• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI DI KABUPATEN KLATEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI DI KABUPATEN KLATEN"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI

DI KABUPATEN KLATEN

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh

Arif Ludianzah

H0306042

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

ii

ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI

DI KABUPATEN KLATEN

yang dipersiapkan dan disusun oleh Arif Ludianzah

H0306042

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal : 14 Juli 2010

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua Anggota I Anggota II

Dr. Ir. Darsono, M.Si . NIP. 19660611 199103 1 002

Ir. Agustono, M.Si .

NIP. 19640801 199003 1 004

Dr. Ir. Hj. Suprapti Supardi, MP NIP. 19480808 197612 2 001

Surakarta, 23 Juli 2010 Mengetahui

Universitas Sebelas Maret Surakarta Fakultas Pertanian

Dekan

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Permintaan Kedelai di Kabupaten Klaten”. Skripsi ini sebagai syarat dalam memperoleh gelar Sarjana

Pertanian di Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan skripsi ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya bantuan dari semua pihak, baik instansi maupun perorangan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Dr. Ir. Darsono, MSi. selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah telah mendampingi dan memberikan ilmu, saran dan masukan selama penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan yang berharga bagi Penulis.

3. Bapak Ir. Agustono, Msi. selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen Pembimbing Pendamping yang telah mendampingi dan memberikan ilmu, saran dan masukan selama penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan yang berharga bagi Penulis.

4. Ibu Dr. Ir. Hj. Suprapti Supardi, MP selaku Dosen Penguji yang telah memberikan ilmu, saran dan masukan selama penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan yang berharga bagi Penulis.

5. Ibu Ir. Sugiharti Mulya Handayani, MP. selaku Ketua Komisi Sarjana Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta. 6. Bapeda Kabupaten Klaten, Dinas Pertanian Kabupaten Klaten, Dinas

Ketahanan Pangan Kabupaten Klaten, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Klaten dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten

7. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

(4)

iv

9. Kedua orang tua penulis, Ayahku Suharno dan Ibuku Muryantin yang telah memberikan doa restu serta dukungan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

10.Kakakku Luluk Nur Fakhidah dan Bambang Sudibya, dan keponakanku Nafeeza rayya serta semua keluarga di rumah.

11.Guruku SMA N 7 Pak Agus dan Bu Tutik, terimakasih atas segala ilmu, nasehat, wejangan, motivasi dan do’a yang sangat berharga bagi penulis.

12.Teman-teman Exs SMA N 7, Yovano, Sigit, Yarsi-Tofan, Tata, Bibie Nurmie, Andhika dan Sahabat-sahabatku terimakasih atas persahabatan yang begitu indah dan semangat yang tak ternilai.

13.Penyemangatku, Ambarini Nur Susanti, atas support dan motivasinya.

14.teman kost Subali: Eky, Ari, Adhi Santoso, Kang Setyawan dan Teman-teman Soegali 2006 Anang Budi, Bagus, Wahyudi, Danang, Firzadi, Habib, Lukas, Joko, Hanif, Yoga atas masukkannya dalam penyelelesaian skripsi ini. 15.Teman-teman soegirly 2006, Endang Wiwin, Hervikarani, Erna, Dina, Sauma,

Tomi, Cha-cha, Roma, Vita, Melinda, Ipung, Nina, Mutasi, Amel, Ani, Fika terima kasih buat kebersamaannya selama ini.

16.Teman-teman senasib-seperjuanganku, mahasiswa Agrobisnis angkatan 2006 terimakasih atas kebersamaan dan kekeluargaan yang akan selalu jadi kenangan terindah.

17.Teman-temanku mahasiswa Agrobisnis angkatan 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2009, dan seluruh teman-teman Fakultas Pertanian UNS terimakasih atas segala kebersamaannya selama ini.

18.Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mohon saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini berguna bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juli 2010

(5)

v DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

LAMPIRAN... xi

RINGKASAN ... xii

SUMMARY ... xiv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian ... 7

II. LANDASAN TEORI ... 8

A. Penelitian Terdahulu ... 8

B. Tinjauan Pustaka ... 10

1. Kedelai ... 10

2. Pembudidayaan Kedelai ... 11

3. Teori Permintaan ... 13

4. Kurva Permintaan ... 16

5. Elastisitas Permintaan ... 17

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ... 20

D. Hipotesis ... 25

E. Asumsi-asumsi ... 26

F. Pembatasan Masalah ... 26

G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 26

III. METODE PENELITIAN ... 28

A. Metode Dasar Penelitian ... 28

B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian ... 28

C. Jenis dan Sumber Data ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 29

(6)

vi

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN ... 39

A. Keadaan Alam ... 39

B. Keadaan Penduduk ... 43

C. Keadaan Sarana Perekonomian... 46

D. Keadaan Umum Pertanian ... 47

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Hasil Penelitian... 50

1. Permintaan Kedelai ... 50

2. Harga Kedelai ... 52

3. Harga Beras ... 53

4. Harga Jagung... ... 55

5. Harga Telur ... 56

6. Pendapatan Penduduk ... 58

7. Jumlah Penduduk ... 60

B.Hasil Analisis Permintaan statis ... 61

1. Estimasi Fungsi Permintaan ... 61

2. Pengujian Model ... 62

3. Pengujian Asumsi Klasik ... 66

4. Elastisitas Permintaan ... 67

C.Hasil Analisis Permintaan Dinamis ... 69

1. Estimasi Fungsi Permintaan ... 69

2. Pengujian Model ... 70

3. Pengujian Asumsi Klasik ... 73

4. Elastisitas Permintaan ... 74

D.Pembahasan Hasil Penelitian ... 76

1. Harga Kedelai ... 78

2. Harga Beras ... 79

3. Harga Jagung... ... 80

4. Harga Telur ... 80

5. Pendapatan Penduduk ... 81

6. Jumlah Penduduk ... 82

7. JumlahKedelai Yang Diminta Tahun Sebelumnya (Qdt-1) ... 83

VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 84

A. Kesimpulan ... 84

B. Saran ... 85 DAFTAR PUSTAKA

(7)

vii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, Produksi, Konsumsi,

dan Impor Kedelai di Indonesia, Tahun 2004-2008 ... 3

2. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai di Kabupaten Klaten Tahun 2004-2008 ... 4

3. Jumlah Produksi, Konsumsi dan Defisit Kedelai di Kabupaten Klaten, 2004-2008. ... 5

4. Kandungan Gizi Dalam Tiap 100 Gram Bahan Kedelai ... 11

5. Interpretasi Elastisitas Pendapatan ... 19

6. Interpretasi Elastisitas Silang ... 20

7. Rata-rata Permintaan Kedelai di Kabupaten Klaten Tahun 2004-2008 ... 28

8. Kriteria Elastisitas Permintaan Terhadap Harga ... 36

9. Kriteria Elastisitas Permintaan Terhadap Pendapatan ... 37

10. Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Klaten Tahun 2005-2008 .. 42

11. Perkembangan Penduduk Kabupaten KlatenTahun 2004 – 2008 ... 43

12. Jumlah Penduduk di Kabupaten Klaten Menurut Umur dan Jenis Kelamin pada Tahun 2008 ... 44

13. Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Klaten Tahun 2003-2007 ... 46

14. Banyaknya Pasar Menurut Jenis di Kabupaten Klaten Tahun 2008 47 15. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Klaten Tahun 2008 ... 48

16. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kedelai Tiap Kecamatan di Kabupaten Klaten Tahun2008 ... 49

17. Permintaan Kedelai di Kabupaten Klaten Tahun 1993 – 2008 ... 50

18. Perkembangan Harga Kedelai di Kabupaten Klaten Tahun 1994-2008 ... 52

19. Perkembangan Harga Beras di Kabupaten Klaten Tahun 1994-2008 ... 54

20. Perkembangan Harga Jagung di Kabupaten Klaten Tahun 1994-2008 ... 55

(8)

viii

22. Perkembangan Pendapatan Penduduk di Kabupaten Klaten Tahun

1994-2008 ... 59 23. Perkembangan Jumlah Penduduk di Kabupaten Klaten Tahun

1994-2008 ... 60 24. Hasil Analisis Varian Variable-Variabel yang Berpengaruh

Terhadap Permintaan Kedelai di Kabupaten Klaten. ... 63 25. Hasil Analisis Uji-t Masing-Masing Variabel Bebas ... 63 26. Nilai Standar Koefisien Regresi Variabel-Variabel yang

Berpengaruh Terhadap Permintaan Kedelai di Kabupaten Klaten . 64 27. Nilai Elastisitas Permintaan kedelai di Kabupaten Klaten ... 68

28. Hasil Analisis Varian Variable-Variabel yang Berpengaruh Terhadap Permintaan Kedelai di Kabupaten Klaten ... 71

29. Hasil Analisis Uji - t Masing-Masing Variabel Bebas ... 72 30. Nilai Standar Koefisien Regresi Variabel-Variabel yang

Berpengaruh Terhadap Permintaan Kedelai di Kabupaten Klaten ... 73 31. Elastisitas Permintaan Kedelai dalam Jangka Pendek dan Jangka

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Kurva Permintaan ... 16 2. Pergeseran Kurva Permintaan ... 16 3. Kerangka Pendekatan Masalah ... 25 4 Grafik Perkembangan Permintaan Kedelai di Kabupaten Klaten

Tahun 1994-2008 ... 51 5 Grafik Perkembangan Harga Kedelai di Kabupaten Klaten Tahun

1994-2008 ... 53 6 Grafik Perkembangan Harga Beras di Kabupaten Klaten Tahun

1994-2008 ... 55 7 Grafik Perkembangan Harga Jagung di Kabupaten Klaten Tahun

1994-2008 ... 56 8 Grafik Perkembangan Harga telur di Kabupaten Klaten Tahun

1994-2008 ... 58 9 Grafik Perkembangan Pendapatan Penduduk di Kabupaten Klaten 60 10 Grafik Perkembangan Jumlah penduduk di Kabupaten Klaten

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Data Penelitian ... 90

2. Regresi Analisis Permintaan Statis dan Dinamis Kedelai di Kabupaten Klaten ... 95

3. Uji Heteroskedastisitas Analisis Permintaan Statis dan Dinamis .. 102

4. Perhitungan Standar Koefisien Regresi Analisis Permintaan Statis dan Dinamis ... 107

5. Surat Ijin Penelitian ... 111

6. Peta Kabupaten Klaten ... 112

7. Gambar Kedelai Lokal dan Impor ... 113

(11)

xi RINGKASAN

Arif Ludianzah. H 0306042. 2010. “ Analisis Permintaan Kedelai Di

Kabupaten Klaten”. Skripsi dengan bimbingan Dr. Ir. Darsono, M.Si dan Ir. Agustono, M.Si. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan penelitian untuk menganalisis dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kedelai dan tingkat kepekaan (elastisitas) permintaan kedelai di Kabupaten Klaten.

Metode dasar yang digunakan deskriptif analitis. Pengambilan lokasi penelitian secara purposive di Kabupaten Klaten. Data yang dianalisis merupakan data sekunder (time series) selama 16 tahun (1993-2008). Analisis data menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square) dengan fungsi logaritma berganda, untuk memperoleh koefisien elastisitas yang di gunakan dalam model analisis statis dan dinamis.

Hasil analisis data menggunakan metode regresi non linier berganda dengan model yang dispesifikasi cukup baik, dimana model analisis statis nilai R2 sebesar 0,880 yang berarti sebesar 88,0% permintaan kedelai di Kabupaten Klaten dapat dijelaskan oleh variabel harga kedelai, harga beras, harga jagung, harga telur pendapatan penduduk, dan jumlah penduduk, sedangkan sisanya sebesar 12,0% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian seperti selera dan preferensi konsumen konsumen. Berdasarkan uji F variabel harga kedelai, harga beras, harga jagung, pendapatan penduduk, dan jumlah penduduk secara bersama berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten. Berdasarkan uji t variabel jumlah penduduk berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten pada tingkat kepercayaan 99%, sedangkan harga kedelai dan pendapatan penduduk berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten pada tingkat kepercayaan 95%. Variabel yang dispesifikasi dalam model dan tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten adalah harga beras, harga jagung, dan harga telur. Variabel yang paling berpengaruh terhadap permintaan kedelai adalah jumlah penduduk.

(12)

xii

(13)

xiii

SUMMARY

Arif Ludianzah. H 0306042. 2010. "Demand Analysis of Soybean In Klaten Regency." Thesis with the guidance of Dr. Ir. Darsono, M. Si and Ir. Agustono, MSi Faculty of Agriculture, University of Sebelas Maret Surakarta.

The aims are to analyze and identify the factors that affect demand for soybeans and the level of sensitivity (elasticity) demand of soybean in Klaten Regency.

The basic method used descriptive analysis. Intake of study sites in a purposive in Klaten Regency. The data is analyzed secondary data (time series) during 16 years (1993-2008). Data analysis using OLS (Ordinary Least Square) with a double logarithmic function, to obtain the coefficient of elasticity that is in use in static and dynamic analysis model.

Results of data analysis using non-linear regression method with the specified model is good enough, where the static analysis model R2 value of 0,880 which means 88,0% soybean demand in Klaten Regency can be explained by the variable soybean price, the price of rice, corn prices, prices egg income population, and population, while the remaining 12,0% is explained by other variables outside the research consumer tastes and preferences of consumers. Based on F test variable soybean price, the price of rice, corn prices, incomes of the population, and population collectively significant effect on demand for soybeans in Klaten Regency. Based on t test population variable has a significant effect on the demand for soybeans in Klaten Regency at 99% confidence level, while soybean prices and incomes of population had significant effect on demand for soybeans in Klaten Regency at 95% confidence level. Variables specified in the model and no significant effect on soybean demand in Klaten Regency is the price of rice, corn prices, and egg prices. The most influential variables on demand for soybeans is the total population.

Results of data analysis to model the dynamic analysis obtained R2 value of 0,869 which means 86.9% soybean demand in Klaten Regency can be explained by the variable demand for soybeans the previous year, the price of soybeans, rice prices, the price of corn, egg prices, incomes of the population, and number population, while the rest equal to 13,1% explained by other variables such research beyond consumer tastes and preferences of consumers. Based on F test of soybean demand variable to the previous year, soybean prices, the price of rice, corn prices, incomes of the population, and population collectively significant effect on demand for soybeans in Klaten Regency. Based on t test variable soybean price and the number of people significantly affected the demand for soybeans in Klaten Regency at 95% confidence level, whereas the population income significantly affect demand for soybeans in Klaten Regency at 90% confidence level. Variables specified in the model and no significant effect on soybean demand in Klaten Regency is soybean demand the previous year, the price of rice, corn prices, and the price of eggs. The most influential variables on demand for soybeans is the number of residents

(14)

xiv

Whereas for a dynamic analysis model, the elasticity of demand for short-term and long term for soybean prices is inelastic with a value of -0,134 and -0,1595. This means a change of 1% soybean prices will reduce demand for soybeans -0,134% in the short term and -0,1595% in the long term. The elasticity of demand for short-term and long-short-term residents for revenue is inelastic with a value of 0,094 and 0,1119. This means that changes in population income by 1% would raise soybean demand for 0.094% in the short term and 0,1119% in the long term. The elasticity of demand for short-term and long term for the total population is elastic with a value of 2,150 and 2,5595. This means that changes in population income by 1% would raise soybean demand for 2,150% in the short term and 2,5595% in the long term.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan di sektor pertanian di suatu negara harus tercerminkan oleh kemampuan negara tersebut dalam swasembada pangan, atau paling tidak mencapai ketahanan pangan. Ketahanan pangan pada tataran nasional merupakan kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan dalam jumlah yang cukup, mutu yang layak, aman, dan juga halal, yang didasarkan pada optimasi pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumberdaya domestik. Salah satu indikator untuk mengukur ketahanan pangan adalah ketergantungan ketersediaan pangan nasional terhadap impor (Puslitbangtan, 1995).

Pembangunan ketahanan pangan di Indonesia telah ditegaskan dalam Undang-undang No. 7 Tahun 1996 pasal I tentang pangan yang dirumuskan sebagai usaha mewujudkan ketersediaan pangan bagi seluruh rumah tangga, dalam jumlah yang cukup, mutu dan gizi yang layak, aman dikonsumsi, merata serta terjangkau untuk setiap individu (Tambunan, 2008:1).

(15)

xv

harus dipertahankan. Salah satu komoditi yang harus ditingkatkan produktivitasnya adalah kedelai. Tanaman kedelai merupakan sumber bahan pangan nabati, dengan kandungan protein 39% memegang peranan penting dalam berbagai aspek ekonomi di Indonesia. Di samping itu hasil olahan kedelai seperti yang diperlukan masyarakat banyak, relatif lebih murah dan mudah di jangkau. Permintaan kedelai internasional yang meningkat, yang tidak di ikuti peningkatan produktivitasnya, mengakibatkan harga kedelai internasional ikut meningkat, sehingga harga kedelai impor juga mengalami peningkatan. Menurut FAO (2009:838) Kedelai akan menjadi semakin penting di manfaatkan untuk produksi biofuel dan juga untuk tujuan industri lainnya. Potensi permintaan kedelai dari pasar energi begitu besar dan memiliki potensi untuk mengubah dasar-dasar sistem pasar pertanian, ini sudah mulai terjadi di tahun 2007/2008, total penggunaan biji kedelai untuk produksi biofuel sebesar 11 juta ton atau 10% dari total pemanfaatan biji kedelai. Produksi biofuel global diperkirakan akan meningkat hampir 90% selama 10 tahun ke depan, mencapai angka 192 milyar liter pada tahun 2018.

Ketika produksi kedelai domestik tidak mencukupi permintaan akan kedelai, pemerintah menetapkan kebijakan untuk impor kedelai. Masuknya kedelai impor ke dalam pasar kedelai nasional, hal tersebut mempengaruhi perilaku konsumen pasar untuk memilih kedelai impor, karena harganya yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga kedelai lokal. Namun saat ini, kondisi menjadi terbalik, dimana pasokan kedelai baik domestik maupun impor sangat menurun. Akibatnya penawaran kedelai domestik tidak mampu memenuhi permintaan di pasaran, sehingga membuat pemerintah mengambil kebijakan baru menurunkan bea masuk yang dulunya sebesar 5 - 10% menjadi 0 % pada saat ini, dengan harapan pasokan dalam negeri mampu memenuhi tingkat kebutuhan akan kedelai (Oktiningtyas, 2009).

(16)

xvi

4,90 juta ton. Permintaan kedelai yang meningkat tersebut disamping disebabkan oleh masih tingginya pertambahan jumlah penduduk (1,9% pertahun), juga akibat meningkatnya pendapatan masyarakat, serta berkembangnya industri makanan dan pakan ternak yang menggunakan bahan baku kedelai terutama untuk industri peternakan ayam ras (Puslitbangtan, 1991). Menurut Amang dan Sawit dalam Sudaryanto (1996), konsumsi kedelai per kapita per tahun meningkat sekitar 160 persen dalam periode waktu 13 tahun dari tahun 1970 sampai 1993. Konsumsi tahu dan tempe per kapita per tahun saja meningkat berturut-turut dari 3,4 kg dan 3,9 kg pada tahun 1984 menjadi 3,9 kg dan 4,2 kg pada tahun 1990. Mengingat kemampuan produksi dalam negeri yang masih rendah, sementara permintaan terhadap kedelai akan meningkat sekitar 2,92 persen per tahun, maka impor kedelai akan meningkat dari 1,04 juta ton pada tahun 2000 menjadi 1,22 juta ton pada tahun 2010.

Tanaman kedelai merupakan tanaman yang dibudidayakan di lahan sawah dan di lahan kering. Sekitar 60% areal pertanaman kedelai terdapat di lahan sawah dan 40% lainnya di lahan kering. Areal pertanamannya tersebar di seluruh Indonesia. Kedelai merupakan salah satu tanaman pangan utama di Indonesia setelah padi dan jagung. Sebagian besar komoditas kedelai dikonsumsi setelah melalui olahan seperti tempe, tahu, tauco,susu kedelai dan kecap. Di samping itu, kedelai juga merupakan bahan baku pakan ternak. Kebutuhan terhadap kedelai yang terus meningkat dari tahun ke tahun, bukan saja disebabkan karena pertambahan penduduk, tetapi juga karena meningkatnya konsumsi perkapita dan pertumbuhan peternakan unggas (Siregar, 2005).

(17)

xvii

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, Produksi, Konsumsi, dan Impor Kedelai di Indonesia, Tahun 2004-2008

Tahun Luas Panen Produktivitas Produksi Kedelai Konsumsi Impor

Ha Kw/Ha Ton Ton Ton

2004 565.155 12,80 723.483 2.299.297 1.575.814

2005 621.541 13,01 808.353 1.243.302 434.949

2006 580.534 12,88 747.611 1.143.815 396.204

2007 459.116 12,91 592.534 2.095.124 1.025.878

2008 549.412 13,17 723.535 2.284.257 940.252

Sumber : Statistika Indonesia, 2008

Sektor pertanian masih menjadi tulang punggung ekonomi di Kabupaten Klaten, sebagian lahan sawah dan tegalan yang ada di Kabupaten Klaten digunakan sebagai lahan tanaman kedelai, dimana luasan tanamannya terbesar pada tahun 2006 mencapai 4.759 Ha. Perkembangan luas panen, produktivitas dan produksi kedelai di Kabupaten Klaten dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai di Kabupaten Klaten Tahun 2004-2008

Tahun Luas Panen Produktivitas Produksi Kedelai

Ha % Kw/Ha % Ton %

2004 4.105 0,12 15,75 11,13 6.465 23,14

2005 4.109 0,10 13,72 -12,89 5.636 -12,82

2006 4.759 15,82 16,35 19,17 7.780 38 ,04

2007 3.991 -16,14 10,21 -37,55 4.074 -47,64

2008 4.128 3,43 16,47 61,31 6.797 66,84

Sumber : BPS Kabupaten Klaten, 2008

Tabel 2 menyatakan bahwa, produksi kedelai di Kabupaten Klaten selama lima tahun terakhir berfluktuatif dan cenderung mengalami peningkatan. Produksi kedelai terbesar terjadi pada tahun 2006 sebesar 7.780 ton dari luas panen 4.759 Ha. Selanjutnya produksi kedelai pada tahun-tahun berikutnya terus mengalami penurunan. Pada tahun 2007 produksi kedelai mengalami penurunan drastis, yaitu hanya sebesar 4.074 ton. Hal ini terjadi karena beberapa faktor, diantaranya petani beralih pada komoditas pertanian lainnya yang lebih menguntungkan serta adanya alih fungsi lahan.

(18)

xviii

kedelai dan semakin menjamurnya warung-warung yang menjual produk olahan kedelai seperti tempe, tahu serta produk olahan lainnya, dan meningkatnya jumlah peternakan serta kebutuhan pakan ternak menyebabkan konsumsi kedelai menjadi meningkat. Selain itu rata-rata permintaan kedelai tiap tahunnya selalu bertambah diiringi dengan jumlah penduduk yang juga selalu bertambah.

Kedelai dibutuhkan sebagai bahan pangan sumber protein nabati bagi manusia dan makin diperlukan dalam berbagai industri olahan makanan yang berbahan baku kedelai. Pada umumnya permintaan kedelai di Kabupaten Klaten tiap tahunnya meningkat disertai oleh peningkatan jumlah penduduknya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji masalah permintaan kedelai di Kabupaten Klaten terkait dengan faktor-faktor yang berpengaruh serta tingkat elastisitasnya.

Pada tahun 2008 jumlah penduduk Kabupaten Klaten adalah 1.300.494 Jiwa, Sedangkan jumlah kebutuhan kedelai untuk konsumsi masyarakat dan pakan ternak di Kabupaten Klaten ialah 13.785.236,40 kg/tahun (BPS Kabupaten Klaten, 2008). Berikut data Jumlah produksi, permintaan, dan defisit kedelai di Kabupaten Klaten tahun 2004-2008 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Produksi, Kebutuhan dan Defisit Kedelai di Kabupaten Klaten, 2004-2008.

Tahun Produksi Kedelai

(ton/th)

Kebutuhan (ton/th)

Defisit (ton)

2004 6.465 13.587 - 7.122

2005 5.636 13.632 - 7.996

2006 7.780 13.708 - 5.928

2007 4.074 13.748 - 9.674

2008 6.797 13.785 - 6.988

Sumber : BPS Kabupaten Klaten, 2008

(19)

xix

Klaten ini mendorong peneliti untuk menganalisis faktor-faktor apa yang menyebabkan tingginya tingkat permintaan kedelai di Kabupaten Klaten.

B. Perumusan Masalah

Di Indonesia kedelai merupakan tanaman yang menduduki prioritas ketiga setelah padi dan jagung. Permintaan pasar dalam negeri untuk komoditi kedelai yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi atau bahan baku kebutuhan industri sampai saat ini belum dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Produksi kedelai dalam negeri mengalami penurunan dan harga ditingkat internasional naik, hal itu menyebabkan harga produk olahan yang menggunakan bahan baku dari kedelai seperti tempe, tahu, pakan ternak, dll melambung, bahkan kedelai sempat menjadi langka dipasaran. Padahal tahu dan tempe merupakan sumber protein penting yang terjangkau oleh rakyat. Produksi kedelai dalam negeri yang tidak dapat memenuhi kebutuhan menyebabkan pemerintah mengambil kebijakan mengimpor kedelai dari berbagai negara pengekspor kedelai.

Induk Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (INKOPTI), melaporkan bahwa sampai saat ini, dengan berbagai alasan teknis produksi pasokan kedelai lokal hanya mampu memenuhi sekitar 10% dari total kebutuhan industri tempe/tahu Indonesia, sedangkan sisanya harus diimpor (Oktaveri, 2010).

Kedelai merupakan salah satu bahan pangan olahan yang

dikonsumsi

oleh

masyarakat.

Kesadaran

masyarakat

akan

pentingnya kesehatan dan dengan bertambahnya jumlah penduduk

menyebabkan meningkatnya daya beli masyarakat akan produk yang

bernilai gizi tinggi sehingga permintaan kedelai diperkirakan akan

terus meningkat pada

tahun-tahun yang akan datang.

Oleh karena itu

masalah pangan terutama kedelai yang terkait dengan penyediaan,

distribusi, harga, konsumsi, permintaan dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya merupakan topik yang menarik untuk dikaji.

(20)

xx

terbatas. Disisi lain permintaan kedelai di Kabupaten Klaten

meningkat setiap tahunnya

.

Permintaan konsumen terhadap kedelai

dipengaruhi oleh banyak hal, seperti harga kedelai itu sendiri, harga

barang substitusi dan komplementer, pendapatan konsumen serta

jumlah penduduk. Permintaan kedelai tersebut harus diimbangi

dengan produksi kedelai agar kebutuhan masyarakat akan kedelai

dapat terpenuhi. Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang

perlu dibahas berkaitan dengan permintaan kedelai di Kabupaten

Klaten antara lain :

Faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap permintaan kedelai

di Kabupaten Klaten ?

Bagaimana elastisitas permintaan kedelai di Kabupaten Klaten?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kedelai di Kabupaten Klaten.

2. Menganalisis elastisitas permintaan kedelai di Kabupaten Klaten. D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan bagi peneliti serta sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi Pemerintah Daerah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan pangan terutama yang berkaitan dengan meningkatkan atau menurunkan permintaan kedelai di Kabupaten Klaten. 3. Bagi pihak lain

(21)

xxi

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian Listyaningrat (2007:59) yang berjudul Analisis Permintaan Kedelai di Kota Surakarta diketahui bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Permintaan Kedelai di Kota Surakarta serta elastisitas permintaan kedelai di Kota Surakarta. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kedelai di Kota Surakarta antara lain, harga kedelai, harga beras sebagai barang komplementer, dan pendapatan perkapita. Berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi (R2) didapatkan nilai sebesar 0,923 yang berarti bahwa variabel-variabel bebas (harga kedelai, harga beras, jumlah penduduk dan pendapatan perkapita) secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel tak bebas (jumlah permintaan kedelai) sebesar 92,3%. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang diteliti. Pada uji F diketahui bahwa variabel yang digunakan secara bersama-sama mempengaruhi permintaan kedelai di Kabupaten Surakarta pada tingkat signifikansi 95 %. Uji t menunjukkan bahwa variabel bebas yang signifikan terhadap permintaan kedelai adalah pendapatan perkapita saja pada tingkat kepercayaan 95%.

Penelitian Wardino (2001:76-77) yang berjudul Analisis Permintaan Kedelai di Kabupaten Wonogiri diketahui bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kedelai di Kabupaten Wonogiri serta elastisitas permintaan kedelai di Kabupaten Wonogiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kedelai di Kabupaten Wonogiri antara lain, harga kedelai, harga jagung sebagai barang substitusi, harga beras sebagai barang komplementer dan pendapatan perkapita. Data yang digunakan adalah data sekunder dan model analisis yang digunakan ada dua yaitu analisis permintaan statis dan analisis permintaan dinamis. Berdasarkan hasil analisis Permintaan Statis, koefisien determinasi (R2) didapatkan nilai sebesar 0,828 yang berarti bahwa variabel-variabel bebas (harga kedelai, harga beras, harga jagung dan pendapatan perkapita) secara bersama-sama mampu menjelaskan

(22)

xxii

variabel tak bebas (jumlah permintaan kedelai) sebesar 82,8%. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang diteliti.

Berdasarkan analisis permintaan dinamis, koefisien determinasi (R2) yang didapatkan sebesar 0,831 yang berarti bahwa variabel-variabel bebas secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel tak bebas sebesar 83,1%. Pada uji F diketahui bahwa variabel yang digunakan secara bersama-sama mempengaruhi permintaan kedelai di Kabupaten Wonogiri pada tingkat signifikansi 95 %. Uji t menunjukkan bahwa variabel bebas yang signifikan terhadap permintaan kedelai adalah pendapatan perkapita saja pada tingkat kepercayaan 95%. Adapun besarnya elastisitas pendapatan untuk model analisis permintaan statis adalah 1,39. Sedangkan untuk model analisis permintaan dinamis, besarnya elastisitas adalah 1,3741 untuk jangka pendek dan 1,5597 untuk jangka panjang. Tanda elastisitas disini semuanya positif yang menunjukkan bahwa setiap kenaikan pendapatan 10 % maka jumlah kedelai yang diminta naik sebesar 13,741 % untuk jangka pendek dan 15,597 % untuk jangka panjang.

Berdasarkan hasil penelitian Analisis Permintaan Kedelai di Kabupaten Wonogiri, menunjukkan bahwa faktor-faktor bebas yang berpengaruh antara lain harga kedelai, harga jagung sebagai harga barang substitusi, harga beras sebagai harga komplementer dan pendapatan perkapita. Berdasarkan analisis tersebut dapat diketahui bahwa melalui uji F, variabel-variabel bebasnya mempengaruhi secara bersama-sama variabel tak bebasnya (permintaan kedelai di Kabupaten Wonogiri). Sedangkan melalui uji t, diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh adalah pendapatan perkapita. Hasil penelitian di atas menjadi acuan bagi penelitian permintaan kedelai lokal dalam menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh dan faktor yang memberikan pengaruh terbesar serta elastisitas permintaan kedelai di Kabupaten Klaten.

B. Tinjauan Pustaka 1. Kedelai

(23)

xxiii

dibudidayakan ialah Glycine max (L) Merrill. Tinggi tanaman berkisar 10-200 cm, dapat bercabang sedikit atau banyak tergantung kultivar dan lingkungan hidup. Kultivar berdaun lebar dapat memberikan hasil biji yang lebih tinggi karena mampu menyerap sinar matahari yang lebih banyak jika dibandingkan dengan berdaun sempit (Lamina, 1989:5).

Protein, karbohidrat dan lemak adalah zat makanan penting yang diperlukan dalam jumlah relatif banyak disamping nutrisi mineral lainnya bagi kehidupan manusia. Di dalam hal ini, kedelai merupakan salah satu dari sembilan species kacang-kacangan terpenting. Kedelai adalah tanaman yang dapat memberikan dua dari tiga nutrisi tersebut yaitu protein dan lemak. Kandungan protein dan lemak dari tanaman ini sekitar 40 % dan 20 %. Di samping itu tanaman kedelai di Indonesia sudah lama dikenal sebagai tanaman bahan makanan dan telah diusahakan sejak awal abad ke 20 serta dapat dijangkau oleh daya beli rakyat dari semua lapisan masyarakat (Soeprajitno, 1980:7).

Rukmana (1995:11) menjelaskan bahwa kedelai mempunyai peran dan sumbangan yang besar bagi peyediaan bahan pangan bergizi bagi penduduk dunia, sehingga disebut sebagai ”Gold from the soil” (Emas yang muncul dari tanah) dan juga sebagai ”The World Miracle”, karena kandungan proteinnya kaya akan asam amino. Kandungan gizi kedelai di sajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4. Kandungan Gizi Dalam Tiap 100 Gram Bahan Kedelai

Kandungan gizi Banyaknya dalam 100 Gram

Kedelai Basah Kedelai Kering Kalori

Protein Lemak

286,00 kal 30,20 gr 15,60 gr

(24)

xxiv

Bagian yang dapat dimakan

30,10 gr

Kedelai sebagai bahan makanan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Di antara jenis kacang-kacangan, kedelai merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral dan serat yang paling baik. Lemak kedelai terkandung beberapa fosfolipida penting, yaitu lesitin, sepalin dan lipositol.

Kedelai sudah diyakini banyak orang untuk penyembuhan penyakit, seperti diabetes, ginjal, anemia, rematik, diare, hepatitis, dan hipertensi. Kandungan zat dalam kedelai diyakini cukup berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit tersebut. Dengan berbagai manfaat dan khasiatnya itu, sangat disayangkan sampai saat ini negara Indonesia masih belum dapat memenuhi sendiri kebutuhan akan kedelai (Wisnu, 2006). 2. Pembudidayaan Kedelai

(25)

xxv

Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah bila cocok bagi tanaman jagung. Bahkan daya tahan kedelai lebih baik daripada jagung. Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan iklim lembab. Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan. Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-340C, akan tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-270C. Pada proses perkecambahan benih kedelai memerlukan suhu yang cocok sekitar 300C. Saat panen kedelai yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik dari pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil. (Anonim, 2009a).

Berdasarkan Direktorat Jendral Pertanian Tanaman Pangan (1986), waktu tanam yang tepat ialah permulaan musim hujan. Sedangkan musim panen hendaknya jatuh pada musim kemarau. Sebaiknya diadakan pertanaman serentak dalam areal yang luas. Penanaman kedelai sepanjang tahun tidak dianjurkan.

Menurut Kartasapoetra (1988:17) kebanyakan varietas tanaman ini baru memberikan hasil setelah berumur antara 3-4 bulan. Panenan sebaiknya dilakukan apabila 90 % dari kulit buahnya telah berwarna coklat, dalam kegiatan ini hendaknya diperhatikan usaha pencegahan kehilangan hasil terutama pada waktu penyabitan tanaman yang ada di lapangan dan saat perontokan.

3. Permintaan

(26)

xxvi

yang ingin dibeli konsumen akan berkurang. Hukum permintaan hanya berlaku bila kondisi cateris paribus atau diasumsikan faktor-faktor lain tidak mengalami perubahan (Putong, 2002:32).

Menurut Sukirno (2005:76) permintaan seseorang atau suatu masyarakat atas suatu barang ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya yang terpenting adalah:

a. Harga barang itu sendiri

Semakin rendah harga suatu komoditi, semakin banyak jumlah yang akan diminta, apabila faktor lain dianggap tetap. Dan sebaliknya naiknya harga suatu komoditi menyebabkan permintaan terhadap komoditi tersebut turun.

b. Harga barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang tersebut Hubungan antara sesuatu barang dengan berbagai jenis barang lainnya dapat dibedakan dalam tiga golongan, yaitu : barang pengganti (substitusi), barang penggenap/pelengkap (komplementer), dan barang yang tidak mempunyai kaitan sama sekali (barang netral).

1) Barang pengganti

Sesuatu barang dinamakan barang pengganti apabila dapat menggantikan fungsi dari barang lain secara sempurna. Contohnya adalah minuman kopi dapat digantikan dengan minuman teh. Apabila harga barang pengganti murah maka permintaan terhadap barang yang digantikannya akan turun.

2) Barang pelengkap

Sesuatu barang dinamakan barang pelengkap apabila barang tersebut selalu digunakan bersama-sama dengan barang-barang yang lain. Contohnya adalah gula sebagai pelengkap dari minuman kopi atau teh. Apabila harga barang pelengkap tinggi maka permintaan terhadap suatu komoditas akan turun.

(27)

xxvii

Sesuatu barang dikatakan barang netral apabila barang tersebut tidak mempunyai keterkaitan yang erat dengan barang lain. Contohnya permintaan akan beras tidak berkaitan dengan permintaan akan buku. c. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat

Perubahan pendapatan akan menimbulkan perubahan dalam permintaan barang. Berdasarkan sifat perubahan permintaan yang akan berlaku apabila pendapatan berubah, berbagai jenis barang dapat dibedakan menjadi empat golongan : barang inferior, barang esensial, barang normal, dan barang mewah.

1) Barang Inferior

Barang inferior adalah barang yang banyak diminta oleh orang-orang yang berpendapatan rendah. Bila pendapatan naik, permintaan akan barang inferior tersebut berkurang. Contoh, pada pendapatan yang sangat rendah orang-orang mengkonsumsi ubi kayu sebagai makanan pokok. Setelah pendapatannya meningkat dan mampu membeli beras, maka orang tersebut akan meninggalkan ubi kayu sebagai makanan pokoknya.

2) Barang Esensial

Barang esensial adalah barang yang sangat penting artinya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, yang biasanya berupa barang kebutuhan pokok seperti beras. Permintaan terhadap barang ini tidak berubah walaupun pendapatan meningkat.

3) Barang Normal

Sesuatu barang dinamakan barang normal apabila barang tersebut mengalami kenaikan permintaan sebagai akibat dari kenaikan pendapatan, misalnya pakaian, sepatu, perabot rumah, dan berbagai jenis makanan.

4) Barang Mewah

(28)

xxviii

d. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat

Sejumlah pendapatan masyarakat yang tertntu besarnya akan menimbulkan corak permintaan masyarakat yang berbeda apabila pendapatan tersebut diubah corak distribusinya.

e. Cita rasa masyarakat

Perubahan cita rasa masyarakat dapat mempengaruhi permintaan berbagai jenis barang.

f. Jumlah penduduk

Jumlah penduduk tidak secara langsung berpengaruh terhadap permintaan suatu barang. Tetapi biasanya pertambahan penduduk diikuti dengan perkembangan dalam kesempatan kerja. Dengan demikian akan semakin banyak orang yang menerima pendapatan dan ini akan menambah daya beli masyarakat. Dengan penambahan daya beli ini permintaan terhadap suatu barang akan bertambah.

g. Ramalan mengenai keadaan dimasa yang akan datang.

Ramalan konsumen bahwa harga-harga akan bertambah tinggi pada masa depan akan mendorong mereka untuk membeli lebih banyak pada masa kini untuk menghemat pengeluaran pada masa yang akan datang.

Menurut Samuelson (2003:54) hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta adalah berbanding terbalik (negatif). Jika harga naik, kuantitas yang diminta turun, hubungan yang demikian disebut “Hukum Permintaan”. Kuantitas yang diminta cenderung turun apabila harga naik dapat dijelaskan oleh dua alasan : Pertama adalah efek substitusi, apabila harga sebuah barang naik, pembeli akan menggantinya dengan barang serupa lainnya dengan harga yang lebih murah. Kedua adalah efek pendapatan, apabila harga naik dan pendapatan tetap maka permintaan turun.

4. Kurvapermintaan

(29)

xxix

atas ke kanan bawah. Hal ini karena adanya hubungan terbalik antara harga dengan jumlah yang diminta.

P (Harga)

Q1 Q2 Q

Gambar 1. Kurva Permintaan

Kurva permintaan akan bergeser kekanan atau kekiri, yaitu seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2, jika terdapat perubahan-perubahan terhadap permintaan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor bukan harga. Sekiranya harga barang lain, pendapatan para pembeli dan berbagai faktor bukan harga lainnya mengalami perubahan, maka perubahan ini akan menyebabkan kurva permintaan pindah kekanan atau kekiri.

Harga

P D2 D D1

A2 A A1

0 Q2 Q Q1 Kuantitas Gambar 2. Pergeseran Kurva Permintaan

5. Elastisitas

Salah satu ukuran derajad kepekaan yang sering digunakan dalam analisis permintaan adalah elastisitas, yang didefinisikan sebagai persentase perubahan kuantitas yang diminta sebagai akibat dari perubahan nilai salah

P1

(30)

xxx

satu variabel yang menentukan permintaan sebesar satu persen. Persamaan untuk menghitung elastisitas adalah sebagai berikut:

Elastisitas = dalam fungsi permintaan, dan delta jumlah perubaan variabel tersebut. Oleh karena itu, setiap variabel independen dalam fungsi permintaan memiliki satu elastisitas (Arsyad, 2002:135).

Faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan yang menyebabkan terjadinya perbedaan nilai elastisitasnya yaitu sebagai berikut: a. Adanya barang substitusi. Bila suatu barang memiliki substitusi, maka

permintaannya cenderung elastis (ED>1)

b. Persentase pendapatan yang digunakan/ jenis barang. Semakin besar pendapatan yang digunakan untuk mendapatkan barang kebutuhan pokok, maka permintaan semakin elastis.

c. Jangka waktu analisis/ perkiraan atau pengetahuan konsumen. Dalam jangka pendek permintaan cenderung tidak elastis karena perubaan yang terjadi di pasar belum diketahui konsumen.

d. Tersedianya sarana kredit. Bila terdapat fasilitas kredit, maka permintaan cenderung inelastis atau elastis sempurna.

(Putong, 2002:53).

(31)

xxxi

Elastisitas harga menunjukkan derajad kepekaan jumlah produk yang diminta terhadap perubahan harga, cateris paribus. Elastisitas harga dapat diperoleh dengan cara:

Ep = jumlah permintaan akan turun lebih dari 1%, begitu juga sebaliknya. 2) Bila Ep < 1, permintaan inelastis. Apabila harga naik 1 %, maka

jumlah permintaan akan naik kurang dari 1%, begitu juga sebaliknya. 3) Bila Ep = 1, elastisitas tunggal (unitary elasticity). Permintaan suatu

barang tidak terpengaruh oleh perubahan harga.

4) Bila Ep = 0, permintaan inelastis sempurna. Berapapun kenaikan harga suatu barang mengakibatkan jumlah barang yang diminta tetap. 5) Bila Ep = ~, permintaan elastis sempurna. Kenaikan harga sedikit

saja akan menjatuhkan permintaan barang menjadi 0, dimana kurvanya berbentuk horizontal .

b. Elastisitas Pendapatan (EI)

Elastisitas pendapatan adalah persentase perubahan kuantitas suatu barang yang diminta disebabkan oleh perubahan pendapatan (Income) sebesar 1 persen.

(32)

xxxii

Tabel 5. Interpretasi Elastisitas Pendapatan Elastisitas Golongan

Jumlah yang diminta meningkat begitu pendapatan naik

Jumlah yang diminta lebih besar dari proporsi kenaikan pendapatan

Jumlah yang diminta lebih kecil dari proporsi kenaikan pendapatan

Jumlah barang yang diminta menurun begitu pendapatan naik. Sumber : Lipsey, 1990: 87

c. Elastisitas silang (Ec)

Elastisitas silang adalah koefisien yang menunjukkan persentase perubahan permintaan terhadap suatu barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain. Apabila perubahan harga barang Y menyebabkan permintaan barang X berubah, maka besarnya elastisitas silang dapat dihitung dengan rumus:

Ec =

Nilai elastisitas silang bisa positif, nol atau negatif. Tanda tersebut penting untuk menginterpretasikan nilai elastisitas tersebut. Hal ini seperti yang terdapat pada Tabel 6.

Tabel 6. Interpretasi Elastisitas Silang Elastisitas Golongan

Kenaikan harga barang substitusi berakibat meningkatnya jumlah yang diminta untuk barang ini (dan untuk barang substitusinya berkurang)

(33)

xxxiii

komplemennya)

Sumber : Lipsey, 1990: 85

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa barang substitusi mempunyai nilai positif > 0, sehingga dalam penggunaannya dapat mengganti suatu produk dengan fungsi yang sama. Sedangkan elastisitas < 0 atau negatif menunjukkan barang tersebut adalah barang komplementer sehingga dalam penggunaannya secara bersama-sama dengan produk lain.

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah 1. Estimasi Fungsi Permintaan

Permintaan seseorang atau sesuatu masyarakat kepada suatu barang ditentukan oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang dianggap dapat mempengaruhi permintaan seseorang antara lain :

1. Harga barang itu sendiri 2. Harga barang lain 3. Pendapatan konsumen 4. Jumlah penduduk

Untuk mengetahui elastisitas permintaan kedelai terhadap harga kedelai, harga beras, harga jagung, pendapatan perkapita, jumlah penduduk, dan konsumsi kedelai tahun sebelumnya, maka di gunakan dua model analisis yaitu model analisis statis dan model analisis dinamis.

a. Model Analisis Statis

(34)

xxxiv

fungsinya adalah fungsi kepangkatan dengan menggunakan beberapa variabel sebagai determinannya, yang dirumuskan sebagai berikut : Qd = bo. Hxb1 . Hkb2 . Hsb3. Hsb4. Yb5. JPb6. e

Dimana :

Qd = Jumlah permintaan bo = Konstanta

Hk = Harga barang komplementer Hs = Harga barang substitusi Y = Pendapatan riil

JP = Jumlah Penduduk b1-b6 = koefisien regresi e = error

Dalam penelitian ini variabel yang dianggap dispesifikasi permintaan kedelai di Kabupaten Klaten adalah harga kedelai, harga beras, harga jagung, harga telur, pendapatan penduduk dan jumlah penduduk. Sehingga fungsi permintaan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Qd = bo. X1b1 . X2b2 . X3b3. X4b4 .X5b5. X6b6.e

Fungsi tersebut kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma natural sebagai berikut :

Ln Qd = Ln bo + b1 Ln X1+ b2 Ln X2 + b3 Ln X3 + b4 Ln X4 +

b5 Ln X5 + b6 Ln X6 + e

Dimana :

Qd = Jumlah Permintaan kedelai bo = Konstanta

X1 = Harga kedelai tahun t (Rp/kg) X2 = Harga beras tahun t (Rp/kg) X3 = Harga jagung tahun t (Rp/kg) X4 = Harga telur tahun t (Rp/kg)

(35)

xxxv e = error

b. Model Analisis Dinamis

Nerlove (1986:61) menyatakan bahwa, untuk mengestimasi fungsi permintaan kedelai terhadap jumlah penduduk, pendapatan perkapita, harga kedelai dan harga jagung digunakan model analisis dinamis dengan analisis regresi berganda dalam logaritma. Model analisis dinamis digunakan untuk mengestimasi fungsi permintaan jangka panjang (long run demand function) diestimasi dari fungsi permintaan jangka pendek (short run demand function) dengan menggunakan model pengestimasian parsial Nerlove. Permintaan kedelai yang diinginkan pada tahun tertentu diestimasi dengan fungsi permintaan :

Qdt* = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + e ...(1) Karena Qdt* tidak dapat diestimasi secara langsung, maka digunakan hipotesis penyesuaian parsial dengan persamaan sebagai berikut :

Qdt – Qdt-1 = λ (Qdt* - Qdt-1 ) ...(2)

Dimana nilai penyesuaian parsial diharapkan berada antara 0 dan 1 (0 <λ < 1), sedangkan Qdt– Qdt-1 adalah perubahan sebenarnya dan Qdt*- Qdt-1 merupakan perubahan yang diinginkan.

(36)

xxxvi

Qdt = λ {b0 + b1 X1+ b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + e - (Qdt-1)} + Qdt-1 ...(3)

Kemudian tanda dalam kurung dihilangkan dan dilakukan penyederhanaan peroleh persamaan sebagai berikut :

Qdt = λ b0 + λ b1 X1 +λ b2 X2+λ b3 X3 + λ b4 X4 + λ b5 X5 + λ b6 X6 + (1 - λ) Qdt-1+ λ e...4)

Persamaan (4 ) merupakan hasil analisis dinamis short run, yang dalam fungsi double logaritma dapat ditulis :

Ln Qdt = λ ln bo + b1λ ln X1+ b2 λ ln X2 + b3λ ln X3 + b4λ ln X4 +

b5λ ln X5 + b6λ ln X6 + (1 - λ ) ln Qdt-1+ λ e

Keterangan :

Qdt = jumlah permintaan kedelai pada tahun ke-t (kg) Qdt-1 = jumlah permintaan kedelai pada tahun yang lalu (kg) X1 = harga kedelai pada tahun ke-t (Rp/kg)

X2 = harga beras tahun t (Rp/kg)

X3 = harga jagung pada tahun ke-t (Rp/kg) X4 = harga telur tahun t (Rp/kg)

X5 = pendapatan penduduk klaten pada tahun t (Rp) X6 = jumlah penduduk klaten dalam tahun t (jiwa) b0 = intersep

b1λ –b6λ = koefisien elastisitas permintaan terhadap perubahan variabel-variabel yang bersangkutan

λ = koefisien penyesuai (adjustment coefficient), diperoleh dengan rumus (1-bQdt-1), dimana bQdt-1 koefisienregresi Qdt-1

e = error / kesalahan pengganggu

(37)

xxxvii

(Qdt-1), yaitu permintaan kedelai pada tahun lalu sebagai variabel independen.

2. Konsep Elastisitas

Elastisitas permintaan menggambarkan derajat kepekaan fungsi permintaan terhadap perubahan yang terjadi pada variabel-variabel yang mempengaruhinya. Oleh karena pada dasarnya ada tiga variabel yang mempengaruhi maka dikenal tiga elastisitas permintaan, yaitu elastisitas harga (barang sendiri), elastisitas silang (terhadap perubahan harga barang lain), elastisitas pendapatan (terhadap perubahan pendapatan atau anggaran belanja).

Kerangka teori pendekatan masalah Analisis Permintaan kedelai di Kabupaten Klaten dapat dilihat pada Gambar 3.

Permintaan Kedelai Di Kabupaten Klaten

(38)

xxxviii D. Hipotesis

1. Diduga bahwa harga kedelai, harga beras, harga jagung, harga telur, pendapatan penduduk dan jumlah penduduk berpengaruh terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten.

2. Diduga bahwa kedelai bersifat inelastis, beras merupakan barang komplementer kedelai ,jagung merupakan barang substitusi kedelai, telur merupakan barang substitusi kedelai, dan kedelai merupakan barang normal E. Asumsi-asumsi Dasar

1. Selera dan preferensi konsumen dianggap tetap selama periode penelitian. 2. Faktor lain di luar penelitian yang tidak dimasukkan dalam model tercakup

dalam error.

3. Model analisis yang digunakan berdasarkan pada keadaan pasar dalam bentuk persaingan sempurna dimana konsumen bersikap dan bertindak secara rasional serta mempunyai informasi yang lengkap tentang harga. F. Pembatasan Masalah

Gambar 3. Kerangka Pendekatan Masalah

Variabel : Pendapatan Penduduk

Faktor Penduduk Faktor Harga

Variabel Harga Barang lain: -Harga Beras (komplementer) -Harga Jagung (Substitusi) -Harga Telur (Substitusi)

-Variabel : Harga Kedelai

Estimasi Fungsi Permintaan Kedelai

Elastisitas Permintaan Kedelai Analisis Permintaan

(39)

xxxix

1. Data yang digunakan adalah data time series mulai dari tahun 1993 sampai tahun 2008.

2. Permintaan yang dimaksud adalah jumlah kedelai yang dibutuhkan di Kabupaten Klaten untuk konsumsi dan pakan ternak.

3. Variabel yang mempengaruhi permintaan kedelai di Kabupaten Klaten dibatasi pada harga kedelai pada tahun t, harga beras pada tahun t, harga jagung pada tahun t, pendapatan penduduk klaten pada tahun t, dan jumlah penduduk klaten pada tahun t.

4. Harga kedelai yang di teliti adalah jenis kedelai putih. 5. Harga beras yang diteliti adalah jenis beras IR 64. 6. Harga jagung yang diteliti adalah jenis jagung hibrida. 7. Harga telur yang diteliti adalah jenis telur ayam ras. G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Permintaan kedelai adalah jumlah kedelai yang diminta untuk dikonsumsi dan jumlah kedelai yang diminta untuk kebutuhan pakan ternak, oleh masyarakat di Kabupaten Klaten, dinyatakan dalam satuan kg/tahun.

2. Harga kedelai adalah sejumlah uang yang dibayarkan penduduk untuk mendapatkan satu kilogram kedelai, dinyatakan dalam satuan rupiah/kg. 3. Harga beras adalah sejumlah uang yang dibayarkan penduduk untuk

mendapatkan satu kilogram beras, dinyatakan dalam satuan rupiah/kg. 4. Harga jagung adalah sejumlah uang yang dibayarkan penduduk untuk

mendapatkan satu kilogram jagung, dinyatakan dalam satuan rupiah/kg. 5. Harga telur adalah sejumlah uang yang dibayarkan penduduk untuk

mendapatkan satu kilogram telur, dinyatakan dalam satuan rupiah/kg.

6. Harga sebelum terdeflasi adalah besarnya harga pada tahun yang bersangkutan.

7. Harga terdeflasi adalah besarnya perubahan harga-harga yang berlaku jika dibandingkan dengan tahun dasar.

(40)

xl

Hx = Ht

IHKt IHKd´

Keterangan :

Hx = Harga yang terdeflasi

IHKd = Indeks Harga Konsumen tahun dasar IHKt = Indeks Harga Konsumen tahun t Ht = Harga sebelum terdeflasi

Tahun dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah tahun 2002, dengan pertimbangan pada tahun tersebut kondisi perekonomian Indonesia dalam keadaan relatif stabil.

8. Jumlah penduduk adalah semua penduduk yang tinggal di Kabupaten Klaten per tahunnya, dinyatakan dalam satuan jiwa.

9. Pendapatan perkapita yang dimaksud adalah rata-rata pendapatan riil perkapita penduduk Kabupaten Klaten per tahun yang dinyatakan dalam rupiah. Pendapatan riil perkapita didapatkan dengan melakukan pendeflasian terhadap PDRB perkapita tahun yang bersangkutan dengan indeks implisit tahun dasar (2002 = 100). Tahun dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah tahun 2002, dengan pertimbangan pada tahun tersebut kondisi perekonomian Indonesia dalam keadaan relatif stabil.

Pendapatan riil penduduk dihitung dengan rumus : Yt = Yabt

IHt IRd ´

Keterangan :

(41)

xli

III. METODOLOGI PENELITIAN

Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu kombinasi dari metode deskriptif dan metode analitis. Metode deskriptif bertujuan memperoleh deskripsi yang terpercaya dan berguna sedangkan Metode analitis bertujuan menguji kebenaran hipotesis. Penelitian deskriptif yang baik merupakan bahan yang sangat diperlukan untuk penelitian analitis. Penelitian analitis tentulah akhirnya untuk membuat

deskripsi baru yang lebih sempurna (Soeratno dan Arsyad, 1995:41)

Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi penelitian dipilih secara purposive atau secara sengaja, yaitu cara pengambilan daerah lokasi penelitian dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.

Lokasi penelitian yang dipilih adalah Kabupaten Klaten dengan

pertimbangan pertumbuhan permintaan kedelai yang selalu meningkat setiap tahunnya diikuti peningkatan pendapatan penduduk dan jumlah penduduk jika dibandingkan produksinya yang selalu menurun. Peneliti tertarik untuk

mengamati dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten. Melihat potensi kedelai sebagai sumber protein yang dapat di beli dengan harga terjangkau, selain itu kedelai yang juga dapat di manfaatkan sebagai pakan ternak, dan faktor lainnya yang menyebabkan permintaan kedelai di Kabupaten Klaten meningkat setiap tahunnya.

Tabel 7. Rata-rata Permintaan Kedelai di Kabupaten Klaten 2004-2008

Tahun Rata-Rata Permintaan Kedelai

Permintaan

Sumber : BPS Kabupaten Klaten (2004-2008) Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

(42)

xlii

selama 16 tahun dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2008. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi atau lembaga pemerintahan yang terkait dengan penelitian ini. Menurut Supranto (2005:5), data deret waktu (timeseries) adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu (hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun). Data deret waktu bisa digunakan untuk melihat perkembangan kegiatan tertentu (harga, produksi, dan jumlah penduduk) dan sebagai dasar untuk menarik suatu

trend, sehingga bisa digunakan untuk membuat perkiraan-perkiraan yang sangat berguna bagi dasar perencanaan.

Sesuai dengan estimasi yang digunakan untuk menduga beberapa faktor yang berpengaruh terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten, maka data sekunder yang digunakan meliputi data kebutuhan Kedelai, data perkembangan harga Kedelai, data perkembangan harga Beras,

perkembangan harga jagung, data jumlah penduduk, data pendapatan penduduk serta data pendukung lainnya.

2. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari instansi atau lembaga yang berhubungan dengan penelitian ini. Data dalam penelitian ini diperoleh dari instansi atau lembaga pemerintahan yang terkait dengan penelitian yaitu dari Dinas Pertanian Kabupaten Klaten, BPS Kabupaten Klaten, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Klaten, dan Dinas Perdagangan dan Peridustrian Kabupaten Klaten.

Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek yang akan diteliti, sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai daerah yang diteliti. Observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung pada lembaga-lembaga pemerintahan Kabupaten Klaten serta industri-industri yang menggunakan kedelai sebagai bahan baku produksinya.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya jawab dengan petugas instansi atau lembaga pemerintahan yang terkait dengan penelitian yaitu wawancara dengan petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten Klaten, Dinas Ketahanan Kabupaten Klaten, BPS Kabupaten Klaten, dan Dinas Peridustrian dan Kabupaten Klaten.

3. Pencatatan

Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder, yaitu dilakukan dengan pencatatan data yang ada pada instansi atau lembaga pemerintahan yang terkait dengan penelitian.

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuadrat terkecil atau OLS yaitu proses matematis untuk menentukan intersep dan slope garis yang paling tepat yang menghasilkan jumlah kuadrat deviasi atau simpangan yang minimum. Dengan metode ini akan dihasilkan pemerkira yang terbaik, linear, dan memiliki varians yang minimum dalam kelas sebuah pemerkira tanpa bias (Best Linear Unbiased Estimator/BLUE) (Arsyad, 2008 : 180):

Estimasi Fungsi Permintaan

(43)

xliii

ini ada dua yaitu Model analisis permintaan statis dan model analisis permintaan dinamis.

a. Model Analisis Permintaan Statis

Hubungan antara permintaan kedelai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya dianalisis dengan analisis regresi non linier berganda dengan model perpangkatan atau eksponensial. Secara matematis model yang digunakan adalah sebagai berikut:

Qd = bo. X1b1 . X2b2 . X3b3. X4b4 .X5b5. X6b6.e

Untuk memudahkan penghitungan, maka regresi non linier berganda ditransformasi kedalam bentuk logaritma natural sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :

Ln Qd = Ln bo + b1 Ln X1 + b2 Ln X2 + b3 Ln X3 + b4 Ln X4 +

b5 Ln X5 + b6 Ln X6 + e

Dimana :

Qd = Jumlah Permintaan kedelai bo = Konstanta

X1 = Harga kedelai tahun t (Rp/kg) X2 = Harga beras tahun t (Rp/kg) X3 = Harga jagung tahun t (Rp/kg) X4 = Harga telur tahun t (Rp/kg)

X5 = Pendapatan penduduk klaten pada tahun t (Rp) X6 = Jumlah penduduk klaten dalam tahun t (jiwa) b1 – b6 = Koefisien regresi

e = error

b. Model Analisis Permintaan Dinamis

Model analisis dinamis digunakan untuk mengestimasi fungsi permintaan jangka panjang (long run demand function) diestimasi dari fungsi permintaan jangka pendek (short run demand function) dengan menggunakan model pengestimasian parsial Nerlove. Permintaan kedelai yang diinginkan pada tahun tertentu diestimasi dengan fungsi permintaan :

Qdt* = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + e ...(1) Karena Qdt* tidak dapat diestimasi secara langsung, maka digunakan hipotesis penyesuaian parsial dengan persamaan sebagai berikut :

Qdt – Qdt-1 = λ (Qdt* - Qdt-1 ) ...(2)

Dimana nilai penyesuaian parsial diharapkan berada antara 0 dan 1 (0 <λ < 1), sedangkan Qdt – Qdt-1 adalah perubahan sebenarnya dan Qdt*- Qdt-1 merupakan perubahan yang diinginkan.

Persamaan tersebut menyebutkan bahwa Perubahan permintaan sebenarnya Qdt – Qdt-1 dalam suatu periode waktu tertentu `t` adalah suatu fraksi λ dari perubahan yang diinginkan untuk periode itu. Apabila λ = 1 berarti perubahan yang diinginkan sama dengan

(44)

xliv

permintaan atau Qdt = Qdt-1 dengan berbagai alasan pengaruh waktu seperti yang telah diuraikan sebelumnya, diharapkan koefisien penyesuaian berada diantara 2 nilai ekstrem yaitu 0 < λ < 1. Setelah mensubstitusikan persamaan (1) kedalam persamaan (2), serta memindahkan Qdt-1 dari ruas kiri ke ruas kanan maka diperoleh persamaan sebagai berikut :

Qdt = λ {b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + e - (Qdt-1)} + Qdt-1 ...(3)

Kemudian tanda dalam kurung dihilangkan dan dilakukan penyederhanaan peroleh persamaan sebagai berikut :

Qdt = λ b0 + λ b1 X1 +λ b2 X2+λ b3 X3 + λ b4 X4 + λ b5 X5 + λ b6 X6 + (1 - λ) Qdt-1+ λ e...4)

Persamaan (4 ) merupakan hasil analisis dinamis short run, yang dalam fungsi double logaritma dapat ditulis :

Ln Qdt = λ ln bo + b1λ ln X1+ b2λ ln X2 + b3λ ln X3 + b4λ ln X4 +

b5λ ln X5 + b6λ ln X6 + (1 - λ ) ln Qdt-1+ λ e

Keterangan :

Qdt = jumlah permintaan kedelai pada tahun ke-t (kg) Qdt-1 = jumlah permintaan kedelai pada tahun yang lalu (kg) X1 = harga kedelai pada tahun ke-t (Rp/kg)

X2 = harga beras tahun t (Rp/kg)

X3 = harga jagung pada tahun ke-t (Rp/kg) X4 = Harga telur tahun t (Rp/kg)

X5 = Pendapatan penduduk klaten pada tahun t (Rp) X6 = Jumlah penduduk klaten dalam tahun t (jiwa) b0 = intersep

b1λ –b6λ = koefisien elastisitas permintaan terhadap perubahan variabel-variabel yang bersangkutan

λ = koefisien penyesuai (adjustment coefficient), diperoleh dengan rumus (1-bQdt-1), dimana bQdt-1 koefisienregresi Qdt-1

e = error / kesalahan pengganggu

Kemudian untuk menghitung nilai elastisitas jangka panjang dilakukan dengan cara membagi koefisien regresi setiap variabel dengan λ atau (䤘 λ). Analisis dinamis dimaksudkan untuk mengetahui

pengaruh variabel independen yaitu harga kedelai, harga beras, harga jagung harga telur, pendapatan penduduk, dan jumlah penduduk terhadap permintaan kedelai dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang dengan menambah variabel lag (Qdt-1), yaitu konsumsi atau permintaan kedelai pada tahun lalu sebagai variabel independen. Pengujian Model

(45)

xlv

meliputi uji 2, uji F dan uji t. Sedangkan uji asumsi klasik meliputi uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

a. Uji R2 adjusted (R2)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui besarnya proporsi pengaruh variabel-variabel bebas terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten. Nilai R2 ini mempunyai range antara 0 sampai 1 (0 < R2≤ 1). Semakin besar R2 (mendekati 1) semakin baik hasil regresi tersebut (semakin besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak bebas), dan semakin mendekati 0 maka variabel bebas secara keseluruhan semakin kurang bisa menjelaskan variabel tidak bebas.

b. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap jumlah permintaan kedelai pada tingkat signifikansi (a) = 1%, 5%, atau 10%.

Hipotesis:

Ho : b1 = b2 ... = b5 = 0

Ha : b1 ≠ b2 ... b5 ≠ 0 (minimal ada satu yang ≠ 0) Kriteria pengambilan keputusan :

1) Nilai signifikansi < a maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti

variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten.

2) Nilai signifikansi > a maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti

variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten.

c. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel tak bebas pada tingkat signifikansi (a) = 1%,

5%, atau 10%. Hipotesis :

Ho : b1 = b2 ... = b5 = 0

Ha : b1 ≠ b2 ... b5 ≠ 0 (minimal ada satu yang ≠ 0) Kriteria pengambilan keputusan :

1) Nilai signifikansi < a maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti variabel

bebas secara individu berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten.

2) Nilai signifikansi > a maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti variabel

Gambar

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, Produksi, Konsumsi, dan Impor Kedelai di Indonesia, Tahun  2004-2008
Tabel 3.  Jumlah  Produksi, Kebutuhan  dan Defisit Kedelai di Kabupaten Klaten, 2004-2008
Tabel 4.  Kandungan Gizi Dalam Tiap 100 Gram Bahan Kedelai
Gambar 1.  Kurva Permintaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

SURAT PERNYATAAN TIDAK KEBERATAN DARI ATASAN LANGSUNG TEMPAT BEKERJA PELAKSANA HARIAN RUMAH BERSALIN SWASTA. Yang bertanda tangan di bawah

Pilihan Jakarta sebagai kota yang dianggap cocok untuk keberadaan pusat fashion dan modeling karena melihat potensi yang dimiliki kota Jakarta dan kebijakan dari Dinas Pariwisata

[r]

Pada saat sepeda motor berjalan, dari posisi gigi tertinggi dapat langsung netral dengan menginjak satu kali pedal depan b.. Pada saat sepeda motor

Kualitas layanan, kepercayaan, reputasi, kebiasaan, kepuasan berpengaruh signifikan terhadap Kepercayaan dan kepuasan nasabah tidak berpengaruh signifikan terhadap

LAPORAN YANG DISUSUN OLEH PERUSAHAAN (KOPERASI) UNTUK SATU PERIODE (TAHUN) TERTENTU. • Umumnya terdiri

Histopatologi biopsi renal sangat berguna untuk menentukan penyakit glomerular yang mendasari (Scottish Intercollegiate Guidelines Network, 2008). Bukti

Untuk mendapatkan suatu laboratorium pengujian yang efisien dan efektif sesuai dengan GLP diperlukan suatu organisasi dan manajemen dengan uraian yang jelas mengenai