• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk mengestimasi kerugian yang diakibatkan oleh keberadaan TPA ditempuh melalui dua metode yaitu metode cost of illness (biaya kesehatan) dan replacement cost (biaya pengganti). Kedua metode tersebut dinilai dapat mengestimasi kerugian yang diderita masyarakat berupa biaya yang dikeluarkan

oleh masyarakat baik untuk mengganti kebutuhan mereka dengan bahan alternatif maupun biaya untuk pengobatan.

Menurut Champ. P. A (2003) Metode biaya kesehatan tidak mengestimasi surplus konsumen atau harga marjinal. Metode biaya kesehatan secara sederhana berusaha untuk mengukur biaya kesehatan secara penuh, termasuk biaya perawatan. Biaya perawatan didasarkan kepada keputusan individu atau masyarakat mengenai level dari kepedulian individu atau masyarakat tersebut akan kesehatan.

Biaya kesehatan terdiri dari dua jenis, yang pertama adalah biaya langsung dan kedua adalah biaya tidak langsung. Biaya langsung itu sendiri terbagi menjadi medical cost dan non-medical cost. Biaya yang termasuk medical cost adalah biaya perawatan medis pasien itu sendiri yang besarnya dapat berbeda setiap pasiennya, sedangkan yang termasuk non-medical cost antara lain biaya perjalanan pasien untuk menempuh perjalanan sampai kepada tempat pengobatan, biaya logistik dan akomodasi pasien yang besarnyapun dapat bervariasi. Biaya tidak langsung terkait dengan hilangnya sumberdaya yang hilang akibat penyakit tersebut, antara lain opportunity cost akibat hilangnya produktivitas pasien (pendapatan) yang terkena penyakit tersebut.

Biaya pengganti adalah menilai aset yang didasari oleh biaya untuk mengganti aset tersebut apabila dibutuhkan pada saat sekarang. Biaya pengganti dapat digunakan untuk menentukan nilai suatu aset pada saat ini, atau diaplikasikan dengan menggunakan faktor inflasi. Metode index inflasi adalah metode yang paling sering digunakan.

Metode biaya pengganti memiliki beberapa keunggulan antara lain dapat mengatasi kesalahan penghitungan akutansi yang menggunakan nilai saat ini, berpotensial untuk digunakan secara transparan, sangat cocok digunakan untuk menilai suatu aset saat terjadi inflasi yang tinggi, dan dapat menjadi dasar penentuan keputusan untuk memasuki suatu pasar. Kekurangan yang dimiliki oleh biaya pengganti adalah menjadi subjektif dikarenakan nilai saat ini sulit untuk ditentukan, membutuhkan penghitungan yang akurat apabila menggunakan nilai sekarang apabila terjadi pergantian teknologi, mengabaikan sifat keoptimalan, dapat terjadi overestimate dari suatu aset yang dinilai.

2. 3. Pencemaran

Dewasa ini permasalahan lingkungan atau umumnya pencemaran semakin meningkat khususnya pencemaran air yang menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian lebih dari berbagai pihak, agar kualitas air dapat terjaga sesuai dengan baku mutu tertentu. Pencemaran menurut SK Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/1998: Pencemaran adalah termasuk atau dimasukannya mahluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air/udara, dan/atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia dan proses alam sehingga kualitas air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan terdapat bahan yang menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak menyebabkan perubahan yang tidak diharapkan baik yang bersifat fisik, kimiawi, maupun biologis sehingga mengganggu kesehatan eksistensi manusia, dan aktivitas manusia serta organisme lainnya. Bahan penyebab pencemaran tersebut disebut sebagai bahan pencemar

atau pollutan. Polusi disebabkan terjadinya faktor-faktor tertentu yang sangat menentukan ialah (1) jumlah penduduk, (2) jumlah Sumberdaya alam yang digunakan setiap individu, (3) jumlah Polutan yang dikeluarkan oleh setiap jenis sumberdaya alam, (4) teknologi yang digunakan.

Menurut Daryanto (2004) pencemaran merupakan suatu siklus yng selalu berputar dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Pada hakikatnya antara aktivitas manusia dan timbulnya pencemaran terdapat hubungan melingkar. Agar dapat hidup dengan baik manusia beradaptasi dengan lingkungannya dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia mengembangkan teknologi. Akibat sampingan dari pengembangan teknologi adalah bahan pencemar yang menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan ini merupakan stimulus agar manusia menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Tiap pencemaran memiliki derajat pencemaran atau tahap pencemaran yang berbeda didasarkan pada (1) konsentrasi zat pencemar, (2) waktu tercemarnya, (3) lamanya kontak antara bahan pencemar dan lingkungan. Siklus tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Untuk mencegah terjadinya pencemaran pada lingkungan oleh berbagai aktivitas manusia maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan pada mahluk hidup maupun benda lainnya.

Pada saat ini pencemaran pada lingkungan berlangsung dimana-mana dengan laju yang sangat cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan sudah semakin berat dengan masuknya berbagai macam limbah ataupun sampah.

Pencemaran dapat dibagi menjadi (1) pencemaran air, (2) pencemaran udara, (3) pencemaran tanah. Ketiga pencemaran di atas terjadi di tempat penelitian.

Gambar 1. Siklus Pencemaran

Sumber : Daryanto (2004)

2.3.1. Pencemaran air

Air merupakan salah satu sumber alam yang mulai terasa pengaruhnya pada kehidupan manusia. Air sebagai sumberdaya kini lebih disadari merupakan salah satu unsur penentu dalam mencapai keberhasilan pembangunan dan peningkatan kualitas kesehatan manusia. Pada masa sekarang ini nampaknya sangat sulit untuk mendapatkan air yang betul-betul murni. Manusia sebagai mahluk hidup yang melakukan aktivitas berperan besar sebagai penyebab timbulnya masalah-masalah pencemaran sumberdaya air.

Air merupakan salah satu suber kehidupan manusia. Apabila air telah tercemar maka kehidupan manusia akan terganggu. Hampir semua mahluk hidup di muka bumi ini membutuhkan air. Tanpa air tiada kehidupan di muka bumi ini. Air yang tercemar dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi manusia.

Stimulasi dari lingkungan sekitarnya Pencemaran Bahan Pencemar Manusia beradaptasi Perkembangan teknologi

Kerugian yang disebabkan oleh pencemaran air berupa air menjadi tidak bermanfaat lagi dan air menjadi penyebab timbulnya penyakit (Wardhana. 2004).

1. Air menjadi tidak bermanfaat lagi

Air yang tidak dapat dimanfaatkan lagi akibat pencemaran merupakan kerugian yang dirasakan secara langsung. Air tidak dapat lagi digunakan untuk keperluan rumah tangga dan penunjang kehidupan. Hal ini akan menimbulkan dampak sosial yang sangat luas dan butuh waktu lama untuk memuluhkannya. Gambaran air bersih yang diperlukan orang Indonesia yang tinggal di kota untuk setiap orang per hari dapat dilihat pada Tabel 2.

Selain itu air juga sudah tidak dapat lagi digunakan untuk keperluan industri. Air yang tercemar juga tidak dapat digunakan untuk keperluan pertanian sebagai sumber irigasi, kolam perikanan karena adanya senyawa-senyawa organik yang menyebabkan perubahan drastis pada pH air.

Tabel 2. Keperluan Air Bersih Orang Indonesia Yang Bermukin di Kota per Harinya (2004)

Keperluan Air yang dipakai (Liter)

Minum 2,0

Memasak, kebersihan dapur 14,5

Mandi, kakus 20,0

Cuci pakaian 13,0

Air wudhu 15,0

Air untuk kebersihan rumah 32,0 Air untuk menyiram tanaman 11,0 Air untuk mencuci kendaraan 22,5 Air untuk keperluan lain-lain 20,0

Total 150,0

Sumber : Wardhana (2004)

2. Air menjadi penyebab penyakit

Air yang tercemar akan mudah sekali menjadi media berkembangnya berbagai macam penyakit. Penyakit yang diakibatkan pencemaran air dapat terjadi karena berbagai macam sebab antara lain karena alasan-alasan seperti air

merupakan tempat berkembangnya mikroorganisme termasuk mikroba patogen. Air yang tercemar tidak dapat lagi digunakan sebagai alat pembersih, sedangkan air bersih sudah tidak mencukupi sehingga kebersihan manusia dan lingkungannya tidak terjamin yang pada akhirnya menyebabkan manusia mudah terserang penyakit. Jenis-jenis penyakit yang diakibatkan oleh air yang tercemar dapat dilihat pada Tabel 3.

2.3.2. Pencemaran Udara

Pencemaran udara dapat diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan udara dari keadaan normalnya. Kehadiran zat tersebut dalam waktu lama tentunya akan mengganggu kehidupan mahluk hidup.

Tabel 3. Penyakit menular melalui air

Jenis Mikroba Penyakit

Virus : Rota Virus Virus Hepatitis A Virus Poliomyelitis Diare Hepatitis A Poliomyelitis Bakteri : Vibrio cholerae Escheria choli Salmonela paratyphi Salmonella typhi Shigella dysenteriae Cholera Diare/dysentri Patrathypus Typus abdominale Dysentri Protozoa : Entaamoeba histolytica Balantidia coli Giardia Lamblia Dysentri amoeba Balantidiasis Giardiasis Metazoa : Ascaris lumbricoides Clonorchis Sinensis Diphyllobothorium latum Tawenia saginata/solium Schistosoma Ascaris Clonorchiasis Diphylobothriasis Taeniasis Schistosomiasis Sumber : Wardhana (2004)

Secara umum penyebab pencemaran dapat dibagi menjadi dua, yaitu karena faktor internal dan karena faktor eksternal. Apabila tetap dibiarkan maka dapat menimbulkan penyakit kepada tubuh manusia antara lain penyakit Silikosis, penyakit Asbestosis, penyakit Bisinosis, penyakit Antrakosis, penyakit Beriliosis (Wardhana. 2004).

Dokumen terkait