• Tidak ada hasil yang ditemukan

K7ASI4IKASI

Dalam dokumen Laporan Tutorial Traumatologi Ske 2 (Halaman 34-38)

:elalui gambaran uretrogram, #olapinto dan :c#ollum '$1F6* membagi derajat cedera uretra dalam 3 jenis 

$. retra posterior masih utuh dan hanya mengalami stretching 'perengangan*. ;oto uretrogram tidak menunjukkan adanya ekstraasasi, dan uretra hanya tampak memanjang

. retra posterior terputus pada perbatasan prostate-membranasea, sedangkan dia&ragma urogenitalia masih utuh. ;oto uretrogram menunjukkan ekstraasai kontras yang masih terbatas di atas dia&ragma

3. retra posterior, dia&ragma urogenitalis, dan uretra pars bulbosa sebelah proksimal ikut rusak. ;oto uretrogram menunjukkan ekstasasi kontras meluas hingga di ba!ah dia&ragma sampai ke  perineum.

V. >AMBARAN K7INIS

ada ruptur uretra posterior terdapat tanda patah tulang  pelis. ada daerah suprapubik dan abdomen bagian ba!ah, dijumpai jejas hematom, dan nyeri tekan. 8ila disertai ruptur kandung kemih, bisa dijumpai tanda rangsangan peritoneum. asien biasanya mengeluh tidak bisa kencing dan sakit pada daerah perut bagian ba!ah.

7emungkinan terjadinya cedera uretra posterior harus segera dicurigai pada pasien yang telah didiagnosis &raktur pelis. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, beberapa jenis &raktur pelis lebih sering berhubungan dengan cedera uretra  posterior dan terlihat pada FA sampai 13A kasus. kan tetapi,  banyaknya darah pada meatus uretra tidak berhubungan dengan  beratnya cedera. 4eraba buli-buli yang cembung 'distended*, urin tidak bisa keluar dari kandung kemih atau memar pada perineum atau ekimosis perineal merupakan tanda tambahan yang merujuk   pada gangguan uretra. 4rias diagnostik dari gangguan uretra  prostatomembranosa adalah &raktur pelis, darah pada meatus dan

urin tidak bisa keluar dari kandung kemih.

7eluarnya darah dari ostium uretra eksterna merupakan tanda yang paling penting dari kerusakan uretra. ada kerusakan uretra tidak diperbolehkan melakukan pemasangan kateter, karena dapat menyebabkan in&eksi pada periprostatik dan periesical dan

konersi dari incomplete laserasi menjadi complete laserasi. #edera uretra karena pemasangan kateter dapat menyebabkan obstuksi karena edema dan bekuan darah. bses periuretral atau sepsis dapat mengakibatkan demam. Bkstraasasi urin dengan atau tanpa darah dapat meluas jauh tergantung &ascia yang rusak. ada ekstraasasi ini mudah timbul in&iltrat urin yang mengakibatkan selulitis dan septisemia, bila terjadi in&eksi. danya darah pada ostium uretra eksterna mengindikasikan  pentingnya uretrogra&i untuk menegakkan diagnosis.

ada pemeriksaan rektum bisa didapatkan hematoma pada  pelis dengan pengeseran prostat ke superior. 8agaimanapun  pemeriksaan rektum dapat diinprestasikan salah, karena hematoma pelis bisa mirip denagan prostat pada palpasi. ergeseran prostat ke superior tidak ditemukan jika ligament  puboprostikum tetap utuh. Disrupsi parsial dari uretra

membranasea tidak disertai oleh pergeseran prostat.

rostat dan buli-buli terpisah dengan uretra pars membranasea dan terdorong ke atas oleh penyebaran dari hematoma pada pelis.  +igh riding prostat  merupakan tanda klasik yang biasa ditemukan pada ruptur uretra posterior. 2ematoma pada pelis, ditambah dengan &raktur pelis kadang-kadang menghalangi palpasi yang adekuat pada prostat yang ukurannya kecil. Sebaliknya terkadang apa yang dipikirkan sebagai prostat yang normal mungkin adalah hematoma pada  pelis. emeriksaan rektal lebih penting untuk mengetahui ada tidaknya jejas pada rektal yang dapat dihubungkan dengan &raktur   pelis. Darah yang ditemukan pada jari pemeriksa menunjukkan

adanya suatu jejas pada lokasi yang diperiksa.

VI. PENATA7AKSANAAN

Bmergency

Syok dan pendarahan harus diatasi, serta pemberian

antibiotik dan obat-obat analgesik. asien dengan kontusio atau laserasi dan masih dapat kencing, tidak perlu menggunakan alat-alat atau manipulasi tapi jika tidak bisa kencing dan tidak ada ekstraasasi pada uretrosistogram, pemasangan kateter harus dilakukan dengan lubrikan yang adekuat.

8ila ruptur uretra posterior tidak disertai cedera intraabdomen dan organ lain, cukup dilakukan sistotomi. %eparasi uretra dilakukan -3 hari kemudian dengan melakukan anastomosis ujung ke ujung, dan pemasangan kateter silicon selama 3 minggu.

embedahan

Bkstraasasi pada uretrosistogram mengindikasikan pembedahan. 7ateter uretra harus dihindari.

$.  ,""ediate "anage"ent 

enanganan a!al terdiri dari sistostomi suprapubik untuk  drainase urin. Insisi midline pada abdomen bagian ba!ah dibuat untuk menghindari pendarahan yang banyak pada pelis. 8uli- buli dan prostat biasanya eleasi kearah superior oleh pendarahan

yang luas pada periprostatik dan periesikal. 8uli-buli sering distensi oleh akumulasi olume urin yang banyak selama periode resusitasi dan persiapan operasi. rin sering bersih dan bebas dari darah, tetapi mungkin terdapat  gross  hematuria. 8uli-buli harus dibuka pada garis midline dan diinspeksi untuk laserasi dan jika ada, laserasi harus ditutup dengan benang yang dapat diabsorpsi dan pemasangan tube sistotomi untuk drainase urin. Sistotomi suprapubik dipertahankan selama 3 bulan. emasangan ini membolehkan resolusi dari hematoma pada pelis, dan prostat N  buli-buli akan kembali secara perlahan ke posisi anatominya.

8ila disertai cedera organ lain sehingga tidak mungkin dilakukan reparasi - 3 hari kemudian, sebaiknya dipasang kateter  secara langsir 'railroading*.

.  -elayed urethral reconstruction

%ekonstruksi uretra setelah disposisi prostat dapat dikerjakan dalam 3 bulan, diduga pada saat ini tidak ada abses  pelis atau bukti lain dari in&eksi pelis. Sebelum rekonstuksi,

dilakukan kombinasi sistogram dan uretrogram untuk menentukan  panjang sebenarnya dari striktur uretra. anjang striktur biasanya

$- cm dan lokasinya dibelakang dari tulang pubis. :etode yang dipilih adalah K singlestage reconstructionL pada ruptur uretra dengan eksisi langsung pada daerah striktur dan anastomosis uretra pars bulbosa ke apeks prostat lalu dipasang kateter uretra ukuran $6 ; melalui sistotomi suprapubik. 7ira-kira $ bulan setelah rekonstuksi, kateter uretra dapat dilepas. Sebelumnya dilakukan sistogram, jika sistogram memperlihatkan uretra utuh dan tidak ada ekstraasasi, kateter suprapubik dapat dilepas. +ika masih ada ekstraasasi atau striktur, kateter suprapubik harus dipertahankan. retrogram dilakukan kembali dalam  bulan untuk melihat perkembangan striktur.

3.  ,""ediate urethral realign"ent 

8eberapa ahli bedah lebih suka untuk langsung memperbaiki uretra. erdarahan dan hematoma sekitar ruptur  merupakan masalah teknis. 4imbulnya striktur, impotensi, dan inkotinensia lebih tinggi dari i""ediate cystoto"y  dan delayed  reconstruction. Halaupun demikian beberapa penulis melaporkan keberhasilan dengan i""ediate urethral realign"ent .

Dalam dokumen Laporan Tutorial Traumatologi Ske 2 (Halaman 34-38)

Dokumen terkait