• Tidak ada hasil yang ditemukan

Empat prinsip utama etik penelitian keperawatan menurut Milton (1999) & Loiselle (2004) dalam Dharma (2011) diantaranya adalah:

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Penelitian dilaksanakan dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Calon responden memiliki hak dan kebebasan untuk menentukan ikut atau tidak nya penelitian. Peneliti tidak memaksa atau melakukan penekanan pada calon responden. Sebelum diberikan informed consent calon responden diberikan penjelasan lengkap mengenai pelaksanaan penelitian meliputi tujuan dan manfaat penelitian, prosedur penelitian, keuntungan yang mungkin didapat dan kerahasiaan informasi.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (respect for privacy and confidently)

Infromasi-informasi mengenai responden baik informasi identitas dan jawaban dari kuesioner atau infromasi lain yang menyangkut dengan responden akan dirahasikan oleh peneliti. Peneliti memberikan kode tertentu atau inisial pada nama di lembar kuesioner.

3. Menghormati keadilan dan inklusivitas

Penelitian ini dilakukan secara jujur, tepat, cermat, hati-hati dan dilakukan secara profesional. Peneliti memberikan keuntungan yang sama pada kedua kelompok, baik kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Kedua kelompok diberikan edukasi kesehatan mengenai menstrual hygiene.

76

Kelompok kontrol diberikan pendidikan kesehatan setelah diberi kuesioner

post-test.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harm and benefits)

Peneliti mempertimbangkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi responden dan populasi dimana hasil penelitian akan diterapkan. Peneliti meninjau banyak manfaat yang akan didapatkan oleh pihak responden maupun pihak Sekolah Dasar. Peneliti juga meminimalisir resiko/dampak yang merugikan bagi responden.

2. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan (Hidayat, 2007).

Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan. Tujuan dari Informed consent adalah agar subjek mengerti maskud dan tujuan serta mengetahui dampaknya (Hidayat, 2008). Informed consent meliputi empat elemen, yakni: penyampaian informasi penting, pemahaman scara komprehensif, kemampuan memberi persetujuan, dan kesukarelaan (Yani, 2008).

77

BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini memaparkan hasil pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media booklet

terhadap pengetahuan dan sikap tentang menstrual hygiene pada siswi Sekolah Dasar Islam Al-Falah. Penelitian ini mengambil sampel 30 responden. Dari 30 responden ini dibagi menajdi dua kelompok, yaitu 15 responden untuk kelompok intervensi dan 15 responden untuk kelompok kontrol.

Penelitian dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan pada kelompok intervensi dan 2 kali pertemuan pada kelompok kontrol. Pada kelompok intervensi pertemuan pertama dilakukan

pre-test dan pendidikan kesehatan yang berlangsung dari jam 15.00 WIB sampai jam 15.30 pada tanggal 22 Februari 2016. Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 24 Februari 2016 dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada siswi seperti pada hari pertama penelitian. Pertemuan ketiga dilakukan pada tanggal 26 Februari 2016 dengan memberikan pendidikan kesehatan dan post-test kepada siswi kelompok intervensi yang berlangsung dari jam 15.30 sampai dengan jam 16.00 WIB. Pada kelompok kontrol pertemuan pertama dilakukan pre- test pada tanggal 22 Februari 2016 dan pertemuan kedua dilakukan post-test pada tanggal 26 Februari 2016. Penelitian dilakukan di SDI Al-Falah I Jakarta.

A. Analisis Univariat

1. Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan pada 30 responden yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Dari 30 responden, 15 responden diambil secara acak dari nama-nama siswi SDI Al-Falah I pagi yang telah memenuhi kriteria dan 15 responden yang lain diambil secara acak dari nama-nama siswi yang telah memenuhi kriteria inklusi di

78

SDI Al-Falah I petang. Hasil pengolahan data akan ditampilkan dalam bentuk tabel- tabel. Adapun tabel karakteristik responden sebagai berikut:

Tabel 5. 1 Gambaran Karakteristik Kelas Responden pada Kelompok Kontrol dan Intervensi

Kelas Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi Frekuensi Persen(%) Frekuensi Persen(%)

V (Lima) 7 46.7 7 46.7

VI (Enam) 8 53.3 8 53.3

Total 15 100 15 100

Berdasarkan tabel 5.1. kedua kelompok memiliki perbandingan jumlah responden yang sama dengan 7 responden pada kelas V (46.7%) dan 8 responden pada kelas VI (53.3%).

Tabel 5. 2 Gambaran Karakteristik UsiaMenarche Responden pada Kelompok Kontrol dan Intervensi

Usia Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi Frekuensi Persen(%) Frekuensi Persen(%)

10 2 13.3 9 60

11 9 60 5 33.3

12 4 26.7 1 6.7

Total 15 100 15 100

Berdasarkan tabel 5.2 diatas menunjukkan hasil bahwa pada kelompok kontrol sebagian besar responden mengalami menstruasi pertama kali pada usia 11 tahun, yaitu sebesar 60%. Sedangkan 2 responden (13.3%) mengalami mentruasi pertama kali pada usia 10 tahun dan 4 responden lain (26.7%) pada usia 12 tahun. Namun pada kelompok intervensi sebagian besar responden mengalami menstruasi pertama kali pada usia 10 tahun, yaitu sebesar (60%). Sedangkan 5 responden (33.3%) mengalami menstruasi pertama kali pada usia 11 tahun dan 1 responden lain (6.7%) pada usia 12 tahun.

79

2. Deskripsi Pengetahuan Siswi Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan tentang Menstrual Hygiene

Perbedaan pengetahuan siswi sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5. 3 Distribusi Statistik Deskriptif Pengetahuan Siswi Sebelum dan Sesudah diberikan Intervensi Pendidikan Kesehatan tentang Menstrual Hygiene pada Kelompok

Kontrol dan Intervensi Kelompok Responden Rata- rata Nilai tengah Standar Deviasi Min-Maks Intervensi Pre-test 7.40 7.00 0.986 6-9 Post-test 11.87 12.00 0.352 11-12 Kontrol Pre-test 7.33 7.00 1.345 5-10 Post-test 8.67 8.00 1.496 6-12

Hasil analisis didapatkan rata-rata pengetahuan siswi tentang menstrual hygiene

pada kelompok intervensi sebelum diberikan pendidikan kesehatan adalah 7.4 nilai terendah 6 dan nilai tertinggi 9 dengan nilai total 12 jika responden dapat menjawab semua pertanyaan. Nilai median 7 dengan standart deviasi 0.986.

Setelah Kelompok intervensi diberikan pendidikan, didapatkan hasil analisis rata-rata pengetahuan siswi yaitu sebesar 11.87 dengan nilai terendah 11dan nilai tertinggi 12. Nilai median 12 dengan standart deviasi 0.352. Standart deviasi (SD) menggambarkan sebaran nilai-nilai sampel, semakin kecil nilai SD maka semakin mendekati nilai rata-ratanya yang berati data tersebut semakin bagus dari data sebelumnya.

Pada kelompok kontrol didapatkan data bahwa rata-rata pengetahuan tentang

menstrual hygiene sebelum diberikan pendidikan kesehatan adalah 7.33 nilai terendah 5 dan nilai tertinggi 10. Nilai median 7 dengan standart deviasi 1.345. Setelah siswi kelompok kontrol diberikan pendidikan, didapatkan hasil analisis rata-

80

rata pengetahuan siswi yaitu sebesar 8.67 dengan nilai terendah 6 dan nilai tertinggi 12. Nilai median 8 dengan standart deviasi 1.496.

Data-data tersebut diatas menggambarkan bahwa terjadi peningkatan nilai terkecil, terbesar, dan rata-rata pengetahuan siswi baik pada kelompok maupun pada kelompok kontrol setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang menstrual hygiene.

3. Deskripsi Pengetahuan Siswi di Setiap Item Pertanyaan Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan

Tabel 5. 4 Deskripsi Hasil Pertanyaan per Item Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan pada Kelompok Intervensi

No Item Pertanyaan Benar Salah

Poin % Poin %

1 Definisi 10 66.7 5 33.3

2 Tujuan 13 86.7 2 13.3

3 Cara membersihkan vagina 17 56.7 13 43.3 4 Penggunaan pembalut yang

benar

33 55 27 45 5 Penggunaan celana dalam

yang benar

22 73.3 8 26.7 6 Dampak perilaku menstrual

hygiene yang buruk

16 53.3 14 46.7

Sebelum diberikan pendidikan kesehatan, pertanyaan yang paling banyak tidak diketahui oleh siswi adalah tentang dampak perilaku menstrual hygiene yang buruk yaitu sebanyak 46.7% pertanyaan dijawab salah, hal ini dikarenakan seluruh responden belum pernah mendapatkan pengetahuan mengenai penggunaan pembalut teruatama dalam menstrual hygiene, sedangkan pengetahuan yang paling banyak diketahui adalah tujuan dari menstrual hygiene yaitu sebanyak 86.7% pertanyaan dijawab benar.

81

Tabel 5. 5 Deskripsi Hasil Pertanyaan per Item Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan pada Kelompok Intervensi

No Item Pertanyaan Benar Salah

Poin % Poin % 1 Definisi 15 100 0 - 2 Tujuan 15 100 0 - 3 Cara membersihkan vagina 29 96.7 1 3.3 4 Penggunaan pembalut yang benar 60 100 0 - 5 Penggunaan celana

dalam yang benar

29 96.7 1 3.3 6 Dampak perilaku

menstrual hygiene yang buruk

30 100 0 -

Setelah diberikan pendidikan kesehatan, pengetahuan tentang penggunaan pembalut yang benar meningkat menjadi 100% pertanyaan dijawab benar, sedangkan untuk item pertanyaan definisi, tujuan, penggunaan pembalut yang benar dan dampak perilaku menstrual hygiene yang benar dijawab 100% dengan benar oleh responden. Hal ini menunjukkan terdapat perubahan nilai dari sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan.

4. Deskripsi Sikap Siswi Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan tentang Menstrual Hygiene

Perbedaan sikap siswi sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut.

82

Tabel 5. 6 Gambaran Skor Sikap Responden pada Kelompok Kontrol dan Intervensi

Pre-test Post-test

Positif Negatif Positif Negatif

N Persen(%) n Persen(%) n Persen (%) n Persen(%)

Kontrol 3 20 12 80 4 26.7 11 73.3

Intervensi 4 26.7 11 73.3 11 73.3 4 26.7

Berdasarkan tabel 5.6 diatas, didapatkan hasil bahwa jumlah responden dengan sikap positif mengalami peningkatan yang signifikan pada kelompok intervensi. Pada kelompok intervensi saat pre-test responden yang memiliki sikap positif hanya 4 responden (26.7%) dan 11 responden (73.3%) memiliki sikap negatif. Kemudian pada saat post-test jumlah reponden yang memiliki sikap positif meningkat menjadi 11 responden (73.3%) dan jumlah responden yang memiliki sikap negatif menurun menjadi 4 responden (26.7%). Hasil ini berbeda pada kelompok kontrol yang menunjukkan peningkatan yang tidak signifikan pada jumlah responden yang memiliki sikap positif. Pada saat pre-test responden yang memiliki sikap positif hanya 3 responden (20%) dan 12 responden (80%) memiliki sikap negatif. Kemudian pada saat post-test jumlah responden yang memiliki sikap positif meningkat menjadi 4 responden (26.7%) dan sikap negatif sebanyak 11 responden (73.3%).

Sikap responden dikatakan positif apabila skor total pertanyaan sikap menstrual hygiene responden lebih dari mean dan dikatakan negatif apabila skor total pertanyaan sikap menstrual hygiene responden kurang dari mean.

B. Analisis Bivariat

Analisis bivariat yang dilakukan bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian yaitu apakah pendidikan kesehatan yang disampaikan menggunakan media booklet dapat

83

mempengaruhi tingkat pengetahuan dan sikap responden tentang menstrual hygiene atau tidak. Pengujian keabsahan hipotesis dilakukan dengan menganalisa perbedaan rerata skor nilai pengetahuan responden sebelum dan setelah intervensi baik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol, serta perbedaan rerata antara kedua kelompok.

Sebelum dilakukan uji beda rata-rata maka dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak terdistribusi normal. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil dari populasi memiliki varian yang sama atau tidak. Hasil analisis uji normalitas menunjukkan nilai p Kolmogrov. Nilai p pengetahuan <0.05, artinya data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Hasil analisis uji homogenitas didapatkan bahwa nilai signifikan pada variabel pengetahuan adalah 0,316 (>0,05) dan nilai signifikan pada variabel sikap adalah 0,688 (>0,05) yang berarti bahwa kedua kelompok memiliki varian yang sama. Sehingga analisis data selanjutnya yang digunakan untuk mengolah data variabel pengetahuan adalah menggunakan analisis nonparametrik. Analisis nonparametrik dilakukan untuk melihat beda rerata pengetahuan pada kelompok yang sama menggunakan Uji Wilcoxon, sedangkan pada penghitungan statistik beda rerata pada kelompok yang berbeda menggunakan Uji Mann Whitney. Uji Mann Whitney digunakan untuk membandingkan apakah ada perbedaan antara kedua nilai dari kedua kelompok tersebut secara signifikan. Uji statistik pada kedua penghitungan tersebut dilakukan dengan tingkat kemaknaan 95% (alpha 0.05).

1. Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Booklet terhadap Nilai Pengetahuan Responden pada Kedua Kelompok

Analisa perbedaan rerata nilai pengetahuan tentang menstrual hygiene dapat dilihat dalam tabel 5.7 berikut.

84

Tabel 5. 7 Analisa Beda Rerata Skor Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Intervesi pada Kelompok Kontrol dan Intervensi

Nilai Pengetahuan Alpha (α) Nilai (p)

Intervensi 0.05 0.001

Kontrol 0.05 0.043

Tabel 5.7 menggambarkan bahwa hasil uji Wilcoxon pada kedua kelompok sama-sama berbeda dengan perbedaan signifikan terjadi pada kelompok intervensi. Nilai p pada kelompok intervensi adalah 0.001 (<0.05), sedangkan nilai p pada kelompok kontrol adalah 0.043 (<0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan yang disampaikan dengan booklet memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan responden.

2. Analisa Beda Rerata Nilai Pengetahuan Responden saat Post-test antara Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol

Analisa beda rerata skor pengetahuan responden antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol saat post-test dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut.

Tabel 5. 8 Analisa Beda Rerata Skor Pengetahuan Responden saat Post-test antara Kelompok Intervensi dan Kontrol (n=30)

Nilai Pengetahuan Mean rank Nilai p

Intervensi 22.37

P = 0.000

Kontrol 8.63

Tabel 5.8 menunjukkan hasil analisa uji Mann Whitney pada skor pengetahuan

post-test antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol menunjukkan dengan nilai p = 0.000 (<0,05) artinya terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan antara kedua kelompok saat post-test.

85

3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Booklet terhadap Nilai Kategori Sikap Responden pada Kedua Kelompok

Analisa perbedaan rerata kategori sikap tentang menstrual hygiene dapat dilihat dalam tabel 5.9 berikut.

Tabel 5. 9 Analisa Beda Rerata Kategori Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Intervesi pada Kelompok Kontrol dan Intervensi

Nilai Sikap Alpha (α) Nilai (p)

Intervensi 0.05 0.039

Kontrol 0.05 1.000

Tabel 5.9 menggambarkan bahwa hasil uji McNemar pada kelompok intervensi terdapat perbedaan yang signifikan, namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok kontrol. Nilai p pada kelompok intervensi adalah 0.039 (<0.05), sedangkan nilai p pada kelompok kontrol adalah 1.000 (>0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan yang disampaikan dengan booklet

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan sikap responden.

4. Analisa Beda Rerata Nilai Sikap Responden saat Post-test antara Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol

Analisa beda rerata skor sikap responden antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol saat post-test dapat dilihat pada tabel 5.10 berikut.

Tabel 5. 10 Analisa Beda Rerata Skor Pengetahuan Responden saat Post-test antara Kelompok Intervensi dan Kontrol (n=30)

Nilai Sikap Nilai p

Intervensi P = 0.039 Kontrol

86

Tabel 5.10 menunjukkan hasil analisa uji McNemar pada kategori sikap post- test antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol menunjukkan dengan nilai p = 0.039 (<0,05) artinya terdapat perbedaan sikap yang signifikan antara kedua kelompok saat post-test.

87

BAB VI

HASIL PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil peneltian tentang pengaruh booklet terhadap nilai pengetahuan dan sikap mengenai menstrual hygiene serta keterbatasan dalam penelitian. Hasil penelitian akan dibandingkan dengan teori penelitian sebelumnya.

A. Karakteristik responden

Penelitian ini menggambarkan dua kelompok responden dimana kedua kelompok tersebut diambil dari kelas V sebanyak 7 responden dan kelas VI sebanyak 8 responden dengan perbandingan yang sama antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Semua responden baik dari kelompok intervensi maupun kelompok kontrol belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan mengenai menstrual hygiene.

Karakteristik berdasarkan usia menarke, mayoritas responden pada kelompok intervensi mengalami menarke pada usia 10 tahun, yaitu sebanyak 9 responden. Pada kelompok kontrol mayoritas mengalami menarke pada usia 11 tahun yaitu sebanyak 9 responden. Usia menarke dikaitkan dengan pengalaman seseorang dalam melakukan

menstrual hygiene. Pengalaman dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, walaupun seseorang dapat mempelajari suatu hal dengan menghafal, pengalaman sebelumnya dapat dijadikan pengalaman belajar yang bermanfaat (Swansburg, 2002). Selain pengetahuan, pengalaman juga dapat mempengaruhi sikap. Brook (1974) dalam Azwar (2009) menyatakan bahwa tidak adanya suatu pengalaman sama sekali, suatu objek psikologis cenderung akan bersikap negatif terhadap objek tersebut. Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut dalam situasi yang melibatkan emosi, pengahayatan sehingga akan lebih mendalam dan lama membekas. hygiene.

88

pendidikan dan lingkungan yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan dan sikap responden.

B. Pengaruh booklet terhadap nilai pengetahuan responden mengenai menstrual

Dokumen terkait