• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN…

G. Metode Sederhana Untuk Menetapkan Jumlah Pengamatan…

Untuk membuat estimasi mengenai jumlah pengamatan yang seharusnya dilaksanakan, the maytag company telah mencoba memperkenalkan prosedur sebagai berikut :

1. Laksanakan pengamatan / pengukuran awal dari elemen kegiatan yang ingin diukur waktunya dengan ketentuan sebagai berikut :

a. 10 kali pengamatan untuk kegiatan yang berlangsung dalam siklus sekitar 2 menit atau kurang.

b. 5 kali pengamatan untuk kegiatan yang berlangsung dalam siklus waktu yang lebih besar dari 2 menit.

2. Tentukan nilai range (R), yaitu perbedaan nilai terbesar (H) dari nilai terkecil (L) dari hasil pengamatan yang diperoleh.

3. Tentukan harga rata-rata (average) yaitu X yang merupakan jumlah hasil waktu (data) pengamatan yang diperoleh dibagi dengan banyaknya pengamatan (N) yang telah dilaksanakan. Nilai N disini seperti yang telah ditetapkan, berkisar antara 1 / 10 kali pengamatan. Harga rata-rata tersebut secara kasar bisa didekati dengan cara menjumlahkan nilai data yang tertinggi dan terendah dan dibagi dengan 2 atau dengan formulasi (H/L) / 2

4. Tentukan nilai dari range dibagi dengan nilai rata-rata. Nilai tersebut bisa diformulasikan sebagai (R/K).

5. Tentukan jumlah pengamatan yang diperlukan atau seharusnya dilaksanakan dengan menggunakan tabel berikut (95% convidence level

& 5% degree accuracy untuk 90% convidence level & 10% degree accuracy, maka ditemukan dibagian 4).

6. Apabila harga (R/X) tidak bisa dijumpai persis sama seperti yang tertera didalam tabel, maka diambil data yang paling mendekati.(10)

Tabel 2.1 jumlah pengamatan yang diperlukan (N’) untuk 95%

convidance level dan 5% degree of accuracy (precision)

R/X Data Sampel Dari 5 10 R/X Data Sampel Dari 5 10 R/X Data Sampel Dari 5 10 0.10 3 2

0.42

52 30

0.74

162 93 0.12 4 2

0.44

57 33

0.76

171 98 0.14 6 3

0.46

63 36

0.78

180 103 0.16 8 4

0.48

68 39

0.80

190 108 0.18 10 6

0.50

74 42

0.82

199 113 0.20 12 7

0.52

80 46

0.84

209 119 0.22 14 8

0.54

86 49

0.86

218 125 0.24 17 10

0.56

93 53

0.88

229 131 0.26 20 11

0.58

100 57

0.90

239 138 0.28 23 13

0.60

107 61

0.92

250 143 0.30 27 15

0.62

114 65

0.94

261 149 0.32 30 17

0.64

121 69

0.96

273 156 0.34 34 20

0.66

129 74

0.98

284 162 0.36 38 22

0.68

137 78 1.00 296 169 0.38 43 24

0.70

145 83 0.40 47 27

0.72

153 88

H. Penetapan Waktu Longgar Dan Waktu Baku

Waktu normal semata-mata menunjukan bahwa seorang operator yang berkualifikasi baik akan bekerja menyelesaikan pekerjaan pada kecepatan / tempo kerja yang normal. Tapi kenyataanya operator akan sering menghentikan kerja dan membutuhkan waktu khusus untuk keperluan seperti,

personal need, istirahat melepas lelah dan alasan - alasan lain yang diluar

kontrolnya. Waktu baku adalah sama dengan waktu normal kerja dengan waktu longgar. Waktu longgar yang dibutuhkan bisa diklasifikasikan menjadi :

1. Kelonggaran waktu untuk kebutuhan personal (personal allowance). Jumlah waktu longgar untuk kebutuhan personal dapat ditetapkan dengan melaksanakan aktivitas time study sehari kerja penuh atau dengan metode sampling kerja. Personal allowance untuk pekerjaan yang yang relatif ringan berkisar 2% - 5%, sedangkan untuk pekerjaan yang berat dan kondisi kerja yang tidak enak Personal allowancenya lebih dari 5%. 2. Kelonggaran waktu untuk melepaskan lelah (Fatique Allowance).

Kelelahan fisik manusia bisa disebabkan oleh beberapa penyebab diantaranya adalah kerja yang membutuhkan pikiran banyak dan kerja fisik. Waktu yang diperlukan untuk keperluan istirahat akan sangat tergantung pada individu yang bersangkutan, internal waktu dan siklus kerja dimana pekerja akan memikul beban kerja secara penuh, kondisi

lingkungan fisik pekerjaan dan faktor-faktor lainnya. Yang sering dilakukan adalah memberikan satu kali periode istirahat pada pagi hari dan sekali lagi pada saat siang menjelang sore hari, lama waktu berkisar antara 5 sampai 15 menit.

3. Kelonggaran waktu karena keterlambatan – keterlambatan (Delay

Allowance)

Keterlambatan – keterlambatan yang terjadi dari saat ke saat umumnya disebabkan oleh mesin, operator ataupun hal-hal lain yang diluar kontrol. Macam dan lamanya keterlambatan untuk suatu aktivitas kerja dapat ditetapkan dengan teliti yaitu dengan melaksanakan aktivitas time study secara penuh ataupun bisa juga dengan kegiatan sampling kerja. Dengan demikian waktu kerja tersebut dapat diperoleh dengan mengaplikasikan rumus sebagai berikut : (10)

Atau

I. Prosedur Perhitungan Kebutuhan SDM Kesehatan Dengan Menggunakan Metode WISN (Work Load Indicator Staff Need)

Metode perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja (WISN) adalah suatu metode perhitungan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh setiap kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan. kelebihan

Standart Time = normal time + (normal time x %

allowance)

Standart Time = normal time x 100%

100% - % allowance

metode ini adalah mudah digunakan secara teknis mudah diterapkan komprehensif dan realistis.

Langkah-langkah perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan WISN ini, yaitu : 1. Memilih kategori staf untuk pengembangan WISN

Metode WISN dapat digunakan untuk menghitung susunan kepegawaian yang dibutuhkan bagi seluruh kategori staf disemua jenis fasilitas kesehatan, tetapi perlu detetapkan prioritas bagian mana yang akan digunakan dalam pengembangan WISN.

Setiap kategori staf memiliki kegiatan pokok dimana kegiatan pokok adalah kumpulan jenis kegiatan sesuai standar pelayanan dan standar operasional prosedur (SOP) untuk menghasilkan pelayanan kesehatan / medis yang dilaksanakan dengan kompetensi tertentu.(12)

2. Menghitung waktu kerja tersedia

Menghitung waktu kerja tersedia adalah menentukan banyaknya waktu yang dimiliki seorang tenaga kesehatan dalan suatu kategori staf tertentu untuk melaksanakan tugasnya. Petugas berhak atas cuti tahunan, libur nasional dan izin untuk keperluan pribadi termasuk izin sakit. Waktu kerja yang tersedia dapat dinyatakan sebagai hari atau jam dalam setahun. Untuk menghitung WKT (waktu kerja tersedia) berikut adalah rumus yang memperlihatkan perhitungan matematisnya :

Keterangan :

WKT = { K - ( L + M P )} x

R

WKT = waktu kerja tersedia K = hari kerja setahun L = libur nasional M = cuti tahunan

P = personal (ketidak hadiran sebab tertentu) R = jumlah jam kerja sehari

Jumlah hari kerja yang tersedia dalam satu tahun (K) dapat diperoleh dengan menghitung jumlah minggu dalam setahun dikalikan jumlah hari kerja. Terdapat 2 kategori kemungkinan hari kerja dalam setahun yaitu : (12)

Tabel 2.2 jumlah kemungkinan hari kerja dalam 1 tahun

Kategori tenaga kesehatan Jumlah minggu dalam 1 tahun Jumlah hari kerja dalam 1 minggu Jumlah hari kerja yang mungkin dalam 1 tahun A B 52 52 6 5 52 x 6 = 312 52 x 5 = 260

3. Menetapkan komponen beban kerja

Komponen – komponen beban kerja dibagi menjadi 3 kelompok yaitu : a. Kegiatan pelayanan kesehatan utama yang dilaksanakan oleh

semua anggota kategori tenaga kesehatan tersebut.

b. Kegiatan penunjang penting yang dilakukan oleh semua anggota kategori tenaga kesehatan tersebut.

c. Kegiatan lain yang dikerjakan oleh anggota – anggota tertentu dalam kategori tenaga kesehatan ini.(12)

4. Menetapkan standar kegiatan

Standar kegiatan adalah waktu yang dibutuhkan oleh seseorang pekerja yang terdidik dan terlatih dengan baik, terampil dan berdedikasi untuk melaksanakan waktu kegiatan sesuai dengan standar professional dalam keadaan setempat ( Indonesia dan provinsi daerah ).

Ada dua jenis standar kegiatan yang berbeda yaitu : a. Standar pelayanan

Standar pelayanan diukur sebagai rata – rata waktu yang dibutuhkan seorang tenaga kesehatan untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan tersedia catatan statistik tahunannya. Dalam menetapkan standar pelayanan, perhitungan, waktunya dimulai dari saat suatu kegiatan mulai dilaksanakan hingga kegiatan yang sma berikutnya dimulai.

b. Standar kelonggaran

Standar kelonggaran adalah untuk kegiatan – kegiatan dimana tidak dilakukan pencatatan statistik tahunannya secara teratur. Standar kelonggaran ditulis sebagai persentase dari waktu kerja atau waktu kerja sesungguhnya dan bagi kegiatan penunjang dapat dinyatakan sebagai “lima persen dari waktu kerja” atau sebagai “satu jam setiap hari kerja” (dimana rata – rata waktu kerja harian adalah 7,2 jam).(11) 5. Menyusun standar beban kerja

Standar beban kerja adalah banyaknya kerja (dalam satu kegiatan pelayanan utama) yang dapat dilaksanakan oleh petugas dalam satu tahun. Standar beban kerja ditetapkan untuk semua kegiatan pelayanan kesehatan yang utama dan mengasumsikan bahwa tenaga kesehatan

tersebut hanya mengerjakan kegiatan yang sedang dibuatkan beban kerja standarnya selama setahun itu. Di dunia nyata, para tenaga kesehatan tentunya melaksanakan berbagai macam kegiatan sepanjang hari atau tahun kerja. Rumus perhitungan standar beban kerja dibagi menjadi 2, yaitu : (12)

Apabila standar pelayanan dinyatakan dalam unit waktu :

Apabila standar pelayanan dinyatakan dalam kecepatan kerja :

6. Menghitung faktor – faktor kelonggaran

Menghitung faktor kelonggaran bertujuan untuk memberikan kesempatan pada petugas untuk memulihkan diri dari kelelahan fisik dan psikologis dalam melaksanakan kegiatan tertentu, berikut perhitungannya :

a. Mengubah standar kelonggaran kategori dari setiap kegiatan penunjang yang penting menjadi presentase waktu kerja.

b. Mengalikan masing – masing standar kelonggaran individu dengan jumlah orang yang melakukan kegiatan tersebut.

c. Menjumlahkan semua hasil yang diperoleh diatas kemudian membagi hasil tersebut dengan waktu kerja tersedia, maka faktor kelonggaran kategori :

Standar beban kerja = WKT setahun : unit untuk waktu

kegiatan

Standar beban kerja = WKT setahun : kecepatan keja

Faktor kelonggaran individu memperhitungkan waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan – kegiatan tambahan. FKI menghitung beberapa petugas yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan – kegiatan ini secara “setara purna waktu” (whole time equivalent, WTE), FKI baru ditambahkan dalam perhitungan akhir dari keseluruhan kebutuhan staff. Berikut perhitungannya :

a. Kalikan masing – masing standar kelonggaran individu dengan jumlah orang yang melakukan kegiatan tersebut.

b. Jumlahkan semua hasil yang diperoleh diatas.

c. Bagilah hasil tersebut dengan waktu kerja tersedia (WKT).(11)

7. Menentukan kebutuhan staf berdasarkan WISN

Data untuk menentukan kebutuhan total staf untuk 3 jenis kegiatan yang berbeda yaitu :

a. Kegiatan pelayanan utama : bagilah beban kerja setahun dari setiap kegiatan dengan beban kerja standar yang bersangkutan. Anda akan mendapatkan jumlah tenaga kesehatan yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut. Jumlahkan semua kebutuhan bagi setiap kegaiatan untuk mendapatkan jumlah total kebutuhan staf utnuk semua kegiatan pelayanan utama.

b. Kegiatan penunjang penting yang dilakukan setiap orang : kalikan kebutuhan staf bagi kegiatan – kegiatan pelayanan utama dengan faktor kelonggaran kategori. Anda akan memperoleh jumlah tenaga

kesehatan yang dibutuhkan bagi semua kegiatan pelayanan utama dan penunjang penting.

c. Kegiatan tambahan beberapa anggota staf : tambahkan faktor kelonggaran individu kepada kebutuhan staf diatas. Maka akan mendapatkan jumlah total kebutuhan staf berdasarkan WISN. Disini telah ikut diperhitungkan keseluruhan satf yang dibutuhkan untuk melaksanakan ketiga jenis kegiatan.(12)

Dokumen terkait