• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Penelitian

IV.1.1. Gambaran Umum BPK-RI

IV.1.1.1. Sejarah berdirinya BPK-RI

BPK-RI adalah Lembaga Tinggi Negara yang dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 5 Tahun 1973, sebagai pelaksana Pasal 23 ayat (5) UUD 1945 menetapkan bahwa untuk memeriksa tanggung jawab tentang Keuangan Negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang peraturannya ditetapkan dengan Undang-Undang. Hasil pemeriksaan itu disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

Dalam era Reformasi sekarang ini, Badan Pemeriksa Keuangan telah mendapatkan dukungan konstitusional dari MPR-RI dalam Sidang Tahunan Tahun 2002 yang memperkuat kedudukan BPK-RI sebagai lembaga pemeriksa eksternal di bidang Keuangan Negara, yaitu dengan dikeluarkannya TAP MPR No.VI/MPR/2002 yang antara lain menegaskan kembali kedudukan Badan Pemeriksa Keuangan sebagai satu-satunya lembaga pemeriksa eksternal keuangan negara dan peranannya perlu lebih dimantapkan sebagai lembaga yang independen dan professional.

Untuk lebih memantapkan tugas BPK-RI, ketentuan yang mengatur BPK-RI dalam UUD Tahun 1945 telah diamandemen. Sebelum amandemen BPK-RI hanya

23F, dan 23G) dan tujuh ayat, yaitu:

Pasal 23E

1) Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.

2) Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sesuai dengan kewenangannya.

3) Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai dengan undang-undang.

Pasal 23F

1) Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh Presiden.

2) Pimpinan Badan Perneriksa Keuangan dipilih dari dan oleh anggota.

Pasal 23G

1) Badan Pemeriksa Keuangan berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.

2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Pemeniksa Keuangan diatur dengan undang-undang.

IV.1.1.2. Visi dan misi BPK-RI

Visi

Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang bebas, mandiri, dan profesional serta berperan aktif dalam mewujudkan tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan.

Misi

Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dalam rangka mendorong terwujudnya akuntabilitas dan transparansi keuangan negara, serta berperan aktif dalam mewujudkan pemerintah yang baik, bersih, dan transparan.

IV.1.1.3. Standar etika profesi auditor BPK-RI

Dalam menjalankan tugas Anggota BPK mengikuti Kode Etik sebagai berikut:

a. Mematuhi peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku. b. Mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. c. Menjunjung tinggi independensi dan integritas

d. Menjunjung tinggi martabat, kehormatan, citra dan kredibilitas BPK.

IV.1.1.4. Standar profesionalisme auditor BPK-RI

Untuk menjunjung profesionalisme dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Anggota BPK wajib:

c. Menghindari pemanfaatan rahasia negara yang diketahui karena kedudukan atau ujabatannya untuk kepentingan pribadi, golongan, atau pihak lain.

d. Menghindari perbuatan di luar tugas dan kewenangannya

IV.1.1.5. Standar loyalitas auditor BPK-RI

Untuk menjunjung Loyalitas dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Anggota BPK wajib

a. Memegang sumpah dan janji jabatan. b. Bersikap netral dan tidak berpihak.

c. Menghindari terjadinya benturan kepentingan.

d. Menghindari hal-hal yang dapat mempengaruhi obyektivitas.

IV.1.1.6. Standar kinerja auditor BPK-RI

Sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 5 Tahun 1973, Standar Kinerja Auditor BPK RI Sebagai berikut:

a. Pemeriksaan, yang bertujuan memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan Negara.

b. Merekomendasikan dan menyampaikan pertimbangan dan saran kepada Pemerintah.

c. Mengadakan dan menetapkan tuntutan perbendaharaan dan memberikan pertimbangan kapada pemerintah atas pelaksanaan tuntutan ganti rugi

Sumber : Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (2010)

IV.1.1.7. Struktur organisasi BPK- RI

Susunan Organisasi Pelaksana BPK-RI terdiri dari :

1. Sekretariat Jenderal (Setjen) adalah unsur pelaksana dari sebagian tugas dan fungsi BPK-RI, yang kedudukannya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Badan yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal. Sekretaris Jenderal membawahkan enam Biro dan satu Pusat Pendidikan dan Palatihan Pegawai. Sekjen mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan seluruh jajaran BPK-RI, pembinaan administrasi dan pelayanan administrasi, serta mengkoordinasikan secara administrasi pelaksanaan kegiatan seluruh unsur Pelaksana BPK-RI.

a. Inspektorat Utama Perencanaan, Analisa, Evaluasidan Pelaporan (Itama Renalev) adalah unsur pelaksana dari sebagian tugas dan fungsi BPK-RI yang kedudukannya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Badan dan dipimpin oleh seorang Inspektur Utama. Itama Renalev membawahkan tiga inspektorat

b. Inspektorat Utama Pengawasan Intern dan Khusus (Itama Wasinsus) adalah unsur pelaksana dari sebagian tugas dan fungsi BPK-RI, yang kedudukannya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Badan yang dipimpin seorang Inspektur Utama.

Itama Wasinsus mempunyai tugas melakukan pengawasan dan seluruh pelaksanaan kegiatan satuan-satuan kerja Pelaksana BPK-RI serta melakukan pemeriksaan khusus atas temuan yang diperkirakan mengandung unsure tindak pidana korupsi.

c. Auditorat Utama Keuangan Negara I, II, III, dan V adalah unsur pelaksana dari sebagian tugas dan fungsi BPK-RI, yang kedudukannya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Badan yang dipimpin masing-masing oleh seorang Auditor Utama.

Sedangkan Auditorat Utama Keuangan Negara IV adalah unsur pelaksana dari sebagian tugas dan fungsi BPK-RI di daerah , yang kedudukannya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Anggota Badan melalui Tortama IV yang dipimpin masing oleh seorang Kepala.

Auditorat Utama Keuangan I, II, III, IV dan V mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan atas tanggungjawab Pemerintah tentang pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN), serta pemeriksaan atas seluruh penguasaan, pengurusan dan pertanggunjawaban Kekayaan Negara.

Auditama IV Membawahkan 13 perwakilan di daerah : a. Perwakilan 1 BPK-RI di Medan.

b. Perwakilan II BPK-RI di Palembang. c. Perwakilan III BPK-RI di Jakarta. d. Perwakilan IV BPK-RI di Yogyakarta. e. Perwakilan V BPK-RI di Denpasar. f. Perwakilan VI BPK –RI di Banjarmasin. g. Perwakilan VII BPK-RI di Makasar. h. Perwakilan VIII BPK-RI di Jaya Pura.

j. Perwakilan X BPK-RI di Pekanbaru. k. Perwalkilan XI BPK-RI di Bandung. l. Perwakilan XII BPK-RI di Surabaya. m. Perwakilan XIII BPK-RI di Pontianak.

Dokumen terkait