• Tidak ada hasil yang ditemukan

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat Kerusakan Situ Rawa Badung Rawa Badung

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Deskripsi Pengelolaan Situ Rawa Badung 6.1 Deskripsi Pengelolaan Situ Rawa Badung

6.3 Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat Kerusakan Situ Rawa Badung Rawa Badung

Kerusakan yang terjadi pada Situ Rawa Badung berupa pencemaran dan pendangkalan. Kerusakan situ bersumber pada timbunan sampah yang terdapat pada sekeliling situ. Hal ini dikarenakan sebagian warga yang belum atau kurang menyadari kebersihan dan kelestarian situ. Oleh karena itu, masih banyak warga yang dengan leluasa tetap membuang limbah dan sampah ke situ tersebut. Akibatnya, saat ini kerusakan yang terjadi pada situ semakin parah dan berdampak negatif terhadap masyarakat.

70 Pada penelitian ini dampak negatif dari kerusakan Situ Rawa Badung dinilai berdasarkan kerugian ekonomi yang diderita masyarakat sekitar situ tersebut. Nilai kerugian ekonomi masyarakat berdasarkan terjangkit penyakit diestimasi melalui pendekatan biaya kesehatan (Cost of Illness). Sedangkan nilai kerugian ekonomi masyarakat berdasarkan upaya pencegahan dari banjir diestimasi melalui pendekatan biaya pencegahan banjir (Preventive Expenditure).

6.3.1 Biaya Kesehatan (Cost of Illness)

Kerusakan yang terjadi pada Situ Rawa Badung menimbulkan dampak bagi kesehatan masyarakat yang bermukim di sekitar situ tersebut. Pencemaran maupun luapan situ tersebut dapat menimbulkan penyakit bagi masyarakat yang bermukim di sekitarnya. Penyakit yang diderita masyarakat menyebabkan mereka perlu mengeluarkan biaya untuk mengobati penyakit tersebut. Selain mengeluarkan biaya pengobatan, masyarakat secara tidak langsung juga dirugikan karena tidak dapat beraktivitas seperti biasa sehingga tanpa disadari mengalami kehilangan pendapatan.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 96 responden di RW 008 dan RW 013 Kelurahan Jatinegara menunjukan bahwa sebanyak 70 responden (73%) mengaku sering terserang penyakit akibat pencemaran dan luapan dari situ tersebut. Sedangkan sisanya, yaitu sebanyak 26 responden (27%) mengaku tidak merasakan dampak dari pencemaran dan luapan situ terhadap kesehatan dirinya dan keluarganya. Perbandingan jumlah responden yang sering terserang penyakit dan yang tidak terserang penyakit akibat kerusakan Situ Rawa Badung dapat dilihat pada Gambar 13 berikut ini.

71

Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)

Gambar 13. Perbandingan Jumlah Reponden Mengenai Keterjangkitan Penyakit Akibat Kerusakan Situ Rawa Badung

6.3.1.1 Pendapatan yang Hilang (Cost of Time)

Pendapatan yang hilang (Cost of Time) dihitung berdasarkan jumlah hari tidak bekerja karena sakit dikalikan dengan pendapatan responden per hari. Perhitungan dibedakan berdasarkan jenis pekerjaan responden, non pegawai dan pegawai. Untuk mengestimasi pendapatan yang hilang pada pegawai dilakukan pendekatan Value of Sick Leave.

Berdasarkan hasil penelitian dari 70 responden yang mengaku sering terserang penyakit, sebanyak 48 responden (69%) apabila terserang penyakit tidak mengganggu aktivitas bekerjanya, sehingga tidak terjadi kehilangan pendapatan pada responden tersebut. Sebanyak 22 responden (31%) sisanya apabila terserang penyakit tidak dapat bekerja seperti biasanya. Dari 22 responden tersebut, sebanyak 12 responden bekerja sebagai pegawai dengan penghasilan tetap pada setiap bulannya. Sebanyak 10 responden lainnya merupakan non pegawai yang bekerja sebagai wiraswasta, sopir, buruh, dan pekerjaan lainnya yang memiliki penghasilan tidak tetap pada setiap bulannya.

Pada perhitungan besarnya pendapatan yang hilang bagi responden yang bekerja sebagai pegawai diestimasi melalui pendekatan Value of Sick Leave

73% 27% sering terserang penyakit tidak terserang penyakit

72 dengan asumsi jam kerja untuk pegawai adalah 40 jam per minggu dan jumlah jam kerja per tahun adalah 2080 jam (1 tahun = 52 minggu). Misalnya diketahui seorang responden yang memiliki pendapatan sebesar Rp 2.000.000,- per bulan dengan waktu kerja lima hari per minggu. Dalam setahun, responden tersebut menderita sakit sebanyak dua kali. Ketika sakit, ia tidak dapat bekerja selama dua hari.

1) Jam kerja per hari = jam kerja per minggu ÷ jumlah hari kerja per minggu = 40 ÷ 5

= 8 jam

2) Gaji per tahun = gaji per bulan × 12 bulan = Rp 2.000.000,- × 12 = Rp 24.000.000,-

3) Upah per jam = gaji per tahun ÷ jumlah jam kerja per tahun = Rp 24.000.000,- ÷ 2080

= Rp 11.538,46,-

4) jam tidak bekerja = jumlah hari tidak bekerja × jam kerja per hari = 2 × 8

=16 jam

5) Value of Sick Leave = jam tidak bekerja × upah per jam = 16 × Rp 11538.46,-

= Rp

184.615,38,-Jadi, responden tersebut tanpa disadari secara langsung telah kehilangan pendapatannya sebesar Rp 184.615,- per periode sakit dan Rp 369.231,- per tahun karena responden tersebut dalam setahun terserang penyakit sebanyak dua kali.

73 Pada perhitungan pendapatan yang hilang bagi responden yang non-pegawai lebih sederhana dibandingkan dengan responden yang non-pegawai. Dalam perhitungan ini, hanya mengalikan jumlah pendapatan per hari dengan jumlah hari tidak bekerja karena sakit. Pendapatan per hari didapat dengan mengkonversi pendapatan rata-rata perbulan mereka. Dalam hal ini diasumsikan jumlah hari bekerja dalam sebulan adalah 25 hari. Misalnya, diketahui pendapatan rata-rata per bulan seorang responden yang bekerja sebagai wiraswata adalah sebesar Rp 1.100.000,- dan tidak dapat bekerja selama 6 hari apabila terserang penyakit. Dalam setahun, ia terserang penyakit sebanyak dua kali. Berikut ini adalah contoh perhitungan kehilangan pendapatan begi responden non-pegawai.

1) pendapatan per hari = rata-rata pendapatan per bulan ÷ hari kerja per bulan = Rp 1.100.000,- ÷ 25

= Rp 44.000,-

2) Pendapatan yang hilang = pendapatan per hari × jumlah hari tidak bekerja = Rp 44.000,- × 6

= Rp 264.000,-

Jadi, responden tersebut telah kehilangan pendapatannya sebesar Rp 264.000,- per periode sakit dan Rp 528.000,- per tahun karena responden tersebut dalam setahun terserang penyakit sebanyak dua kali.

Berdasarkan perhitungan, pendapatan yang hilang (Cost of Time) dari keseluruhan responden yang tidak dapat bekerja selama satu kali sakit adalah sebesar Rp 3.245.540,-. Jumlah responden yang tidak dapat bekerja karena sakit adalah sebanyak 22 responden, sehingga rata-rata pendapatan responden yang hilang adalah sebesar Rp 147.524,-. Nilai total pendapatan responden yang hilang

74 yang tidak dapat bekerja karena sakit dalam satu tahun adalah sebesar Rp 6.212.461,- dengan rata-rata Rp 282.385,-. Nilai ini diperoleh dengan asumsi setiap kali terserang penyakit tersebut selama satu tahun, responden tidak bekerja selama responden menderita satu periode penyakit tersebut.

Berdasarkan data, maka diperoleh total nilai pendapatan yang hilang masyarakat sekitar Situ Rawa Badung yang dihitung berdasarkan persentase populasi yang setara dengan persentase responden untuk satu periode sakit adalah sebesar Rp 66.373.503,- sedangkan total nilai pendapatan yang hilang masyarakat sekitar Situ Rawa Badung selama satu tahun adalah sebesar Rp 126.790.692,- (lihat tabel 14).

Tabel 14. Total Nilai Pendapatan Masyarakat yang Hilang

No Hal Satu Periode Satu Tahun

1 Pendapatan yang hilang

Dokumen terkait