• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMP7IKASI

Dalam dokumen Laporan Tutorial Traumatologi Ske 2 (Halaman 38-47)

Striktur, impotensi, dan inkotinensia urin merupakan komplikasi rupture prostatomembranosa paling berat yang disebabkan trauma pada sistem urinaria. Striktur yang mengikuti  perbaikan primer dan anastomosis terjadi sekitar 5/A dari kasus.

+ika dilakukan sistotomi suprapubik, dengan pendekatan K delayed  repair L maka insidens striktur dapat dikurangi sampai sekitar 5A. Insidens impotensi setelah K pri"ary repair L, sekitar 3/-/A 'rata-rata sekitar 5/A*. 2al ini dapat dikurangi hingga 3/-35A dengan drainase suprapubik pada rekontruksi uretra tertunda. +umlah pasien yang mengalami inkotinensia urin > A biasanya  bersamaan dengan &raktur tulang sakrum yang berat dan cedera

nerus S-.

VIII. PRO>NOSIS

+ika komplikasinya dapat dihindari, prognosisnya sangat  baik. In&eksi saluran kemih akan teratasi dengan penatalaksaan

yang sesuai.

%4% %B4% "4B%I@%  I. ETIO7O>I

retra anterior adalah bagian distal dari dia&ragma urogenitalia. traddle injury dapat menyebabkan laserasi atau contusion dari uretra. Instrumentasi atau iatrogenik dapat menyebabkan disrupsi parsial.

#edera uretra anterior secara khas disebabkan oleh cedera langsung pada pelis dan uretra. Secara klasik, cedera uretra anterior disebabkan oleh  straddle injury atau tendangan atau  pukulan pada daerah perineum, dimana uretra pars bulbosa terjepit diantara tulang pubis dan benda tumpul. #edera tembus uretra 'luka tembak atau luka tusuk* dapat juga menyebabkan cedera uretra anterior. enyebab lain dari cedera uretra anterior  adalah trauma penis yang berat, trauma iatrogenic dari kateterisasi, atau masuk benda asing.

II. MEKANISME TRAUMA

4rauma tumpul atau tembus dapat menyebabkan cedera uretra anterior. 4rauma tumpul adalah diagnosis yang sering dan cedera pada segmen uretra pars bulbosa paling sering '5A*, karena &iksasi uretra pars bulbosa diba!ah dari tulang pubis, tidak  seperti uretra pars pendulosa yang mobile. 4rauma tumpul pada uretra pars bulbosa biasanya disebabkan oleh straddle injury atau trauma pada daerah perineum. retra pars bulbosa terjepit diantara ramus in&erior pubis dan benda tumpul, menyebabkan memar atau laserasi pada uretra.

4idak s eperti c edera pada uretra pars  prostatomembranous, 4rauma tumpul uretra anterior jarang  berhubungan dengan trauma organ lainnya. 7enyataannya,  straddle injury menimbulkan cedera cukup ringan, membuat  pasien tidak mencari penanganan pada saat kejadian. asien  biasanya datang dengan striktur uretra setelah kejadian yang

interalnya bulan atau tahun.

#edera uretra anterior dapat juga berhubungan dengan trauma penis '$/A sampai /A dari kasus*. :ekanisme cedera adalah trauma langsung atau cedera pada saat berhubungan intim, dimana penis yang sementara ereksi menghantam ramus pubis !anita, menyebabkan robeknya tunika albuginea.

III. K7ASI4IKASI

7lasi&ikasi rupture uretra anterior dideskripsikan oleh :cninch dan rmenakas berdasarkan atas gambaran radiologi

7ontusio  Gambaran klinis memberi kesan cedera uretra, tetapi uretrogra&i retrograde normal

 ,nco"plete disruption  retrogra&i menunjukkan ekstraasasi, tetapi masih ada kontinuitas uretra sebagian. 7ontras terlihat mengisi uretra proksimal atau esika urinaria.

Co"plete disruption  retrogra&i menunjukkan ekstraasasi dengan tidak ada kontras mengisi uretra proksimal atau esika urinaria. 7ontinuitas uretra seluruhnya terganggu.

IV. >AMBARAN K7INIS

ada rupture uretra anterior terdapat memar atau hematom  pada penis dan skrotum. 8eberapa tetes darah segar di meatus uretra merupakan tanda klasik cedera uretra. 8ila terjadi rupture uretra total, penderita mengeluh tidak bisa buang air kecil sejak  terjadi trauma dan nyeri perut bagian ba!ah dan daerah suprapubik. ada perabaan mungkin ditemukan kandung kemih yang penuh.

#edera uretra karena kateterisasi dapat menyebabkan obstuksi karena udem atau bekuan darah. bses periuretral atau sepsis mengakibatkan demam. Bkstraasasi urin dengan atau tanpa darah dapat meluas jauh, tergantung &ascia yang turut rusak. ada ekstraasasi ini mudah timbul in&iltrate yang disebut in&iltrate urin yang mengakibatkan selulitis dan septisemia, bila terjadi in&eksi.

7ecurigaan ruptur uretra anterior timbul bila ada ri!ayat cedera kangkang atau instrumentasi dan darah yang menetes dari uretra.

+ika terjadi rupture uretra beserta korpus spongiosum, darah dan urin keluar dari uretra tetapi masih terbatas pada &asia 8uck, dan secara klinis terlihat hematoma yang terbatas pada  penis. "amun jika &asia 8uck ikut robek, ekstraasai urin dan darah hanya dibatasi oleh &asia #olles sehingga darah dapat menjalar hingga skrotum atau dinding abdomen. @leh karena itu robekan ini memberikan gambaran seperti kupu-kupu sehingga disebut butterfly he"ato"a atau hematoma kupu-kupu.

V. PENATA7AKSANAAN

enanganan !al

7ehilangan darah yang banyak biasanya tidak ditemukan  pada  straddle injury. +ika terdapat pendarahan yang berat

dilakukan bebat tekan dan resusitasi. rmenakas dan :cninch '$116* merencanakan skema klasi&ikasi praktis yang sederhana yang membagi cedera uretra anterior berdasarkan penemuan radiogra&i menjadi kontusio, ruptur inkomplit, dan ruptur komplit. 7ontusio dan cedera inkomplit dapat ditatalaksana hanya dengan diersi kateter uretra. 4indakan a!al sistotomi suprapubik adalah  pilihan penanganan pada cedera  staddle mayor yang melibatkan

uretra.

ilihan utama berupa  surgical repair direkomendasikan  pada luka tembak dengan kecepatan rendah, kuran kateter 

disesuaikan dengan berat dari striktur uretra. Debridement dari korpus spongiosum setelah trauma seharusnya dibatasi karena aliran darah korpus dapat terganggu sehingga menghambat  penyembuhan spontan dari area yang mengalami kontusi. Diersi urin dengan suprapubik direkomendasikan setelah luka tembak  uretra dengan kecepatan tinggi, diikuti dengan rekonstruksi lambat.

enanganan Spesi&ik 

7ontusio retra

asien dengan kontusio uretra tidak ditemukan bukti adanya ekstraasasi dan uretra tetap utuh. Setelah uretrogra&i, pasien dibolehkan untuk buang air kecil dan jika buang air kecil normal, tanpa nyeri dan pendarahan, tidak dibutuhkan penanganan tambahan. +ika pendarahan menetap, drainase uretra dapat dilakukan.

<aserasi retra

Instrumentasi uretra setelah uretrogra&i harus dihindari. Insisi midline pada suprapubik dapat membuka kubah dari buli-buli supaya pipa sistotomi suprapubik dapat disisipkan dan dibolehkan pengalihan urin sampai laserasi uretra sembuh. +ika  pada uretrogram terlihat sedikit ekstraasasi, berkemih dapat

dilakukan F hari setelah drainase kateter suprapubik untuk  menyelidiki ekstraasasi. ada kerusakan yang lebih parah, drainase kateter suprapubik harus menunggu  sampai 3 minggu sebelum mencoba berkemih. enyembuhan pada tempat yang rusak dapat menyebabkan striktur. 7ebanyakan striktur tidak   berat dan tidak memerlukan rekonstuksi bedah. 7ateter  suprapubik dapat dilepas jika tidak ada ekstraasasi. 4indakan lanjut dengan melihat laju aliran urin akan memperlihatkan apakah terdapat obstuksi uretra oleh striktur.

<aserasi retra dengan Bkstraasasi rin yang <uas

Setelah laserasi yang luas, ekstraasasi urin dapat menyebar  ke perineum, skrotum, dan abdomen bagian ba!ah. Drainase  pada area tersebut diindikasikan. Sistotomi suprapubik untuk   pengalihan urin diperlukan. In&eksi dan abses biasa terjadi dan

memerlukan terapi antibiotik.

%ekonstruksi segera

erbaikan segera laserasi uretra dapat dilakukan, tetapi  prosedurnya sulit dan tingginya resiko timbulnya striktur.

%ekonstruksi lambat

Sebelum semua rencana dilakukan, retrograde uretrogram dan sistouretrogram harus dilakukan untuk mengetahui tempat dan panjang dari uretra yang mengalami cedera. emeriksaan ultrasound uretra dapat membantu menggambarkan panjang dan derajat keparahan dari striktur. Injeksi retrograde saline kombinasi dengan antegrade bladder filling akan mengisi uretra bagian  proksimal dan distal, dan sonogram $/-:2M akan mengambarkan

dengan jelas bagian yang tidak bisa terdistensi untuk di eksisi. +aringan &ibrosa padat yang terbentuk karena trauma sering menjadi significant shado#.

retroplasty anastomosis adalah prosedur pilihan pada ruptur total uretra pars bulbosa setelah  straddle injury. Skar  tipikal berukuran $,5 sampai  cm dan harus dieksisi komplit.

retra proksimal dan distal dapat dimobilisasi untuk anastomosis endtoend . 4ingkat keberhasilan dari prosedur ini lebih dari 15A dari kasus

Insisi endoskopik melalui jaringan skar dari uretra yang ruptur tidak disarankan dan sering kali gagal. enyempitan parsial uretra dapat diterapi a!al dengan insisi endoskopi dengan tingkat keberhasilan tinggi. Saat ini uretrotomi dan dilatasi berulang telah terbukti tidak e&ekti& baik secara klinis maupun biaya. <ebih lanjut, pasien dengan prosedur endoskopik berulang juga sering diharuskan untuk dilakukan tindakan rekonstruksi kompleks seperti gra&t. pen repair  seharusnya ditunda paling tidak   beberapa minggu setelah instrumentasi untuk membiarkan uretra

stabil.

VI. KOMP7IKASI

7omplikasi dini setelah rekontruksi uretra adalah in&eksi, hematoma, abses periuretral, &istel uretrokutan, dan epididimitis. 7omplikasi lanjut yang paling sering terjadi adalah striktur uretra. VII. PRO>NOSIS

Striktur uretra adalah komplikasi utama tetapi pada  banyak kasus tidak memerlukan rekonstruksi bedah. +ika, striktur 

ditetapkan, laju aliran urin kurang baik dan in&eksi urinaria dan terdapat &istel uretra, rekonstruksi dibutuhkan.

/. R#'!#r Vesica Urinaria I. PEN>ERTIAN

4rauma buli-bulu atau trauma esika urinaria merupakan keadaan darurat bedah yang memerlukan penatalaksanaan segera,  bila tidak ditanggulangi dengan segera dapat menimbulkan komplikasi seperti perdarahan hebat, peritonitis dan sepsis. Secara anatomic buli-buli terletak di dalam rongga pelis terlindung oleh tulang pelis sehingga jarang mengalami cedera.

#edera kandung kemih disebabkan oleh trauma tumpul

atau penetrasi. 7emungkinan cedera kandung kemih berariasi menurut isi kandung kemih sehingga bila kandung kemih penuh akan lebih mungkin untuk menjadi luka daripada saat kosong .

II. ETIO7O>I

%uptur kandung kemih terutama terjadi sehingga akibat trauma tumpul pada panggul, tetapi bisa juga karena trauma tembus seperti luka tembak dan luka tusuk oleh senjata tajam, dan cedera dari luar, cedera iatrogenik dan patah tulang panggul. ecahan-pecahan tulang panggul yang berasal dari &raktur dapat menusuk kandung kemih tetapi rupture kandung kemih yang khas ialah akibat trauma tumpul pada panggul atas kandung terisi  penuh. 4enaga mendadak atas massa urinaria yang terbendung di dalam kandung kemih yang menyebabkan rupture. enyebab iatrogenic termasuk pascainterensi bedah dari ginekologi, urolodi, dan operasi ortopedi di dekat kandung kemih. enyebab lain melibatkan trauma obstetric pada saat melahirkan.

III. PATO4ISIO7O>I

4rauma esikaurinaria terbanyak karena kecelakaan lalu lintas)kecelakaan kerja yang menyebabkan &ragmen patah tulang  pelis mencederai buli-buli. 4rauma esika urinaria tumpul dapat menyebabkan rupture buli-buli terutama bila kandung kemih  penuh atau terdapat kelainan patelegik sepetrti tuberculosis, tumor 

atau obstruksi sehingga menyebabkan rupture. 4rauma esika urinaria tajam akibat luka trusuk atau luka tembak lebih jarang ditemukan. <uka dapat melalui daerah suprapubik ataupun transperineal dan penyebablain adalah instrumentasi urologic.;raktur tulang panggul dapat menimbulkan kontusio atau rupture kandung kemih, pada kontusio buli-buli hanya terjadi memar pada dinding buli-buli dengan hematuria tanpa eksraasasi urin. %uptur kandung kemih dapat bersi&at intraperitoneal atau

ekstraperitoneal. %upture kandung kemih ekstraperitoneal  biasanya akibat tertusuk &ragmen &raktur tulang pelis pada dinding depan kandung kemih yang penuh. ada kejadian ini terjadi ekstraasasi urin dari rongga periesikal.

IV. K7ASI4IKASI.

a. %upture ekstaperitoneal kandung kemih.

%uptur ekstraperitoenal biasanya berhubungan dengan &raktur   panggul '1A-$//A*. Sebelumnya , mekanisme cidera diyakini

dari per&orasi langsung oleh &ragmen tulang panggul. 4ingkat cidera kandung kemih secara langsung berkaitan dengan tingkat keparahan &raktur.

 b. %upture kandung kemih intraperitoneal.

%upture kandung kemih intraperitoneal digambarka sebagai masuknya urine secara horiMontal kedalam kompartemen kadung kemih.mekanisme cidera adalah peningkatan tingkat tekanan intraesikel secara tiba-tiba kekandung kemih yang penuh. 7ekuatan daya trauma tidak mampu ditahan oleh kemampuan dinding kandung kemih sehingga terjadi per&orasi dan urine masuk kedalam peritoneum.

c. 7ombinasi rupture intraperitoneal dan ekstraperitoneal. :eknaisme cidera penetrasi memungkinkan cidera menembus kandung kemih seperti peluru kecepatan tinggi melintasi kandung kemih atau luka tusuk abdominal ba!ah. 2al itu akan menyebabkan intraperitoneal, ekstraperitoneal, cidera, atau gabungan kandung kemih.

V. TAN5A 5AN >EJA7A

a. ;raktur tulang pelis disertai perdarahan hebat  b. bdomen bagian tempat jejas)hemato

c. 4idak bisa buang air kecil kadang keluar darah dari uretra. d. "yeri suprapubik 

e. 7etegangan otot dinding perut ba!ah

&. 4rauma tulang panggul

VI. KOMP7IKASI

Dalam dokumen Laporan Tutorial Traumatologi Ske 2 (Halaman 38-47)

Dokumen terkait