enurunan per&usi hanya pada jaringan dan organ non ital seperti kulit, lemak, otot rangka, dan tulang. +aringan ini relati& dapat
hidup lebih lama dengan per&usi rendah, tanpa adanya perubahan jaringan yang menetap 'irreersible*. 7esadaran tidak terganggu, produksi urin normal atau hanya sedikit menurun, asidosis
metabolik tidak ada atau ringan. b. Syok Sedang
er&usi ke organ ital selain jantung dan otak menurun 'hati, usus, ginjal*. @rgan-organ ini tidak dapat mentoleransi hipoper&usi lebih lama seperti pada lemak, kulit dan otot. ada keadaan ini terdapat oliguri 'urin kurang dari /,5 mg)kg)jam* dan asidosis metabolik. kan tetapi kesadaran relati& masih baik.
c. Syok 8erat
er&usi ke jantung dan otak tidak adekuat. :ekanisme kompensasi syok beraksi untuk menyediakan aliran darah ke dua organ ital. ada syok lanjut terjadi asokontriksi di semua pembuluh darah lain. 4erjadi oliguri dan asidosis berat, gangguan kesadaran dan tanda-tanda hipoksia jantung 'B7G abnormal, curah jantung menurun*.
IV. MA&AM S8OK
8erdasarkan sumber penyebabnya terdapat macam syok, yaitu a. Syok hipoolemik
Syok hipoolemik meruakan syok yang disebabkan oleh hilangnya cairan)plasma 'luka bakar, gagal ginjal, diare, muntah*, kehilangan darah'cedera parah, pasca operasi*.
b. Syok ana&ikaltik
Syok ana&ilaktik merupakan syok yang disebabkan oleh pajanan Matallergen sehingga memicu reaksi elergi yang akhirnya diikuti
olehasodilatasi pembuluh darah massi&. c. Syok neurogenik
:erupakan syok yang disebabkan kegagalan pusat asomotor yangditandai dengan hilangnya tonus pembuluh darah secara mendadak diseluruh tubuh sehingga terjadi penurunan tekanan darah secara massi&.
d. Syok sepsis
:erupakan sindroma klinik ketidakadekuatan per&usi jaringan akibatterjadinya sepsis.
e. Syok kardiogenik
:erupakan syok yang disebabkan kegagalan jantung yang ditandaidengan menurunnya kardiak out put sehingga mengakibatkanketidakadekuatan olume intraascular.
V. TATA7AKSANA
enanganan setiap jenis syok membutuhkan penghilangan penyebabutama syok tersebut. :isalnya pada syok ana&ilaktik
maka perlupembuangan antigen penyebab baik dengancara menghentikan pemberianagen, atau le!at obat-obatan untuk menghilangkan e&ek agen dengan caramemperbaiki tonus otot. Sedangkan pada syok sepsis maka perlu menghilangkan bakteripenyebab syok tersebut melalui pemberian obat-obatan antibiotic. Selain itu memerlukan pemulihan hemodinamik dengan cara pemberian cairanberdasarkan perubahan &isiologis yang terjadi.
Selain penatalaksanaan umum pada syok terdapat pulapenatalaksanaan khusus berupa pemberian agen-agen untuk
memperbaikihemodinamik pasien. a. enatalaksanaan umum
i. Segera baringkan panderita, dengan kaki diangkat lebihtinggi dari kepala untuk menaikan aliran balik ena. saha inibertujuan untuk memperbaiki curah jantung dan menaikan tekanan darah ii. enilaian 8# sebagai tahapan dari resusitasi jantung paru
• ir !ays 'penilaian jalan na&as*
+aga agar jalan na&as tetap terbuka, pastikan tidak adasumbatan. +ika pasien dalam kondisi tak sadar, posisikan kepaladan leher agar lidah tidak jatuh ke belakang menutupi jalan na&as dengan cara melakukan ekstensi kepala
• 8reathing 'penilaian status perna&asan*
:emberikan bantuan na&as jika ada tanda-tanda pasien tidakmampu berna&as spontan, baik mouth to mouth, mouth to nose,atau dengan menggunakan alat bagging.ada syok ana&ilaktik yang disertai udem laring maka diperlukanobat-obatan bronkodilator untuk mempertahankan jalan na&asterbuka. Sedangkan penderita yang mengalami obstruksi jalanna&as total maka diperlukan tindakan intubasi segera melaluiendotrakhe, krikotirotomi, atau trakeotomi.
• #irculation
+ika tidak teraba nadi pada arteri besar 'carotid, atau &emoralis*maka segera lakukan kompresi jantung luar.
iii. :enghilangkan atau mengasi penyebab syok b. enatalaksanaan khusus
i. asopressor
emberian obat-obatan ini adalah setelah koreksi cairan danentilasi. 8ila terjadi bradikardi, berikan terlebih dahulu isoproterenoluntuk meningkatkan @ miokard, sehingga dapat mencegahmeluasnya in&ark miokard.
Jang termasuk agen asopressor ini adalah noradrenalin,dopamine, dobutamin, dan pentolamin.
"oradrenalin diberikan sebanyak $6 mg atau $/ mg pentolamindalam 5// cc dekstrose 5A. Sedangkan pemberian dopamine dandobutamin juga sangat dianjurkan untuk meningkatkan per&usi ginjal.
Dopamine mampu meningkatkan per&usi ginjal melalui stimulasireseptor dopaminergik pada dosis /,5- mcg)kg88)menit. Sedangkanpada dosis 5-$/ mcg)kg88)menit akan menstimulasi reseptor betayang ber&ungsi untuk meningkatkan kekuatan otot jantung. kantetapi jika melebihi $/ mcg)kg88)menit maka ia akan menstimulasi reseptor al&a yang meningkatkan tahanan ascular sistemik sehinggamemperburuk kondisi pada gagal jantung.
Dobutamin memberikan e&ek yang baik terhadap peningkatancurah jantung tanpa mempengaruhi tekanan darah. Sedangkanakibat lain yang ditimbulkan adalah penurunan tahanan sistemik,tekanan ena dan denyut jantung.
ii. asodilator
@bat-obatan ini terutama untuk syok kardiogenik dimana jantung mengalami kelemahan. "itrogliserin digunakan dengantujuan untuk mengurangi preload sehingga menurunkan beban jantung. "a "itro&usid digunakan untuk preload dan a&terload dengandosis
/,5-3 mcg)kg88)menit. Selain itu terdapat juga captropil yangdigunakan sebagai penurun preload dan a&terload.
iii. Inotropik
@bat ini digunakan terutama pada pasien syok kardiogenikdengan tujuan untuk menurunkan aktiitas jantung yang berlebih,sehingga menurunkan kebutuhan oksigen miokard.
". Pr)sed#r Rec!al T)#c"e
ada skenario, dilakukan %4 karena dokter mencurigai adanya ruptur urethra posterior. ada skenario ditemukan juga adanya prostat KmelayangL atau disebut juga highriding prostate. 7ondisi tersebut terjadi ketika prostate dan terlepas dari uretra pars membranosa dan berada posisi yang lebih superior dari posisi normalnya. 7ondisi tersebut terjadi pada hematoma pelis pada trauma pelis, dimana darah yang tertampung pada caum retMius menekan esika urinaria keatas. +ika prostat sudah terlepas, aka pada saat %4 tidak akan teraba prostat sepenuhnya, !alaupun keberadaan prostat melayang bukan tanda yang benar-benar alid dari ruptur urethra atau hematoma pelis.
emeriksa dapat memilih posisi pasien sbb a. <e&t lateral prone position
<etak miring memudahkan pemeriksaan inspeksi dan palpasi anal kanal dan rektum. 4etapi posisi ini kurang sesuai untuk
pemeriksaan peritoneum b. <itothomy position
osisi litotomi biasanya dilakukan pada pemeriksaan rutin yang tidak memerlukan pemeriksaan anus secara detail. Dianjurkan dalam pemeriksaan prostate dan esika seminalis karena memudahkan akses pada caum peritoneal.
c. 7nee-chest position
d. Standing elbo!-knee position Pe$eriksaan
a. :intalah pasien mengosongkan kandung kemih.
b. ersilahkan pasien untuk berbaring dengan salah satu posisi diatas. c. :inta pasien untuk menurunkan pakaian dalam 'celana*, hingga
regio analis terlihat jelas. d. :encuci tangan.
e. :enggunakan sarung tangan
&. :enggunakan pelumas secukupnya pada tangan kanan. g. Inspeksi regio analis, perhatikan apakah ada kelainan
h. enderita diminta mengedan, letakkan ujung jari telunjuk kanan pada anal ori&icium dan tekanlah dengan lembut sampai s&ingter
relaksasi. 7emudian &leksikan ujung jari dan masukkan jari perlahan-lahan sampai sebagian besar jari berada di dalam canalis
analis.
i. alpasi daerah canalis analis, nilailah adakah kelainan j. gunakan prostat di sebelah entral sebagai titik acuan.
k. :enilai tonus s&ingter ani.
l. :enilai struktur dalam rektum yang lebih dalam. m. :enilai ampula rekti kolaps atau tidak
n. emeriksaan khusus
i. rostat "ilailah ketiga lobus prostate, &isura mediana, permukaan prostate 'halus atau bernodul*, konsistensi 'elastis, keras, lembut, &luktuan*, bentuk 'bulat, datar*, ukuran 'normal, hyperplasia, atropi*, sensitiitas dan mobilitas.
ii. esikula seminalis "ormalnya tidak teraba, apabila terdapat kelainan akan teraba pada superior prostate di sekitar garis tengah. "ilailah distensi, sensitiitas, ukuran, konsistensi, indurasi dan nodul.
o. Setelah selesai, keluarkan jari telunjuk dari rectum, perhatikan apakah pada sarung tangan terdapat bekas &eses, darah, dan lendir. p. #uci tangan yang masih memakai sarung tangan dengan air
mengalir
P. 8uka sarung tangan dan tempatkan pada !adah yang disediakan r. 8ersihkan pasien dengan larutan antiseptik di sekitar regio analis. s. 8eritahukan pasien bah!a pemeriksaan sudah selesai dan
persilahkan pasien untuk duduk di tempat yang sudah disediakan. t. Dokumentasi hasil pemeriksaan
BAB III PENUTUP
A. Kesi$'#lan
ada skenario II blok traumatologi ini, pasien mengalami trauma pelis dan urogenital akibat terbentur setang motor pada pinggang kanan, lalu jatuh ke tanah dengan panggul membentur batu besar sehingga pasien mengalami ruptur urethra posterior yang disebabkan oleh &raktur pelis. 4idak boleh dilakukan kateterisasi karena merupakan salah satu kontraindikasi pada kasus ruptur urethra. "amun untuk menegakkan diagnosis, diperlukan pemeriksaan radiologis lebih lanjut.
B. Saran
ntuk mahasis!a sebaiknya lebih memperdalam bahan re&erensi agar diskusi dapat berjalan dengan lebih lancar. %e&erensi yang digunakan sebaiknya lebih dari satu supaya dapat diperoleh pemikiran yang integrati&.