• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil pengamatan di Desa Kertosari dan Desa Mulyosari, terdapat dua kategori yang merasakan kerugian ekonomi akibat aktivitas pabrik gula rafinasi. Kategori pertama adalah rumahtangga yang memiliki sumur kering dan tercemar, sedangkan kategori kedua rumahtangga yang memiliki sawah di dekat aliran sungai dan ternak yang mengonsumsi air sungai. Biaya eksternal yang ditanggung kedua belah pihak tersebut merupakan kerugian ekonomi yang seharusnya ditanggung oleh pihak pencemar.

6.2.1 Biaya Eksternal yang Ditanggung oleh Rumahtangga untuk Sumur Kering dan Sumur Tercemar

Menurut hasil penelitian, kerugian ekonomi yang ditanggung oleh rumahtangga yang memiliki sumur kering dan tercemar bergantung pada biaya yang dikeluarkan responden untuk memperoleh air. Survei yang dilakukan terhadap 113 responden, sebanyak 40 responden yang memanfaatkan air tanah sebagai pemenuhan kebutuhannya, dengan rincian 37 responden yang mengalami sumur kering dan tiga responden yang mengalami sumur tercemar. Mereka menyatakan sebelum pabrik beroperasi, kualitas dan kuantitas air dalam keadaan baik dan tidak tercemar. Kondisi air tanah banyak digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, cuci, kakus, dan konsumsi air minum. Namun setelah pabrik beroperasi kembali, kondisi air tanah yang dimanfaatkan oleh responden mengalami penurunan kuantitas dan kualitas, sehingga 40 responden yang awalnya memanfaatkan air tanah sepenuhnya untuk kegiatan MCK dan konsumsi

49 beralih penggunaannya ke dalam beberapa pola yaitu hanya untuk MCK, cuci saja, bahkan tidak menggunakan untuk apapun. Alternatif lokasi yang digunakan untuk memperoleh air bersih adalah air yang bersumber dari pabrik, sumur bor bantuan pabrik, dan tetangga. Kegiatan pengambilan air bersih ke beberapa lokasi tersebut akan membutuhkan biaya eksternal yang harus ditanggung oleh masyarakat, misalnya bensin, iuran listrik, dan membeli air galon. Tabel 11 merupakan distribusi responden menurut biaya eksternal.

Tabel 11 Distribusi responden menurut biaya eksternal

Biaya eksternal Responden

Jumlah (orang) Persentase (%)

Bensin 9 22,5

Listrik 1 2,5

Galon 1 2,5

Bensin dan galon 24 60

Tidak mengeluarkan biaya 5 12,5

TOTAL 40 100

Jumlah responden yang mengeluarkan biaya bensin sebanyak 9 orang atau 22,5%, biaya listrik sebanyak satu orang atau 2,5%, biaya galon satu orang atau 2,5%, biaya bensin dan galon sebanyak 24 orang atau 60%, dan yang tidak mengeluarkan biaya sebanyak lima orang atau 12,5%. Total biaya eksternal yang dikeluarkan oleh responden untuk masing-masing kategori biaya eksternal dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Total biaya eksternal

No Kategori biaya eksternal Total biaya (Rp/bulan)

1 Bensin 904.000

2 Iuran listrik 22.000

3 Galon 6.016.000

TOTAL 6.942.000

Biaya eksternal terbesar berada pada kebutuhan membeli galon yaitu sebesar Rp6.016.000, sedangakan biaya eksternal bensin berada pada urutan kedua yaitu sebesar Rp904.000, dan iuran listrik berada pada urutan ketiga. Hal ini menunjukkan bahwa air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kebutuhan manusia terutama untuk kebutuhan air minum. Keadaan air sumur yang kering dan tercemar sangat dirasakan dampaknya bagi masyarakat di sekitar pabrik. Pengeluaran biaya ini akan mempengaruhi total pendapatan responden.

50

Sebelum adanya aktivitas pabrik total pendapatan responden akan lebih tinggi dibandingkan pendapatan responden setelah pabrik beroperasi. Berikut Tabel 13 merupakan data perubahan pendapatan pada kategori rumahtangga yang memiliki sumur kering dan sumur tercemar.

Tabel 13 Perubahan pendapatan sebelum dan sesudah adanya eksternalitas

Kategori pekerjaan Pendapatan (Rp/bulan) Kehilangan (Rp/bulan) Sebelum Sesudah

Petani 13.400.000 9.476.000 3.924.000

Petani dan peternak 2.200.000 1.688.000 512.000

Petani dan pekerjaan lainnya 3.000.000 2.720.000 280.000

Pekerjaan lainnya 18.200.000 15.974.000 2.226.000

TOTAL 36.800.000 29.858.000 6.942.000

RATA-RATA 920.000 746.450 173.550

Menurut hasil survei, total kehilangan pendapatan untuk kategori rumahtangga yang memiliki sumur kering dan tercemar sebesar Rp6.942.000 per bulan, sedangkan rata-rata kehilanganya yaitu Rp173.550 per bulan per kepala keluarga. Nilai ini merupakan kerugian ekonomi yang seharusnya ditanggung oleh pihak pencemar.

6.2.2 Biaya Eksternal yang Ditanggung oleh Rumahtangga yang Memiliki Sawah di Dekat Sungai dan Ternak yang Mengonsumsi Air Sungai.

Selain berdampak pada sumur yang kering dan tercemar, meningkatnya aktivitas pabrik juga berdampak pada penurunan produktivitas baik pada tanaman padi, palawija, jeruk, serta gangguan pada ternak seperti sakit, mati atau pun keguguran. Kerugian ini terjadi ketika responden memanfaatkan air sungai yang sudah tercemar oleh limbah pabrik untuk menyiram tanamannya dan untuk konsumsi ternaknya. Besarnya perubahan pendapatan yang dialami responden dapat dilihat pada Tabel 14. Rata-rata perubahan pendapatan pada produktivitas padi sebesar Rp657.785 per bulan per kepala keluarga. Produktivitas palawija dan produktivitas jeruk juga mengalami perubahan rata-rata pendapatan secara berturut-turut sebesar Rp455.519 per bulan per kepala keluarga dan Rp354.167 per bulan per kepala keluarga. Selain pada penurunan produktivitas, tercemarnya air sungai juga berdampak pada perubahan pendapatan pada responden yang ternaknya mengonsumsi air sungai. Besarnya rata-rata perubahan pendapatan

51 responden yang ternaknya mengonsumsi air sungai adalah Rp915.000 per bulan per kepala keluarga. Sehingga total rata-rata perubahan pendapatan yang diperoleh untuk kategori responden yang memiliki sawah di dekat aliran sungai dan ternak yang mengonsumsi air sungai adalah Rp2.382.471 per bulan per kepala keluarga.

Tabel 14 Perubahan pendapatan karena penurunan produktivitas dan gangguan pada ternak

Kategori kerugian Total pendapatan (Rp/tahun) Perubahan pendapatan (Rp/tahun) Rata-rata perubahan pendapatan (Rp/bulan/KK) Sebelum Sesudah Produktivitas padi 474.300.000 221.710.500 252 .589.500 657.785 Produktivitas palawija 209.420.000 12.636.000 196.784.000 455.519 Produktivitas jeruk 17.000.000 8.500.000 8.500.000 354.167 Ternak 228.600.000 173.700.000 54.900.000 915.000 TOTAL 2.382.471

6.2.3 Total Biaya Eksternal Akibat Aktivitas Pabrik Gula Rafinasi

Potensi biaya eksternal akibat aktivitas pabrik dapat dirasakan oleh masyarakat Desa Kertosari dan Desa Mulyosari dengan jumlah total KK untuk kedua desa sebanyak 3.590 KK. Berdasarkan Tabel 15, maka dapat diestimasi rincian besarnya biaya eksternal untuk masing-masing kategori.

Tabel 15 Total biaya eksternal akibat aktivitas pabrik.

No Komponen biaya eksternal Rata-rata biaya eksternal (Rp/bulan/KK) Populasi (KK) Total biaya eksternal (Rp/bulan) 1 Biaya eksternal masyarakat yang mengalami sumur kering dan tercemar

173.550 3.590 623.044.500

2 Biaya eksternal

masyarakat yang memiliki sawah dekat sungai dan ternak yang mengonsumi air sugai

2.382.471 3.590 8.553.070.890

TOTAL 9.176.115.390

Jadi total kerugian ekonomi yang harus ditanggung masyarakat sekitar pabrik akibat aktivitas pabrik baik untuk kedua kategori adalah Rp9.176.115.390 per bulan. Hasil survei menyimpulkan total biaya eksternal di sektor pertanian

52

lebih besar dibandingkan dengan total biaya eksternal sumur kering dan tercemar, dengan rincian total biaya eksternal masyarakat yang mengalami sumur kering dan tercemar sebesar Rp623.044.500 per bulan sedangkan total biaya ekternal masyarakat di sektor pertanian Rp8.553.070.890 per bulan. Hal tersebut dapat terjadi karena limbah cair dari pabrik yang dibuang ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu akan menyebabkan penurunan produktivitas pertanian atau pun gangguan pada ternak yang dibawa ke sawah.

6.3 Analisis Besarnya Nilai Dana Kompensasi Responden Akibat

Dokumen terkait