSI DAN EKSPOR BERAS

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN EKSPOR BERAS INDONESIA

6.1 Uji Empiris Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Beras Indonesia

Berdasarkan model yang dirumuskan yaitu model linier berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS), maka pada bagian ini disajikan nilai-nilai dan hasil pendugaan model secara keseluruhan yaitu koefisien determinasi (R2), uji F, uji t statistik, uji multikolinier, dan uji korelasi. Selanjutnya dilakukan pembahasan mengenai implikasi ekonomi dari tanda dan besaran parameter dugaan serta nilai-nilai elastisit as yang relevan untuk setiap persamaan dalam model.

Pada penelitian ini model persamaan faktor- faktor yang mempengaruhi produksi beras Indonesia dimodifikasi menjadi bentuk logaritma natural karena denga n mengubah bentuk model persamaan menjadi bentuk logaritma natural menghasilkan estimasi nilai koefisien determinasi (R2) yang jauh lebih baik daripada nilai koefisien determinasi (R2) yang dihasilkan pada bentuk model persamaan linier biasa, selain itu transformasi model tersebut meniadakan heteroskedastisitas pada model.

Pada umumnya keragaan hasil model ekonometrik produksi beras Indonesia sangat baik, dimana memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 98,6 % untuk persamaan produksi beras Indonesia. Nilai R2 sebesar 98,6 % pada model persamaan produksi beras Indonesia menjelaskan bahwa kemampuan variabel

eksogen dalam menjelaskan variabel endogennya sebesar 98,6 % dan sisanya sebesar 1,4 % dijelaskan oleh variabel eksogen di luar model.

Pengujian parameter secara keseluruhan untuk faktor yang mempengaruhi produksi beras Indonesia, dimaksudkan untuk melihat pengaruh bersama-sama antara variabel bebas (variabel eksogen) dengan variabel tak bebas (endogen). Pengujian ini dapat dilakukan dengan melihat nilai P value pada Analysis of Variance yaitu sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa variabel- variabel penjelas yang ada di dalam model berpengaruh nyata pada taraf 0,01 secara bersama-sama terhadap volume produksi beras Indonesia. Selain itu pengujian parameter dapat pula dilakukan dengan melihat nilai F hitung model tersebut. Pada model tersebut dihasilkan nilai F hitung sebesar 442,86 yaitu lebih besar dibanding nilai F tabel sebesar 4,18 pada taraf nyata 0,01. Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama luas areal panen padi Indonesia, harga dasar gabah, pupuk urea, dan curah hujan berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 99 persen. Hal ini menunjukkan bahwa variasi peubah-peubah eksogen dalam persamaan tersebut secara bersama- sama dapat menjelaskan dengan baik variasi peubah endogennya.

Selain itu berdasarkan uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson yang dihitung dengan menggunakan program Minitab 14, persamaan faktor- faktor yang mempengaruhi produksi beras Indonesia memiliki nilai DW sebesar 1,66077. Nilai ini berada diantara dL (0,94) dan 4 - dU (1,51), dimana nilai

ini mencerminkan tidak terdapatnya autokorelasi dalam model persamaan tersebut.

Pengujian terhadap masalah normalitas, dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Pada grafik Kolmogorov–Smirnov di lampiran 4

terlihat bahwa titik-titik galat yang ada tergambar segaris. Hal ini juga dibuktikan dengan P value (0,15) yang lebih besar dari α (5 persen). Maka dapat dinyatakan bahwa galat model faktor-faktor yang mempengaruhi produksi beras Indonesia menyebar secara normal. Syarat lain yang harus dipenuhi dalam asumsi Ordinary Least Square (OLS) adalah syarat homoskedastisitas yang mengharuskan galat menyebar secara homogen. Dengan melihat grafik residual versus the fitted values seperti yang terlihat dalam lampiran 4 dimana galat menyebar dan tidak membentuk pola, maka dapat disimpulkan bahwa galat menyebar secara homogen.

Tabel 13. Hasil Pendugaan Persamaan Produksi Beras Indonesia

Variabel Koefisien t-Hitung P value VIF

Konstanta

Luas areal panen (ln-LPt) Harga dasar gabah (ln- HGt) Pupuk urea (ln-PUt)

Curah hujan (ln-CHt) -3,451 1,26647 0,10423 0,16919 0,001546 -2,69 15,21 5,32 12,57 0,24 0,013 0,000 0,000 0,000 0,815 3,0 1,4 2,9 1,0 R-sq 98,6 % R-sq (adj) 98,4 % F statistik 442,86 Durbin Watson 1,66077 F tabel 4,18 P value model 0,000

Dari hasil perhitungan analisis regresi di atas, maka dapat dijelaskan pengaruh masing- masing variabel eksogen terhadap variabel endogen yang berupa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi beras Indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Luas Areal Panen Padi Indonesia (ln-LPt)

Koefisie n regresi variabel luas areal panen padi Indonesia adalah sebesar 1,26647. Karena model persamaan dalam bentuk logaritma natural, maka nilai koefisien regresi langsung menunjukkan nilai elastisitasnya. Nilai elastisitas variabel luas areal panen padi bernilai 1,26647 yang berarti bahwa peningkatan areal panen padi sebesar 1 % akan meningkatkan volume produksi beras Indonesia sebesar 1,26647 %. Nilai elastisitas tersebut bernilai lebih besar dari satu, yang artinya perubahan pada luas areal panen padi responsif terhadap perubahan produksi beras Indonesia karena perubahan sebesar satu persen pada luas areal panen padi akan mengakibatkan perubahan sebesar lebih besar dari satu persen pada produksi beras Indonesia. Tanda positif pada variabel luas areal panen padi Indonesia sesuai denga n parameter dugaan yang diharapkan, karena peningkatan luas areal panen padi akan meningkatkan produksi beras.

Hasil perhitungan P value variabel luas areal panen padi Indonesia bernilai 0,000 yang berarti berpengaruh nyata pada taraf 0,01 terhadap produksi beras Indonesia. Hal tersebut menjelaskan bahwa luas areal panen padi Indonesia sangat berpengaruh terhadap penurunan atau peningkatan produksi beras Indonesia, dengan kata lain luas areal panen padi Indonesia merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi produksi beras Indonesia.

2. Harga dasar gabah (ln- HGt)

Koefisien regresi variabel harga dasar gabah Indonesia adalah sebesar 0,10423. Nilai tersebut menunjukkan nilai elastisitas variabel harga dasar gabah bernilai 0,10423 yang berarti bahwa peningkatan harga dasar gabah sebesar 1 % akan meningkatkan volume produksi beras Indonesia sebesar 0,10423 %. Nilai

elastisitas tersebut bernilai lebih kecil dari satu, yang artinya perubahan pada harga dasar gabah tidak responsif terhadap perubahan produksi beras Indonesia karena perubahan sebesar satu persen pada harga dasar gabah akan mengakibatkan perubahan sebesar lebih kecil dari satu persen pada produksi beras Indonesia. Tanda positif pada nilai koefisien tersebut sesuai dengan nilai parameter dugaan yang diharapkan, dimana ketika pemerintah menetapkan harga dasar gabah yang melindungi petani, yaitu dengan meningkatkan harga dasar gabah, maka petani akan meningkatkan produksi padi sehingga produksi beras juga akan meningkat..

Hasil perhitungan P value variabel harga dasar gabah bernilai 0,000 yang berarti berpengaruh nyata pada taraf 0,01 terhadap produksi beras Indonesia. Hal tersebut menjelaskan bahwa harga dasar gabah berpengaruh nyata terhadap penurunan atau peningkatan produksi beras Indonesia. Ketika pemerintah meningkatkan harga dasar gabah, maka hal ini akan menjadi insentif bagi petani untuk meningkatkan produksinya.

3. Pupuk urea (ln-PUt)

Koefisien regresi variabel pupuk urea adalah sebesar 0,16919. Nilai tersebut menunjukkan nilai elastisitas variabel pupuk urea bernilai 0,16919 yang berarti bahwa peningkatan penggunaan pupuk urea sebesar 1 % akan meningkatkan volume produksi beras Indonesia sebesar 0,16919 %. Nilai elastisitas tersebut bernilai kurang dari satu, yang artinya perubahan pada penggunaan pupuk urea tidak responsif terhadap perubahan produksi beras Indonesia karena perubahan sebesar satu persen pada penggunaan pupuk urea akan mengakibatkan perubahan sebesar kurang dari satu persen pada produksi

beras Indonesia. Tanda positif pada variabel pupuk urea sesuai dengan parameter dugaan yang diharapkan, dimana secara teori ketika penggunaan pupuk urea yang merupakan input bagi beras meningkat, maka produksi beras akan meningkat.

Hasil perhitungan P value variabel pupuk urea bernilai 0,000 yang berarti berpengaruh nyata pada taraf 0,01 terhadap produksi beras Indonesia. Hal tersebut menjelaskan bahwa penggunaan pupuk urea berpengaruh nyata terhadap penurunan atau peningkatan produksi beras Indonesia, dengan kata lain pengunaan pupuk urea merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi produksi beras Indonesia.

4. Curah hujan (ln-CHt)

Koefisien regresi variabel curah hujan adalah sebesar 0,001546. Nilai tersebut menunjukkan nilai elastisitas variabel curah hujan bernilai 0,001546 yang berarti bahwa peningkatan curah hujan rata-rata sebesar 1 % akan meningkatkan volume produksi beras Indonesia sebesar 0,001546 %. Nilai elastisitas tersebut bernilai lebih kecil dari satu, yang artinya perubahan pada curah hujan rata-rata tidak responsif terhadap perubahan produksi beras Indonesia karena perubahan sebesar satu persen pada curah hujan rata-rata akan mengakibatkan perubahan sebesar lebih kecil dari satu persen pada produksi beras Indonesia. Tanda positif pada variabel curah hujan sesuai dengan parameter dugaan yang diharapkan.

Hasil perhitungan P value variabel curah hujan bernilai 0,815 yang berarti tidak berpengaruh nyata terhadap produksi beras Indonesia. Hal tersebut menjelaskan bahwa curah hujan tidak berpengaruh nyata terhadap penurunan atau peningkatan produksi beras Indonesia, dengan kata lain curah hujan bukan merupakan faktor utama yang mempengaruhi produksi beras Indonesia. Pada

kenyataannya yang terjadi di lapang, sebagian besar pertanian Indonesia sudah tidak terlalu bergantung pada curah hujan karena telah memiliki sistem irigasi yang baik. Sistem irigasi ini telah mampu menyimpan air (cadangan air), sehingga ketika musim kemarau tiba, pertanian tetap berproduksi.

6.2 Uji Empiris Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Beras Indonesia