• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Penelitian

IV.1.3. Penjelasan Responden Atas Variabel Penelitian

IV.1.3.1. Penjelasan responden atas variabel

Tabel IV.5. Penjelasan Responden Atas Variabel Profesionalisme

1 2 3 4 5 Total

No. Pertanyaan

F % F % F % F % F % F % 1. Upaya Bapak/Ibu,

menggunakan seluruh kemampuan dalam bekerja

28 46,7 32 53,3 0 0 0 0 0 0 60 100,0

2. Kepuasan batin Bapak/Ibu, dengan berprofesi sebagai auditor BPK-RI saat ini.

28 46,7 17 28,3 15 25 0 0 0 0 60 100,0

3. Kemampuan Bapak/Ibu menjaga kekayaan Negara atau masyarakat dengan berprofesi sebagai auditor BPK-RI.

16 26,7 38 63,3 6 10 0 0 0 0 60 100,0

4. Keyakinan Bapak/Ibu atas kepercayaan masyarakat terhadap pengawasan kekayaan negara.

4 6,7 24 40 32 53,3 0 0 0 0 60 100,0

5. Keharusan auditor BPK-RI memutuskan hasil audit berdasarkan fakta yang di temui dalam proses pemeriksaan.

6 10 54 90 0 0 0 0 0 0 60 100,0

6. Keseringan Bapak/Ibu mendapat tekanan dari pihak internal maupun eksternal dalam menentukan pendapat atas laporan keuangan.

45 75 15 25 0 0 0 0 0 0 60 100,0

7. Ketegasan Bapak/Ibu menilai kompetensi auditor BPK-RI lainnya.

16 26,7 29 48,3 15 25 0 0 0 0 60 100,0

8. Keharusan ikatan auditor BPK-RI membuat standar kerja dalam pelaksanaan pemeriksaan.

36 60 24 40 0 0 0 0 0 0 60 100,0

9. Keseringan Bapak/Ibu, mengkomunikasikan pekerjaan dengan rekan kerja.

28 46,7 32 53,3 0 0 0 0 0 0 60 100,0

10. Intensitas bapak/Ibu, berpartisipasi dalam pertemuan para auditor BPK-RI.

22 36,7 23 38,3 15 25 0 0 0 0 60 100,0

Sumber : Hasil Penelitian, 2010 (Data diolah) Catatan :

No.1 : 1.Sangat Berupaya Sekali; 2.Sangat Berupaya; 3.Berupaya; 4.Kurang Berupaya; 5.Tidak Berupaya No.2 : 1.Sangat Puas Sekali; 2.Sangat Puas; 3.Puas; 4.Kurang Puas; 5.Tidak Puas

No.3 : 1.Sangat Mampu Sekali; 2.Sangat Mampu; 3.Mampu; 4.Kurang Mampu; 5.Tidak Mampu No.4 : 1.Sangat Yakin Sekali; 2.Sangat Yakin; 3.Yakin; 4.Kurang Yakin; 5.Tidak Yakin No.5 : 1.Sangat Harus Sekali; 2.Sangat Harus; 3.Harus; 4Kurang Harus; 5.Tidak Harus No.6 : 1.Sangat Sering Sekali; 2.Sangat Sering; 3.Sering; 4.Kurang Sering; 5.Tidak Sering No.7 : 1.Sangat Tegas Sekali; 2.Sangat Tegas; 3.Tegas; 4.Kurang Tegas; 5.Tidak Tegas No.8 : 1.Sangat Harus Sekali; 2.Sangat Harus; 3.Harus; 4.Kurang Harus; 5.Tidak Harus No.9 : 1.Sangat Sering Sekali; 2.Sangat Sering; 3.Sering; 4.Kurang Sering; 5.Tidak Sering No.10: 1.Sangat Sering Sekali; 2.sangat Sering; 3.Sering; 4.Kurang Sering; 5.Tidak Sering

Penjelasan responden atas upaya menggunakan seluruh kemampuan dalam bekerja menunjukkan responden yang berjumlah 32 orang (53,3 persen) menyatakan bahwa responden sangat berupaya menggunakan seluruh kemampuan dalam bekerja. Responden berjumlah 28 orang (46,7 persen) menyatakan sangat berupaya sekali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat berupaya menggunakan seluruh kemampuan dalam bekerja. Hal ini dikarenakan sebagai seorang auditor dituntut memiliki konsentrasi yang tinggi agar proses audit tidak dilakukan berulang akibat kesalahan yang dilakukan pada awal pekerjaan.

Penjelasan responden atas kepuasan batin dengan berprofesi sebagai auditor BPK-RI saat ini menunjukkan responden yang berjumlah 28 orang (46,7 persen) menyatakan bahwa responden sangat puas sekali dengan berprofesi sebagai auditor BPK-RI saat ini. Responden berjumlah 17 orang (28,3 persen) menyatakan sangat puas, dan 15 orang (25 persen) menyatakan puas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan responden sangat puas sekali dengan berprofesi sebagai auditor BPK-RI saat ini. Hal ini dikarenakan sebagian besar auditor mengukur kepuasan berdasarkan besarnya kompensasi yang mereka dapatkan, sehingga mereka merasa puas dengan profesi auditor.

Penjelasan responden atas kemampuan dalam rangka melakukan pengawasan penggunaan keuangan negara menunjukkan responden yang berjumlah 38 orang (63,3 persen) menyatakan bahwa responden sangat mampu dalam rangka melakukan pengawasan penggunaan keuangan negara. Responden berjumlah 16 orang (26,7

mampu. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan responden sangat mampu dalam rangka melakukan pengawasan penggunaan keuangan negara. Hal ini dikarenakan auditor BPK-RI berperanan sebagai satu-satunya pengawas yang dapat melakukan pengawasan keuangan negara yang digunakan untuk keperluan tertentu.

Penjelasan responden atas keyakinan masyarakat terhadap profesi sebagai auditor BPK-RI menunjukkan responden yang berjumlah 32 orang (53,3 persen) menyatakan bahwa masyarakat yakin terhadap profesi sebagai auditor BPK-RI. Responden berjumlah 24 orang (40 persen) menyatakan sangat yakin, dan 4 orang (6,7 persen) menyatakan sangat yakin sekali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa masyarakat yakin terhadap profesi sebagai auditor BPK-RI. Hal ini dikarenakan BPK sebagai satu-satunya lembaga yang dapat mengawasi keuangan negara yang ada saat ini.

Penjelasan responden atas keharusan auditor BPK-RI memutuskan hasil audit berdasarkan fakta yang di temui dalam proses pemeriksaan menunjukkan responden yang berjumlah 54 orang (90 persen) menyatakan bahwa auditor BPK-RI sangat harus memutuskan hasil audit berdasarkan fakta yang di temui dalam proses pemeriksaan. Responden berjumlah 6 orang (10 persen) menyatakan sangat harus sekali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan auditor BPK-RI sangat harus memutuskan hasil audit berdasarkan fakta yang di temui dalam proses pemeriksaan. Hal ini perlu dilakukan olah BPK agar tidak terjadi penyalahgunaan keuangan negara oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Penjelasan responden atas keseringan mendapat tekanan dari pihak internal dalam menentukan pendapat atas laporan keuangan menunjukkan responden yang berjumlah 45 orang (75 persen) menyatakan bahwa sangat sering sekali mendapat tekanan dari pihak internal dalam menentukan pendapat atas laporan keuangan. Responden berjumlah 15 orang (25 persen) menyatakan sangat sering. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat sering sekali mendapat tekanan dari pihak internal dalam menentukan pendapat atas laporan keuangan. Hal ini dikarenakan pihak-pihak yang memberikan tekanan biasanya pihak yang tidak dapat mempertanggungjawabkan pemakaian uang negara untuk keperluan tertentu.

Penjelasan responden atas ketegasan menilai kompetensi auditor BPK-RI lainnya menunjukkan responden yang berjumlah 29 orang (48,3 persen) menyatakan bahwa responden sangat tegas menilai kompetensi auditor BPK-RI lainnya. Responden berjumlah 16 orang (26,7 persen) menyatakan sangat tegas sekali, dan 15 orang (25 persen) menyatakan tegas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat tegas menilai kompetensi auditor BPK-RI lainnya. Hal ini dilakukan guna membentuk disiplin dalam melaksanakan tugas.

Penjelasan responden atas keharusan ikatan auditor BPK-RI membuat standar kerja dalam pelaksanaan pemeriksaan menunjukkan responden yang berjumlah 36 orang (60 persen) menyatakan bahwa ikatan auditor BPK-RI sangat harus sekali membuat standar kerja dalam pelaksanaan pemeriksaan. Responden berjumlah 24 orang (40 persen) menyatakan sangat harus. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

membuat standar kerja dalam pelaksanaan pemeriksaan. Adanya standar kerja pelaksanaan pemeriksaan akan mempermudah auditor menyelesaikan tahapan pengauditan.

Penjelasan responden atas keseringan mengkomunikasikan pekerjaan dengan rekan kerja menunjukkan responden yang berjumlah 32 orang (53,3 persen) menyatakan bahwa sangat sering mengkomunikasikan pekerjaan dengan rekan kerja. Responden berjumlah 28 orang (46,7 persen) menyatakan sangat sering sekali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat sering mengkomunikasikan pekerjaan dengan rekan kerja. Keberadaan rekan kerja dapat memberikan kritik pada saat auditor melakukan kesalahan, dan memberikan dukungan pada saat auditor melaksanakan pekerjaan yang baik.

Penjelasan responden atas intensitas berpartisipasi dalam pertemuan para auditor BPK-RI menunjukkan responden yang berjumlah 23 orang (38,3 persen) menyatakan bahwa responden sangat sering berpartisipasi dalam pertemuan para auditor BPK-RI. Responden berjumlah 22 orang (36,7 persen) menyatakan sangat sering sekali, dan 15 orang (25 persen) menyatakan sering. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat sering berpartisipasi dalam pertemuan para auditor BPK-RI. Hal ini dikarenakan untuk mempererat tali silahturahmi dan saling bertukar pikiran antar sesama auditor.

IV.1.3.2. Penjelasan responden atas variabel etika profesi

Tabel IV.6. Penjelasan Responden Atas Variabel Etika Profesi

1 2 3 4 5 Total

No. Pertanyaan

F % F % F % F % F % F % 1. Keseriusan Bapak/Ibu dalam

mempertahankan nama baik profesi dengan menjunjung tinggi etika profesi.

16 26,7 32 53,3 12 20 0 0 0 0 60 100,0

2. Kepatuhan Bapak/Ibu, atas etika profesi atau kode etik dalam melaksanakan pekerjaan.

40 66,7 20 33,3 0 0 0 0 0 0 60 100,0

3. Upaya Bapak/Ibu menjaga kewibawaan instansi dalam meningkatkan kerjasama antara instasi dan lembaga lain.

16 26,7 40 66,7 4 6,7 0 0 0 0 60 100,0

4. Tanggung jawab professional Bapak/Ibu dalam

meningkatkan integritas setinggi mungkin yang diemban saat ini.

56 93,7 4 6,7 0 0 0 0 0 0 60 100,0

5. Auditor dibenarkan secara sengaja menyajikan fakta yang salah.

0 0 0 0 0 0 12 20 48 80 60 100,0

6. Keharusan Bapak/Ibu menjaga obyektivitas dalam pemeriksaan.

31 51,7 29 48,3 0 0 0 0 0 0 60 100,0

7. Kewaspadaan Bapak/Ibu, sebagai seorang auditor atas kemungkinan kesalahan yang disengaja dalam waktu pemeriksaan.

48 80 12 20 0 0 0 0 0 0 60 100,0

8. Kecermatan Bapak/Ibu perlu cermat dalam melakukan pemeriksaan.

40 66,7 20 33,3 0 0 0 0 0 0 60 100,0

9. Kemampuan Bapak/Ibu, dalam menjauhkan diri dari pengungkapan informasi rahasia yang diperoleh dari jabatan.

0 0 16 26,7 24 40 20 33,3 0 0 60 100,0

10. Kepedulian Bapak/Ibu atas penjagaan kerahasiaan informasi yang diperoleh selama berkerja.

40 66,7 20 33,3 0 0 0 0 0 0 60 100,0

Sumber : Hasil Penelitian, 2010 (Data diolah) Catatan :

No.1 : 1.Sangat Serius sekali; 2.Sangat Serius; 3.Serius; 4.Kurang Serius; 5.Tidak Serius

No.2 : 1.Sangat Mematuhi Sekali; 2.Sangat Mematuhi; 3.Mematuhi; 4.Kurang Mematuhi; 5.Tidak Mematuhi No.3 : 1.Sangat Berupaya Sekali; 2.Sangat Berupaya; 3.Berupaya; 4.Kurang Berupaya; 5.Tidak Berupaya No.4 : 1.Sangat Bertanggungjawab Sekali; 2.Sangat Bertanggungjawab; 3.Bertanggungjawab;

4.Kurang Bertanggungjawab; 5.Tidak Bertanggungjawab

No.5 : 1.Sangat Dibenarkan Sekali; 2. Sangat Dibenarkan; 3.Dibenarkan; 4.Kurang Dibenarkan; 5.Tidak Dibenarkan No.6 : 1.Sangat Harus Sekali; 2.Sangat Harus; 3.Harus; 4.Kurang Harus; 5.Tidak Harus

No.7 : 1.Sangat Waspada Sekali; 2.Sangat Waspada Sekali; 3.Waspada; 4.Kurang Waspada; 5.Tidak Waspada No.8 : 1.Sangat Cermat Sekali; 2.Sangat cermat; 3.Cermat; 4.Kurang Cermat; 5.Tidak cermat

Penjelasan responden atas keseriusan dalam mempertahankan nama baik profesi dengan menjunjung tinggi etika profesi menunjukkan responden yang berjumlah 32 orang (53,3 persen) menyatakan bahwa responden sangat serius mempertahankan nama baik profesi dengan menjunjung tinggi etika profesi. Responden berjumlah 16 orang (26,7 persen) menyatakan sangat serius sekali, dan 12 orang (20 persen) menyatakan serius. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat serius mempertahankan nama baik profesi dengan menjunjung tinggi etika profesi. Hal ini dikarenakan nama baik profesi auditor hanya dapat dipertahankan apabila segala perilaku dan tindakan auditor senantiasa berpedoman pada etika profesi yang telah ditetapkan dalam suatu peraturan.

Penjelasan responden terhadap kepatuhan atas etika profesi atau kode etik dalam melaksanakan pekerjaan menunjukkan responden yang berjumlah 40 orang (66,7 persen) menyatakan bahwa sangat mematuhi sekali etika profesi atau kode etik dalam melaksanakan pekerjaan. Responden berjumlah 20 orang (33,3 persen) menyatakan sangat mematuhi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat mematuhi sekali etika profesi atau kode etik dalam melaksanakan pekerjaan. Hal ini dikarenakan setiap auditor memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam menjalankan setiap peraturan yang berlaku.

Penjelasan responden atas upaya menjaga kewibawaan instansi dalam meningkatkan kerjasama antara instasi dan lembaga lain menunjukkan responden yang berjumlah 40 orang (66,7 persen) menyatakan bahwa responden sangat berupaya menjaga kewibawaan instansi dalam meningkatkan kerjasama antara instasi

dan lembaga lain. Responden berjumlah 16 orang (26,7 persen) menyatakan sangat berupaya sekali, dan 4 orang (6,7 persen) menyatakan berupaya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat berupaya menjaga kewibawaan instansi dalam meningkatkan kerjasama antara instasi dan lembaga lain. Kewibawaan BPK-RI senantiasa dipertaruhkan manakala auditor sedang menjalankan tugas pengauditan. Untuk menjaga kewibawaan ini setiap auditor berkewajiban menjaga wibawa instansi dengan cara menjalankan pekerjaan yang sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Penjelasan responden atas tanggung jawab profesional dalam meningkatkan integritas menunjukkan responden yang berjumlah 56 orang (93,3 persen) menyatakan sangat bertanggungjawab sekali dalam meningkatkan integritas. Responden berjumlah 4 orang (6,7 persen) menyatakan sangat bertanggungjawab. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat bertanggungjawab sekali dalam meningkatkan integritas. Hal ini dikarenakan tanggung jawab dalam menjalankan setiap pekerjaan merupakan cermin dari profesionalisme seorang auditor.

Penjelasan responden atas auditor dibenarkan secara sengaja menyajikan fakta yang salah menunjukkan responden yang berjumlah 48 orang (80 persen) menyatakan bahwa auditor tidak dibenarkan secara sengaja menyajikan fakta yang salah. Responden berjumlah 12 orang (20 persen) menyatakan kurang dibenarkan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan tidak dibenarkan

secara sengaja menyajikan fakta yang salah. Hal ini dikarenakan penyajian data yang salah dapat menimbulkan kerugian keuangan negara yang sedang dalam proses audit.

Penjelasan responden atas keharusan menjaga obyektivitas dalam pemeriksaan menunjukkan responden yang berjumlah 31 orang (51,7 persen) menyatakan bahwa sangat harus sekali menjaga obyektivitas dalam pemeriksaan. Responden berjumlah 29 orang (48,3 persen)menyatakan sangat harus. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat harus sekali menjaga obyektivitas dalam pemeriksaan. Hal ini dikarenakan penilaian yang obyektif tidak akan menimbulkan dampak negatif yang merugikan auditor di kemudian hari.

Penjelasan responden atas kewaspadaan sebagai seorang auditor atas kemungkinan kesalahan yang disengaja dalam waktu pemeriksaan menunjukkan responden yang berjumlah 48 orang (80 persen) menyatakan bahwa sangat waspada sekali sebagai seorang auditor atas kemungkinan kesalahan yang disengaja dalam waktu pemeriksaan. Responden berjumlah 12 orang (20 persen) menyatakan sangat waspada. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat waspada sekali sebagai seorang auditor atas kemungkinan kesalahan yang disengaja dalam waktu pemeriksaan. Hal ini dikarenakan kesalahan dalam proses audit akan dapat merugian keuangan negara.

Penjelasan responden atas kecermatan dalam melakukan pemeriksaan menunjukkan responden yang berjumlah 40 orang (66,7 persen) menyatakan bahwa sangat cermat sekali dalam melakukan pemeriksaan. Responden berjumlah 20 orang (33,3 persen) menyatakan sangat cermat. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

mayoritas responden menyatakan sangat cermat sekali dalam melakukan pemeriksaan. Hal ini dikarenakan kesalahan sekecil apapun dapat mengakibatkan proses audit tidak berjalan dengan sempurna.

Penjelasan responden atas kemampuan dalam menjauhkan diri dari pengungkapan informasi rahasia yang diperoleh dari jabatan menunjukkan responden yang berjumlah 24 orang (40 persen) menyatakan bahwa responden mampu dalam menjauhkan diri dari pengungkapan informasi rahasia yang diperoleh dari jabatan. Responden berjumlah 20 orang (33,3 persen) menyatakan kurang mampu, dan 16 orang (26,7 persen) menyatakan sangat mampu. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat mampu dalam menjauhkan diri dari pengungkapan informasi rahasia yang diperoleh dari jabatan. Hal ini dikarenakan setiap informasi yang ada di BPK sebagian besar merupakan rahasia negara yang wajib dijaga agar tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang dapat merugikan negara tersebut.

Penjelasan responden terhadap kepedulian dalam menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama berkerja menunjukkan responden yang berjumlah 40 orang (66,7 persen) menyatakan bahwa sangat peduli sekali dalam menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama berkerja. Responden berjumlah 20 orang (33,3 persen) menyatakan sangat peduli. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat peduli sekali dalam menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama berkerja. Hal ini dikarenakan tingginya kesadaran

IV.1.3.3. Penjelasan responden atas variabel kinerja auditor

Tabel IV.7. Penjelasan Responden Atas Variabel Kinerja Auditor

1 2 3 4 5 Total

No. Pertanyaan

F % F % F % F % F % F % 1. Kecermatan Bapak/Ibu, dalam

menemukan penyimpangan-penyimpangan yang ada.

8 13,3 20 33,3 32 53,3 0 0 0 0 60 100,0

2. Ketegasan Bapak/Ibu, dalam pemeriksaan terdapat penyelewengan kepada yang bersangkutan.

22 36,7 38 63,3 0 0 0 0 0 0 60 100,0

3. Inisiatif Bapak/Ibu, dalam memberikan saran atau rekomendasi atas hasil pemeriksaan guna ditindaklanjuti.

16 26,7 38 63,3 6 10 0 0 0 0 60 100,0

4. Keberanian bapak/Ibu, dalam Membuat laporan jika bendahara terbukti melakukan penyimpangan anggaran.

54 90 6 10 0 0 0 0 0 0 60 100,0

5. Kepedulian Bapak/Ibu, pada setiap indikasi penyimpangan yang terjadi dalam

pemeriksaan.

12 20 48 80 0 0 0 0 0 0 60 100,0

6. Ketegasan Bapak/Ibu, dalam menetapkan besarnya penggantian kerugian Negara yang terjadi karena kesalahan atau kelalaian.

54 90 6 10 0 0 0 0 0 0 60 100,0

Sumber : Hasil Penelitian, 2010 (Data diolah) Catatan :

No.1 : 1.Sangat Cermat sekali; 2.Sangat Cermat; 3.Cermat; 4.Kurang Cermat; 5.Tidak Cermat No.2 : 1.Sangat Tegas sekali; 2.Sangat Tegas; 3.Tegas; 4.Kurang Tegas; 5.Tidak Tegas No.3 : 1.Sangat Berinisiatif Sekali; 2.Sangat Berinisiatif; 3.Berinisiatif; 4.Kurang Berinisiatif; 5.Tidak Berinisiatif Sama Sekali

No.4 : 1.Sangat Berani Sekali; 2.Sangat Berani; 3.Berani; 4.Kurang Berani; 5.Tidak Berani No.5 : 1.Sangat Peduli Sekali; 2.Sangat Peduli; 3.Peduli; 4.Kurang Peduli; 5.Tidak Peduli No.6 : 1.Sangat Tegas Sekali; 2.Sangat Tegas; 3.Tegas; 4.Kurang Tegas; 5.Tidak Tegas

Penjelasan responden atas kecermatan dalam menemukan penyimpangan-penyimpangan yang ada menunjukkan responden yang berjumlah 32 orang (53,3 persen) menyatakan bahwa responden cermat dalam menemukan penyimpangan-penyimpangan yang ada. Responden berjumlah 20 orang (33,3 persen) menyatakan sangat cermat, dan 8 orang (13,3 persen) menyatakan sangat cermat sekali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan cermat dalam

menemukan penyimpangan-penyimpangan yang ada. Hal ini dikarenakan oleh rutinitas yang sudah dilakukan auditor untuk melihat kejanggalan-kejanggalan yang terjadi pada saat proses audit.

Penjelasan responden atas ketegasan auditor jika terdapat penyalahgunaan keuangan negara oleh pihak-pihak tertentu menunjukkan responden yang berjumlah 38 orang (63,3 persen) menyatakan sangat tegas jika terdapat penyalahgunaan keuangan negara oleh pihak-pihak tertentu. Responden berjumlah 22 orang (36,7 persen) menyatakan sangat tegas sekali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat tegas jika terdapat penyalahgunaan keuangan negara oleh pihak-pihak tertentu. Setiap orang maupun pihak tertentu yang melanggar hukum sudah sewajarnya mendapatkan tindakan hukum terkait kasusnya. Demikian pula halnya dengan pelaku penyalahgunaan keuangan yang berdampak merugikan negara tentu harus menanggung akibat berupa sangsi hukum yang ada.

Penjelasan responden atas inisiatif dalam memberikan saran atau rekomendasi atas hasil pemeriksaan guna ditindaklanjuti menunjukkan responden yang berjumlah 38 orang (63,3 persen) menyatakan bahwa responden sangat berinisiatif dalam memberikan saran atau rekomendasi atas hasil pemeriksaan guna ditindaklanjuti. Responden berjumlah 16 orang (26,7 persen) menyatakan sangat berinisiatif sekali, dan 6 orang (10 persen) menyatakan berinisiatif. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat berinisiatif dalam memberikan saran atau rekomendasi atas hasil pemeriksaan guna ditindaklanjuti. Hal ini dikarenakan tidak

memperbaiki kondisi keuangan setelah proses audit harus dilakukan dengan persetujuan atasan.

Penjelasan responden atas keberanian dalam membuat laporan jika bendahara terbukti melakukan penyimpangan anggaran menunjukkan responden yang berjumlah 54 orang (90 persen) menyatakan sangat berani sekali dalam membuat laporan jika bendahara terbukti melakukan penyimpangan anggaran. Responden berjumlah 6 orang (10 persen) menyatakan sangat berani. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat berani sekali dalam membuat laporan jika bendahara terbukti melakukan penyimpangan anggaran. Hal ini dikarenakan setiap kesalahan yang terjadi sudah seharusnya dilaporkan pada pihak yang berwenang untuk ditindaklanjuti agar kesalahan serupa tidak terulang.

Penjelasan responden atas kepedulian dalam mengungkap indikasi penyimpangan menunjukkan responden yang berjumlah 48 orang (80 persen) menyatakan sangat peduli dalam mengungkap indikasi penyimpangan. Responden berjumlah 12 orang (20 persen) menyatakan sangat peduli sekali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat peduli dalam mengungkap indikasi penyimpangan. Kepedulian seperti ini harus senantiasa dipelihara agar dapat mencegah terjadingya penyalahgunaan keuangan negara di kemudian hari.

Penjelasan responden atas ketegasan dalam menetapkan besarnya penggantian kerugian negara yang terjadi karena kesalahan atau kelalaian menunjukkan responden yang berjumlah 54 orang (90 persen) menyatakan bahwa sangat tegas sekali dalam

menetapkan besarnya penggantian kerugian negara yang terjadi karena kesalahan atau kelalaian. Responden berjumlah 6 orang (10 persen) menyatakan sangat tegas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat tegas sekali dalam menetapkan besarnya penggantian kerugian negara yang terjadi karena kesalahan atau kelalaian. Penggantian kerugian negara harus dilakukan oleh pihak-pihak yang telah menggunakan dana tersebut. Agar penggantian ini berjalan optimal, maka auditor harus memiliki ketegasan berkaitan dengan pemberian sanksi atau hukuman bagi pelaku.

IV.1.3.4. Penjelasan responden atas variabel loyalitas

Tabel IV.8. Penjelasan Responden Atas Variabel Loyalitas

1 2 3 4 5 Total

No. Pertanyaan

F % F % F % F % F % F % 1. Kepatuhan Bapak/Ibu dalam

mengikuti peraturan yang ada.

12 20 34 56,7 14 23,3 0 0 0 0 60 100,0

2. Kemampuan Bapak/Ibu dalam kewajiban mentaati perintah.

16 26,7 22 36,7 22 36,7 0 0 0 0 60 100,0

3. Tingkat usaha Bapak/Ibu dalam mencegah hal-hal yang akan merugikan nama baik BPK-RI.

30 50 25 41,7 5 8,3 0 0 0 0 60 100,0

4. Tanggungjawab Bapak/Ibu atas kelangsungan BPK-RI.

46 76,7 9 15 5 8,3 0 0 0 0 60 100,0

5. Inisiatif Bapak/Ibu dalam melaksanakan pekerjaan tanpa menunggu perintah.

8 13,3 30 50 22 36,7 0 0 0 0 60 100,0

6. Kesetiaan Bapak/Ibu untuk tetap berkerja di BPK-RI meskipun ada tawaran kerja di tempat lain.

0 0 22 36,7 38 63,3 0 0 0 0 60 100,0

7. Pemahaman Bapak/Ibu untuk tidak menyalahgunakan tugas dan wewenang.

16 26,7 30 50 14 23,3 0 0 0 0 60 100,0

8. Keharusan Bapak/Ibu untuk melaporkan hasil pekerjaan apa adanya.

38 63,3 22 36,7 0 0 0 0 0 0 60 100,0

Sumber : Hasil Penelitian, 2010 (Data diolah) Catatan :

No.1 : 1.Sangat Mematuhi Sekali; 2.Sangat Mematuhi; 3.Mematuhi; 4.Kurang Mematuhi; 5.Tidak Mematuhi No.2 : 1.Sangat Mampu Sekali; 2. Sangat Mampu; 3.Mampu; 4.Kurang Mampu; 5.Tidak Mampu

No.3 : 1.Sangat Berusaha Sekali; 2. Sangat Berusaha; 3.Berusaha; 4.Kurang Berusaha; 5.Tidak Berusaha No.4 : 1.Sangat Bertanggungjawab Sekali; 2.Sangat Bertanggungjawab; 3.Bertanggungjawab;

4.Kurang Bertanggungjawab; 5.Tidak Bertanggungjawab

No.5 : 1.Sangat Berinisiatif Sekali; 2. Sangat Berinisiatif; 3.Berinisiatif; 4.Kurang Berinisiatif; 5.Tidak Berinisiatif No.6 : 1.Sangat Setia Sekali; 2. Sangat Setia; 3.Setia; 4.Kurang Setia; 5.Tidak Setia

No.7 : 1.Sangat Memahami Sekali; 2. Sangat Memahami; 3.Memahami; 4.Kurang Memahami; 5.Tidak Memahami No.8 : 1.Sangat Harus Sekali; 2. Sangat Harus; 3.Harus; 4.Kurang Harus; 5.Tidak Harus

Penjelasan responden atas kepatuhan dalam mengikuti peraturan yang ada menunjukkan responden yang berjumlah 34 orang (56,7 persen) menyatakan bahwa responden sangat mematuhi dalam mengikuti peraturan yang ada. Responden berjumlah 14 orang (23,3 persen) menyatakan mematuhi, dan 12 orang (20 persen) menyatakan sangat mematuhi sekali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat mematuhi dalam mengikuti peraturan yang ada.

Peraturan dibuat untuk dipatuhi, bukan untuk dilanggar. Hal inilah yang menjadi pedoman bagi auditor dalam menjalankan setiap tugas yang dibebankan kepadanya.

Penjelasan responden atas kemampuan dalam kewajiban mentaati perintah menunjukkan responden yang berjumlah 22 orang (36,7 persen) menyatakan bahwa responden sangat mampu dalam kewajiban mentaati perintah. Responden berjumlah 22 orang (36,7 persen) menyatakan mampu, dan 16 orang (26,7 persen) menyatakan sangat mampu sekali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat mampu dalam kewajiban mentaati perintah. Perintah yang diberikan oleh atasan maupun instansi merupakan salah satu kewajiban yang harus dapat dilaksanakan auditor sesuai dengan kemampuan yang dimiliki auditor.

Penjelasan responden atas tingkat usaha dalam mencegah hal-hal yang akan merugikan nama baik BPK-RI menunjukkan responden yang berjumlah 30 orang (50 persen) menyatakan bahwa responden sangat berusaha sekali dalam mencegah hal-hal yang akan merugikan nama baik BPK-RI. Responden berjumlah 25 orang (41,7 persen) menyatakan sangat berusaha, dan 5 orang (8,3 persen) menyatakan berusaha. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat berusaha sekali dalam mencegah hal-hal yang akan merugikan nama baik BPK-RI. Hal ini dikarenakan setiap auditor menyadari bahwa mempertahankan nama baik instansi akan jauh lebih sulit daripada menjelekkannya. Untuk itu, setiap tindakan dan perilaku auditor senantiasa berpedaoman pada peraturan yang berlaku.

responden sangat bertanggungjawab sekali atas kelangsungan BPK-RI. Responden berjumlah 9 orang (15 persen) menyatakan sangat bertanggungjawab, dan 5 orang (8,3 persen) menyatakan bertanggungjawab. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat bertanggungjawab sekali atas kelangsungan BPK-RI. Hal ini dikarenakan kelangsungan instansi yang ada tergantung dari

Dokumen terkait