• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pendidikan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.2. Estimasi Manfaat dan Kerugian Akibat Keberadaan TPA Bantar Gebang Gebang

6.2.2. Estimasi Kerugian Akibat Keberadaan TPA Bantar Gebang

Kerugian yang dialami oleh masyarakat akibat keberadaan TPA Bantar Gebang dinilai dengan dua metode yaitu biaya pengganti dan biaya pengobatan. Biaya pengganti dikeluarkan oleh masyarakat akibat pembelian sumber air karena sumber air yang biasa mereka gunakan tercemar akibat keberadaan TPA Bantar Gebang. Pengeluaran biaya pengganti akibat keberadaan TPA Bantar Gebang untuk sumber air minum dapat dilihat pada Tabel 12.

Pada Tabel 12 didapat nilai sebesar Rp12.168.000. Nilai tersebut didapat dari nilai pembelian responden atas sumber air pengganti untuk sumber air minum. Untuk sumber minum dan memasak responden membeli air galon(air minum dalam kemasan) sebagai pengganti air sumur yang biasa mereka gunakan untuk kebutuhan minum dan memasak sehari-hari.

Tabel 12. Biaya Pengganti Untuk Sumber Minum Akibat Pencemaran Air Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal

Wilayah Jumlah Masyarakat Membeli Air

(Orang)

Biaya Pembelian Air Minum/minggu

(Rp)

Biaya Pembelian Air Minum/tahun (Rp) < 1km 14 201.000 10.452.000 1-2 km 4 33.000 1.716.000 >2 km 0 0 0 Total (Rp) 234.000 12.168.000

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

Masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah < 1 km hampir seluruhnya (14 orang) menggunakan air galon untuk sumber air minum dan keperluan memasak mereka. Hal ini disebabkan karena air sumur di lingkungan mereka sudah tidak layak untuk digunakan sebagai keperluan minum karena secara fisik sudah tercemar (berwarna dan berbau). Masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah antara 1- 2 km hanya sebesar 4 orang yang menggunakan air galon sebagai pengganti sumber air minum, hal ini dikarenakan hanya sebagian wilayah 1-2 km yang baru tercemar akibat keberadaan TPA selain karena wilayah penelitian antara 1-2 km yang lebih tinggi dibanding wilayah TPA Bantargebang. Masyarakat yang bertempat tinggal pada wilayah > 2 km tidak ada yang menggunakan sumber air pengganti untuk keperluan minum dan memasak karena masyarakat menilai air sumur di wilayah mereka dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari.

Berdasarkan profesi yang ditekuni masyarakat, sebagian besar masyarakat pemulung menggunakan sumber air pengganti untuk sumber air minum. Hal ini diakibatkan sumber air yang dimiliki masyarakat pemulung telah tercemar, karena masyarakat pemulung bertempat tinggal di sekitar TPA Bantar Gebang. Masyarakat non-pemulung hanya sebagian kecil yang menggunakan sumber air

pengganti sebagai sumber air minum, karena jarak tempat tinggal mereka yang cukup jauh dan lebih tinggi dari TPA Bantar Gebang. Pengeluaran biaya pengganti untuk sumber air minum berdasarkan profesi dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Biaya Pengganti Untuk Sumber Minum Akibat Pencemaran Air Berdasarkan Profesi

Profesi Jumlah

Masyarakat Membeli Air

(Orang)

Biaya Pembelian Air Minum/minggu (Rp) Biaya Pembelian Air Minum/tahun (Rp) Pemulung 16 194.000 10.088.000 Non-pemulung 2 40.000 2.080.000 Total (Rp) 234.000 12.168.000

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

Pada Tabel 13 terlihat bahwa masyarakat pemulung lebih banyak mengeluarkan biaya untuk membeli sumber air pengganti sebagai sumber air minum mereka. hal tersebut dikarenakan sumber air mereka yang sudah tidak dapat dikonsumsi sebagai air minum karena secara fisik sudah tidak layak untuk digunakan, sedangkan masyarakat non-pemulung hanya sebagian kecil yang menggunakan sumber air pengganti sebagai sumber air minum. Pada Tabel 13 terlihat pula bahwa kerugian akibat keberadaan TPA lebih besar dirasakan oleh masyarakat pemulung dibandingkan masyarakat non-pemulung.

Untuk keperluan MCK (mandi, cuci, kakus) hanya sebanyak 2 masyarakat yang menggunakan sumber air pengganti. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat masih menilai bahwa air yang berada di wilayah mereka masih aman digunakan untuk keperluan MCK walaupun air di wilayah mereka sudah berwarna dan berbau. Biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk keperluan MCK akibat tercemarnya sumber air masyarakat akibat keberadaan TPA Bantar Gebang dapat

dilihat pada Tabel 14. Biaya untuk pembelian sumber air pengganti untuk keperluan MCK ditentukan berdasarkan jumlah konsumsi air penduduk kota menurut Wardhana (2004) dengan berbagai penyesuaian dan dikalikan dengan harga air perm3 yang berlaku di Kota Bekasi.

Tabel 14. Biaya Pengganti Untuk Keperluan MCK Akibat Pencemaran Air Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal

Wilayah Jumlah Masyarakat Membeli Air (orang) Biaya/bulan (Rp) Biaya/tahun (Rp) < 1 km 2 60.275 723.300 1-2 km 0 0 0 >2 km 0 0 0 Total 723.300

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

Berdasarkan profesi yang ditekuni masyarakat, hanya sebagian kecil masyarakat pemulung yang menggunakan sumber air pengganti untuk keperluan MCK, sedangkan masyarakat non-pemulung tidak menggunakan sumber air pengganti untuk keperluan MCK. Biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk keperluan MCK akibat tercemarnya sumber air masyarakat berdasarkan profesi akibat keberadaan TPA Bantar Gebang dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Biaya Pengganti Untuk Keperluan MCK Akibat Pencemaran Air Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal

Profesi Jumlah Masyarakat Membeli Air (orang) Biaya/bulan (Rp) Biaya/tahun (Rp) Pemulung 2 60.275 723.300 Non-pemulung 0 0 0 Total 723.300

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

Kerugian yang ditimbulkan oleh keberadaan TPA Bantar Gebang akibat pencemaran air tidak hanya membuat masyarakat mengeluarkan biaya untuk mengganti sumber air yang biasa mereka gunakan tetapi juga berpengaruh

terhadap kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar TPA. Pencemaran air yang terjadi membuat masyarakat menderita penyakit akibat air yang tercemar tersebut antara lain penyakit pencernaan, kulit, dan pernafasan. Kerugian yang dialami masyarakat akibat penyakit pencernaan berdasarkan jarak tempat tinggal dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Biaya Pengobatan Penyakit Pencernaan Akibat Pencemaran Air Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal

Wilayah Jumlah Penderita (orang) Biaya Pengobatan (Rp) Intensitas Penyakit dalam Satu Tahun Total Biaya Pengobatan /tahun (Rp) < 1 km 1 26.000 3 78.000 1-2 km 2 26.000 3 156.000 >2 km 0 26.000 3 0 Total 234.000

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

Pada Tabel 16 kerugian akibat penyakit pencernaan yang diakibatkan oleh keberadaan TPA Bantargebang adalah sebesar Rp 234.000. Nilai tersebut didapat dari biaya pengobatan masyarakat yang terkena penyakit pencernaan selama satu tahun. Penyakit pencernaan yang diderita oleh masyarakat adalah diare. Masyarakat yang menderita penyakit pencernaan tersebut dikarenakan masih menggunakan air sumur sebagai keperluan minum dan memasak sehari-hari. Penyakit pencernaan dialami oleh masyarakat yang berempat tinggal < 1 km dan antara 1-2 km, hal tersebut dikarenakan sumber air masyarakat yang tinggal pada jarak tersebut telah tercemar air lindi yang dihasilkan TPA Bantar Gebang.

Berdasarkan pekerjaan yang ditekuni masyarakat, masyarakat pemulung yang menderita panyakit pencernaan sebesar 2 orang, sedangkan masyarakat non-pemulung sebesar 1 orang. Hal tersebut diakibatkan karena sebagian besar masyarakat pemulung masih menggunakan air sumur mereka untuk kebutuhan

memasak mereka sehingga tidak menutup kemungkinan untuk terkena pwnyakit pencernaan . Kerugian masyarakat berupa penyakit pencernaan akibat keberadaan TPA Bantar Gebang berdasarkan profesi dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Biaya Pengobatan Penyakit Pencernaan Akibat Pencemaran Air Berdasarkan Profesi Profesi Jumlah Penderita (orang) Biaya Pengobatan (Rp) Intensitas Penyakit dalam Satu Tahun Total Biaya Pengobatan /tahun (Rp) Pemulung 2 26.000 3 156.000 Non-pemulung 1 26.000 3 78.000 Total 234.000

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

Selain penyakit pencernaan, pencemaran air juga mengakibatkan penyakit kulit. Penyakit kulit yang diderita responden sebagian besar adalah gatal-gatal. Hal tersebut diakibatkan responden tetap menggunakan air sumur yang sudah tercemar untuk keperluan MCK. Kerugian masyarakat yang diderita akibat penyakit kulit yang diderita masyarakat dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 menunjukkan nilai sebesar Rp 52.000 yang didapat dari biaya pengobatan masyarakat yang menderita penyakit kulit selama satu tahun. Masyarakat yang menderita penyakit kulit adalah masyarakat pendatang yang belum lama tinggal di sekitar daerah TPA Bantar Gebang, sehingga kondisi tubuh mereka yang masih belum dapat beradaptasi seperti masyarakat asli pada umumnya.

Berdasarkan profesi yang ditekuni masyarakat, penyakit kulit hanya dialami oleh masyarakat pemulung. Hal tersebut dikarenakan tempat tinggal pemulung yang umumnya berjarak lebih dekat dengan TPA Bantar Gebang sehingga tingkat air yang tercemar lebih tinggi. Hal ini juga didukung dengan kondisi dimana hampir seluruh masyarakat pemulung adalah masyarakat

pendatang sehingga kekebalan tubuh mereka yang masih sulit beradaptasi dengan sumber air yang ada. Kerugian masyarakat berupa penyakit kulit akibat pencemaran air oleh TPA Bantar Gebang berdasarkan profesi dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 18. Biaya Pengobatan Penyakit Kulit Akibat Pencemaran Air Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal

Wilayah Jumlah Penderita (orang) Biaya Pengobatan (Rp) Intensitas Penyakit dalam Satu Tahun Total Biaya Pengobatan/tahun (Rp) < 1 km 1 26.000 2 52.000 1-2 km 0 26.000 2 0 >2 km 0 26.000 2 0 Total 52.000

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

Kurangnya perhatian pengelola TPA Bantar Gebang mengenai sanitasi menjadi salah satu penyabab tercemarnya air sumur warga. Bocornya air limpasan hasil dari tumpukan sampah dari TPA yang merembes masuk ke dalam tanah menjadi penyebab utama tercemarnya air sumur masyarakat di dekitar TPA Bantar Gebang. Rendahnya kesadaran masyarakat akan sanitasi manjadi pendukung penyebab munculnya penyakit yang dialami masyarakat.

Tabel 19. Biaya Pengobatan Penyakit Kulit Akibat Pencemaran Air Berdasarkan Profesi Profesi Jumlah Penderita (orang) Biaya Pengobatan (Rp) Intensitas Penyakit dalam Satu Tahun Total Biaya Pengobatan/t ahun (Rp) Pemulung 1 26.000 2 52.000 Non-pemulung 0 26.000 2 0 Total 52.000

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

Pencemaran udara akibat bau yang dihasilkan oleh TPA Bantar Gebang yang berasal dari sampah yang menumpuk dinilai mengganggu oleh masyarakat.

Lebih jauh, hal tersebut dapat menimbulkan penyakit pernafasan bagi yang menghirup udara yang tercemar tersebut. Penyakit yang dapat ditimbulkan oleh bau tersebut antara lain adalah penyakit batuk dan sesak nafas. Untuk mengatasi penyakit tersebut masyarakat harus mngeluarkan biaya untuk mengobati penyakit yang mereka derita. Biaya yang dikeluarkan masyarakat akibat pencemaran udara berdasarkan jarak tempat tinggal dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Biaya Pengobatan Penyakit Pernafasan Akibat Pencemaran Udara Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal

Wilayah Jumlah Penderita (Orang) Biaya Pengobatan (Rp) Intensitas Penyakit dalam Satu Tahun Total Biaya Pengobatan/tahun (Rp) < 1 km 0 26.000 4 0 1-2 km 0 26.000 4 0 >2 km 2 26.000 4 208.000 Total 208.000

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

Masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah < 1 km dan 1-2 km tidak menderita penyakit pernafasan. Hal ini disebabkan karena mereka telah terbiasa dengan udara yang sehari-hari mereka hirup. Hal tersebut juga menyangkut dengan sistem kekebalan tubuh manusia, tubuh manusia akan menjadi terbiasa (kebal) apabila terus-menerus menerima zat-zat yang tercemar. Penyakit pernafasan hanya diderita pada masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah > 2 km, apalagi pada musim hujan dimana banyak angin yang bertiup ke arah wilayah > 2 km sehingga bau yang ditimbulkan juga semakin besar yang sampai dapat menimbulkan sesak nafas bagi yang menghirupnya.

Berdasarkan profesi yang ditekuni masyarakat, penyakit pernafasan hanya dialami oleh masyarakat non-pemulung. Masyarakat non-pemulung mengalami penyakit pernafasan akibat dampak dari bau yang diakibatkan oleh keberadaan

TPA Bantar Gebang. Masyarakat pemulung tidak menderita penyakit pernafasan karena mereka telah terbiasa dengan udara di sekitar mereka yang tercemar. Hal tersebut karena hampir setiap hari mereka menghirup udara tersebut sehingga kekebalan tubuh mereka terhadap pencemaran udara telah meningkat. Kerugian masyarakat berupa biaya pengobatan penyakit pernafasan berdasarkan profesi dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Biaya Pengobatan Penyakit Pernafasan Akibat Pencemaran Udara Berdasarkan Profesi Profesi Jumlah Penderita (Orang) Biaya Pengobatan (Rp) Intensitas Penyakit dalam Satu Tahun Total Biaya Pengobatan/tahun (Rp) Pemulung 0 26.000 4 0 Non-pemulung 2 26.000 4 208.000 Total 208.000

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

Masyarakat tidak menderita kerugian berupa TPA sebagai sarang penyakit. Hal tersebut dikarenakan masyarakat tidak menderita sakit yang diakibatkan sumber-sumber penyakit yang berasal dari TPA dalam kurun waktu satu tahun terakhir sehingga kerugian yang diderita masyarakat adalah RP 0.

Total kerugian masyarakat akibat keberadaan TPA Bantar Gebang diestimasi dengan menjumlahkan semua kerugian yang dialami. Kerugian masyarakat yang diestimasi berupa biaya pengganti dan biaya kesehatan yaitu biaya pengganti untuk sumber air minum dan memasak, biaya pengganti untuk MCK, biaya pengobatan penyakit pencernaan, biaya pengobatan penyakit kulit, biaya pengobatan penyakit pernafasan dan biaya pengobatan penyakit masyarakat dimana peran TPA sebagai sarang penyakit. Total estimasi kerugian masyarakat berdasarkan jarak tempat tinggal dapat dilihat pada Tabel 22. Kerugian paling besar dirasakan oleh masyarakat dengan jarak tempat tinggal < 1 km, dikarenakan

jarak tempat tinggal mereka yang berdempet dengan TPA menyebabkan kerugian yang semakin besar pula.

Tabel 22. Total Kerugian Masyarakat Akibat Keberadaan TPA Bantar Gebang Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal

Wilayah Biaya Pengganti (Replacement cost) (Rp) Biaya Kesehatan (Cost of Illness) (Rp) Total (Rp) < 1 km 11.175.300 130.000 11.305.300 1-2 km 1.716.000 156.000 1.872.000 >2 km 0 208.000 208.000 Total (Rp) 12.891.300 494.000 13.385.300

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

Berdasarkan profesi masyarakat, kerugian paling besar dialami oleh masyarakat pemulung. Hal tersebut dikarenakan interaksi masyarakat pemulung yang lebih intensif dengan sampah dan TPA, selain itu sebagian besar tempat tinggal masyarakat pemulung yang berdempet dengan TPA menyebabkan sumber-sumber air mereka tercemar dan tidak dapat digunakan. Total estimasi kerugian masyarakat akibat keberadaan TPA berdasarkan profesi dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Total Kerugian Masyarakat Akibat Keberadaan TPA Bantar Gebang Berdasarkan Profesi

Profesi Biaya Pengganti

(Replacement cost) (Rp) Biaya Kesehatan (Cost of Illness) (Rp) Total (Rp) Pemulung 10.811.300 208.000 11.019.300 Non-pemulung 2.080.000 286.000 2.366.000 Total (Rp) 12.891.300 494.000 13.385.300

Sumber : Dikumpulkan penulis dari survey (2009)

6.3. Perbandingan Antara Manfaat dan Kerugian Akibat Keberadaan

Dokumen terkait