patogen Kortikosteroid Monitol 0,5 - 1 gr/kgBB/6-8 jam b. Endema sitotoksik Manitol 0,5-1gr/KgBB/6-8 jam c. Endema interstitial Azetazolamid 25-50 mg/KgBB/hr 2). Hidrosefalus : VP shunting 3). Tumor,perdarahan,SOL
a. Konsul bedah saraf, operatif b. Atasi faktor penyebabnya.
5. Pemantauan efek samping pengobatan berupa gangguan elektrolit, gangguan keseimbangan cairan dan sirkulasi, hipertensi dan komplikasi penyakit yaitu tanda-tanda herniasi dan cushing syndrome.
ICU, SMF Saraf, SMF Anak, ICCU Unit Terkait
Prosedur
* Pemeriksaan CT scan kepala, EEG atas indikasi. 3. Pemeriksaan penunjang
* Darah perifer lengkap, gula darah, elektrolit darah, biakan darah. * Lumbal pungsi (jumlah sel, kadar protein, kadar gula, pewarnaan gram, biakan dan uji resistensi)
RSU TANGGAL TERBIT REVISI KE: DITETAPKAN
MENINGITIS BAKTERI
DIREKTUR RS Pengertian TujuanSebagai panduan penanganan menigitis bakteri Kebijakan
Prosedur
Penanganan segera dan tepat akan mencegah komplikasi dan menurunkan mortalitas
1. Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan tindakan medis kepada keluarga pasien.
2. Kenali gejala dan tanda meningitis bakteri.
- sering didahului infeksi saluran nafas atau saluran cerna dengan gejala panas, batuk, pilek, diare dan muntah serta nyeri kepala
- Penurunan kesadaran, kaku kuduk, tanda rangsang meningeal yang lain, kejang dan defisit neurologis fokal.
PROSEDUR TETAP
* uji pendengaran * uji penglihatan
Komplikasi penyakit subdural effusion subdural empyema, abses cerebri, hidrocefalus.
MENINGITIS BAKTERI
DIREKTUR RS
Halaman : * uji fungsi hati
* uji fungsi ginjal Cefotaxime Ampicillin
Chloramphenicol
2) Terapi Antibiotik sesuai kultur LCS
5. Pemantauan efek samping pengobatan * pemeriksaan darah tepi
RSU
TANGGAL TERBIT
REVISI KE:
DITETAPKAN 4. Pengobatan Supuratif
Atasi kejang, turunkan panas, cegah hipoxia otak, cegah dekubitus, keratitis Prosedur
ICU, SMF Saraf, SMF Anak unit Terkait
Prosedur
Lama pengobatan : 10-14 hari 3) Kortikosteroid : dexamethasone
4) Bedah : jika ditemukan emyema subdural, abses otak, hidrosefalus. aspirasi, turunkan tekanan inttrakranial yang meningkat
Jika ditemukan endema otak dapat diberikan manitol 0,5-1gr/KgBB setiap 8 jam dan kortikosteroid.
Pengobatan kausatif
PROSEDUR TETAP
Kebijakan
mortalitas.
1. Tentukan prosedur perawatan dan meminta ijin tertulis untuk melakukan tindakan medis kepada keluarga pasien
Penanganan segera dan tepat akan mencegah komplikasi dan menurunkan RSU TANGGAL TERBIT REVISI KE: DITETAPKAN
TETANUS
DIREKTUR RS Halaman :Suatu penyakit toksemia akut dan fatal yang disebabkan oleh Clostridium tetani dengan tanda utama kekauan otot (spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran
Sebagai panduan penanganan ketoasidoasis diabetik Pengertian
Tujuan
PROSEDUR
Derajat I (tetanus ringan)
* Trismus ringan sampai sedang * Kekakuan umum
* Kaku kuduk, opistotonus, perut papar. * Tidak dijumpai disfagia ringan
* Tidak dijumpai kejang
* Tidak dijumpai gangguan aspirasi
Derajat II (tetanus sedang) * trismus sedang
* kekakuan jelas
PROSEDUR TETAP # bronkopneumonia # atelektasis # empisema mediastinal # pneumothorax # sepsis # fraktur vertebra
3. Pemeriksaan laboratorium atas indikasi
Liquor cerrebrospinal dan biakan kuman anaerobik
4. Terapi dasar tetanus Antibiotik
* Penicillin prokain 50.000 IU/KgBB/Kali IM, tiap 12 jam atau * Ampicillin 150 mg/KgBB/hari IV dibagi 4 dosis atau
* tetrasiklin 25-50 mg/KgBB/Hari PO dibagi 4 dosis (max 2 gram) atau RSU TANGGAL TERBIT REVISI KE: DITETAPKAN
TETANUS
DIREKTUR RS Halaman : * hipertensi berat dan takikardi atau* hipertensi dan bradikardi
* hipertensi berat atau hipotensi berat
Penyakit pada tetanus # gangguan ventilasi paru # aspirasi pneumonia Derajat III (tetanus berat) * trismus berat
* otot spastis, keajng spontan * takipnea, takikardi
* Apneic spell * disfagia berat
* aktifitas sistem autonom meningkat
Derajat IV (tetanus stadium terminal) * derajat III ditambah dengan
* gangguan autonom berat PROSEDUR
* dijumpai kejang rangsang * tidak ada keajng spontan * takipnea
PROSEDUR TETAP
5. Terapi suportif
* bebaskan jalan nafas
* hindarkan aspirasi dengan menghisap lendir perlahan-lahan dan memindah-mindahkan posisi pasien
* perawatan dengan stimulasi minimal
* pemberian cairan dan nutrisi adekuat, bila trismus berat dapat dipasang sonde nasogastrik
* bantuan nafas pada tetanus berat atau tetanus neonatorum * pemantuan atau monitoring kejang dan tanda penyulit
6. Tetanus ringan dan sedang * terapi dasar tetanus
* perhatian khusus pada keadaan jalan nafas akibat kejang dan aspirasi * pemberian cairan parenteral bila perlu nutrisi secara parenteral.
Tetanus berat
* terapi dasar seperti diatas
* perawatan dilakukan di ICU, diperlukan intubasi dan pemakaian ventilator * balans cairan dimonitor secara adekuat
PROSEDUR * dalam keadaan berat : diazepam drip 20 mg/KgBB/hari dirawat di ICU * dosis pemerliharaan 8 mg/KgBB/hari PO dibagi 6-8 dosis
perawatan luka atau pot d'entrée
dilakukan setelah diberi antioksidan dan anti konvulsi tiap 6 jam, atau
* eritromisin 40-50 mg/KgBB/hari PO dibagi 4 dosis
(bila ada sepsis/pneumonia dapat ditambahkan sefalosporin)
Netralisasi toksin :
^ anti tetanus serum (ATS) 50.000 - 100.000 IU setengah dosis diberikan IM dan setengahnya IV dilakukan uji kulit terlebih dahulu.
^ apabila tersedia dapat diberikan human tetanus immunoglobulin (HTIG) 3000-6000 IU IM
Anti konvulsi
* diazepam0,1-0,3 mg/KgBB/Kali IV tiap 2-4 jam
RSU TANGGAL TERBIT REVISI KE: DITETAPKAN
TETANUS
DIREKTUR RS Halaman :* apabila spasme sangat hebat, berikan pankuronium bromida
0,02 mg/KgBB/Kali IV diikuti 0,05 mg/KgBB/kali diberikan tiap 2-3 jam * apabila terjadi aktifitas simpatis yang berlebihan, berikan beta bloker seperti propanolol dan labetalol
PROSEDUR TETAP Unit Terkait PROSEDUR
kematian atas namanya dan selanjutnya jenazah ditempatkan di kamar janazah. 8. Dalam hal pasien diapsang alat penunjang kehidupan (respirator) maka untuk penentuan kematiannya dikemudian hari harus menggunakan kriteria diagnosis Diagnosa kematian batang otak harus melalui prosedur yang ditetapkan
1. Setiap pasien yang dibawa ke IGD dianggap masih dalam keadaan hidup dan diperlakukan sebagaimana layaknya meninggal.
2. Pernyataan meninggal cukup dilakukan seorang dokter kecuali bila pasien dipersiapkan menjadi donor cadaver maka harus dibuat oleh minimal oleh 2 orang dokter yang tidak terlibat dalam proses transplantasi.
3. Sebelumnya dokter harus melakukan pemeriksaan teliti
4. Bila sudah terdapat henti jantung dan paru maka perlu resusitasi pasling sedikit 10 menit atau dipasang alat respirator kecuali dokter yakin bahwa tindakan medik tersebut tidak ada gunanya.
5. Jika sesudah resusitasi tidak menunjukkan tanda-tanda berhasil maka segala upaya dapat dihentikan dan kemudian pasien ditempatkan di ruang observasi selama 2 jam untuk kepentingan konfirmasi kecuali dokter yakin bahwa pasien telah benar-benar meninggal.
7. Setiap pasien yang telah dinyatakan meninggal oleh dokter dibuatkan surat Kebijakan PROSEDUR RSU TANGGAL TERBIT REVISI KE: DITETAPKAN