• Tidak ada hasil yang ditemukan

ENVIRONMENT FOR CHILDREN)

Dalam dokumen 126 020 pendan materi guru kelas paud (Halaman 198-200)

Penataan ruangan yang kondusif merupakan hal terpenting dari keberhasilan pembelajaran bagi anak usia dini. Ruangan belajar/bermain erat kaitannya dengan lingkungan sekitar ruangan itu berada. Dalam konsep perencanaan pembagian ruang pada umumnya diklasifikasikan menjadi dua hal, yaitu ruang indoor serta ruang outdoor.

1. Lingkungan Indoor

NAEYC menyatakan bahwa luas ruang gerak anak berkisar 30-40 ftsq/anak (berkisar 1m2 per anak) Ruang indoor terdiri dari ruang aktivitas bersama, ruang kelas, ruang bermain indoor, ruang audio-visual, ruang komputer, ruang ibadah, kamar mandi untuk anak, dapur, ruang administrasi, ruang pustaka, serta beberapa area/sudut di setiap kelas. Setiap ruangan tersebut dilengkapi dengan beberapa sarana yang berorientasi pada karakteristik dan kebutuhan anak. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menata ruang bermain anak, yaitu:

• Pisahkan tempat yang ramai dari tempat yang sepi

• Sekat setiap ruangan dengan menggunakan lemari buku atau perabot lain • Pajang benda-benda pada ketinggian yang dapat dijangkau anak

• Pisahkan benda-benda untuk guru dengan benda anak • Pastikan guru dapat melihat semua ruangan tanpa halangan • Tempatkan sebuah area dekat dengan sumber yang dibutuhkan • Rancang pola pengaturan sehingga anak tidak saling mengganggu a. Ruang Kelas

Perbedaan yang mencolok dalam gaya pengaturan kelas sekitar tiga puluh tahun yang lalu adalah antara kelas yang terbuka dan kelas yang tradisional. Pada umumnya kelas terbuka mempunyai struktur yang tidak kaku, kurang ada tekanan terhadap kinerja siswa, dan lebih banyak pada perhatian individual.

Gerakan kelas terbuka yang diprakarsai seputar tahun 1960 dinyatakan sebagai cara yang baik untuk memupuk belajar yang bermakna dan kreativitas pada anak. Manfaat penting dari kelas terbuka adalah penekanannya pada pembelajaran Individualized. Anak akan belajar lebih baik jika program disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan anak serta gaya belajar anak yang berbeda-beda. Pembelajaran yang diindividualisasikan didasarkan pada minat dan pengalaman unik siswa. Di samping itu, ruang kelas hendaknya merangsang secara visual, tanpa mengganggu perhatian. Ruangan kelas penuh dengan berbagai produk hasil karya anak yang beragam. Ada lukisan foto, karangan, patung, dan karya-karya lain. Bahan pendidikan yang beragam tersedia dalam jumlah yang banyak. Pusat sains di dalam kelas mengandung berbagai material yang memungkinkan melakukan banyak kegiatan dan eksperimen. Pusat membaca menampilkan buku dan artikel untuk tingkat membaca yang berbeda- beda. Terutama untuk anak kecil ”pusat aktivitas” dimana mereka dapat bermain dan bereksprerimen dengan macam-macam bahan, akan sangat merangsang kreativitas. Anak-anak dapat mengusahakan bahan-bahan untuk kelas mereka. Mereka dapat membawa objek-objek dari rumah, atau berbagi material. Pengaturan ruang kelas yang luwes dan tidak konvensional merupakan tantangan bagi siswa untuk mewujudkan bakat dan kemampuannya secara kreatif.

Dalam merancanakan lingkungan pada pembelajaran, perlu diperhatikan penyusunan ruangan dan penyediaan perlengkapan. Lingkungan dibuat oleh guru secara refleks filosofi dengan adanya tujuan. Secara umum tujuan program yang termasuk menolong siswa sebagai berikut:

1. Anak dapat memilih dan menentukan ide-idenya.

2. Belajar dan ketrampilan mengaplikasikan makna dalam sebuah konteks 3. Menyediakan berbagai bahan-bahan (material)

4. Adanya kemampuan kebutuhan komunikasi dan perasaan

5. Belajar menggunakan berbagai informasi dari: orang, bahan-bahan cetak dan bahan-bahan visual

6. Dapat mengekspresikan kreativitasnya

Ruangan yang digunakan untuk kelas harus memperhatikan mobilitas dan kenyamanan bagi anak, terutama pada rentang usia 2–4 tahun. Kelas tidak harus diisi dengan bangku dan meja dalam jumlah yang banyak, jikapun ada sebaiknya diletakkan di sudut ruangan. Ventilasi dan kebersihan ruang selalu dalam kondisi yang baik. Anak-anak kelompok bermain dapat duduk di atas karpet dengan beragam formasi, seperti lingkaran, segitiga, setengah lingkaran, dan lain sebagainya. Selain itu, kelas juga perlu mendapat pencahayaan yang cukup terutama pencahayaan dari sinar matahari. Hal penting lainnya adalah kelas harus jauh dari kebisingan. Penataan lingkungan dan alat permainan juga hendaknya mudah diubah-ubah sesuai dengan aktivitas pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Jika memungkinkan di dalam ruang kelas dapat disediakan perlengkapan, seperti rak penyimpanan sarana belajar yang seukuran dengan tinggi anak, wadah-wadah tempat penyimpanan media dan alat permainan edukatif, meja putar atau berbentuk kotak di salah satu sudut ruangan. Serta dapat ditambahkan pula papan display, penjadualan, papan prestasi, papan ekspresi, dan beberapa hiasan ruangan baik yang digantung maupun yang ditempel di

dinding atau di jendela. Dinding ruangan sebaiknya dicat dengan warna-warna carah atau terang, demikian pula dengan pemilihan ubin lantai. Sedangkan pada bagian pintu, guru dapat menempelkan figura yang kreatif yang di dalamnya terdapat foto-foto wajah anak, kemudian menuliskan nama kelasnya. Warna yang digunakan pada pintu dapat berupa warna carah atau yang disesuaikan dengan warna dinding.

b. Sentra atau Area

Setiap ruang kelas sebaiknya dilengkapi dengan area-area atau sentra pengembangan, seperti area balok, area dramatisasi, area art craft, area pustaka, serta area manipulatif. Hal ini juga harus didasari oleh analisa kebutuhan dan ketepatsasarannya dalam proses pembelajaran di satuan PAUD nonformal.

Area Balok dan Manipulatif

Dalam area balok dapat disediakan berbagai macam jenis balok, dapat berupa balok-balok warna, balok dengan warna standard, balok dengan berbagai bentuk. Puzzle dengan 3–4 keping, lego, lotto, lassy, alat-alat permainan bongkar pasang lainnya, menara gelang, miniatur rumah, gedung-gedung bangunan serta berbagai miniatur kendaraan dapat disertakan pula di dalamnya. untuk persiapan ke tingkat pendidikan selanjutnya, anak-anak dapat distimulasi dengan kartu-kartu huruf bergambar, bentuk-bentuk angka 1–10, manik-manik, kancing, karet gelang, penjepit kertas, serta media lainnya yang dapat dimanipulasikan oleh anak.

Area Sosiodrama

Sementara di area dramatisasi, guru-guru maupun lembaga penyelenggara PAUD dapat menyiapkan berbagai sarana yang terkait. Hal ini dapat direalisasikan dengan pengadaan media-media seperti beragam jenis boneka, baik boneka binatang, boneka miniatur manusia, boneka tangan, atau boneka lainnya. Ditambahkan pula dengan alat-alat permainan dramatisasi, seperti miniatur alat-alat rumah tangga, miniatur kitchen set, miniatur peralatan dan perlengkapan berbagai profesi, pakaian-pakaian profesi, pakaian-pakaian beberapa daerah, serta ditambahkan dengan cermin seukuran anak atau lebih yang ditempelkan pada dinding.

Area Seni

Pada area art craft sarana yang perlu disiapkan antara lain, satu paket crayon untuk setiap anak, cat-cat air, wadah bermain cat air, plastisin atau play dough, kertas warna origami, kertas asturo, kertas cref, kertas folio, kertas gambar, lem, gunting, spidol berbagai warna dan ukuran, serta peralatan lainnya.

Area Perpustakaan

Usia 2–3 tahun adalah awal bagi seorang anak untuk mengenal dan bereksplorasi dengan buku, sehingga sangatlah tepat jika aktivitas keseharian anak di dalam kelas disertai dengan interaksi mereka dengan berbagai buku yang sesuai dengan karakteristik, kematangan, serta keberminatan mereka. Buku-buku tersebut ditata dengan rapi pada rak-rak buku yang didisain dengan menarik, seukuran atau lebih rendah dari tinggi anak. Perbendaharaan buku ini dapat berupa buku-buku bergambar seri pengetahuan alam, buku gambar profesi, buku gambar kendaraan, buku pengenalan warna, buku pengenalan bentuk, buku gambar tubuh dan panca indera, buku-buku cerita, dan buku-buku

Dalam dokumen 126 020 pendan materi guru kelas paud (Halaman 198-200)