• Tidak ada hasil yang ditemukan

Estimasi Fungsi Analisis Permintaan Dinamis

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Analisis Permintaan Dinamis

1. Estimasi Fungsi Analisis Permintaan Dinamis

Analisis permintaan dinamis dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (permintaan tahun sebelumnya, harga kedelai, harga beras,harga jagung, harga telur, pendapatan penduduk, dan jumlah penduduk) terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten baik jangka pendek maupun jangka panjang, di lakukan dengan menambah variabel lag (jumlah permintaan kedelai tahun sebelumnya) sebagai variabel bebas.

Berdasarkan hasil analisis permintaan dinamis diperoleh model fungsi permintaan kedelai di Kabupaten Klaten adalah sebagai berikut :

Ln Ù

Qd = – 15,668 – 0,134 Ln X1 – 0.082 Ln X 2 – 0,096 Ln X3 – 0,029 Ln X4 + 0,94 Ln X5 + 2,150 Ln X6 + 0,160 Ln Qdt-1

Fungsi permintaan tersebut kemudian dikembalikan ke bentuk asal sehingga bentuknya menjadi :

Ù

Qd = 1,569.10-7.X1– 0,134. X2–0,082. X30,096. X40,029. X50,094. X52,150. Qdt-1 0,114 Keterangan :

Qd : Permintaan kedelai (Kg/Tahun)

Qdt-1 : Permintaan kedelai tahun sebelumnya t-1 (Kg/Tahun) X1 : Harga kedelai (Rp/Kg)

X2 : Harga beras (Rp/Kg) X3 : Harga jagung (Rp/Kg) X4 : Harga telur (Rp/Kg)

lxxxi X5 : Pendapatan penduduk (Rp/Tahun) X6 : Jumlah penduduk (Jiwa)

2. Pengujian Model

Untuk menganalisis hubungan antara permintaan kedelai di Kabupaten Klaten dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya digunakan model regresi non linier berganda dalam bentuk fungsi logaritma natural. Agar dapat memperoleh hasil regresi yang terbaik maka harus memenuhi kriteria statistik sebagai berikut :

a. Uji R2 Adjusted

Nilai koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar sumbangan variable-variabel bebas secara bersama-sama terhadap variable tidak bebasnya. Berdasarkan hasil dari analisis diperoleh nilai

adjusted R2 sebesar 0,869. Hal ini menunjukkan bahwa 86,9%

permintaan kedelai di Kabupaten Klaten dapat dijelaskan oleh variabel bebas yang digunakan dalam model yaitu harga kedelai, harga beras, harga jagung, harga telur, pendapatan penduduk, jumlah penduduk, dan permintaan kedelai tahun sebelumnya. Sedangkan sisanya sebesar 13,1% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. misalnya: selera konsumen dan preferensi konsumen.

b. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang diteliti secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten. Hasil analisis uji F dapat dilihat pada Tabel 28.

Tabel 28. Hasil Analisis Varian Variable-Variabel yang Berpengaruh Terhadap Permintaan Kedelai di Kabupaten Klaten

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 0,083 7 0,012 14,222 0,001a Residual 0,006 7 0,001 Total 0,089 14

Sumber : Diadopsi dari Lampiran 2

Berdasarkan Tabel 28 analisis uji F yang dilakukan dapat diketahui bahwa signifikasi sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa

variabel-lxxxii

varabel bebas yang diamati yaitu harga kedelai, harga beras, harga jagung, harga telur, pendapatan penduduk, jumlah penduduk, dan permintaan kedelai tahun sebelumnya. secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten.

c. Uji t

Uji - t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yang diteliti secara individual terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 29.

Tabel 29. Hasil Analisis Uji - t Masing-Masing Variabel Bebas

Variabel Koefisien

regresi

t hitung

Signifikasi Permintaan kedelai tahun sebelumnya

v(Qdt-1) 0,160 0,556 0,595 ns Harga kedelai (X1) -0,134 -2,576 0,037** Harga beras (X2) -0,082 -0,671 0,524 ns Harga jagung (X3) -0,096 -0,693 0,510 ns Harga telur (X4) 0,029 0,281 0,787 ns Pendapatan penduduk (X5) 0,094 2,336 0,052* Jumlah penduduk (X6) 2,150 2,523 0,040**

Sumber : Diadopsi dari Lampiran 3 Keterangan :

***

: signifikasi pada tingkat kepercayaan 99% **

: signifikasi pada tingkat kepercayaan 95% *

: signifikasi pada tingkat kepercayaan 90% ns

: tidak signifikan

Berdasarkan Tabel 29 diketahui bahwa variabel harga kedelai dan jumlah penduduk berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini ditunjukkan oleh probabilitas atau nilai signifikansi dari masing-masing variabel tersebut yang lebih kecil dari nilai α = 0,05 (P < 0,05). Sedangkan

lxxxiii

variabel pendapatan penduduk berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten pada tingkat kepercayaan 90%. Hal ini ditunjukkan oleh probabilitas atau nilai signifikansinya yang lebih kecil dari nilai α = 0,10 (P < 0,10). Variabel harga beras, harga jagung, dan harga telur tidak berpengaruh nyata pada permintaan kedelai di Kabupaten Klaten, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansinya yang lebih besar dari nilai α = 1%, 5%, dan 10%.

d. Variabel Bebas yang Paling Berpengaruh

Untuk mengetahui variabel bebas yang paling berpengaruh dapat diketahui dari nilai standar koefisien regresi. Semakin besar nilai standar koefisien regresi maka semakin besar pengaruh variabel bebas tersebut terhadap permintaan kedelai. Nilai standar koefisien regresi dapat dilihat pada Tabel 30.

Tabel 30. Nilai Standar Koefisien Regresi Variabel-Variabel yang Berpengaruh Terhadap Permintaan Kedelai di Kabupaten Klaten

Variabel Standar Koefisien Regresi Peringkat

Jumlah penduduk (X5) 6,75037 1

Harga kedelai (X1) - 0,06599 2

Pendapatan penduduk (X4) 0,01942 3

Sumber : Diadopsi dari Lampiran 4

Berdasarkan Tabel 30 dapat diketahui bahwa variabel jumlah penduduk (X5) memiliki nilai standar koefisien regresi yang terbesar. Hal ini menunjukkan jumlah penduduk mempunyai pengaruh yang terbesar terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten. Sedangkan variabel yang mempunyai pengaruh paling kecil adalah pendapatan penduduk.

3. Pengujian Asumsi Klasik

Agar koefisien-koefisien regresi yang dihasilkan dengan metode OLS (Ordinary Least Square) bersifat BLUE (Best Linier Unbiassed Estimated), maka asumsi-asumsi persamaan regresi linier klasik harus dipenuhi oleh model. Uji penyimpangan terhadap asumsi klasik yang dilakukan meliputi uji deteksi multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Berikut ini adalah hasil pengujian model fungsi permintaan kedelai di Kabupaten Klaten terhadap asumsi klasik :

lxxxiv

Multikolinieritas merupakan keadaan adanya korelasi antar variabel bebas dalam model regresi. Sedangkan untuk model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antar variabel bebas. Oleh karena itu. untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai matrik Pearson Correlation (PC<0,8). Hasil dari analisis diperoleh nilai matrik Pearson Correlation tidak ada yang lebih besar dari 0,8 (nilai matrik Pearson Correlation yang terbesar adalah 0,746). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas di antara variabel-variabel bebas.

b. Autokorelasi

Autokorelasi merupakan suatu keadaan dimana dalam suatu persamaan regeresi terdapat hubungan atau korelasi antara kesalahan penggangu. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat diketahui dengan melihat nilai Durbin Watson (D-W). Sedangkan kriteria

pengujian yang digunakan adalah :

1. 1,65 < DW < 2,35 artinya tidak terjadi autokorelasi.

2. 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW <2,79 artinya tidak dapat disimpulkan.

3. DW < 1,21 atau DW > 2,79 artinya terjadi autokorelasi.

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui nilai Durbin Watson

yaitu sebesar 2,161 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model yang digunakan tidak terjadi autokorelasi karena nilai tersebut berada di antara 1,65 < DW < 2,35.

c. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji park dan diagram scatterplot. Berdasarkan hasil uji park (lampiran 3) menunjukkan bahwa hasil uji-t tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa kesalahan pengganggu mempunyai varians yang sama atau terjadi homoskedastisitas. Oleh karena itu dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model yang digunakan. Dari diagram scatterplot dapat diketahui bahwa titik-titik yang ada dalam diagram menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu, ini berarti bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

4. Elastisitas Permintaan Kedelai di Kabupaten Klaten

Nilai elastisitas permintaan jangka pendek dari model ini merupakan nilai koefisien regresi masing-masing variabel penduganya karena salah satu ciri menarik dari model logaritma berganda adalah nilai koefisien regresi menunjukkan nilai elastisitasnya. Sedangkan untuk elastistas jangka panjang di peroleh dengan membagi antara elastisitas jangka pendek dengan koefisien penyesuaiannya (adjustment coefficient).

lxxxv

Tabel 31. Elastisitas Permintaan Kedelai dalam Jangka Pendek dan Jangka Panjang di Kabupaten Klaten

Variabel Elastisitas Jangka

Pendek Elastisitas Jangka Panjang Harga Kedelai -0,134 -0,1595 Pendapatan penduduk 0,094 0,1119 Jumlah Penduduk 2,150 2,5595

Sumber : Diolah dari Lampiran 2

a. Elastisitas Harga Terhadap Permintaan

Nilai elastisitas harga terhadap permintaan kedelai untuk jangka pendek sebesar -0,134 dan nilai elastisitas harga terhadap permintaan kedelai untuk jangka panjang sebesar -0,1595. Angka ini mengandung pengertian bahwa jika harga kedelai meningkat 1 % maka permintaan diharapkan akan menurun 0,134% untuk jangka pendek dan permintaan menurun 0, 1595% untuk jangka panjang. Demikian pula sebaliknya bila harga kedelai menurun, maka permintaan akan meningkat. Harga mutlak dari koefisien elastisitas harga kurang dari satu menandakan bahwa permintaan kedelai bersifat inelastis atau dengan kata lain kenaikan harga kedelai diikuti oleh penurunan jumlah kedelai yang diminta dalam jumlah yang lebih kecil.

b. Elastisitas Harga Silang Terhadap Permintaan

Berdasarkan analisis diketahui bahwa besarnya elastisitas silang dari harga beras, harga jagung, dan harga telur tidak dapat dijelaskan baik jangka pendek maupun jangka panjang, karena variabel harga beras, harga jagung, dan harga telur berdasarkan uji t parsial tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten. Berarti peningkatan maupun penurunan jumlah kedelai yang diminta tidak dipengaruhi oleh naik turunnya harga harga jagung, dan harga telur, melainkan di sebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak di teliti.

c. Elastisitas Pendapatan penduduk dan Jumlah penduduk Terhadap Permintaan

lxxxvi

Nilai elastisitas pendapatan terhadap permintaan untuk jangka pendek sebesar 0,094, sedangkan jangka panjang sebesar 0,1119, yang berarti jika terjadi kenaikan pendapatan sebesar 1% maka diharapkan jumlah permintaan kedelai bertambah sebesar 0,094% untuk jangka pendek dan 0,1119 untuk jangka panjang. Nilai elastisitas pendapatan jangka pendek mapun jangka panjang kurang dari satu menandakan kedelai merupakan barang normal, artinya perubahan pendapatan atau jumlah kedelai yang diminta lebih kecil dari proporsi kenaikan pendapatan.

Elastisitas Permintaan terhadap jumlah penduduk bernilai positif. Nilai elastisitas positif artinya dalam jangka pendek maupun jangka panjang kenaikkan jumlah Penduduk akan menaikkan permintaan kedelai. Nilai elastisitas jangka pendek dan jangka panjang untuk jumlah penduduk bersifat elastis. Artinya bahwa persentase perubahan jumlah permintaan lebih besar daripada persentase perubahan jumlah penduduk. Variabel jumlah penduduk memiliki nilai koefisien regresi sebesar 2,150 yang merupakan pengaruh perubahan jumlah penduduk untuk jangka pendek, sedangkan untuk jangka panjang pengaruh sebesar 2,5595. Hal ini berarti apabila terjadi pertambahan penduduk 1% maka permintaan kedelai diharapkan akan meningkat 2,150 % untuk jangka pendek dan meningkat 2,5595% untuk jangka panjang. Jumlah penduduk mempunyai pengaruh yang positif terhadap permintaan kedelai dan berpengaruh secara nyata pada tingkat kepercayaan 95 %. D. Pembahasan Hasil Penelitian

Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu daerah tertentu dengan tingkat harga tertentu dan dalam periode tertentu. Hukum permintaan mengatakan bahwa untuk barang normal ada hubungan terbalik antara harga dan kuantitas, yaitu apabila harga naik maka kuantitas yang ingin dibeli konsumen akan berkurang. Hukum permintaan hanya berlaku bila kondisi cateris paribus atau diasumsikan faktor-faktor lain tidak mengalami perubahan.

lxxxvii

Permintaan kedelai di Kabupaten Klaten cenderung naik setiap tahunnya. dengan perkembangan permintaan kedelai sebesar 0,98 % per tahun atau 123.985,95 kg/tahun, rata-rata permintaan kedelai di Kabupaten Klaten sebesar 12.651.627,29 kg/tahun. Hal ini di pengaruhi oleh tingginya konsumsi penduduk dan permintaan kedelai oleh penduduk untuk pakan ternak, karena kedelai merupakan salah satu komoditi pertanian tanaman pangan, yang memiliki beragam produk olahan dengan harga yang relatif terjangkau. Walaupun demikian di lain pihak tingkat konsumsi atau permintaan itu sendiri tidak di imbangi dengan produksi kedelai dalam negeri, sehingga dalam pemenuhan permintaannya pemerintah melakukan impor kedelai dari luar negeri hal ini menyebabkan harga dari kedelai tersebut sangat tergantung dengan harga kedelai dunia. Mengingat kedelai memiliki beragam produk olahan sehingga untuk mengurangi angka konsumsi kedelai itu sendiri harus benar-benar selektif dimana harus dapat ditemukan barang pengganti untuk kedelai, dengan tujuan agar konsumsi kedelai dapat dikurangi sehingga permintaan kedelai di Kabupaten Klaten di harapkan dapat tercukupi dengan produksi kedelai dari daerah klaten sendiri.

Berdasarkan uji F, faktor-faktor yang digunakan sebagai penduga yang akan mempengaruhi tingkat permintaan kedelai di Kabupaten Klaten untuk analisis permintaan statis maupun dinamis meliputi: harga kedelai, harga beras, harga jagung, harga telur, pendapatan penduduk, jumlah penduduk, dan permintaan kedelai tahun sebelunya secara bersama-sama berpengaruh sangat nyata terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten pada tingkat kepercayaan 99%. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,01 (P < 0,01).

Berdasarkan hasil uji-t, menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95% adalah harga kedelai dan pendapatan penduduk, sedangkan untuk tingkat kepercayaan 99% variabel yang berpengaruh sangat nyata adalah dan jumlah penduduk pada model statis. Sedangkan untuk model dinamis, variabel yang berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95% adalah harga kedelai dan jumlah penduduk, sedangkan untuk

lxxxviii

tingkat kepercayaan 90% variabel yang berpengaruh nyata adalah pendapatan penduduk. Tingkat kepercayaan 95%, yang ditunjukkan oleh nilai signifikansinya yang lebih kecil dari nilai α = 0,05 (P < 0,05), sedangkan tingkat kepercayaan 90%, yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi yang lebih kecil dari nilai α = 0,1 (P < 0,1). Sedangkan variabel harga beras, variabel harga jagung dan harga telur tidak berpengaruh nyata pada permintaan kedelai di Kabupaten Klaten, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi yang lebih besar dari nilai α = 1%, 5%, dan 10%.

Berdasarkan hasil analisis penelitian untuk mengetahui penjelasan lebih lanjut dari masing-masing variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan analisis regresi dapat dijelaskan keterangan berikut:

Dokumen terkait