:elalui gambaran uretrogram, #olapinto dan :c#ollum '$1F6* membagi derajat cedera uretra dalam 3 jenis
$. retra posterior masih utuh dan hanya mengalami stretching 'perengangan*. ;oto uretrogram tidak menunjukkan adanya ekstraasasi, dan uretra hanya tampak memanjang
. retra posterior terputus pada perbatasan prostate-membranasea, sedangkan dia&ragma urogenitalia masih utuh. ;oto uretrogram menunjukkan ekstraasai kontras yang masih terbatas di atas dia&ragma
3. retra posterior, dia&ragma urogenitalis, dan uretra pars bulbosa sebelah proksimal ikut rusak. ;oto uretrogram menunjukkan ekstasasi kontras meluas hingga di ba!ah dia&ragma sampai ke perineum.
V. >AMBARAN K7INIS
ada ruptur uretra posterior terdapat tanda patah tulang pelis. ada daerah suprapubik dan abdomen bagian ba!ah, dijumpai jejas hematom, dan nyeri tekan. 8ila disertai ruptur kandung kemih, bisa dijumpai tanda rangsangan peritoneum. asien biasanya mengeluh tidak bisa kencing dan sakit pada daerah perut bagian ba!ah.
7emungkinan terjadinya cedera uretra posterior harus segera dicurigai pada pasien yang telah didiagnosis &raktur pelis. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, beberapa jenis &raktur pelis lebih sering berhubungan dengan cedera uretra posterior dan terlihat pada FA sampai 13A kasus. kan tetapi, banyaknya darah pada meatus uretra tidak berhubungan dengan beratnya cedera. 4eraba buli-buli yang cembung 'distended*, urin tidak bisa keluar dari kandung kemih atau memar pada perineum atau ekimosis perineal merupakan tanda tambahan yang merujuk pada gangguan uretra. 4rias diagnostik dari gangguan uretra prostatomembranosa adalah &raktur pelis, darah pada meatus dan
urin tidak bisa keluar dari kandung kemih.
7eluarnya darah dari ostium uretra eksterna merupakan tanda yang paling penting dari kerusakan uretra. ada kerusakan uretra tidak diperbolehkan melakukan pemasangan kateter, karena dapat menyebabkan in&eksi pada periprostatik dan periesical dan
konersi dari incomplete laserasi menjadi complete laserasi. #edera uretra karena pemasangan kateter dapat menyebabkan obstuksi karena edema dan bekuan darah. bses periuretral atau sepsis dapat mengakibatkan demam. Bkstraasasi urin dengan atau tanpa darah dapat meluas jauh tergantung &ascia yang rusak. ada ekstraasasi ini mudah timbul in&iltrat urin yang mengakibatkan selulitis dan septisemia, bila terjadi in&eksi. danya darah pada ostium uretra eksterna mengindikasikan pentingnya uretrogra&i untuk menegakkan diagnosis.
ada pemeriksaan rektum bisa didapatkan hematoma pada pelis dengan pengeseran prostat ke superior. 8agaimanapun pemeriksaan rektum dapat diinprestasikan salah, karena hematoma pelis bisa mirip denagan prostat pada palpasi. ergeseran prostat ke superior tidak ditemukan jika ligament puboprostikum tetap utuh. Disrupsi parsial dari uretra
membranasea tidak disertai oleh pergeseran prostat.
rostat dan buli-buli terpisah dengan uretra pars membranasea dan terdorong ke atas oleh penyebaran dari hematoma pada pelis. +igh riding prostat merupakan tanda klasik yang biasa ditemukan pada ruptur uretra posterior. 2ematoma pada pelis, ditambah dengan &raktur pelis kadang-kadang menghalangi palpasi yang adekuat pada prostat yang ukurannya kecil. Sebaliknya terkadang apa yang dipikirkan sebagai prostat yang normal mungkin adalah hematoma pada pelis. emeriksaan rektal lebih penting untuk mengetahui ada tidaknya jejas pada rektal yang dapat dihubungkan dengan &raktur pelis. Darah yang ditemukan pada jari pemeriksa menunjukkan
adanya suatu jejas pada lokasi yang diperiksa.
VI. PENATA7AKSANAAN
Bmergency
Syok dan pendarahan harus diatasi, serta pemberian
antibiotik dan obat-obat analgesik. asien dengan kontusio atau laserasi dan masih dapat kencing, tidak perlu menggunakan alat-alat atau manipulasi tapi jika tidak bisa kencing dan tidak ada ekstraasasi pada uretrosistogram, pemasangan kateter harus dilakukan dengan lubrikan yang adekuat.
8ila ruptur uretra posterior tidak disertai cedera intraabdomen dan organ lain, cukup dilakukan sistotomi. %eparasi uretra dilakukan -3 hari kemudian dengan melakukan anastomosis ujung ke ujung, dan pemasangan kateter silicon selama 3 minggu.
embedahan
Bkstraasasi pada uretrosistogram mengindikasikan pembedahan. 7ateter uretra harus dihindari.
$. ,""ediate "anage"ent
enanganan a!al terdiri dari sistostomi suprapubik untuk drainase urin. Insisi midline pada abdomen bagian ba!ah dibuat untuk menghindari pendarahan yang banyak pada pelis. 8uli- buli dan prostat biasanya eleasi kearah superior oleh pendarahan
yang luas pada periprostatik dan periesikal. 8uli-buli sering distensi oleh akumulasi olume urin yang banyak selama periode resusitasi dan persiapan operasi. rin sering bersih dan bebas dari darah, tetapi mungkin terdapat gross hematuria. 8uli-buli harus dibuka pada garis midline dan diinspeksi untuk laserasi dan jika ada, laserasi harus ditutup dengan benang yang dapat diabsorpsi dan pemasangan tube sistotomi untuk drainase urin. Sistotomi suprapubik dipertahankan selama 3 bulan. emasangan ini membolehkan resolusi dari hematoma pada pelis, dan prostat N buli-buli akan kembali secara perlahan ke posisi anatominya.
8ila disertai cedera organ lain sehingga tidak mungkin dilakukan reparasi - 3 hari kemudian, sebaiknya dipasang kateter secara langsir 'railroading*.
. -elayed urethral reconstruction
%ekonstruksi uretra setelah disposisi prostat dapat dikerjakan dalam 3 bulan, diduga pada saat ini tidak ada abses pelis atau bukti lain dari in&eksi pelis. Sebelum rekonstuksi,
dilakukan kombinasi sistogram dan uretrogram untuk menentukan panjang sebenarnya dari striktur uretra. anjang striktur biasanya
$- cm dan lokasinya dibelakang dari tulang pubis. :etode yang dipilih adalah K singlestage reconstructionL pada ruptur uretra dengan eksisi langsung pada daerah striktur dan anastomosis uretra pars bulbosa ke apeks prostat lalu dipasang kateter uretra ukuran $6 ; melalui sistotomi suprapubik. 7ira-kira $ bulan setelah rekonstuksi, kateter uretra dapat dilepas. Sebelumnya dilakukan sistogram, jika sistogram memperlihatkan uretra utuh dan tidak ada ekstraasasi, kateter suprapubik dapat dilepas. +ika masih ada ekstraasasi atau striktur, kateter suprapubik harus dipertahankan. retrogram dilakukan kembali dalam bulan untuk melihat perkembangan striktur.
3. ,""ediate urethral realign"ent
8eberapa ahli bedah lebih suka untuk langsung memperbaiki uretra. erdarahan dan hematoma sekitar ruptur merupakan masalah teknis. 4imbulnya striktur, impotensi, dan inkotinensia lebih tinggi dari i""ediate cystoto"y dan delayed reconstruction. Halaupun demikian beberapa penulis melaporkan keberhasilan dengan i""ediate urethral realign"ent .