• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN…

E. Ergonomi…

1. Pengertian ergonomi

Ergonomi berasal dari bahasa yunani yaitu “ergon” berarti kerja dan “nomos” berarti aturan atau hukum. Jadi secara ringkas ergonomi adalah

suatu aturan atau norma dalam sistem kerja, sedangkan definisi ergonomi secara luas adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktifitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik.(8)

2. Tujuan ergonomi

Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah :

a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas

kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.

c. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis, dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.(9)

3. Produktivitas kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja secara umum yaitu : a. Motivasi

Motivasi adalah kekuatan atau pendorong kegiatan seseorang ke arah tujuan tertentu dan memberikan segala kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya.

b. Kedisiplinan

Disiplin merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma dan kaidah yang berlaku.

c. Etos kerja

Etos kerja merupakan pandangan untuk menilai sejauh mana kita melakukan suatu pekerjaan dan terus berupaya untuk mencapai hasil yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan.

d. Ketrampilan

Faktor ketrampilan baik ketrampilan teknis maupun manajerial sangat menentukan tingkat pencapaian produktivitas. Setiap individu selalu dituntut untuk terampil dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK ) terutama dalam perubahan teknologi mutakhir. e. Pendidikan

Diambil tingkat pendidikannya harus selalu dikembangkan baik melalui jalur pendidikan formal maupun informal karena setiap penggunaan teknologinya hanya akan dapat kita kuasai dengan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang handal.(10)

4. Kapasitas kerja

Untuk mencapai tujuan ergonomi, perlu adanya keserasian antara pekerja dan pekerjaannya, sehingga pekerja dapat bekerja sesuai dengan kemampuan, kebolehan dan keterbatasannya. Secara umum kemampuan, kebolehan dan keterbatasan manusia ditentukan oleh berbagai faktor antara lain umur, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja, pengetahuan,

antopometri, status kesehatan dan nutrisi, kesegaran jasmani, kemampuan kerja fisik, kapasitas kerja dapat mempengaruhi beban kerja petugas berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja, dan lain - lain.(9) 5. Beban kerja

Menurut Rodahl, Adiputra dan Manuaba bahwa secara umum hubungan antara beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat komplek, baik faktor internal maupun eksternal.

a. Faktor eksternal

Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja.

1) Tugas-tugas (task) yang dilakukan baik bersifat fisik seperti stasiun kerja, tata ruang tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi atau medan kerja, sikap kerja, cara angkut-angkut, dan lain - lain. Sedangkan tugas-tugas yang bersifat mental seperti kompleksitas pekerjaan atau tingkat kesulitan pekerjaan yang mempengaruhi tingkat emosi pekerja, tanggung jawab pekerjaan, dan lain - lain.

2) Oragnisasi kerja yang dapat mempengaruhi beban kerja seperti, lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, kerja malam, sistem pengupahan, dan lain - lain.

3) Lingkungan kerja yang dapat memberikan beban tambahan kepada pekerjaannya adalah :

a) Lingkungan kerja fisik seperti : mikroklimat intensitas penerangan, intensitas kebisingan, vibrasi mekanis dan tekanan udara.

b) Lingkungan kerja kimiawi seperti : debu, gas-gas pencemar udara, uap logam, fume dalam udara, dan lain - lain.

c) Lingkungan kerja biologis seperti : bakteri, virus dan parasit, jamur, serangga, dan lain - lain.

d) Lingkungan kerja psikologis seperti : pemilihan dan penempatan tenaga kerja, hubungan antara pekerja dan pekerja, pekerja dengan atasan, pekerja dan keluarga dan pekerja dengan lingkungan sosial yang berdampak kepada performansi kerja ditempat kerja.(9)

b. Faktor internal

Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal. Secara lebih ringkas faktor internal meliputi :

a) Faktor somatik meliputi : jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi tubuh, status gizi.(9)

b) Faktor psikis meliputi : motivasi, presepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan, dan lain - lain.(9)

6. Waktu Kerja

Waktu kerja dan istirahat bagi tenaga kerja harus dilakukan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku karena memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan produktivitas dan efisiensi kerja seseorang.

Segi penting dalam persoalan waktu meliputi :

a. Lamanya seseorang dapat bekerja dengan baik. b. Hubungan antara waktu kerja dengan waktu istirahat.

c. Waktu kerja sehari menurut periode yang meliputi pagi, siang, sore dan malam.

Jadi kerja tanpa istirahat untuk waktu kebutuhan Personal Fatique and

Delay (PFD) adalah 15% dari waktu normal. Rata-rata lamanya seseorang

bekerja secara baik pada umumnya adalah 6-8 jam dan sisanya untuk istirahat atau kegiatan sosial di masyarakat. Maka dalam seminggu seseorang dapat bekerja dengan baik selama 36 – 48 jam.(11)

7. Kelelahan

Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut, sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan syaraf pusat terdapat sistem aktivasi (bersifat simpatis) dan inhibisi (bersifat para simpatis), istilah kelelahan biasanya menunjukan kondisi yang berbeda-beda pada setiap individu tapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh tanpa pandang apapun sebabnya, seperti kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan visual), kelelahan fisik umum, kelemahan mental, kelelahan syaraf, kelelahan oleh lingkungan yang monoton, dan kelelahan kronis yang terus menerus sebagai pengaruh berbagai macam faktor secara menetap.(11)

Sebab-sebab kelelahan :

b. Problem fisik : tanggung jawab, kekhawatiran konflik c. Lingkungan : iklim,penerangan, kebisingan, getaran, dll. d. Kenyerian dan kondisi kesehatan

e. Circadian Rhythm f. Nutrisi.(9)

Dokumen terkait