• Tidak ada hasil yang ditemukan

EPISTAKSIS DI IGD

Dalam dokumen SOP TINDAKAN IGD.xlsx (Halaman 95-99)

Halaman : Pengertian a. Epistaksis anterior adalah perdarahan dari rongga hidung yang berasal dari

plexus Kiesselbach atau a.etmoidalis anterior

b. Epistaksis posterior adalah perdarahan dari ronnga hidung yang berasal dari arteri sphenopalatina dan atau arteri etmoidalis posterior

PROSEDUR TETAP

7. Untuk perdarahan anterior dilakukan ligasi a.etmoidalis anterior dengan Prosedur

pertimbangkan operasi ligasi arteri :

membuat sayatan dari bagian medial alis mata ke bawah kantus internus: setelah jaringan dipisahkan akan tampak a.etmoidalis anterior

8. Untuk perdarahan posterior dilakukan ligasi a. maksilaris interna dengan membuat sayatan di lipatan gingivobukal seperti pada operasi caldwell Luc; setelah memasuki sinus diangkat sehingga tampak a.maksilaris interna dan cabang-cabangnya di fosa pterigomaksilaris.

Unit Terkait

SMF Anak, SMF THT, OK, ICU/ICCU, RANAP Bila perdarahan menetap walaupun telah dilakukan tindakan diatas,

RSU

TANGGAL TERBIT

REVISI KE:

DITETAPKAN

PENANGANAN PASIEN DENGAN

DIREKTUR RS

EPISTAKSIS DI IGD

PROSEDUR TETAP

Tujuan

Prosedur

Terhadap penderita obstruksi jalan nafas stadium I dan II :

Dilakukan tindakan konservatif dengan oksigen, obat bronkodilator

aminophyllin dan bisolvon) & anti edema (papasee) dan pengawasan ketat

Terhadap penderita obstruksi jalan nafas stadium III dan IV : Memerlukan tindakan intubasi atau trakeotomi segera. terhadap gejala yang timbul.

Pengertian

1. Menyelamatkan jiwa.

2. mencegah dan membatasi cacat serta meringankan penderitaan pasien. Bila disebabkan oleh benda asing ( misalnya tersedak makanan) usahakan dikeluarkan segara dengan Heimlich manuver:

A. Penderita dalam posisi duduk/berdiri :

1. Penolong duduk/berdiri di belakang penderita * Lingkarkan kedua tangan mengelilingi penderita

* buat kepalan dengan satu tangan, tangan lain mencekap kepalan tersebut dengan ibu jari menghadap perut & diletakkan di epigastrium * Lakukan pendorongan dengan kuat dan cepat ke arah atas

* Tindakan ini dapat diulang beberapa kali

2. Bila tidak berhasil, coba kait benda asing tersebut dengan jari yang dimasukkan ke dalam larings

3. Bila sulit atau benda asing terletak dalam, penderita dibungkukkan dan dilakukan penepukan kuat di punggung diantara kedua scapula.

B. Penderita dalam posisi terlentang

1. Penolong berlutut di atas penderita dengan kedua lutut disamping kiri dan kanan tubuh penderita

satu telapak tangan diletakkan di epigastrium penderita, telapak tangan yang lain diatasnya

2. Lakukan penekanan dengan pangkal telapak tangan dengan kuat dan cepat ke arah atas

3. Tindakan ini dapat diulang beberapa kali

4. Bila penderita muntah, miringkan tubuhnya dan bersihkan mulutnya

Bila cara-cara diatas gagal atau bila tidak disebabkan oleh benda asing: siapkan segera bronkoskopi atau trakeotomi

RSU

TANGGAL TERBIT

REVISI KE:

DITETAPKAN

PENANGANAN PASIEN DENGAN

DIREKTUR RS

KEDARURATAN SISTEM PERNAPASAN

PROSEDUR TETAP

Pengertian

Indikasi

Prosedur

8. Trakea dibuka digaris tengah, sebaiknya dibawah cincin trakea III, lalu dibuat lubang atau flap yang sesuai dengan kanul yang akan dipasang. 9. Bila ada, benda asing dapat dicari dan dikeluarkan melalui stoma dengan bantuan spekulum hidung dan pinset. Bila ternyata benda asing itu terletak distal stoma dan tidak dapat diambil, dorong ke salah satu bronkus agar jalan napas dapat terbuka sebagian dan segera kirim ke tempat yang sternal dapat juga dilakukan anestesi umum tetapi sebelumnya trachea harus ditandai dengan pipa endotachea atau bronchoscop.

4. Insisi dibuat mulai dari bawah cartilago cricoid sampai fosa suprasternal, tepat digaris tengah;cara ini lebih aman daripada insisi horisontal meskipun

10. Pasca tindakan tidak perlu dijahit; bila perlu dapat dibuat jahitan longgar di

Unit terkait

SMF Bedah, SMF Anestesi, Ok, ICU/ICCU/HCU memintas jalan nafas bagian atas.

4. Penyakit inflamasi yang menyumbat jalan nafas, epiglotitis dan lesi vaskuler 5. Pasien dengan kerusakan paru yang kapasitas vitalnya berkurang

mempunyai fasilitas bronchoscopi

kedua ujung insisi. kosmetik lebih buruk.

5. Jaringan subkutis disisihkan,sedapat mungkin jangan memotong pembuluh darah, fascia otot dipotong digaris tengah.

6. Setelah cincin trakea tampak, ismus tiroid disisihkan (bila perlu dipisahkan) sampai cincin trakea I-V terbuka; perdarahan dirawat.

7. Dapat disuntikkan beberapa tetes kokain 5% melalui intercartilago I untuk mencegah iritasi pada pemasangan kanul.

RSU

TANGGAL TERBIT

REVISI KE:

DITETAPKAN

PENANGANAN PASIEN YANG MEMERLUKAN

DIREKTUR RS

TRAKEOSTOMI

Halaman : Merupakan tindakan dengan membuka dinding depan/anterior trakea untuk mempertahankan jalan nafas agar udara dapat masuk ke paru-paru dan

1. Terjadinya obstruksi jalan nafas

2. Sekret pada bronkus yang tidak dapat dikeluarkan secara fisiologis (pasien koma).

3. Apabila terdapat benda asing di subglotis

1. Premedikasi dengan atropin sulfat 1 mg IM

2. Penderita dalam posisi hiperekstensi pada leher, bila perlu tengkuk diganjal dengan bantal/ kantong pasir

3. Setelah a & antisepsis daerah tindakan, diberikan anestesi lokal (infiltrasi) dengan procain 1% mulai dari cartilago thyroid sampai daerah fosa supra

PROSEDUR TETAP

Pengertian

Tujuan

Prosedur

¥ Pemberian Aminofilin IV ; dewasa/ anak : dosis awal 5,6 mg/KgBB yang disuntikkan secara perlahan-lahan dalam 5-10 menit.

selanjutnya dosis penunjang : 0,9 mg/KgBB/Jam yang diberikan infus salbutamol, terbutalin, isoetarin, fenoterol) mempunyai sifat lebih efektif & masa kerja lebih lama serta efek samping yang lebih kecil dibandingkan

¥ Obat-obat bronkodilator secara aerosol bekerja lebih cepat & efek samping sistemik lebih kecil. Baik untuk digunakan pada anak/ dewasa dengan

Jika pemberian obat-obat bronkodilator tidak menunjukkan perbaikan, dilanjutkan dengan kortikosteroid:

200 mg hidrokortison atau dosis 3-4 mg/kgBB, IV dapat diulang tiap 2-4 jam parenteral sampai serangan akut terkontrol, diikuti 30-60 mg prednison atau dosis 1-2 mg/KgBB/Hari Oral, dosis terbagi lalu diturunkan perlahan-lahan yang lazim

2. Mencegah dan membatasi cacat serta meringankan penderitaan pasien.

dengan bentuk non selektif (adrenalin, efedrin dan isoprenalin)

sesak nafas yang berat. Mula-mula diberikan 2 sedotan dari suatu metered aerosol devise(Alupent ®) metered aerosol).Jika penilaian 10-15 menit tidak menunjukkan perbaikan dapat diulang tiap 2 jam.Jika pada penilain 10 - 15 menit berikutnyatidak menunjukkan perbaikan, berikan aminofilin IV ¥ Obat-obat bronkodilator simpatomimetik secara perenteral :

Pada dewasa : dicoba dengan 0,3 ml larutan epineferin 1:1000 secara SC Pada anak : diberikan dengan dosis 0,01 mg/KgBB secara SC (1mgr/ ml) dapat diulangi tiap 30 menit, 2-3 kali tergantung kebutuhan. Merupakan suatu serangan asma yang berat, berlangsung dalam beberapa jam sampai beberapa hari, yang tidak memberi perbaikan pada pengobatan .

1. Menyelamatkan jiwa.

1. Bronkodilator

¥ Dipakai obat-obat Bronkodialtor secara inhalasi atau per enteral Jika sebelumnya telah digunakan obat golongan simpatomimetik maka sebaiknya diberikan aminofilin per enteral sebab mekanisme kerja yang berlainan demikian sebaliknya, bila sebelumnya telah digunakan obat golongan teofilin per oral maka sebaiknya diberikan obat golongan simpatomimetiksecara aerosol/ parenteral. Obat bronkodilator golongan simpatomimetik bentuk selektif terhadap adrenoreseptor B2 (orsiprenalin,

2. Kortikosteroid

RSU

TANGGAL TERBIT

REVISI KE:

DITETAPKAN

PENANGANAN PASIEN DENGAN

DIREKTUR RS

Dalam dokumen SOP TINDAKAN IGD.xlsx (Halaman 95-99)

Dokumen terkait