• Tidak ada hasil yang ditemukan

Estimasi Nilai WTP Terhadap Pelayanan dan Ketersediaan Air

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.3 Estimasi Nilai WTP Terhadap Pelayanan dan Ketersediaan Air

Pendekatan CVM dalam penelitian digunakan untuk menganalisis WTP pengguna air terhadap pembayaran pelayanan air bersih yang di Kelurahan Martoba dan Kelurahan Melayu. Hasil pelaksanaan CVM sebagai berikut:

1. Membangun Pasar Hipotetik (Setting-up the Hypothetical Market)

Responden diberikan informasi mengenai program, pelayanan dan sumber penyediaan air bersih Pemerintah Kota Pematangsiantar melalui PDAM Tirtauli Pematangsiantar. Peneliti juga memberitahukan peningkatan kebutuhan air pelanggan setiap tahun, serta kerugian yang dialami PDAM sebagai akibat dari beban produksi meningkat. Hal ini dimaksudkan agar responden mempunyai gambaran tentang situasi pasar hipotetik yang dimaksud dan responden dapat memberikan informasi mengenai sejumlah uang yang bersedia dibayarkan.

2. Memperoleh Nilai WTP (Obtaining Bids)

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Closed-Ended Questions. Hal ini bertujuan agar responden dapat langsung memilih besarnya nilai yang

bersedia dibayarkan. Masing – masing pilihan nilai yang ditawarkan berbeda pada setiap kelompok rumah tangga 1 – rumah tangga 5. Harga minimum digunakan untuk menghindari undervalue adalah tarif penggunaan air blok 1- 10m3 dan dasar penggunaan harga maksimum adalah diatas tarif penggunaan air blok >21m3 masing masing kelompok rumah tangga.

3. Menghitung Dugaan Nilai Rataan WTP (Estimating Mean WTP/EWTP)

Dugaan nilai rataan WTP dihitung berdasarkan data distribusi WTP responden. Data distribusi rata-rata WTP masing masing responden rumah tangga 1 – rumah tangga 2 dapat dilihat pada Tabel 19 dibawah ini.

Tabel 19. Distribusi nilai rataan WTP responden rumah tangga-1

No Nilai WTP (Rp/RT/m3) Responden Jumlah (Rp/m3) Frekuensi (orang) Frekuensi Relatif (%) 1. 1.000 1 0,05 50,0 2. 850 1 0,05 42,5 3. 600 18 0,90 540,0 TOTAL 20 1,00 632,5

Sumber: Hasil Analisis Data (2014)

Berdasarkan Tabel 19, perhitungan rataan WTP (MWTP) menghasilkan nilai sebesar Rp 632,5 per rumah tangga per m3. Nilai tersebut mencerminkan besarnya kesediaan membeli responden rumah tangga-1 terhadap produksi air bersih PDAM Tirtauli Pematangsiantar sedangkan nilai WTP pelanggan rumah tangga-2 adalah sebagai berikut.

Tabel 20. Distribusi nilai rataan WTP responden rumah tangga-2

No Nilai WTP (Rp/RT/m3) Responden Jumlah (Rp/m3) Frekuensi (orang) Frekuensi Relatif (%) 1 1.500 2 0,1 150 2 1.400 2 0,1 140 3 1.000 10 0,5 500 4 800 6 0,3 240 TOTAL 20 1,0 1.030

Sumber: Hasil Analisis Data (2014)

Berdasarkan Tabel 20, perhitungan rataan WTP (MWTP) menghasilkan nilai sebesar Rp 1.030 per rumah tangga per m3. Nilai tersebut mencerminkan besarnya kesediaan membeli responden rumah tangga-2 terhadap produksi air bersih PDAM Tirtauli Pematangsiantar sedangkan nilai WTP pelanggan rumah tangga 3 adalah sebagai berikut.

Tabel 21. Distribusi nilai rataan WTP responden rumah tangga-3 No Nilai WTP (Rp/RT/m3) Responden Jumlah (Rp/m3) Frekuensi (orang) Frekuensi Relatif (%) 1. 2.800 1 0,05 140 2. 2.600 3 0,15 390 3. 2.500 2 0,10 250 4. 2.200 5 0,25 550 5. 2.000 4 0,20 400 6. 1.900 5 0,25 475 TOTAL 20 1,00 2.205

Sumber: Hasil Analisis Data (2014)

Berdasarkan Tabel 21, perhitungan rataan WTP (MWTP) menghasilkan nilai sebesar Rp 2.205 per rumah tangga per m3. Nilai tersebut mencerminkan besarnya kesediaan membeli responden rumah tangga-3 terhadap produksi air bersih PDAM Tirtauli Pematangsiantar sedangkan nilai WTP pelanggan rumah tangga-4 adalah sebagai berikut.

Tabel 22. Distribusi nilai rataan WTP responden rumah tangga-4

No Nilai WTP (Rp/RT/m3) Responden Jumlah (Rp/m3) Frekuensi (orang) Frekuensi Relatif (%) 1. 3.000 2 0,10 300 2. 2.900 1 0,05 145 3. 2.700 2 0,10 270 4. 2.600 3 0,15 390 5. 2.500 4 0,20 500 6. 2.400 8 0,40 960 TOTAL 20 1,00 2.565

Sumber: Hasil Analisis Data (2014)

Berdasarkan Tabel 22, perhitungan rataan WTP (MWTP) menghasilkan nilai sebesar Rp 2.565 per rumah tangga per m3. Nilai tersebut mencerminkan besarnya kesediaan membeli responden rumah tangga 4 terhadap produksi air bersih PDAM Tirtauli Pematangsiantar sedangkan nilai WTP pelanggan rumah tangga-5 adalah sebagai berikut.

Tabel 23. Distribusi nilai rataan responden rumah tangga-5

No Nilai WTP (Rp/RT/m3) Responden Jumlah (Rp/m3) Frekuensi (orang) Frekuensi Relatif (%) 1. 5.000 1 0,05 250 2. 4.600 2 0,10 460 3. 4.000 6 0,30 1.200 4. 3.800 2 0,10 380 5. 3.700 6 0,30 1.110 6. 3.600 2 0,10 360 7. 3.300 1 0,05 165 TOTAL 20 1,00 3.925

Berdasarkan Tabel 23, perhitungan rataan WTP (MWTP) menghasilkan nilai sebesar Rp 3.925 per rumah tangga per m3. Nilai tersebut mencerminkan besarnya kesediaan membeli responden rumah tangga-5 terhadap produksi air bersih PDAM Tirtauli Pematangsiantar.

4. Menduga Kurva WTP

Kurva WTP responden dibentuk berdasarkan masing – masing nilai WTP responden rumah tangga 1 – rumah tangga 5 terhadap produksi air PDAM Tirtauli Pematangsiantar. Kurva WTP disajikan melalui Gambar 10 sampai dengan Gambar 14 berikut.

Sumber: Hasil Analisis Data (2014)

Gambar 10. Kurva WTP responden rumah tangga-1

Sumber: Hasil Analisis Data (2014)

Sumber: Hasil Analisis Data (2014)

Gambar 12. Kurva WTP responden rumah tangga-3

Sumber: Hasil Analisis Data (2014)

Gambar 13. Kurva WTP responden rumah tangga-4

Sumber: Hasil Analisis Data (2014)

Gambar 14. Kurva WTP responden rumah tangga-5

Kurva diatas mengambarkan hubungan tingkat WTP yang dibayarkan dengan jumlah responden yang bersedia membayar pada tingkat WTP tersebut. Terlihat pada masing-masing gambar tersebut slope kurva WTP rumah tangga 1 - rumah tangga 5 bernilai negatif, artinya semakin tinggi nilai WTP maka semakin

sedikit orang yang bersedia membayar. Berdasarkan gambar tersebut pula dapat diketahui bahwa semakin tinggi tingkat kelompok rumah tangga maka keragaman nilai WTP responden semakin meningkat.

5. WTP Agregat atau Total WTP (TWTP)

Nilai total WTP masyarakat pengguna air dihitung berdasarkan data distribusi WTP dengan menggunakan rumus (6). Hasil perhitungan TWTP dapat dilihat pada Tabel 24 berikut.

Tabel 24. Total WTP (TWTP) pelanggan PDAM

No WTP dari Rata-rata Nilai WTP

(Rp/RT/m3) Jumlah Populasi (Orang) Jumlah (Rp/m3) 1 Rumah tangga-1 632,5 35 22.137,5 2 Rumah tangga-2 1.030,0 654 673.620,0 3 Rumah tangga-3 2.205,0 1.148 2.531.340,0 4 Rumah tangga-4 2.565,0 293 751.545,0 5 Rumah tangga-5 3.925,0 150 588.750,0

Total Nilai Ekonomi 2.280 4.567.393,0

Sumber: Hasil Analisis Data (2014)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai total WTP air bersih oleh masyarakat adalah Rp 4.567.393 per m³. Nilai tersebut merupakan hasil akumulasi WTP pada masing-masing kelas WTP responden pengguna sumberdaya air di kelurahan Martoba dan kelurahan Melayu.

6. Evaluasi Pelaksanaan CVM

Berdasarkan analisis regresi berganda diperoleh nilai R² sebesar 73,50 persen. Penelitian ini berkaitan dengan benda-benda lingkungan yang dapat mentolerir nilai R² sampai dengan 15 persen (Hanley dan Spash 1993). Penelitian ini tentang lingkungan yang berhubungan dengan perilaku manusia, sehingga nilai R² memenuhi kriteria tersebut. Oleh karena itu, hasil pelaksanaan CVM dalam penelitian ini dapat diyakini kebenaran dan keandalannya.

6.3.2 Analisis Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Nilai WTP

Dalam rangka mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP maka telah ditetapkan empat variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen tersebut yaitu usia, penghasilan, jumlah pengguna air, dan

dummy siram tanaman. Setelah diuji dengan beberapa pengujian parameter maka didapatkan bahwa semua variabel independen tidak terdapat pelanggaran asumsi OLS (Ordinary Least Square). Hasil analisis nilai WTP masyarakat pengguna air dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP pelanggan rumah tangga Kelurahan Martoba dan Kelurahan Melayu Tahun 2014 Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

Konstanta -7.105 3.631 -1.957 .053

Usia (Tahun) -.019 .071 -.019 -.265 .792 .551 1.814

Jumlah pengguna air (Orang) 3.203*** .429 .475 7.468 .000 .691 1.447 Penghasilan (*Rp100.000) 0.310*** .037 .559 8.296 .000 .614 1.628

Dsiramtanaman (0,1) 4.360** 2.338 .108 1.865 .065 .827 1.209

R-squared .735 F-Stat 65.784

Adjusted R-Squared .724 Prob(FStat) .000 a

Kolmogorov-Smirnov Z 1.025 RunsTest .8624

Asym.Sig.(2-tailed) .244 Asym.Sig.(2-tailed) .557 Keterangan:

*** : berpengaruh nyata (signifikan) pada α 1% ** : berpengaruh nyata (signifikan) pada α 10% Sumber: Hasil Analisis Data (2014)

Berdasarkan hasil regresi, model yang dihasilkan dalam penelitian ini baik. Nilai Adjusted R-square sebesar 72,40 persen. Artinya melalui model yang dibangun variabel-variabel independen mempengaruhi variabel dependen sebesar 72,40 persen sedangkan sisanya 27,60 persen diterangkan oleh variabel independen lain yang tidak terdapat dalam model. Nilai F-hitung sebesar 65,784 dengan nilai P-value 0,000 hal ini menunjukan variabel-variabel independen dalam model secara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai WTP dalam melakukan pembayaran jasa lingkungan. Model yang dihasilkan telah diuji normalitas, autokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas dari keempatnya tidak terdapat pelanggaran (uji ekonometrika data disajikan pada Lampiran 7). Hasil masing-masing uji tersebut adalah:

1. Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dalam model dapat dilihat pada nilai Variance Inflation Factor (VIF). Hasil regresi pada Tabel 25 menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas memiliki nilai VIF < 10. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi pelanggaran multikolinearitas pada model.

2. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi dalam model dapat dilakukan dengan Uji Runs Test-mean. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yang didapatkan adalah sebesar 0,557

yang lebih besar dari taraf α 0.05 dalam penelitian ini maka tidak terjadi pelanggaran autokorelasi.

3. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan dengan Uji Kolmogorov-Smirnov Z. Pada Tabel 25 menunjukkan p-value yang dihasilkan sebesar 0,244>alpha 5% yang artinya asumsi residual menyebar normal terpenuhi.

4. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dalam model dilakukan dengan Uji Grafis yang dapat dilihat pada Gambar 15 berikut.

Sumber: Hasil Analisis Data (2014)

Gambar 15. Grafik uji heteroskedastisitas pada analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP

Berdasarkan Gambar 15 dapat diketahui bahwa sebaran residual tidak membentuk pola tertentu, artinya tidak terjadi pelanggaran heteroskedastisitas. Model yang diperoleh dalam analisis ini adalah:

WTP = -7,105 – 0,019 Usia + 3,203 Jumlah Pengguna Air + 0,310 Penghasilan + 4,360 Dummy Siram Tanaman

Interpretasi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dari model di atas adalah sebagai berikut:

a. Jumlah pengguna air

Variabel jumlah pengguna air (X2) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,0 yang lebih kecil dari nilai alpha sebesar 0,1, artinya variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap nilai WTP pada taraf alpha 0,1. Variabel pengguna air memiliki koefisien yang bertanda positif (+) sebesar 3,203, artinya setiap

penambahan satu orang pengguna air dalam satu rumah tangga akan meningkatkan nilai WTP sebesar Rp 3,203 per m3. Hal ini disebabkan semakin banyak penggunaan air semakin tinggi iuran yang akan dibayarkan.

b. Penghasilan

Variabel penghasilan (X3) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,0 yang lebih kecil dari nilai alpha sebesar 0,1, artinya variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap nilai WTP pada taraf alpha 0,1. Variabel penghasilan memiliki koefisien yang bertanda positif (+) sebesar 0,310, artinya setiap peningkatan penghasilan rumah tangga sebesar Rp 100.000 maka nilai WTP meningkat sebesar Rp 0,31 per m3. Semakin tinggi penghasilan rumah tangga maka pengguna air dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan mau memberikan sisa uangnya untuk ikut dalam pembayaran jasa pelayanan air bersih.

c. Dummy siram tanaman

Variabel dummy siram tanaman (X4) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,065 yang lebih kecil dari nilai alpha sebesar 0,1, artinya variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap nilai WTP pada taraf alpha 0,1. Variabel dummy siram tanaman memiliki koefisien yang bertanda positif (+) sebesar 4,360, artinya setiap rumah tangga yang menggunakan air PDAM untuk menyiram tanaman maka akan meningkatkan nilai WTP sebesar Rp 4,360 m³. Hal ini terjadi karena sumberdaya air merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kegiatan sehari-hari di masyarakat.

6.3.3 Evaluasi Terhadap Tarif Dasar Aktual, Tarif Dasar Berdasarkan Pemulihan Biaya Penuh dan Willingness to Pay Pelanggan

Perbandingan Willingness to Pay responden terhadap tarif aktual PDAM Tirtauli pada masing-masing kelompok rumah tangga adalah sebagai berikut. Tabel 26. Perbandingan WTP responden terhadap tarif aktual

No Kelompok Tarif Willingness to Pay (Rp/m3) Tarif Aktual (Rp/m3) Blok I (0-10 m3) Blok II (11-20 m3) Blok III (>21m3) 1. Rumah tangga-1 632,5 580,0 880,0 1.180,0 2. Rumah tangga-2 1.030,0 800,0 1.750,0 6.280,0 3. Rumah tangga-3 2.205,0 1.810,0 5.370,0 7.175,0 4. Rumah tangga-4 2.565,0 2.340,0 5.370,0 8.085,0 5. Rumah tangga-5 3.925,0 2.870,0 6.280,0 8.995,0 Sumber: PDAM Tirtauli dan Hasil Analisis Data (2014)

Berdasarkan Tabel 26 diatas, willingness to pay seluruh pelanggan kelompok tarif rumah tangga berada diatas tarif aktual Blok I, tetapi willingness to pay kelompok tarif tersebut berada dibawah tarif aktual Blok II dan Blok III. Rendahnya nilai willingness to pay pelanggan dengan tarif aktual blok II dan blok III diduga akibat pelayanan air bersih yang dirasakan masyarakat setelah kenaikan tarif pada bulan September 2013 tidak mengalami peningkatan. Masyarakat sangat berharap adanya peningkatan tarif diikuti dengan peningkatan kualitas, kuantitas serta kontinuitas akses air bersih. Tabel 27 menggambarkan perbandingan antar tarif, untuk tarif dasar dapat dilihat bahwa penggunaan saat ini tidak ada tarif yang masuk ke dalam tarif FCR, sedangkan untuk tarif penggunaan 0-10 m3 belum memenuhi biaya dasar produksi air PDAM Tirtauli karena pada blok I semua pelanggan masih mendapatkan tarif subsidi yakni tarif tersebut lebih rendah dari tarif dasar.

Tabel 27. Perbandingan tarif aktual dan tarif mekanisme FCR Kelompok

Tarif

Tarif Aktual (Rp) Mekanisme FCR (Rp)

Blok I 0-10m3 Blok II 11-20m3 Blok III >21m3 Blok I 0-10m3 Blok II 11-20m3 Blok III >21m3 Tarif dasar 800 1.750 6.280 1.598,61 2.945,11 7.623,42

Sumber: Hasil Analisis Data (2014)

Berikut ini adalah gambar grafik yang membandingkan antara tarif yang berlaku saat ini dan tarif yang didapatkan berdasar mekanisme biaya pemulihan penuh untuk mempermudah penjelasan.

Sumber : Hasil Analisis Data (2014)

Gambar 16. Tarif dasar aktual dan tarif berdasarkan Full Cost Recovery Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa tarif dasar yang berlaku saat ini belum memenuhi mekanisme biaya pemulihan penuh. Perhitungan pada Tabel

24 diatas hanya memperlihatkan perhitungan tarif dasar untuk penggunaan kelompok tarif rumah tangga satu blok I selanjutnya untuk kelompok tarif rumah tangga dua blok II diambil dari persentase tarif dasar yang berlaku saat ini untuk 0-10 m3 digunakan 54,28 persen dari tarif dasar, sedangkan pada kelompok blok III digunakan 258,85 persen dari tarif dasar, hal ini berdasarkan pada data persentase tarif yang berlaku saat ini.

Penekanan harus dilakukan pada konsep PDAM sebagai suatu unit usaha yang juga memiliki fungsi sosial yaitu tercapainya keadilan pemenuhan kebutuhan air. Penjualan volume air untuk tarif penuh ditingkatkan tetapi dengan tetap melakukan pelayanan untuk sarana-sarana sosial. Perbaikan mutu pelayanan merupakan pertimbangan yang harus dijadikan dasar peningkatan tarif. Pencapaian target pemulihan biaya penuh dilakukan untuk transparansi biaya dan hasil positif berupa keuntungan sehingga dapat digunakan untuk penambahan area pelayanan dan fasilitas penyediaan air bagi masyarakat Kota Pematangsiantar kedepannya secara menyeluruh.