PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA DAN RETURN
SPREAD TERHADAP LIKUIDITAS PERUSAHAAN
CONSUMER GOODS INDUSTRY YANG
DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH :
MESNO
080522142
PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
“PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA DAN RETURN SPREAD
TERHADAP LIKUIDITAS PERUSAHAAN CONSUMER GOODS
INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”
Adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akhir guna
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara Medan. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Medan, Desember 2011
Mesno NIM : 080522142
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Consumer Goods Industry yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode tahun 2008 sampai dengan 2010.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perputaran modal kerja dan
return spread. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran
modal kerja dan return spread terhadap likuiditas pada perusahaan Consumer
Goods Industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi
terhadap penelitian terdahulu yang juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur
mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap likuiditas. Pemilihan
sample dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh
26 perusahaan sebagai sample. Data yang digunakan adalah data sekunder,
dimana perputaran modal kerja dan return spread sebagai variable independen
dan likuiditas dengan pengukuran rasio lancer sebagai variable dependen. Metode
statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan melakukan uji
asumsi klasik terlebih dahulu.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara parsial perputaran modal
kerja dan return spread tidak berpengaruh signifikan positif terhadap likuiditas.
Hal ini juga sama dengan hasil penelitian dari Christine Sinar Yosephine ( 2009 ),
hal ini dapat dibuktikan dengan Nilai t hitung sebesar -6.559 lebih kecil dari t
Fransisca S. ( 2009 ) yang menyimpulkan bahwa secara parsial perputaran modal
kerja berpengaruh signifikan terhadap likuiditas, hal ini dapat dibuktikan dengan
nilai F hitung sebesar 2,549 lebih besar dari t table sebesar 2,0739. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa H1 diterima. Sedangkan return spread tidak berpengaruh
signifikan terhadap likuiditas. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai F hitung
sebesar -0,359 lebih kecil dari nilai t table sebesar 2,0739, hal ini dapat
disimpulkan bahwa H1 ditolak. Hal ini juga sama dengan hasil penelitian dari
Hendra Pandapotan Sinaga ( 2011 ).
Kata Kunci : Perputaran Modal Kerja, Return Spread dan Rasio Lancar
ABSTRACTION
This Research is done at company of Consumer Goods Industry which
enlist in Effect Exchange Indonesia for the period of year 2008 up to 2010.
Variable which is used in this research is rotation of working capital and of return
spread. This research aim to to know influence of rotation of working capital and
of return spread to likuiditas at company of Consumer Goods Industry which
enlist in Effect Exchange Indonesia.
This Research represent type research of kausal and have the character of
replikasi to former research which also aim to to know which yardstick is which
have influence most signifikan to likuiditas. Election of sample done by using
method of purposive sampling and obtained by 26 company as sample. Data the
used is data of sekunder, where rotation of working capital and of return spread
as independent variable and likuiditas with measurement of ratio of lancer as
dependen variable. method of Statistic the used is doubled linear regression by
test classic assumption.
Result of this research prove that by parsial rotation of working capital and
of return spread do not have an effect on positive signifikan to likuiditas. This
matter also is equal to result of research of Christine Sinar Yosephine ( 2009 ),
tables of: 2.015, hence H1 refused. Result of this research disagree with Novrida
Fransisca S. ( 2009 ) concluding that by parsial rotation of working capital have
an effect on signifikan to likuiditas, this matter can be proved with of value count
equal to 2,549 bigger than table t equal to 2,0739. This matter can be concluded
that H1 accepted. While return spread do not have an effect on signifikan to
likuiditas. This matter can be proved with of value count equal to - 0,359 smaller
than value of t table equal to 2,0739. This matter can be concluded that H1
refused. This matter also is equal to result of research of Hendra Pandapotan
Sinaga ( 2011 ).
Key word : Rotation Of Working Capital, Return Spread and Fluent Ratio
Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Return Spread Terhadap Likuiditas Perusahaan Consumer Goods Industry Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan penulis khususnya mengenai masalah yang dibahas dalam penelitian
ini. Penelitian ini dilaksanakan juga untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Program Studi
Strata-1 Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Selama penulisan dan
penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan dukungan, bimbingan, dan
bantuan dari berbagai pihak Dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak selaku Ketua Program Studi Strata-1
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra.
Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi Strata-1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
bimbingan dan arahan Bapak dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Abdillah Arif Nst, SE, M.Si, Ak. selaku Dosen Penguji I, dan Ibu
Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku dosen penguji II atas segala masukan dan
saran yang telah diberikan.
5. Orang tua penulis, terima kasih atas doa, dukungan dan kasih sayang yang
telah diberikan serta terima kasih atas bantuan dari adik fitriyah yang selalu
memberikan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini yang disebabkan oleh keterbatasan dan kemampuan
penulis dalam menyusun skripsi ini. Saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan dari pihak pembaca untuk menulis selanjutnya. Penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak pembaca.
Medan, Desember 2011 Penulis,
Mesno
NIM : 080522142
SURAT PERNYATAAN... i
1.3 Tujuan Penelitian... 7
1.4 Manfaat Penelitian... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis... 8
2.1.1 Modal kerja…………... 8
2.1.3.1 Pengertian Likuiditas...14
2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Likuiditas...15
2.1.3.3 Cara Meningkatkan Tingkat Likuiditas...16
2.1.3.4 Rasio Likuiditas...17
2.1.4 Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Return Spread Terhadap Likuiditas...19
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu,,,,...20
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian...21
2.3.1 Kerangka Konseptual...21
2.3.2 Hipotesis Penelitian...23
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian...24
3.2 Jenis dan Sumber Data... 24
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 25
3.4 Teknik Pengumpulan Data... 27
3.5 Identifikasi Variabel Penelitian... 28
3.5.2 Variabel Dependen……… 29
3.6 Definisi Operasional Variabel Penelitian... 30
3.7 Metode Analisis Data... 30
3.7.3 Koefisien Determinasi………... 37
3.8 Jadwal Penelitian... 38
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian... 39
4.1.3 Pengujian Hipotesis………. 52
4.1.3.1 Metode Regresi Linear Berganda.………. 52
4.1.3.2 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t)..……... 54
4.1.3.3 Uji Signifikan Simultan (Uji F)………. 56
4.1.4 Koefisien Determinasi... ………... 57
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 61
5.2. Keterbatasan Penelitian... .62
5.3. Saran... 63
DAFTAR PUSTAKA... 65
LAMPIRAN... 67 64
No. Tabel Judul Halaman
Tabel 1.1 Data Rasio Modal Kerja Consumer Goods Industry………. 7
Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu... 20
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan yang Memenuhi Kriteria... 43
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian... 30
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian………... 38
Tabel 4.1 Descritive statistic………... 40
Tabel 4.2 Tabel Uji Normalitas Sebelum Transformasi... 41
Tabel 4.3 Tabel Uji Normalitas Setelah Transformasi... 45
Tabel 4.4 Tabel Uji Autokorelasi... 48
Tabel 4.5 Tabel Uji Multikolinearitas... 49
Tabel 4.6 Tabel Uji Multikolinearitas... 50
Tabel 4.7 Hasil Analisis Regres... 52
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik t... 55
Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik F... 56
Tabel 4.10 Hasil Analisis Koefisien Determinasi... 58
No. Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 21
Gambar 4.1 Histogram Sebelum Transformasi... 43
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot Sebelum Transformasi... 44
Gambar 4.3 Histogram Setelah Transformasi... 46
Gambar 4.4 Grafik Normal P-Plot Setelah Transformasi... 47
Gambar 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)... 51
Lampiran Judul Halaman
Lampiran i Data Variabel Penelitian Tahun 2008 Sebelum Transformasi... 67
Lampiran ii Data Variabel Penelitian Tahun 2009 Sebelum Transformasi... 68
Lampiran iii Data Variabel Penelitian Tahun 2010 Sebelum Transformasi... 69
Lampiran iv Data Variabel Penelitian Tahun 2008 Setelah Transformasi... 70
Lampiran v Data Variabel Penelitian Tahun 2009 Setelah Transformasi... 71
Lampiran vi Data Variabel Penelitian Tahun 2010 Setelah Transformasi... 72
Lampiran vii Statisrik Deskriptif... 73
Lampiran viii Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi... 73
Lampiran ix Histogram Sebelum Transformasi... 74
Lampiran x Grafik Normal P-Plot Sebelum Transformasi... 75
Lampiran xi Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi... 76
Lampiran xii Histogram Setelah Transformasi………..77
Lampiran xiii Grafik Normal P-Plot Setelah Transformasi...78
Lampiran xiv Hasil Uji Autokorelasi... 79
Lampiran xv Hasil Uji Multikolinearitas... 79
Lampiran xvi Hasil Uji Multikolinearitas ... 80
Lampiran xvii Hasil Uji Heteroskedastisitas... 80
Lampiran xviii Hasil Analisis Regresi... 81
Lampiran xix Hasil Uji Statistik T... 81
Lampiran xx Hasil Uji Statistik F... 82
Lampiran xxi Hasil Analisis Koefisien Determinasi... 82
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Consumer Goods Industry yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode tahun 2008 sampai dengan 2010.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perputaran modal kerja dan
return spread. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran
modal kerja dan return spread terhadap likuiditas pada perusahaan Consumer
Goods Industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi
terhadap penelitian terdahulu yang juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur
mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap likuiditas. Pemilihan
sample dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh
26 perusahaan sebagai sample. Data yang digunakan adalah data sekunder,
dimana perputaran modal kerja dan return spread sebagai variable independen
dan likuiditas dengan pengukuran rasio lancer sebagai variable dependen. Metode
statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan melakukan uji
asumsi klasik terlebih dahulu.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara parsial perputaran modal
kerja dan return spread tidak berpengaruh signifikan positif terhadap likuiditas.
Hal ini juga sama dengan hasil penelitian dari Christine Sinar Yosephine ( 2009 ),
hal ini dapat dibuktikan dengan Nilai t hitung sebesar -6.559 lebih kecil dari t
Fransisca S. ( 2009 ) yang menyimpulkan bahwa secara parsial perputaran modal
kerja berpengaruh signifikan terhadap likuiditas, hal ini dapat dibuktikan dengan
nilai F hitung sebesar 2,549 lebih besar dari t table sebesar 2,0739. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa H1 diterima. Sedangkan return spread tidak berpengaruh
signifikan terhadap likuiditas. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai F hitung
sebesar -0,359 lebih kecil dari nilai t table sebesar 2,0739, hal ini dapat
disimpulkan bahwa H1 ditolak. Hal ini juga sama dengan hasil penelitian dari
Hendra Pandapotan Sinaga ( 2011 ).
Kata Kunci : Perputaran Modal Kerja, Return Spread dan Rasio Lancar
ABSTRACTION
This Research is done at company of Consumer Goods Industry which
enlist in Effect Exchange Indonesia for the period of year 2008 up to 2010.
Variable which is used in this research is rotation of working capital and of return
spread. This research aim to to know influence of rotation of working capital and
of return spread to likuiditas at company of Consumer Goods Industry which
enlist in Effect Exchange Indonesia.
This Research represent type research of kausal and have the character of
replikasi to former research which also aim to to know which yardstick is which
have influence most signifikan to likuiditas. Election of sample done by using
method of purposive sampling and obtained by 26 company as sample. Data the
used is data of sekunder, where rotation of working capital and of return spread
as independent variable and likuiditas with measurement of ratio of lancer as
dependen variable. method of Statistic the used is doubled linear regression by
test classic assumption.
Result of this research prove that by parsial rotation of working capital and
of return spread do not have an effect on positive signifikan to likuiditas. This
matter also is equal to result of research of Christine Sinar Yosephine ( 2009 ),
tables of: 2.015, hence H1 refused. Result of this research disagree with Novrida
Fransisca S. ( 2009 ) concluding that by parsial rotation of working capital have
an effect on signifikan to likuiditas, this matter can be proved with of value count
equal to 2,549 bigger than table t equal to 2,0739. This matter can be concluded
that H1 accepted. While return spread do not have an effect on signifikan to
likuiditas. This matter can be proved with of value count equal to - 0,359 smaller
than value of t table equal to 2,0739. This matter can be concluded that H1
refused. This matter also is equal to result of research of Hendra Pandapotan
Sinaga ( 2011 ).
Key word : Rotation Of Working Capital, Return Spread and Fluent Ratio
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan memenuhi
kewajiban – kewajiban keuangan jangka pendek atau yang harus segera
dibayar. Masalah likuiditas merupakan salah satu masalah penting dalam suatu
perusahaan yang relatif sulit dipecahkan. Dipandang dari sisi kreditur,
perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi merupakan perusahaan yang
baik, karena dana jangka pendek kreditur yang dipinjam perusahaan dapat
dijamin oleh aktiva lancar yang jumlah relatif lebih banyak. Jika dipandang
dari sisi manajemen perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi
menunjukkan adanya saldo kas yang menganggur, persediaan yang relatif
berlebihan atau karena kebijakan kredit perusahaan yang tidak baik sehingga
mengakibatkan tingginya piutang usaha.
Krisis ekonomi yang terjadi akibat subprime mortage berdampak pada
sektor keuangan Amerika Serikat dan juga berdampak kepada sektor rill serta
perekenomian dunia yang terhubung ke dalamnya. Jatuhnya pasar keuangan
Amerika Serikat dan kemudian pasar keuangan dunia menimbulkan suatu
kontraksi ekonomi yang berdampak luas. Efek kontraksi ekonomi tersebut
dapat dirasakan bukan hanya oleh sesama negara maju bahkan di indonesia.
Dampak ini juga telah dirasakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang
consumer goods industry yang mempunyai salah satu peranan penting dalam
perekonomian indonesia. Misalnya PT. Indofood Makmur Sukses Tbk,
merupakan salah satu distributor dengan jaringan distribusi terluas di
Indonesia bahkan sampai ke luar negeri. Perusahaan ini juga mengalami
dampak akibat krisis tersebut karena berkurangnya kegiatan ekspor ke luar
negeri dan mengalami kelemahan penjualan di dalam negeri yang berdampak
pada tingkat likuiditas yang rendah. Krisis ini menyebabkan tingkat
perputaran modal kerja pada PT. Indofood Makmur Sukses Tbk tersebut lebih
rendah dibandingkan tahun – tahun sebelumnya. Padahal tingkat perputaran
modal kerja berpengaruh terhadap tingkat likuiditas perusahaan guna
menunjang operasional perusahaan yang berkelanjutan. Tingkat perputaran
modal kerja tinggi yang diharapkan oleh perusahaan merupakan salah satu alat
ukur yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah likuiditas
perusahaan. Tingkat inflasi yang tinggi menjadikan tingkat suku bunga bank
juga tinggi sehingga perusahaan memperoleh tingkat bunga bank yang tinggi.
Setelah dampak dari krisis keuangan global yang dirasakan daya beli
masyarakat di dalam negeri diperkirakan mengalami sedikit perbaikan
mengingat tingkat inflasi di tahun 2009 akan lebih rendah dibandingkan tahun
sebelumnya karena harga – harga sudah stabil, suku bunga juga sudah
menurun. Perusahaan indofood ini sebagai perusahaan ” Total Food Solutions
” yang didukung dengan bisnis model yang usaha strategis yang saling
Pengungkapan tingkat likuiditas antara rendah dan tinggi dipengaruhi
oleh tingkat perputaran modal kerja pada suatu sistem operasi perusahaan,
secara sederhana dapat dijelaskan bahwa perusahaan memiliki alat likuid
berupa kas dan surat – surat berharga. Dengan alat likuid ini perusahaan
membeli bahan mentah, bahan mentah kemudian diproses melalui proses
produksi menjadi barang jadi. Barang jadi kemudian dijual, baik secara tunai
maupun secara kredit. Penjualan secara kredit akan menimbulkan piutang
yang akan dibayarkan kemudian. Pembayaran piutang ini menimbulkan
perputaran modal kerja menjadi lengkap. Perputaran modal kerja pada
perusahaan Consumer goods industry akan berbeda dengan perusahaan
lainnya. Secara umum dapat dijelaskan, alat likuid sudah berubah menjadi
barang, maka alat likuid tidak dapat digunakan, kecuali perputaran modal
kerja selesai. Dalam manajemen modal kerja yang terpenting adalah untuk
membuat perencanaan dengan menghitung perputaran modal kerja Kesalahan
dalam perencanaan untuk menghitung perputaran modal kerja mungkin akan
menimbulkan masalah yang menyebabkan kesulitan likuiditas.
.Berdasarkan data laporan keuangan diperoleh tingkat rasio perusahaan
Consumer Goods Industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dapat
Tabel 1.1
Data Modal Kerja Perusahaan Consumer Goods Industry
Rasio 2008 2009 2010
Return Spread 0,0256 0,0396 0,0515
Perputaran Modal Kerja 53,9142 8,6753 0,5237
Rasio Lancar 3,0522 2,8142 3,1726
Sumber: Data diolah oleh Peneliti, 2011
Fenomena yang terjadi bahwa perputaran modal kerja perusahaan
Consumer Goods Industry pada tahun 2008 dan 2009 mengalami penurunan
cukup tinggi begitu juga dengan rasio lancar tahun 2008 yaitu sebesar
3,0522 mengalami penurunan pada tahun 2009 sebesar 2,8142 dan return
spread terus mengalami kenaikan untuk setiap tahunnya. Kenaikan return
spread disebabkan besarnya selisih antara profitabilitas perusahaan dengan
suku bunga bank jika spread tersebut tinggi maka likuiditas juga tinggi.
Pada kondisi spread tinggi berarti perusahaan memperoleh profit yang lebih
besar dibanding suku bunga bank, artinya perusahaan lebih baik
menggunakan dananya untuk mendanai kegiatan investasinya dari pada
menanam dananya di bank. Kegiatan investasi tersebut pada umumnya
memerlukan dana yang relatif besar, dan perusahaan harus menyediakan
dana untuk itu jika tidak ingin memperbesar ketergantungannya pada dana
eksternal apabila spread tinggi maka manajer akan mempertinggi lukuiditas
dapat digunakan untuk mendanai investasi ketika suatu saat diperlukan,
karena dengan melakukan investasi tersebut perusahaan akan memperoleh
laba yang lebih tinggi jika dibandingkan dananya hanya disimpan di bank.
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Novrida Fransisca S. ( 2009 )
tentang pengaruh perputaran modal kerja, investasi aktiva tetap dan return
spread terhadap likuiditas perusahaan industri barang konsumsi yang Go
Public di Indonesia. Dalam penelitian ini, beliau menggunakan variabel
independen yaitu perputaran modal kerja, investasi aktiva tetap dan return
spread. Beliau menemukan bahwa secara simultan variabel independen
yaitu perputaran modal kerja, investsai aktiva tetap dan return spread
berpengaruh signifikan terhadap variabel likuiditas perusahaan. Secara
parsial perputaran modal kerja, investasi aktiva tetap dan return spread tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas perusahaan.
Christine Sinar Yosephine ( 2009 ), yang dalam penelitian
mengguanakan variabel independen yaitu perputaran modal kerja,
menemukan bahwa secara parsial variabel independen tersebut berpengaruh
secara signifikan terhadap likuiditas pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hendra Pandapotan Sinaga ( 2011 ), meneliti tentang perputaran
modal kerja dan return spread terhadap tingkat likuiditas pada perusahaan
makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Dalam
kerja dan return spread. Penelitian ini memberikan hasil bahwa perputaran
modal kerja dan return spread secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap likuiditas perusahaan.
Pengaruh modal kerja terhadap likuiditas telah beberapa kali diteliti,
dan hasil dari penelitian tersebut ada yang menyebutkan bahwa modal kerja
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas, ada juga penelitian
yang menyebutkan bahwa modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas.
Berdasarkan hal ini, penulis tertarik untuk meneliti kembali pengaruh modal
kerja terhadap likuiditas dengan menambahkan return spread sebagai
variabel yang diteliti agar peneliti ini dapat menambah pengetahuan
mengenai faktor - faktor yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas
perusahaan pada perusahaan Consumer Goods Industry pada tahun 2008 –
2010
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi dengan judul ” Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Return Spread terhadap Likuiditas Perusahaan Consumer Goods Industry yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis merumuskan
masalah, yaitu ” Apakah perputaran modal kerja dan return spread
Industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, baik secara parsial maupun
secara simultan?”
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
perputaran modal kerja dan return spread terhadap tingkat likuiditas
perusahaan Consumber Goods Industry yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia baik secara parsial maupun secara simultan.
1.4 . Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Pihak peneliti, untuk menambah pengetahuan peneliti mengenai
pengaruh perputaran modal kerja dan return spread terhadap tingkat
likuiditas perusahaan.
b. Pihak praktisi, sebagai bahan pertimbangan bagi pihak – pihak yang
berkepentingan dalam menentukan kebijakan investasi dan kebijakan
perusahaan dalam mengelolah jumlah modal kerja secara tepat di masa
yang akan datang.
c. Pihak peniliti selanjutnya, sebagai bahan referensi untuk melakukan
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh perputaran modal
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Modal Kerja
2.1.1.1. Pengertian Modal Kerja
Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai
operasinya sehari – hari. Pengertian modal kerja menurut beberapa ahli,
antara lain :
a. Menurut Sawir ( 2005 : 129 ) ” Modal kerja adalah keseluruhan
aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan
sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi
perusahaan sehari – hari ”.
b. Menurut Sofyan Safri Harahap ( 2001 : 288 ) ” Modal kerja adalah
aktiva lancar dikurang hutang lancar. Modal kerja juga bisa dianggap
sebagai dana yang tersedia untuk diinvestasikan terhadap aktiva
tidak lancar atau untuk membayar hutang tidak lancar”.
c. Menurut Bambang Riyanto ( 2001 : 57 ) terdapat tiga konsep pengertian modal kerja, yaitu :
1). Konsep kuantitatif. Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur – unsur aktiva lancar, dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimana dana yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian, modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar, atau sering juga disebut sebagai modal kerja bruto ( gross working capital ),
2). Konsep kualitatif. Modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar – benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, atau disebut sebagai modal kerja bersih ( net working capital ),
3). Konsep fungsional. Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan ( income ). Pada dasarnya dana – dana yang dimiliki oleh perusahaan sesuai dengan usaha pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk menghasilkan laba periode ini ( current income ) ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba di masa yang akan datang.
Berdasarkan berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam harta jangka pendek
atau aktiva lancar.
2.1.1.2. Jenis – Jenis Modal Kerja
Menurut Kamaruddin Ahmad ( 2002 : 04 ) modal kerja dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Modal kerja permanen ( permanent working capital ) yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya. Modal kerja permanen ini dapat dibedakan dalam :
1). Modal kerja primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontiniuitas usahanya,
2). Modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal,
b. Modal kerja variabel ( variabel working capital ) yaitu moda kerja yang jumlahnya berubah – ubah sesuai dengan perubahaan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara lain :
1). Modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah – ubah disebabkan karena fluktuasi musim,
2). Modal kerja siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah – ubah disebabkan karena fluktuasi konjungtur,
Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin
operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Apabila modal
kerja terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja
melebihi kebutuhan, sehingga terjadi dana yang menganggur, tetapi
jumlah modal kerja terlalu kecil atau kurang, maka perusahaan akan
kurang mampu memenuhi permintaan langganan.
2.1.1.3. Fungsi Modal Kerja
Beberapa fungsi modal kerja antara lain adalah sebagai berikut :
a. Modal kerja menampung kemungkinan akibat buruk yang
ditimbulkan karena penurunan nilai aktiva lancar seperti penurunan
nilai piutang yang diragukan dan yang tidak dapat ditagih atau
penurunan nilai persediaan,
b. Modal kerja yang cukup kemungkinan perusahaan untuk membayar
semua hutang lancar tepat pada waktunya,
c. Modal kerja yang cukup kemungkinan perusahaan ” credit standing
” perusahaan yaitu peniliaian pihak ketiga, misalnya bank dan para
kreditor akan kelayakan untuk memelihara kredit.
2.1.1.4. Sumber Modal Kerja
Menurut Sofyan Safri Harahap ( 2001 : 288 ) menyatakan bahwa :
”Kenaikan dalam modal kerja terjadi apabila aktiva menurun atau
sedangkan penurunan dalam modal kerja timbul akibat aktiva tidak
lancar naik atau dibeli atas utang jangka panjang naik”.
Sumber – sumber modal kerja menurut Munawir ( 2002 : 120 ) adalah sebagai berikut :
a. Hasil operasi perusahaan yaitu jumlah laba bersih yang nampak dalam laporan laba – rugi ditambah dengan depresiasi dan amortisasi. Jumlah ini menunjukkan jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan. Dengan adanya keuntungan dan laba dari perusahaan, dan apabila laba tersebut tidak diambil oleh pemilik perusahaan, maka laba tersebut akan menambah modal perusahaan yang bersangkutan.
b. Keuntungan dari penjualan surat – surat berharga. Dengan adanya penjualan surat berharga ini menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsur modal kerja yaitu bentuk surat berharga berubah menjadi uang kas. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan surat berharga ini merupakan suatu sumber untuk bertambahnya modal kerja.
c. Penjualan aktiva tidak lancar. Modal kerja dapat bertambah dari penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dan aktiva ini menjadi kas atau piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar penjualan tersebut.
d. Penjualan saham atau obligasi untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya, disamping itu perusahaan dapat pula mengeluarkan obligasi atau bentuk hutang jangka panjang lainnya guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya.
Dari uraian tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa sumber -
sumber modal kerja yang akan menambah modal kerja adalah :
1). Adanya kenaikan sektor modal, baik yang berasal dari laba maupun
penambahan modal saham,
2). Ada pengurangan atau penurunan aktiva tetap karena adanya
3). Ada penambahan hutang jangka panjang, baik dalam bentuk obligasi
atau utang jangka panjang lainnya.
Sedangkan penggunaan – penggunaan modal kerja yang
mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut :
a). Berkurangnya modal sendiri karena kerugian, maupun pengambilan
privasi oleh pemilik perusahaan,
b). Pembayaran hutang – hutang jangka panjang,
c). Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap.
2.1.1.5. Perputaran Modal Kerja
Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam
perusahaan. Selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan
usaha. Periode perputaran modal kerja ( working capital turnover period
) dimulai saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen – komponen
modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas. Makin
pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau makin
tinggi tingkat perputarannya. Berapa lama periode perputaran modal
kerja adalah tergantung kepada berapa lama periode perputaran dari
masing – masing komponen modal kerja tersebut.
Perputaran modal kerja dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :
Perputaran Modal kerja =
2.1.2. Return Spread
Return spread adalah selisih antara profitabilitas perusahaan
dengan suku bunga bank jika spread tersebut tinggi maka likuiditas juga
tinggi. Pada kondisi spread tinggi berarti perusahaan memperoleh profit
yang lebih besar dibanding suku bunga bank, artinya perusahaan lebih
baik menggunakan dananya untuk mendanai kegiatan investasinya dari
pada menanam dananya di bank. Kegiatan investasi tersebut pada
umumnya memerlukan dana yang relatif besar, dan perusahaan harus
menyediakan dana untuk itu jika tidak ingin memperbesar
ketergantungannya pada dana eksternal. Jika spread tinggi maka manajer
akan mempertinggi lukuiditas agar dana yang berada di kas juga tinggi,
dengan harapan dana tersebut akan dapat digunakan untuk mendanai
investasi ketika suatu saat diperlukan, karena dengan melakukan
investasi tersebut perusahaan akan memperoleh laba yang lebih tinggi
jika dibandingkan dananya hanya disimpan di bank.
Return spread merupakan selisih antara return yang dihasilkan
oleh aset perusahaan dengan return aset bebas resiko. Formula yang
digunakan untuk menghitung returnspread adalah :
Return spread = return aset yang dihasilkan perusahaan (ROA) –
2.1.3. Likuiditas
2.1.3.1. Pengertian Likuiditas
Likuiditas adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang
lancar, besarnya perbandingan atau rasio terbaik antara aktiva lancar
dengan hutang lancar adalah sekitar 2:1. Angka tersebut tidaklah mutlak,
besarnya ratio dapat ditentukan sesuai dengan jenis usaha dan kebijakan
keuangan masing-masing.
Menurut Munawir ( 2002 : 31 ) mengemukakan definisi likuiditas
sebagai berikut :
” Likuiditas adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi,
atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada
saat ditagih”.
Menurut Bambang Riyanto ( 2001 : 25 ), tentang masalah likuiditas menyatakan bahwa :
2.1.3.2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas
Pengukuran likuiditas dilakukan dengan membandingkan harta
lancar dengan hutang lancar. Faktor – faktor yang mempengaruhi
likuiditas sebagai berikut :
a. Besarnya investasi pada harga tetap dibandingkan dengan seluruh
dana jangka panjang.
Pemakaian dana untuk pembelian harta tetap adalah salah satu sebab
utama dari keadaan tidak likuid. Kalau makin banyak dana
perusahaan yang dipergunakan untuk harta tetap, maka sisanya untuk
membiayai kebutuhan jangka pendek tinggal sedikit sehingga rasio
likuiditas menurun. Kemerosotan tersebut hanya dapat dicegah
dengan menambah dana jangka panjang untuk menutup kebutuhan
harta tetap yang meningkat.
b. Volume kegiatan perusahaan
Peningkatan volume kegiatan perusahaan akan menambah kebutuhan
dana untuk membiayai harta lancar. Sebagian dari kebutuhan
tersebut dipenuhi dengan meningkatkan hutang – hutang. Tetapi jika
hal – hal lain tetap, investasi jangka panjang untuk membiayai
tambahan kebutuhan modal kerja sangat diperlukan agar rasio dapat
c. Pengendalian harta lancar
Apabila pengendalian kurang baik terhadap besarnya investasi dalam
persediaan dan piutang menyebabkan adanya investasi yang melebihi
daripada yang seharusnya, maka sekali lagi rasio akan turun dengan
tajam, kecuali apabila disediakan lebih banyak dana jangka panjang.
Kesimpulannya ialah bahwa perbaikan dalam pengendalian investasi
semacam itu akan dapat memperbaiki rasio likuiditas. Memperbaiki
likuiditas hanya dapat dilaksanakan dengan :
1). .Menambah lebih banyak dana jangka panjang, baik dari
pemegang saham ataupun dengan pinjaman,
2). Mengembalikan posisi investasi dengan menjual beberapa harta
tetap,
3). Mengatur harta lancar secara lebih efisien.
2.1.3.3. Cara Meningkatkan Tingkat Likuiditas
Menurut Bambang Riyanto ( 2001 : 28 ), apabila kita mengukur tingkat likuiditas dengan menggunakan current ratio sebagai alat ukurnya, maka tingkat likuiditas atau current ratio suatu perusahaan dapat ditingkatkan dengan cara sebagai berikut :
a. Dengan hutang lancar ( current liabilities ) tertentu, diusahakan untuk menambah aktiva lancar ( current assets ),
b. Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah hutang lancar,
2.1.3.4. Rasio Likuiditas
Untuk dapat mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan
dipergunakan analisis rasio likuiditas.
Menurut Sofyan Syafri Harahap ( 2001 : 301 ) mengemukakan
bahwa :
” Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya, rasio – rasio ini dapat
dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos – pos
aktiva lancar dan hutang lancar”.
Berikut adalah rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas
perusahaan :
a. Rasio Lancar ( Current Ratio )
Rasio lancar menunjukkan kemampuan perusahan untuk
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva
lancar. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Aktiva Lancar
Rasio Lancar = x 100% Hutang Lancar
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi
kewajiban – kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva
lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan
menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dibuat dalam
ini 1 : 1 atau 100%, ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi
semua hutang lancar. Rasio lancar yang lebih aman adalah jika
berada di atas 1 atau di atas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh
di atas jumlah hutang lancar.
b. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
Rasio cepat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva yang paling
likuid (cepat). Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Aktiva Lancar - Persediaan
Rasio Cepat = x 100% Hutang Lancar
c. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam
perusahaan dan dapat segera diuangkan. Rasio ini dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Kas + Efek
Rasio Kas = x 100%
2.1.4. Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Return Spread terhadap Likuiditas
Menurut Munawir ( 2001 : 31 ) menyatakan bahwa ” Likuiditas
menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan
untuk memenuhi keuangan pada saat ditagih ”.
Menurut Ahmad ( 2002 : 7 ) menyatakan bahwa ” Periode perputaran
modal kerja ( working capital turnover period ) dihitung sejak suatu kas
diinvestasikan dalam komponen – komponen modal kerja sampai kembali
lagi menjadi kas ”.
Sedangkan menurut Djarwanto ( 2004 : 149 ) menyatakan bahwa ”
Perusahaan dikatakan mempunyai posisi likuiditas yang kuat apabila
mampu memelihara modal kerja yang cukup untuk membelanjai operasi
perusahaan yang normal ”.
Dari teori di atas dapat diketahui bahwa perputaran modal kerja
berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan. Semakin cepat perputaran
modal kerja, semakin baik tingkat likuiditas perusahaan karena tersedia
aktiva lancar untuk membayar hutang lancar tepat pada waktunya.
Return spread berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas,
hal ini berarti semakin tinggi return spread antara return aktiva bebas
resiko dengan return aktiva maka likuiditas perusahaan juga akan semakin
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti ( Tahun )
Judul Variabel Hasil
Novrida
Perputaran modal kerja,
Investasi aktiva tetap, Return spread
- Dependen : Likuiditas
signifikan terhadap likuiditas perusahaan.
21
2.3. Kerangaka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan tinjauan pustaka dan tinjauan penelitian terdahulu,
maka kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1
Variabel X1 : Perputaran modal kerja
Variabel X2 : Return Spread
Variabel Y : Likuiditas
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan
bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang
varibel bebas dengan varibel terikat.
22
Perputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja
dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat
diperoleh perusahaan (jumlah rupiah) untuk tiap modal kerja. Perputaran
modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang
mungkin disebabkan rendahnya perputaran persediaan, piutang atau
adanya saldo kas yang terlalu besar. Perputaran modal kerja yang semakin
cepat berarti semakin efisien penggunaan total aktiva tersebut. Volume
penjualan yang dicapai akan mempengaruhi perputaran modal kerja
perusahaan. Semakin banyak penjualan yang dilakukan, berarti semakin
tinggi pula jumlah kas atau piutang yang diperoleh. Itu berarti akan
semakin tinggi jumlah total aktiva lancar. Jika total aktiva lancar
bertambah tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar yang dimilikipun akan semakin
tinggi, dengan kata lain semakin tinggi pula tingkat likuiditas perusahaan.
Return spread adalah selisih antara profitabilitas perusahaan dengan
suku bunga bank jika spread tersebut tinggi maka likuiditas juga tinggi.
Pada kondisi spread tinggi berarti perusahaan memperoleh profit yang
lebih besar dibanding suku bunga bank, artinya perusahaan lebih baik
memerlukan dana yang relatif besar, dan perusahaan harus menyediakan
dana untuk itu jika tidak ingin memperbesar ketergantungannya pada dana
23
eksternal. Jika spread tinggi maka manajer akan mempertinggi lukuiditas
agar dana yang berada di kas juga tinggi, dengan harapan dana tersebut
akan dapat digunakan untuk mendanai investasi ketika suatu saat
diperlukan, karena dengan melakukan investasi tersebut perusahaan akan
memperoleh laba yang lebih tinggi jika dibandingkan dananya hanya
disimpan di bank. Hal ini berarti return spread mempengaruhi likuiditas
perusahaan.
2.3.2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya
atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam
menganalisis. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Perputaran modal kerja berpengaruh terhadap tingkat likuiditas
perusahaan.
H2 : Return spread berpengaruh terhadap tingkat likuiditas
perusahaan.
H3 : Perputaran modal kerja dan return spread berpengaruh terhadap
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut
Umar ( 2003 : 30 ) penelitian asosiatif kausal adalah “ Penelitian yang bertujuan
untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain “. Dengan kata lain
penelitian kausal berguna untuk mengukur hubungan – hubungan antar variabel
riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana variabel mempengaruhi variabel
yang lain.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Menurut jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Menurut Umar ( 2003 : 60 ) “ Data sekunder merupakan data primer
yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram,
gambar dan sebagainya sehinga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain “.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah informasi keuangan
yang berhubungan dengan variabel penelitian yaitu :
a. Informasi mengenai perputaran modal kerja,
24
25
Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan dalam penelitian ini
termasuk data time series yaitu sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu
yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya mingguan, bulanan
atau tahunan dan data cross-section yaitu sekumpulan data suatu fenomena
tertentu dalam satu kurun waktu saja. Penelitian ini menggunakan data selama 3
tahun ( series ) yaitu tahun 2008 – 2010.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono ( 2006 : 55 ) “ Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya : “ Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan consumer
goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 – 2010
yaitu sebanyak 37 perusahaan.
Menurut Sugiyono ( 2006 : 56 ) “ Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut “. Penelitian ini menggunakan
sampel yang ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel dari
populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu ( Jogiyanto, 2004 : 79 ). Kriteria
2010,
b. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit selama periode
2008 – 2010,
26
c. Data yang dimiliki perusahaan tersebut lengkap dan sesuai dengan variabel
yang diteliti.
Berdasarkan kriteria di atas ada di dapat 26 perusahaan Consumer Goods
Industry yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu :
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan yang Memenuhi Kriteria
No Perusahaan Kriteria
1 2 3
FOOD AND BAVERAGE
1 Ades Waters Indonesia Tbk - - -
2 Aqua Golden Mississippi Tbk - - -
3 Cahaya Kalbar Tbk ( CEKA ) √ √ √
4 Davomas Akadi Tbk ( DAVO ) √ - -
5 Delta Djakarta Tbk ( DLTA ) √ √ √
6 Indofood Sukses Makmur Tbk ( INDF ) √ √ √
7 Mayora Indah Tbk ( MYOR ) √ √ √
8 Multi Bintang Indonesia Tbk ( MLBI ) √ √ √
9 Prasidha Aneka Niaga Tbk ( PSDN ) √ √ √
10 Sari Husada Tbk - - -
11 Sekar Bumi Tbk - - -
14 Suba Indah Tbk - - -
15 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk - - -
16 Ultra Jaya Milk Ind. Tbk ( ULTJ ) √ √ √
TOBACCO MANUFACTURERS
17 BAT Indonesia Tbk - - -
18 Bentoel International Investama Tbk (RMBA ) √ √ √
19 Gudang Garam Tbk ( GGRM ) √ √ √
33 Sara Lee Body Care Indonesia Tbk
34 Unilever Indonesia Tbk ( UNVR ) √ √ √
HOUSEWARE
35 Kedaung Indah Can Tbk ( KICI ) √ √ √
36 Kedawung Setia Industrial Tbk ( KDSI ) √ √ √
37 Langgeng Makmur Industri Tbk ( LMPI ) √ √ √
Untuk mendapatkan data sekunder, teknik yang digunakan peneliti adalah
studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa catatan –
28
catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan
penelitian ini. Data penelitian ini diperoleh dari
3.5. Identifikasi Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono ( 2006 : 31 ) “ Variabel penelitian pada dasarnya adalah
sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik
kesimpulannya”.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.5.1. Variabel Independen (Bebas)
Menurut Sugiyono ( 2006 : 33 ) “ Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel
dependen ( variabel terikat ) “. Variabel independen dalan penelitian ini
adalah perputaran modal kerja dan return spread.
a. Perputaran Modal Kerja
Perputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja
dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat
diperoleh perusahaan (jumlah rupiah) untuk tiap modal kerja. Untuk
menguji efesiensi penggunaan modal kerja, penganalisa dapat
keefektifan modal kerja dalam pencapaian penjualan. Formula yang
digunakan untuk menghitung perputaran modal kerja adalah :
29
Return spread merupakan selisih antara return yang dihasilkan oleh aset
perusahaan dengan return aset bebas resiko. Formula yang digunakan
untuk menghitung returnspread adalah :
Return spread = return aset yang dihasilkan perusahaan (ROA) – return
aset bebas resiko (Suku Bunga SBI)
3.5.2. Variabel Dependen (Terikat)
Menurut Sugiyono ( 2006 : 33 ) “ Variabel terikat merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas
“. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah likuiditas perusahaan tahun
2008 – 2010. Likuiditas adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat
ditagih. Likuiditas perusahaan dalam penelitian ini diuji dengan
menggunakan rasio lancar (current ratio) yaitu rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya
Rasio Lancar = x 100% Utang Lancar
30
3.6. Definisi Operasional Variabel Penelitian Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Skala Data Sumber Data
Return spread Selisih antara return yang
Sumber: Data diolah oleh Peneliti, 2011
memberikan jawaban dari maslaah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam
31
menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS 18.0. Adapun metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.7.1. Pengujian Asumsi Klasik 3.7.1.1. Uji Normalitas
Menurut Erlina dan Mulyani ( 2007 : 103 ) “ Tujuan uji normalitas
adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu
atau residual memiliki distribusi normal “. Cara yang dapat digunakan
untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual memiliki
distrisubsi normal adalah dengan melakukan uji Kolmogrov-Smirnov
terhadap model yang diuji. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila
nilai signifikansi atau probabilitas lebih besar dari 0,05 maka residual
memiliki distribusi normal dan apabila nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05 maka residual tidak memiliki distribusi normal. Pengujian dengan
model histogram memiliki ketentuan bahwa data normal berbentuk
lonceng. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal.
Jika data melenceng ke kanan atau melenceng ke kiri berarti data tidak
terdistribusi secara normal.
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b). Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
32
Jika data tidak normal, ada beberapa cara mengubah model regresi
menjadi normal, yaitu: (1) lakukan transformasi data, misalnya mengubah
data menjadi bentuk logaritma (Log) atau natural (ln), (2) menambah
jumlah data, (3) menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab
tidak normalnya data, dan (4) menerima data apa adanya.
3.7.1.2. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali ( 2005 : 95 ) “ uji autokorelasi menguji apakah
dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pangganggu paa periode t-1 ( sebelumnya )”.
Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi
adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson (DW). Pengambilan
keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :
a). Bila nilai Durbin – Watson (DW) terletak antara batas atas atau Upper
Bound (DU) dan 4 – DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan
nol, berarti tidak ada autokorelasi.
b). nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau Lower Bound (DL),
maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada
autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif.
33
d). Bila nilai DW terletak di antara batas atas (DU) dan batas bawah (DL)
atau DW terletak antara ( 4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya tidak
dapat disimpulkan.
3.7.1.3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas ( independen ).
Model regresi yang baik harusnya tidak terjadi korelasi antara variabel
bebas. Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas di dalam model
regresi menurut Ghozali ( 2005 : 95 ) dapat dilihat dari :
i. Nilai tolerance dan lawannya
ii. Variance inflation factor
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan
nilai VIF yang tinggi ( karena VIF=1/Tolerance ). Nilai cut off yang
umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya. Jika residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
34
maka disebut Homokedastisitas dan jika varians berbeda maka disebut
Heteroskedastisitas. Suatu model dikatakan terdapat gejala
heterosdekastisitas jika koefisien parameter beta dari persamaan regresi
tersebut signifikan secara statistik.
Menurut Imam Ghozali (2005:105), uji heteroskedastisitas bertujuan
mengujiapakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Konsekuensinya adanya
heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir yang diperoleh
tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar. Salah satu cara yang
dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas
adalah dengan melihat pada grafik scatter plot.
Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tak ada pola yang
jelas maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas juga dapat
heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:69).
3.7.2. Pengujian Hipotesis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
berganda dengan terlebih dahulu menguji variabel – variabel dari
35
karakteristik perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mencari tingkat
signifikan yang lebih tinggi di antara variabel – variabel tersebut. Variabel
perputaran modal kerja dan return spread dengan tingkat signifikan yang
paling tinggi akan di regresi dengan indeks likuiditas perusahaan.
3.7.2.1 Metode Regresi Linear Berganda
Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan
variabel dependen terhadap satu atau lebih variabel independen, dengan
tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi rata – rata populasi atau nilai
rata – rata variabel dependen, berdasarkan nilai independen yang diketahui
[ Ghozali ( 2005 )]. Variabel independen dalam penelitian in adalah
perputaran modal kerja dan return spread. Sedangkan variabel dependennya adalah likuiditas perusahaan. Adapun persamaan untuk
menguji hipotesis secara keseluruhan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + e
Keterangan :
β = Koefisien regresi
X1 = Perputaran modal kerja
X2 = Return spread
e = error
36
3.7.2.2. Uji Signifikan Parameter Individual ( Uji Statistik t )
Menurut Ghozali ( 2005 : 84 ), uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara
individual dalam menerangkan variabel dependen. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan significance level 0.05 (α = 5%). Penerimaan atau
penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
a). Jika nilai signifikan ≥ 0.05, maka hipotesis ditolak ( koefisien regresi
tidak signifikan ). Ini berarti secara parsial, variabel independen
tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
b). Jika nilai signifikan ≤ 0.05, maka hipotesis diterima ( koefisien
regresi signifikan ). Ini berarti secara parsial, variabel independen
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
3.7.2.3. Uji Signifikan Parameter Simultan ( Uji Statistik F )
Menurut Ghozali ( 2005 : 84 ) uji statistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam
model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.
Ketentuan penolakan atau penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut :
a). Jika nilai signifikan > 0.05 maka hipotesis diterima ( koefisien regresi
tidak signifikan ). Ini berarti bahwa secara simultan variabel
37
independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen.
b). Jika nilai signifikan < 0.05 maka hipotesis ditolak ( koefisien regresi
signifikan ). Ini berarti secara simultan variabel independen tersebut
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
3.7.3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi ( R2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi berada diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
seperti kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel indpenden memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen ( Ghozali , 2005 : 83 ). Data
dalam penelitian ini akan diolah dengan menggunakan program Statistical
Package for Social Science ( SPSS ) 18.0. Hipotesis dalam penelitian ini
dipengaruhi oleh nilai signifikan koefisien variabel yang bersangkutan
terhadap variabel dependen.
38
3.8. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut :
Tabel 3.3
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Data Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan Consumer Goods Industry yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Setelah dilakukan pemilihan sample
dengan teknik purposive sampling diperoleh 26 perusahaan. Dapat dilihat
pada lampiran 1. Periode penelitian dimulai dari tahun 2008 sampai dengan
tahun 2010 dan data penelitian secara keseluruhan berjumlah 78 sampel.
Penelitian menggunakan metode statistic deskriptif dalam penelitian
ini, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang
sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistik deskriptif
memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata
– rata ( mean ), dan nilai standar deviasi dari variabel – variablel
39
40
Tabel 4.1 Descriptive Statistics Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PMK 78 -51.4636 1457.0687 24.336592 167.6265171
Return Spread 78 -.1293 .3391 .038947 .1075440
CR 78 .6588 10.6844 3.013047 2.1915567
Valid N (listwise) 78
Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2011
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa perputaran modal kerja memiliki nilai
minimum negative, return spread memiliki nilai minimum dan nilai rata –
rata yang negative dan likiditas memiliki nilai minimum, nilai maksimum
dan nilai rata – rata yang positif. Berikut ini adalah perincian data deskriptif
yang telah diolah :
a. Rata-rata dari perputaran modal kerja adalah 24,336592 dengan standar
deviasi 167,6265171 dan jumlah data yang ada adalah 78. Nilai perputaran
modal kerja tertinggi adalah 1457,0687, dan nilai perputaran modal kerja
167,6265171 dan jumlah data yang ada adalah 78. Nilai return spread
tertinggi adalah 0,3391 dan nilai return spread yang terendah adalah
-0.1293
c. Rata-rata dari likuiditas ( Current Ratio ) adalah 3,013047 dengan
standar deviasi sebesar 2,1915587 dan jumlah data yang ada adalah 78.
41
Nilai likuiditas terendah adalah 0,6588 dan nilai likuiditas tertinggi
adalah 10,6844 .
4.1.2. Pengujian Asumsi Klasik 4.1.2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual
berdistribusi normal. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji
apakah residual berdistribusi normal adalah uji statistik non parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis :
H0 : Data residual berdistribusi normal
H1 : Data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, H0 diterima dan
sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, H0 ditolak atau
H1 diterima.
Tabel 4.2
Uji Normalitas Sebelum Transformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
G
Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-Smirnovseperti yang terdapat dalam tabel 4.2 dapat diketahui bahwa:
a). Nilai K-S untuk variabel perputaran modal kerja adalah 4,221
dengan likuiditas signifikan Asymp.Sig.(2-tailed) 0,000. Nilai
tersebut di atas α = 0,05 karena Asymp. Sis (2-tailed) lebih kecil dari
α/2 (0,025). Hal ini berarti bahwa variabel perputaran modal kerja
terdistribusi secara tidak normal. Ha diterima dan Ho ditolak.
b). Nilai K-S untuk variabel return spread adalah 1,418 dengan
likuiditas signifikan Asymp.Sig.(2-tailed) 0,036. Nilai tersebut di
atas α = 0,05 karena Asymp. Sis (2-tailed) lebih besar dari α/2
(0,025). Hal ini berarti bahwa variabel return spread terdistribusi
secara normal. Ho diterima dan Ha ditolak.
c). Nilai K-S untuk variabel likuiditas ( Current Ratio ) adalah 1,726
dengan likuiditas signifikan Asymp.Sig.(2-tailed) 0,005. Nilai
tersebut di bawah α = 0,05 karena Asymp. Sis (2-tailed) lebih kecil Normal
Parametersa
Mean 24.336592 .038947 3.013047
Std. Deviation 167.6265171 .1075440 2.1915567
Most
Kolmogorov-Smirnov Z 4.221 1.418 1.726
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .036 .005
a. Test distribution is Normal.
secara tidak normal. Ha diterima dan Ho ditolak.
Untuk menguji apakah data grafik variabel Perputaran Modal
Kerja, Return Spread dan Likuiditas ( Current Rasio ) memiliki
distribusi normal atau tidak, dapat dilakukan dengan menggambarkan
kurva histogram yaitu sebagai berikut.
43
Gambar 4.1
Histogram Sebelum Transformasi
Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2011
Hasil tampilan kurva histogram di atas dapat terlihat bahwa bentuk
kurva dengan kemiringan cenderung ke kiri, hal ini menunjukkan bahwa
dilihat titik – titik menyebar jauh dari garis diagonal yang menunjukkan
data tidak terdistribusi dengan normal.
44
Gambar 4.2
Grafik Normal P-Plot Sebelum Transformasi
Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2011
Menurut Erlina dan Mulyani (2007 : 106) ada beberapa cara
2). lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,
3). lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu
nilai tertentu.
Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, peneliti
melakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln). Setelah
itu, data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Berikut ini adalah
hasil pengujian dengan Kolmogorov - Smirnov setelah dilakukan
transformasi:
45
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas (2)
Setelah Transformasi Dengan Logaritma Natural
Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2011
Berdasarkan diatas, dapat disimpulkan bahwa setelah ketiga
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
LN_PMK LN_Spread LN_CR
N 70 38 78
Normal Parametersa,b Mean 1.5582 -2.5370 .8767
Std. Deviation 1.06737 .99066 .66571
Most Extreme
Differences
Absolute .176 .093 .079
Positive .176 .084 .079
Negative -.121 -.093 -.078
Kolmogorov-Smirnov Z 1.474 .575 .696
Asymp. Sig. (2-tailed) .026 .895 .717
a. Test distribution is Normal.