• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN …

A. Kesimpulan …

berdasarkan lima aspek komponen. Kelima komponen mutu

pelayanan tersebut dikenal dengan nama ServQual

.(17)

2. Dimensi mutu pelayanan

a. Cepat Tanggap (Responsiveness)

Pelayanan kesehatan yang responsif terhadap kebutuhan pelanggan kebanyakan ditentukan oleh sikap yang secara langsung berhubugan dengan para pengguna jasa dan keluarganya, baik melalui tatap muka, komunikasi non-verbal atau langsung.

b. Kemampuan (Reliability)

Kemampuan yang diberikan harus sesuai dengan tepat waktu dan akurat. Untuk meningkatkan kemampuan perlu ditingkat kinerja dokter dalam pemberian layanan yang diberikan kepada pasien.

c. Jaminan (Assurance)

Pemenuhan terhadap pelayanan yang diberikan mengakibatkan pengguna jasa merasa terbebas dari risiko dan dapat memberikan jaminan bagi pasien.

d. Perhatian(Empaty)

Rasa kepedulian dan perhatian terhadap pasien yang dimana memahami kebutuhan mereka dan memberikan kemudahan. Untuk menentukan mutu pekayanan dan dapat langsung memenuhi kepuasan pasien.

Mutu jasa pelayanan dapat dirasakan secara langsung oleh pasien denga adanya fasilitas fisik dan perlengkapan yang memadai. Mampu bekerja secara optimal sesuai keterampilan.

3. Mutu Rekam Medis

Rekam medis yang baik mampu mencerminkan mutu pelayanan yang diberikan, rekam medis yang bermutu juga digunakan untuk keperluan evaluasi dan audit medik terhadap pelayanan rekam medis secara retrospektif terhadap rekam medis. Tanpa dipenuhinya syarat-syarat dari mutu tersebut, maka tenaga medis maupun pihak rumah sakit akan sukar membela diri di pengadilan bila terdapat tuntutan malpraktik oleh pihak pasien.

Menurut huffman (1990) dan soejaga (1996), mutu rekam medis yang baik adalah rekam medis yang memenuhi indikator - indikator mutu rekam medis sebagai berikut:

a. Kelengkapan isi resume medis b. Keakuratan

c. Tepat waktu

L. Kerangka Teori

Gambar 2.1 kerangka teori

Sumber :15,17,22

Assembling :

a. Job description b. Kapasitas kerja c. Standar beban kerja d. SOP

Beban kerja

Kebutuhan tenaga

kerja berdasarkan

metode WISN

produktivitas

Mutu pelayanan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kuantitas kegiatan

pertahun:

a. Job description

b. Volume kegiatan

c. Jumlah hari kerja

per tahun

kapasitas kerja :

a. Umur

b. Jenis kelamin

c. Tingkat pendidikan

d. Lama kerja

Standar beban kerja :

a. Jam kerja per

tahun

b. Waktu kerja per

kegiatan

c. PFD

Kebutuhan tenaga

kerja

Gambar 3.1 kerangka konsep

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk menjelaskan hasil penelitian, tentang kebutuhan tenaga kerja. Proses pengambilan data dilakukan melalui observasi dan wawancara, yaitu peneliti mengamati secara langsung keadaan masalah yang akan diteliti tentang kebutuhan tenaga kerja dan mengajukan pertanyaan pada petugas yang bersangkutan.

C. Variabel Penelitian 1. Kapasitas kerja

2. kuantitas kegiatan pokok 3. standar beban kerja 4. kebutuhan tenaga kerja D. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional

1.

Kapasitas kerja Kemampuan kerja petugas assembling di RSUD Ambarawa yang meliputi :

a. Umur, yaitu rentang kehidupan dengan satuan tahun yang dihitung dari sejak dilahirkan sampai dengan hari ini.

b. Tingkat pendidikan, yaitu pendidikan terakhir yang ditempuh seseorang dengan ukuran tingkat pendidikan meliputi : SD, SMP, SMA, Diploma, Sarjana, dst.

c. Jenis kelamin, yaitu yang membedakan seseorang secara biologis yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.

d. Lama kerja, yaitu berapa lama seseorang telah bekerja dihitung dari mulai bekerja sampai dengan saat ini dengan satuan tahun.

2. Kuantitas

kegiatan pokok per tahun.

Jumlah kegiatan pokok yang dilakukan oleh petugas assembling di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang pada tahun 2016 dengan perhitungan sebagai berikut :

Volume kegiatan x hari efektif per tahun

a. Volume kegiatan, yaitu beban kerja di bagian assembling.

b. Hari kerja efektif per tahun, jumlah hari kerja selama satu tahun dikurangi dengan cuti pertahun, pendidikan dan pelatihan, hari libur nasional, dan ketidakhadiran kerja.

c. Jumlah hari, Jumlah hari kerja yang tersedia dalam satu tahun (K) dapat diperoleh dengan menghitung jumlah minggu dalam setahun dikalikan jumlah hari kerja.

3. Standar beban kerja

Standar pelayanan petugas assembling di RSUD Ambarawa pada tahun 2016 dengan menggunakan rumus :

a. Jam kerja efektif pertahun, yaitu hari kerja efektif dalam satu tahun dikali dengan jam kerja per hari.

b. Waktu kerja per kegiatan, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

c. PFD, yaitu kelonggaran waktu untuk kebututhan personal untuk melepas lelah dan keterlambatan – keterlambatan.

4. Kebutuhan tenaga kerja petugas

assembling

Diperoleh dari kuantitas kegiatan pokok per tahun dibagi dengan standar beban kerja per tahun.

Kuantiitas kegiatan pokok per tahun Standar beban kerja per tahun

a. Kuantitas kegiatan pokok per tahun, yaitu beban kerja petugas assembling dalam satu tahun.

b. Standar beban kerja per tahun, yaitu beban kerja dalam satu tahun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan di bagian assembling RSUD

Jumlah jam kerja efektif pertahun x 60menit

Waktu kerja perkegiatan

Ambarawa pada tahun 2016.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari subjek atau pelaku yang terkait dalam beban kerja petugas assembling, yaitu 2 (dua) orang petugas dalam pencatatan DRM masuk pada buku register, perakitan, pengecekan dan penginputan kelengkapan DRM. Serta kepala rekam medis yaitu 1 (satu) orang, sehingga subjeknya sebanyak tiga orang. Sedangkan objek dalam penelitian ini yaitu DRM pasien rawat inap yang sudah pulang dan telah diserahkan ke petugas assembling.

2. Sampel

Berikut adalah hasil penentuan jumlah sampel dari masing – masing petugas A dan B dengan tugas pokok yang sama untuk pencatatan DRM masuk pada buku register, perakitan DRM dan pengecekan kelengkapan DRM, sedangkan penginputan kelengkapan data hanya dikerjakan oleh petugas A, yang dikenalkan oleh the maytag company :

a. Sampel petugas A

Tabel 3.2 pencatatan DRM masuk pada buku register No Waktu yang diperlukan (menit)

1. 2. 3. 4. 5.

2,06

1,31

1,49

2,03

1,21

6. 7. 8. 9. 10.

1,41

1,17

2,07

1,43

2,02

Range (R) = nilai terbesar – nilai terkecil

=2,07 – 1,17 = 0,9

Rata - rata (X) = Σ waktu

Σ pengamatan

= 16,2 / 10 = 1,62

(R / X) = 0,9 / 1,62 = 0,55

Didapatkan hasil R/X = 0,55 maka dari data sampel 10 kali pengamatan didapatkan jumlah pengamatan yang harus dilakukan sebanyak 49 sampel ( dengan 95% convidence level dan 5% degree

of accurancy ).

Tabel 3.3 perhitungan sampel perakitan : No Waktu yang diperlukan (menit)

1. 2. 3. 4. 5.

11,39

10,57

10,55

12,28

08,45

Range (R) = nilai terbesar – nilai terkecil

Rata - rata (X) = Σ waktu

Σ pengamatan

= 53.24 / 5 = 10,648

(R / X) = 03,83 / 10,648 = 0,359 0,36

Didapatkan hasil R/X = 0,36 maka dari data sampel 5 kali pengamatan didapatkan jumlah pengamatan yang harus dilakukan sebanyak 38 sampel ( dengan 95% convidence level dan 5% degree

of accurancy ).

Tabel 3.4 perhitungan sampel kelengkapan DRM No Waktu yang diperlukan (menit)

1. 2. 3. 4. 5.

3,58

3,53

4,43

5,16

4,57

Range (R) = nilai terbesar – nilai terkecil

= 5,16 – 3,53 = 1,63

Rata - rata (X) = Σ waktu

Σ pengamatan

= 21,27/ 5 = 4,25

(R / X) = 1,63 / 4,25 = 0,38

Didapatkan hasil R/X = 0,38 maka dari data sampel 5 kali

pengamatan didapatkan jumlah pengamatan yang harus

dilakukan sebanyak 43 sampel ( dengan 95% convidence level

dan 5% degree of accurancy ).

Tabel 3.5 perhitungan sampel input laporan kelengkapan No Waktu yang diperlukan (menit)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

01,01

01,15

01,13

01,26

01,37

00,97

01,46

00,92

01,50

01,21

Range (R) = nilai terbesar – nilai terkecil

= 01,46 – 00,92 = 0,54

Rata - rata (X) = Σ waktu

Σ pengamatan

= 11,98 / 10 = 1,198 1,2

(R / X) = 0,54 / 1,2 = 0,45

Didapatkan hasil R/X = 0,45 maka dari data sampel 10 kali pengamatan didapatkan jumlah pengamatan yang harus dilakukan sebanyak 33 sampel ( dengan 95% convidence level dan 5% degree of

b. Sampel petugas B

Tabel 3.6 pencatatan DRM masuk pada buku register No Waktu yang diperlukan (menit)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

1,02

1,48

1,19

1,11

1,30

1,24

0,97

1,21

1,35

1,17

Range (R) = nilai terbesar – nilai terkecil

=1,48 – 0,97 = 0,51

Rata - rata (X) = Σ waktu

Σ pengamatan

= 12,04 / 10 = 1,204 (R / X) = 0,51 / 1,204 = 0,42

Didapatkan hasil R/X = 0,42 maka dari data sampel 10 kali

pengamatan didapatkan jumlah pengamatan yang harus

dilakukan sebanyak 30 sampel ( dengan 95% convidence level

dan 5% degree of accurancy ).

Tabel 3.7 perhitungan sampel perakitan : No Waktu yang diperlukan (menit)

1. 2. 3. 4. 5.

14,13

15,23

11,09

10,54

12,18

Range (R) = nilai terbesar – nilai terkecil

= 15,23 – 10,54 = 4,69

Rata - rata (X) = Σ waktu

Σ pengamatan

= 63,47 / 5 = 12,694

(R / X) = 4,69 / 12,694 = 0,369 0,37

Didapatkan hasil R/X = 0,37 maka dari data sampel 5 kali pengamatan didapatkan jumlah pengamatan yang harus dilakukan sebanyak 38 sampel ( dengan 95% convidence level dan 5% degree of accurancy ).

Tabel 3.8 perhitungan sampel kelengkapan DRM No Waktu yang diperlukan (menit) 1. 2. 3. 4.

3,53

5,19

4,37

4,42

5,06

5.

Range (R) = nilai terbesar – nilai terkecil

= 5,19 – 3,53 = 1,66

Rata - rata (X) = Σ waktu

Σ pengamatan

= 22,57 / 5 = 4,51

(R/ X) = 1,66 / 4,51 = 0,36

Didapatkan hasil R/X = 0,36 maka dari data sampel 5 kali pengamatan didapatkan jumlah pengamatan yang harus dilakukan sebanyak 38 sampel ( dengan 95% convidence level dan 5% degree of accurancy ). F. Cara Pengumpulan Data

1. Jenis dan sumber data a. Data Primer

Data primer dapat dikumpulkan dengan cara : 1) Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan oleh petugas assembling, kegiatan tersebut meliputi kegiatan pokok petugas dan kegiatan tambahan. Data kegiatan tambahan akan digunakan sebagai data faktor kelonggaran.

2) Observasi

Observasi dilakukan untuk mendapatkan data waktu yang dibutuhkan oleh petugas assembling dalam melaksanakan

kegiatan kerja dengan alat bantu stopwatch kemudian data tersebut dicatat dalam tabel hasil pengamatan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh melalui pihak penelitian dari subjek penelitian. Dalam penelitian ini adalah laporan jumlah kunjungan pasien rawat inap tahun 2016 dan kebijakan rumah sakit tentang jam kerja, hari kerja, dan cuti pertahun.

2. Metode Pengumpulan Data a. Metode observasi

Dalam penelitian ini secara langsung mengamati pekerjaan yang dilakukan oleh 2 (dua) petugas assembling, yang meliputi kegiatan yaitu mencatat DRM yang masuk dari bangsal pada buku register, merakit formulir – formulir DRM menjadi urut, meneliti kelengkapan data pada formulir DRM dan menginput hasil kelengkapan DRM ke dalam komputer.

b. Metode wawancara

Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan mengajukan beberapa pertanyaan terhadap 2 (dua) petugas assembling tentang karakteristik petugas seperti umur, jenis kelamin, lama kerja, pendidikan terakhir, jam kerja, tugas pokok, hambatan kerja dan tentang Standar Operasional Prosedur (SOP).

3. Instrumen Penelitian

a. Pedoman observasi

Digunakan sebagai pedoman yang dalam melaksanakan pengumpulan data yang digunakan dalam perhitungan WISN bagian assembling di rumah sakit.

b. Pedoman wawancara

Digunakan untuk mengumpulkan data primer dengan wawancara langsung dengan petugas assembling.

c. Tabel hasil pengamatan

Digunakan untuk mencatat data hasil pengamatan waktu yang digunakan untuk melakukan setiap kegiatan oleh petugas assembling.

d. Tabel hasil wawancara

Digunakan untuk mencatat hasil wawancara terhadap petugas assembling.

e. Stopwatch

Sebagai alat untuk menghitung waktu lamanya petugas dalam menyelesaikan pekerjaannya.

f. Kalkulator

Sebagai alat untuk menghitung perhitungan penentuan sampel dan beban kerja.

G. Pengolahan Data 1. Editing

Suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan cara meneliti atau mengoreksi data dan memperbaikinya jika terdapat kesalahan, pengisian tidak lengkap, dan sehingga data yang dihasilkan dapat memberi informasi yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan kebutuhan. 2. Tabulating

Memasukan dan menyusun hasil penelitian kedalam bentuk table supaya lebih mudah dalam penyajiannya. Sehingga nantinya dapat diperoleh gambaran yang jelas mana yang lebih efektif.

3. Perhitungan dengan WISN

Metode untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja dengan rumus :

Adapun kuantitas kegiatan pokok, standar beban kerja dan standar

kelonggaran diperoleh dari rumus :

a. Waktu kerja tersedia

Waktu kerja tersedia = {K – (L+M+P)} x R Keterangan :

WKT = waktu kerja tersedia K = hari kerja setahun L = libur nasional M = cuti tahunan

P = personal (ketidak hadiran sebab tertentu) R = jumlah jam kerja sehari

b. Menetapkan kuantitas kegiatan

Jumlah kebutuhan SDM = kuantitas kegiatan pokok per

tahun

Menetapkan kuantitas kegiatan pertahun menggunakan rumus analisa trend untuk perhitungan DRM tahun 2016 dengan rumus :

c. Menyusun standar beban kerja Adapun rumus standar beban kerja :

d. Menyusun standar kelonggaran

Standar kelonggaran diperoleh dari faktor kelonggaran yang ada meliputi :

1) Rapat

2) Frekuensi kegiatan dalam suatu hari, minggu, bulan. 3) Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegitan

e. Menetapkan kebutuhan jumlah tenaga per unit berdasarkan kegiatan pelayanan dikali dengan faktor kelonggaran kategori (FKK), dengan rumus :

H. Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu menganalisa hasil penelitian berdasarkan teori yang dikemukakan dalam

Kuantitas kegiatan per tahun = volume kegiatan x hari kerja

Standar beban kerja = Jumlah waktu kerja tersedia x 60 menit

Jumlah waktu per kegiatan

FKK = 1 : ( 1 - (total SKK : 100) )

Kuantitas kegiatan pokok x FKK

Standar beban kerja

tinjauan pustaka, agar diperoleh suatu gambaran yang jelas tentang kebutuhan tenaga kerja berdasarkan teori WISN.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum RSUD Ambarawa

1. Sejarah RSUD Ambarawa

RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang berdiri sejak tahun 1930, milik yayasan Katholik pada masa pemerintah Hindia Belanda kemudian pada tahun 1945 sebagian pengelolaan diserahkan kepada pemerintah kabupaten daerah tingkat II dan pada tahun 1956 secara keseluruhan rumah sakit diserahkan kepada pemerintah daerah tingkat II Kabupaten Semarang. Sesuai dengan surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 203 / MenKes/SK/II/1993 tanggal 23 Februari 1993 dan keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Semarang No: 203/2017/1993. RSUD Ambarawa adalah rumah sakit type C dengan luas lahan 12.000 m2. Berdasarkan letak geografis di atas maupun faktor lainnya, RSUD Ambarawa berada dalam posisi yang strategis sehingga kepercayaan

terhadap RSUD Ambarawa dari masyarakat sebagai pelanggan terus meningkat.

Susunan organisasi dan tata kerja RSUD Ambarawa pertama kali diperoleh pada tahun 1995 yaitu berdasarkan peraturan daerah kabupaten daerah tingkat II Semarang nomor 28 tahun 1995 tentang pedoman susunan organisasi dan tata kerja rumah sakit umum daerah tingkat II Semarang. RSUD Ambarawa mengalami perubahan struktur organisasi dan tata kerja pada tahun 2011, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang nomor 3 tanggal 4 januari 2011 tentang struktur organisasi dan tata kerja RSUD Ambarawa. RSUD Ambarawa menjadi PPK-BLUD tahun 2011 dengan status penuh berdasarkan Keputusan Bupati Semarang Nomor 445/0529/2011 tanggal 27 Oktober 2011, tentang Penetapan Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) dengan status penuh.

RSUD Ambarawa memperoleh prestasi lulus Akreditas 16 pelayanan pada tanggal 3 Januari 2012 dengan Nomor Sertifikat : KARS – SERT/271/I/2012. Juara 1 Lomba Citra Pelayanan Prima Tingkat Kabupaten Semarang serta sertifikasi ISO 9001:2008 pada bulan Juli 2012. Pembangunan dan perbaikan sarana pasarana di berbagai bidang secara menyeluruh disesuaikan dengan standar yang disyaratkan oleh Tim Akreditasi. Ditahun 2013 RSUD Ambarawa telah berhasil dalam penambahan sarana dan prasarana pelayanan antara lain :

a. RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang saat ini mempunyai kapasitas 250 tempat tidur terdiri atas :

1) VIP : 18 tempat tidur 2) Kelas 1 : 50 tempat tidur 3) Kelas 2 : 59 tempat tidur 4) Kelas 3 : 103 tempat tidur 5) ICU : 4 tempat tidur 6) Peristi : 16 tempat tidur

b. Ruang perawatan terdiri atas : 1) Ruang Cempaka 2) Ruang Dahlia 3) Ruang Mawar 4) Ruang Seruni 5) Ruang Bougenvile 6) Ruang Melati 7) Ruang Flamboyan 8) Ruang Teratai 9) Ruang Anyelir 10) Ruang Anggrek

11) Ruang Intensiv Care Unit (ICU) c. Pelayanan rawat jalan terdiri atas:

2) Poliklinik spesialis penyakit bedah 2

3) Poliklinik spesialis penyakit anak 1

4) Poliklinik spesialis penyakit anak 2

5) Poliklinik spesialis penyakit kandungan 1

6) Poliklinik spesialis penyakit kandungan 2

7) Poliklinik spesialis penyakit dalam 1

8) Poliklinik spesialis penyakit dalam 2

9) Poliklinik THT

10) Poliklinik spesialis penyakit mata

11) Poliklinik spesialis penyakit syaraf

12) Poliklinik spesialis penyakit kulit kelamin

13) Poliklinik spesialis penyakit gigi konservasi

14) Poliklinik penyakit gigi umum

15) Poliklinik penyakit umum

16) Poliklinik spesialis penyakit konsultasi gizi

17) Unit Hemodialisa

18) Klinik VCT

19) Klinik TB DOTS

20) Klinik spesialis Jiwa

d. Instalasi rumah sakit terdiri atas :

1) Instalasi Gawat Darurat ( IGD )

2) Instalasi Bedah Sentral ( IBS )

3) Instalasi Care Unit ( ICU )

4) Instalasi Farmasi

5) Instalasi Laboratorium

6) Instalasi Rehabilitasi Medik

7) Instalasi Radiologi

8) Instalasi Gizi

9) Instalasi Pumulasaran Jenazah

e. Jenis pelayanan lain terdiri atas :

1) Endoscopy

2) Treadmill

3) Electro Encephalografi ( EEG )

4) Spirometri

5) USG 4D

6) Bank Darah

2. Visi, Misi dan Motto RSUD Ambarawa a. Visi

Menjadi Rumah Sakit yang Berkualitas, Terpercaya dan Kebanggaan Bagi Masyarakat.

b. Misi

1) Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkompeten. 2) Menyediakan peralatan, fasilitas, sarana dan prasarana

pendukung yang memadai.

3) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, bermutu, bertanggungjawab dan bermanfaat bagi masyarakat.

c. Motto

Kepuasan Anda Adalah Kebahagiaan Kami.

Sumber : Data sekunder dari buku Pedoman Profil Rumah Sakit

Gambar 4.1

Struktur Organisasi RSUD Ambarawa

B. Gambaran Umum Rekam Medis RSUD Ambarawa 1. Visi, Misi dan Motto Instalasi Rekam Medis

a. Visi

Mewujudkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) berbasis data yang lengkap, tepat dan berkelanjutan. b. Misi

Pelayanan Rekam Medis diselenggarakan dengan pendekatan sistem yaitu :

1) Mengorganisasikan formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan secara tepat dan akurat sehingga memudahkan pengelolaan pasien dan rumah sakit.

2) Dilaksanakan untuk melayani, dengan memandang pasien sebagai manusia seutuhnya sehingga informasi dapat berkesinambungan.

3) Menyimpan dan menyediakan dokumen rekam medis sebagai bukti proses pelayanan di rumah sakit.

c. Motto

1) Tulis yang anda kerjakan, kerjakan yang anda tulis.

2) Data lengkap dan akurat, informasipun jadi tepat dan cepat.

2. Struktur Organisasi Unit Rekam Medis

Gambar 4.2

C. Uraian Tugas Instalasi Rekam Medis Bagian Assembling 1. Koordinator/Pelaksana Assembling Rekam Medis

Uraian tugas :

a. Berkas rekam medis yang telah selesai dari ruangan, segera dikembalikan ke Instalasi Rekam Medis dengan menggunakan buku pengembalian.

b. Petugas memeriksa berkas rekam medis yang kembali dengan buku pengembalian (sesuai/tidak).

c. Berkas rekam medis diperiksa kelengkapannya, termasuk keberadaan rontgennya.

d. Petugas memeriksa kebenaran nomor RM diberkas RM, sampul, dan rontgen pasien.

e. Lembaran - lembaran rekam medis diperiksa melalui formulir Assembling.

f. Apabila ada berkas rekam medis yang tidak lengkap, dikembalikan keruangan perawatan untuk dilengkapi.

g. Berkas yang sudah lengkap diinput dikomputer.

h. Menghadiri rapat rutin di lingkungan Instalasi Rekam Medis. 2. Pelaksana Pelaporan Data Rekam Medis

Uraian tugas : a. Sensus harian

1) Petugas mengecek data pasien rawat melalui SIMRS.

2) Melaksanakan sensus harian rawat inap di setiap ruang rawat inap setiap hari.

4) Jika terjadi ketidak sesuaian antara SIMRS dan hasil sensus, petugas konfirmasi ke ruangan rawat inap.

5) Merekap hasil sensus harian selama 1 bulan.

6) Menghadiri rapat rutin di lingkungan Instalasi Rekam Medis. b. Pelaporan rekam medis

Internal :

1) Proses pengumpulan/penagihan data dari unit terkait dimulai tanggal 01 diawal bulan berikutnya.

2) Data bersumber dari SIMRS dan manual (unit terkait).

3) Data direkapitulasi berdasarkan data SIMRS (kunjungan) rawat jalan, IGD, rawat inap, diagnosa, rujukan,kematian melalui program excel.

4) Data yang bersumber dari unit terkait/penunjang direkapitulasi dan diinput dikomputer.

5) Data sensus dibuat rekapan per ruangan dan keseluruhan. Eksternal :

1) Laporan eksternal rutin berupa SIRS bersumber SIMRS. 2) Data SIMRS direkap dan dipindahkan ke format SIRS. 3) Menghadiri rapat rutin di lingkungan Instalasi Rekam

Medis.(19) D. Hasil Pengamatan

1. Deskripsi Pekerjaan Bagian Assembling

Bagian assembling di RSUD Ambarawa mempunyai 2 (dua) petugas assembling yaitu petugas A dan petugas B dengan tugas pokok yaitu dokumen yang diserahkan dari bagian bangsal rawat

inap ditulis di buku register pengembalian per ruang yang mencakup nama pasien, nomor RM, tanggal masuk dan keluar, diagnosa, bangsal dan kelas perawatan. Setelah diteliti kelengkapan dan jumlahnya, berkas dirakit atau disusun urut sesuai nomor RMnya, berkas rekam medis yang sudah lengkap dan yang kurang lengkap kemudian akan diinput ke dalam komputer yang dilakukan oleh petugas A, setelah DRM diinput DRM yang belum lengkap akan dikembalikan ke bagian pencatatan data yang bersangkutan dan DRM yang sudah lengkap akan diberikan kepada bagian koding/indexing. Selain itu petugas assembling juga mendapatkan tugas tambahan seperti merekap Sensus Harian Rawat Inap (SHRI), melaporkan kasus penyakit pasien DHF dan mengikuti rapat/diklat setiap bulannya.

2. Kapasitas Kerja Petugas Assembling

Berdasarkan hasil wawancara didapatkan hasil karakteristik responden sebagai berikut :

Tabel 4.1 karakteristik petugas assembling

Petugas Kapasitas kerja

Umur (tahun) Pendidikan terakhir Jenis kelamin Lama kerja (tahun) Petugas A 23 D4 rekam medis perempuan 1 tahun

Petugas B 44 S1 ekonomi perempuan 17 tahun

Dari tabel 4.1 dapat dilihat petugas A dan petugas B semua berjenis kelamin perempuan dengan usia yang berbeda petugas A berusia 23 tahun dengan lama kerja yaitu 1 tahun dan pendidikan terakhir yaitu D4 rekam medis, sedangkan petugas B berusia 44 tahun dengan lama kerja yaitu 17 tahun dan pendidikan terakhir yaitu S1 ekonomi.

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat dari pengalaman lama kerja petugas B yang sudah 17 tahun meskipun pendidikan terakhirnya bukan rekam medis namun berdasarkan pengalaman lama kerja dan pelatihan petugas dapat menyelesaikan kurang lebih 35 DRM per hari. Sedangkan petugas A dengan tingkat pendidikan terakhirnya yaitu D4 rekam medis dan pengalaman lama kerjanya yaitu baru 1 tahun namun berdasarkan tingkat pendidikan terakhirnya D4 rekam medis petugas mampu menyelesaikan kurang lebih 30 DRM per hari. Dan terkadang petugas mendapatkan tugas tambahan diluar tugas pokoknya sebagai petugas assembling, seperti merekap Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) setiap bulannya dan membuat laporan DHF selain itu petugas mengikuti rapat rutin bulanan, diklat, seminar dan pelatihan – pelatihan lainnya.

3. Rata – rata Waktu per kegiatan

Setelah melakukan pengamatan terhadap kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh petugas berdasarkan metode yang sederhana diperoleh rata – rata waktu yang diperlukan dalam penyelesaian masing – masing kegiatan yaitu :

Tabel 4.2 hasil pengamatan

No Kegiatan Waktu (menit)

1.

2.

3.

4.

Meregister DRM yang masuk dari bangsal a. Petugas A

b. Petugas B

Merakit dokumen rekam medis

a. Petugas A

b. Petugas B

Meneliti kelengkapan data dokumen

rekam medis

a. Petugas A b. Petugas B

Menginput hasil kelengkapan data ke

komputer

a. Petugas A 1,06 1,20 9,42 10,33 4,03 3,37 1,17 Sumber data : primer

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dalam meregister DRM masuk petugas A dapat menyelesaikan dengan rata – rata waktu 1,06 menit dan untuk petugas B dengan rata – rata waktu 1,20 menit untuk menyelesaikan satu DRM. Dalam kegiatan merakit dokumen rekam medis petugas A dapat menyelesaikan dengan rata – rata waktu 9,42 menit dan untuk petugas B dengan rata – rata waktu 10,33 menit untuk menyelesaikan satu DRM. Sedangkan dalam kegiatan meneliti kelengkapan data pada DRM petugas A dapat menyelesaikan dengan rata – rata waktu 4,03 menit dan untuk petugas B dengan rata – rata waktu 3,37 menit untuk menyelesaikan satu DRM. Dan dalam kegiatan menginput hasil kelengkapan data kedalam komputer yang hanya dilakukan oleh petugas A dapat diselesaikan dengan rata – rata waktu 1,17 menit untuk menyelesaikan satu DRM.

E. Perhitungan kebutuhan tenaga kerja di bagian assembling dengan metode WISN

Dokumen terkait