• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.3. Teori tentang Etika Profesi

II.3.2. Etika Profesi Auditor di Lingkungan BPK-RI

BPK-RI dalam rangka upaya meningkatkan pelaksanaan fungsi dan tugas selaku lembaga pemeriksa eksternal keuangan negara dan sebagai lembaga pengawasan tertinggi dibidang keuangan negara, maka auditor dilikungan BPK-RI dalam melaksanakan tugasnya baik secara mandiri maupun kelompok atau secara kelembagaan perlu dilandasi dengan sikap, etika dan moralitas yang tinggi sebagaimana yang direkomendasikan Ketetapan MPR Nomor VI/MPR/2002, pandangan yang objektif dan rasa tanggung jawab yang tinggi serta sifat-sifat yang bijaksana dalam melaksanakan tugasnya. Auditor dilingkungan BPK-RI wajib mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku, menyimpan rahasia jabatan, baik karena sifatnya, maupun karena ketentuan undang-undang, menjaga semangat dan suasana kerja yang baik.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas BPK-RI telah membuat suatu ketentuan atau pedoman tentang kode etik bagi para petugas pemeriksa pada BPK-RI, yang merupakan landasan etika dan moral yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh setiap auditor atau pelaksana tugas pemeriksa. Pemahaman terhadap kode etik atau etika pemeriksa akan mengarahkan pada sikap, tingkah laku, dan perbuatan auditor BPK-RI dalam menjalankan tugas dan kewajibannya berupaya untuk menjaga mutu auditor, serta citra dan martabat BPK-RI. Kode etik atau etika pemeriksa dimaksud dimuat didalam Sapta Prasetya Jati dan Ikrar Pemeriksa yang secara lengkap sesuai dengan Surat Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan No.14/SK/K/1975 dan No.21/SK/K/1981 tentang Sapta Prasetya Jati Badan Pemeriksa Keuangan dan Ikrar Pemeriksa yang isinya sebagai berikut :

A. Sapta Prasetya Jati Badan Pemeriksa Keuangan

a. Karyawan badan pemeriksa keuangan menghayati dan mengamalkan Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang tentang Badan Pemeriksa Keuangan serta peraturan perundangan lainnya, sumpah Pegawai Negeri Sipil dan sumpah jabatan, dengan rasa taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.

b. Karyawan badan pemeriksa keuangan mempunyai kesadaran tanggung jawab yang tinggi dalam mengembangkan ilmu dan pengabdiannya bagi kemajuan negara dan bangsa serta kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat.

c. Karyawan badan pemeriksa keuangan dengan segala kesadaran dan kehormatannya membantu dan menyertai pimpinan menegakkan disiplin kerja demi wibawa dan martabat Badan Pemeriksa Keuangan sebagai Lembaga Pemeriksa Tertinggi Kekayaan Negara.

d. Karyawan badan pemeriksa keuangan membina rasa dan jiwa kesetiakawanan berdasarkan kejujuran dan keikhlasan antara sesama rekan sekorsa demi kerukunan, kegembiraan kerja, maupun kelancaran dan kesempurnaan pelaksanaan tugas.

e. Karyawan badan pemeriksa keuangan menciptakan dan membina suasana yang sehat bagi pertumbuhan pengertian dan kerja sama yang konstruktif antara semua pihak yang bertanggung jawab dan yang menaruh minat atas keberesan dan ketertiban pengelolaan kekayan bangsa.

f. Karyawan badan pemeriksa keuangan senantiasa berusaha mengembangkan dan mencurahkan segenap pengetahuan dan kemahirannya untuk melaksanakan tugas secara tepat, cermat dan hemat. g. Karyawan badan pemeriksa keuangan dalam melaksanakan tugas sebagai

pemeriksa wajib melaksanakan Ikrar Pemeriksa.

Berdasarkan uraian, maka dapat dinyatakan bahwa Sapta Prasetya Jati BPK-RI diarahkan kepada sikap dan moral pegawai BPK-BPK-RI yang meliputi :

1. Integritas pribadi

Integritas disini lebih dititik beratkan kepada kesetiaan, rasa rasa kesetiakawanan, penciptaan leingkungan kerja yang kondusif dengan didasari

ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kerukunan, kegembiraan kerja serta kelancaran dan kesempurnaan pelaksanaan tugas.

2. Kehati-hatian / kecermatan

Kehati-hatian / kecermatan pelaksanaan tugas disini terdapat pada prasetya untuk meningkatkan serta mau mencurahkan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki untuk pelaksanaan tugas secara tepat, cermat dan hemat.

3. Indepedensi Sikap Mental

Independensi sikap mental terdapat pada sikap untuk menegakan harkat dan wibawa BPK-RI sebagai Lembaga Pemeriksa Tertinggi Kekayaan Negara. B. Ikrar Pemeriksa

Dalam melaksanakan tugas sebagai pemeriksa pada Badan Pemeriksa Keuangan, kami berikrar sebagai berikut :

a. Dalam mengemban kehormatan tugas pemeriksa, kami menegakkan kemerdekaan dan kebebasan diri pribadi, serta menolak setiap bentuk dan macam usaha atau pengaruh yang dapat mengurangi objektivitas dan kebenaran laporan kami atau yang dapat menurunkan wibawa dan martabat kami sebagai pemeriksa.

b. Berdasarkan keyakinan akan kecakapan teknis sebagai pemeriksa, kami mengutamakan sikap membina dan mendidik tanpa mengurangi kesungguhan kerja, sikap tegas dan jujur dalam menilai dan dalam membuat laporan hasil pemeriksaan.

c. Kami berusaha untuk selalu menghindarkan diri dari tindakan yang mencemarkan martabat jabatan dan dari tindakan menyalah gunakan kepercayaan yang diberikan kepada kami.

d. Sesuai dengan peraturan perundangan yang membuat diantaranya ketentuan tentang rahasia jabatan dan tentang penggunaan keterangan yang diperoleh pada waktu menunaikan tugas Badan Pemeriksa Keuangan kami hanya memberi keterangan kepada mereka yang berhak dan kepada yang telah mendapatkan persetujuan dari Pimpinan badan.

e. Kami tidak menyatakan suatu pendapat tentang hasil pemeriksaan selain yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.

f. Bila ada suatu fakta penting yang kami ketahui bahwa hal tersebut akan menimbulkan akibat yang merugikan instansi yang diperiksa dan / atau merugikan Negara, kami berkewajiban untuk mengungkapkan fakta tersebut kepada Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan.

g. Kami menyadari bahwa pelanggaran terhadap ikrar ini dikenakan hukuman menurut peraturannya.

Berdasarkan uraian, maka dapat dinyatakan bahwa Ikrar Pemeriksa BPK-RI diarahkan kepada sikap dan moral pegawai BPK-RI yang meliputi :

1. Independensi sikap mental

Independensi sikap mental diartikan sebagai penegakan kemerdekaan dalam kebebasan pribadi, penolakan setiap bentuk dan macam usaha atau pengaruh yang mengurangi objektivitas dan kebenaran laporan audit.

2. Kehati-hatian / kecermatan

Kehati-hatian / kecermatan pelaksanaan tugas audit terletak pada sikap tegas dan jujur dalam menilai dan membuat laporan hasil audit.

3. Kerahasiaan

Kerahasiaan yang berkaitan dengan jabatan atau menimbulkan Ikerugian instansi atau Negara, maka penyampaian rahasia tersebut hanya dapat dilaksanakan pada yang berhak dengan persetujuan Pimpinan Badan atau kepada Pimpinan Badan.

4. Integritas auditor

Integritas auditor terletak pada sikap untuk menjaga martabat jabatan, penyalahgunaan kepercayaan dan tujuan utama adalah untuk menyelesaikan tugas.

Sapta Prasetya Jati Badan Pemeriksa Keuangan dan Ikrar Pemeriksa adalah merupakan etika profesi atau kode etik pemeriksa yang harus dipatuhi oleh semua auditor yang berada dilingkungan BPK-RI dalam menjalankan tugasnya, sesuai dengan Visi dan Misi BPK-RI. Visi BPK-RI adalah terwujudnya BPK-RI sebagai lembaga yang bebas dan mandiri. Sedangkan Misi BPK-RI yaitu mewujudkan diri menjadi auditor eksternal keuangan Negara yang bebas dan mandiri, berada digaris depan reformasi kearah pemerintahan yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, serta mampu menyerahkan hasil laporan yang bermanfaat kepada DPR dan DPRD.

tekat untuk mengamalkannya dalam sikap dan perbuatan sehari-hari, demi keberhasilan tugas dan fungsi BPK-RI seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945. C. Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP)

Disamping Sapta Prasetya Jati Badan Pemeriksa Keuangan dan Ikrar Pemeriksa, BPK-RI dalam rangka melaksanakan pemeriksaan yang dapat dipertanggungjawabkan secara efisien dan efektif, juga telah menyusun buku Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP) yang memberikan pengarahan tentang tata laksana penyelenggaraan tugas pemeriksaan, mulai dari penyusunan strategi Badan, perencanaan, pelaksanaan, pelaporan serta tindak lanjut dan evaluasi pemeriksaan dengan maksud dan tujuan adalah untuk menyamakan persepsi tentang langkah-langkah dan urutan kegiatan serta tanggung jawab dalam pelaksanaan pemeriksaan, sehingga dapat meningkatkan mutu hasil pemeriksaan.

Lingkup Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP) sebagai tata laksana penyelenggaraan tugas pemeriksaan meliputi :

a. Dasar hukum pelaksanaan tugas pemeriksaan oleh BPK-RI.

b. Lingkup pemeriksaan, fungsi, kewajiban, wewenang, standar pemeriksaan dan jenis pemeriksaan.

c. Susunan Organisasi Pelaksana BPK-RI yang intinya untuk mengetahui peran-peran dan tanggung jawab para Pelaksana BPK-RI, mulai dari tingkat Badan, Para Pejabat Eselon I, dan Kepala Perwakilan, serta Pejabat Struktural dan

Fungsional di bawah Pejabat Eselon I dan Kepala Perwakilan yang ikut berperan dalam tugas pemeriksaan.

d. Landasan etika / moral yang harus diperhatikan dalam melaksanakan tugas pemeriksaan.

e. Strategi pemeriksaan yang ditetapkan oleh badan.

f. Perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil pemeriksaan. g. Tindak lanjut pemeriksaan dan evaluasi pemeriksaan.

Dokumen terkait