BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
C. Evaluasi dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Bimbingan dan
diri peserta didik di kelas VIII SMP 4 Batang Anai
Setelah dilakukannya layanan bimbingan dan konseling, tentu untuk mengetahui sejauh mana layanan tersebut memberikan dampak dilakukannya evaluasi dan tindak lanjut. Kerena program yang dijalankan merupakan
cxvi
layanan bimbingan konseling tentu penilaian yang dilakukan berupa penilaian segera, penilaian jangka pendek dan penilaian jangka panjang.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada tanggal 22 Juli 2017 terlihat bahwa guru pembimbing dalam mengevaluasi dengan mengamati tingkah laku peserta didik yang telah diberikan layanan. Hal tersebut juga didukung dengan wawancara yang penulis lakukan dengan guru bimbingan
dan konseling yang mengatakan bahwa: “Untuk melihat bagaimana
perkembangan peserta didik, kami melakukan pengamatan jangka pendek yaitu seminggu setelah layanan yang kami berikan berlalu. Pengamatan yang
kami lakukan sesuai dengan janji setelah konseling selesai dilakukan.”152
Selain itu, guru bimbingan dan konseling juga menambahkan bahwa:
“Selain penilaian jangka pendek yang kami lakukan dengan pengamatan, kami
juga melakukan wawancara dengan teman dari anak didik yang mengikuti kegiatan layanan bimbingan dan konseling. apakah terdapat perubahan atau
tidak berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara.”153
Guru bimbingan dan konseling juga manambahkan bahwa: “dalam
melakukan penilaian saya membuat daftar perilaku yang akan dirubahnya
setelah konseling selesai dilaksanakan.”154
Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang penulis paparkan dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan evaluasi atau penilaian guru bimbingan
152
Rafiana. Guru Bimbingan dan Konseling .kelas VIII SMPN 4 BatangAnai, wawancara langsung, Padang Pariaman, 22 Juli 2017
153
Rafiana. Guru Bimbingan dan Konseling .kelas VIII SMPN 4 BatangAnai, wawancara langsung, Padang Pariaman, 22 Juli 2017
154
Rafiana. Guru Bimbingan dan Konseling .kelas VIII SMPN 4 BatangAnai, wawancara langsung, Padang Pariaman, 22 Juli 2017
cxvii
konseling menggunakan penilaian jangka pendek sesuai dengan kontrak konseling yang telah buat. Selain menggunakan penilaian jangka pendek guru bimbingan dan konseling juga menggunakan penilaian jangka panjang untuk melihat perubahan peserta didik setelah beberapa kali melakukan layanan konseling. hal ini berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan guru bimbingan dan konseling yang mengatakan bahwa:
Selain menggunakan penilaian jangka pendek, kami pun menggunakan penilaian jangka panjang karena konseling telah kami lakukan beberapa kali, sehingga memungkinkan bagi peserta didik untuk diamati lebih lama dalam jangka sebulan pelaksanaan layanan yang diberikan.155
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, guru bimbingan dan konseling dengan menggunakan penilaian jangka pendek dan jangka panjang terlihat berbagai perubahan pada peserta didik dan ada juga yang tidak. Hal ini sesuai dengan wawancara yang penulis lakukan dengan guru bimbingan dan
konseling yang mengatakan bahwa: “Setelah melakukan pengamatan kepada
peserta didik yang telah mengikuti kegiatan layanan. Teradapat beberapa peserta didik yang mulai terlihat perubahannya. Selain itu juga terlihat peserta didik yang tdak terlihat perubahannya bahkan setelah mengikuti kegiatan
layanan bimbingan dan konseling.”156
Setelah melakukan pengamatan sesuai dengan bentuk evaluasi bimbingan dan konseling, guru BK mulai merencanakan tindak lanjut yang akan diberikan kepada peserta didik yang mengalami perubahan dan peserta
155
Rafiana. Guru Bimbingan dan Konseling .kelas VIII SMPN 4 BatangAnai, wawancara langsung, Padang Pariaman, 22 Juli 2017
156
Rafiana. Guru Bimbingan dan Konseling .kelas VIII SMPN 4 BatangAnai, wawancara langsung, Padang Pariaman, 22 Juli 2017
cxviii
didik yang tidak mengalami perubahan. Berdasarkan wawancara yang penulis
lakukan dengan guru bimbingan dan konseling mengatakan bahwa: “Setelah
melakukan pengamatan sesuai dengan penilaian yang ada dalam bimbingan dan konseling kami masing-masing mulai menyusun tindak lanjut yang akan diberikan kepada peserta didik yang mengalami perubahan dan juga kepada
peserta didik yang tidak mengalami perubahan.”
Berdasarkan observasi pada tanggal 24 Juli 2017 yang penulis lakukan terkait dengan evaluasi dan tindak lanjut terlihat bahwa guru bimbingan dan konseling sering mengamati peserta didik yang telah mendapat layanan dalam konseling. guru bimbingan dan konseling mengamati tingkah laku peserta didik dengan menggunakan daftar cek tingkah laku yang telah disepakati dengan peserta didik ketika selesai melaksanakan kontrak dalam konseling.
Salah satu bentuk tindak lanjut yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling adalah dengan memberikan layanan dukungan bagi peserta didik yang mengalami perubahan setalah mengikuti layanan bimbingan dan konseling. hal tersebut sesuai dengan wawancara yang penulis lakukan dengan
guru bimbingan dan konseling yang mengatakan: “Untuk peserta didik yang
telah ada perubahan kita memberikan layanan pendukung, saperti konseling kelompok bagi peserta didik yang sebelumnya mengikuti konseling
individual.”157
Selain itu, guru bimbingan dan konseling juga memberikan tindak lanjut kepada peserta didik yang tidak mengalami perubahan setelah
157
Widya. Guru Bimbingan dan Konseling .kelas VIII SMPN 4 BatangAnai, wawancara langsung, Padang Pariaman, 24 Juli 2017
cxix
mengikuti layanan bimbingan dan konseling. guru bimbingan dan konseling
mengatakan bahwa: “bagi peserta didik yang belum memperlihatkan
perubahan kami memberikan layanan konseling individual dan layanan
informasi berkenaan masalah yang dialami oleh peserta didik.”158
Berdasarkan observasi pada tanggal 18 Juli 2017 yang dilakukan penulis terlihat bahwa dalam layanan yang telah diberikan guru bimbingan dan konseling memang tidak semua berjalan dengan sesuai harapan/kontrak dalam konseling, karena masih banyak yang terlihat peserta didik yang tidak melaksanakan apa yang telah disepakati dengan guru bimbingan dan konseling. ini terlihat dengan masih banyaknya peserta didik yang bolos dan terlambat sekolah. Padahal mereka telah mendapat layanan dalam konseling dan telah sepakat akan mengerjakan apa yang ada dalam daftar cek yang telah dibuat oleh guru bimbingan dan konseling.
Berdasarkan wawancara yang penulis paparkan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menindaklanjuti pelaksanakaan layanan bimbingan dan konseling dalam meningkatkan kemampuan resiliensi diri peserta didik guru bimbingan dan konseling menggunakan tiga format penilaian yaitu penilaian segera yang dilakukasn setelah melaksanakan layanan bimbingan dan konseling, penilaian jangka pendek setelah layanan dilaksanakan beberapa hari setelahnya sampai seminggu kemudian dan penilaian jangka panjang yang dilakukan seminggu sampai sebulan kemudian setelah layanan bimbingan konseling telah dilaksanakan. Penilain tersebut dilakukan dengan
158
Widya. Guru Bimbingan dan Konseling .kelas VIII SMPN 4 BatangAnai, wawancara langsung, Padang Pariaman, 24 Juli 2017
cxx
menggunakan pengamatan tingkah laku, daftar cek dan wawancara yang dilakukan dengan teman terdekat peserta didik yang mengikuti layanan bimbingan dan konseling.
Setelah dilakukannya penilaian melalui pengamatan, daftar cek dan wawancara kepada teman sebaya peserta didik. Kemudian guru bimbingan dan konseling mulai menyusun tindak lanjut yang akan diberikan kepada peserta didik yang mengalami perubahan maupun kepada peserta didik yang tidak mengalami perubahan. Bentuk tindak lanjut berupa kegiatan pendukung layanan yang dilaksanakan sebelumnya yang akan diberikan kepada peserta didik yang mengalami perubahan dan juga peserta didik yang tidak mengalami perubahan.
Salain tindak lanjut berupa layanan yang diberikan kepada peserta didik, kegiatan pendukung juga diberikan seperti kunjungan rumah. Guru
bimbingan konseling mengatakan bahwa: “Selain kami memberikan layanan
lanjutan kepada peserta didik, kami juga melakukan kegiatan pendukung kunjungan rumah untuk mengetahui perkembangan peserta didik dirumahnya berdasarkan informasi dari orang tuanya selama anak didik tidak sedang
berada di sekolah.”159
Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam tiga sub bab sebelumnya terlihat bahwa permasalah resiliensi diri merupakan yang amat penting untuk diperhatikan. Karena pergaulan yang ada dan kondisi sosial yang ada belum tentu dapat dihadapi oleh peserta didik dengan baik sehingga tidak berpengaruh
159
Widya. Guru Bimbingan dan Konseling .kelas VIII SMPN 4 BatangAnai, wawancara langsung, Padang Pariaman, 24 Juli 2017
cxxi
terhadap kehidupannya. Dari itu untuk mencegah agar peserta didik dapat bertahan dengan apa yang dihadapi dan pantang menyerah, tidak mudah putus asa maka perlulah perhatian dari guru bimbingan dan konseling dalam membantu meningkatkan kemampuan resiliensi diri sehingga permasalahan yang terjadi tidak berlarut-larut dan ditanggulangi dengan sebaik-baiknya dengan program pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Terkait dengan permasalahan resiliensi peserta didik ini sangat urgen untuk ditingkatkan. Peserta didik yang memiliki resilien yang rendah akan mudah menyerah dan berputus asa yang menyebabkannya akan berhenti sekolah. Bahkan akan menjadikannya terpengaruh dengan pergaulan bebas yang dapat merugikan dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat sekitar. Tentunya kejadian seperti itu, kita harapkan tidak pernah terjadi untuk itulah sangat penting untuk meningkatkan resiliensi diri peserta didik. Resiliensi ini bukan suatu sifat bawaan yang dibawa lahir oleh setiap orang, akan tetapi resiliensi ini merupakan proses dalam kehidupan. Artinya resiliensi ini didapatkan melalui proses kehidupan yang dialami oleh seseorang, untuk itulah resiliensi ini dapat ditingkatkan pada diri seseorang individu.
Maka dari itu resiliensi ini sangat berpangaruh dalam dunia pendidikan. Bahkan resiliensi diakui sangat menentukan gaya berpikir dan keberhasilan peserta didik dalam hidupnya, termasuk keberhasilan dalam belajar di sekolah.160
Dari pendapat ahli di atas menunjukkan betapa besarnya harapan dunia pendidikan terhadap guru bimbingan dan konseling untuk meningkatkan resiliensi
160
Desmita. Psikologi PerkembanganPeserta Didik: Panduan Bagi Orang Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP dan SMA (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 199
cxxii
diri peserta didik. Karena apabila peserta didik memiliki resilien yang kuat, akan menunjang keberhasilan belajarnya di sekolah.
Ada tujuh hal yang bisa ditingkatkan dalam resiliensi diri peserta didik, yaitu:
15. Initiative (inisiatif), yang terlihat dari upaya mereka melakukan eksplorasi terhadap lingkungan mereka dan kemampuan individual untuk mengambil peran/bertindak.
16. Independence (independen), yang terlihat dari kemampuan seseorang menghindar atau menjauhkan diri dari keadaan yang tidak menyenangkan dan otonomi dalam bertindak.
17. Insight (berwawasan), yang terlihat dari kesadaran kritis seseorang terhadap kesalahan atau penyimpangan terjadi dalam lingkungannya atau bagi orang dewasa ditunjukkan dengan perkembangan persepsi tentang apa yang salah dan menganalisis mengapa ia salah.
18. Relationship (hubungan), yang terlihat dari upaya seseorang menjalin hubungan dengan orang lain.
19. Humor (humor), yang terlihat dari kemampuan seseorang mengungkapkan perasaan humor di tengah situasi yang menegangkan atau mencairkan suasana kebekuan.
20. Creativitas (kreativitas) yang ditunjukkan melalui permainan- permainan kreatif dan pengungkapan diri.
21. Morality (moralitas), yang ditunjukkan dengan pertimbangan seseorang tentang baik dan buruk, mendahulukan kepentingan orang
cxxiii lain dan bertindak integritas.161
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis terlihat bahwa resiliensi diri itu dapat ditingkatkan. Seperti yang dijelaskan di atas ada tujuh karakteristik yang bisa ditingkatkan oleh guru bimbingan dan konseling melalui implementasi bimbingan dan konseling. Implementasi bimbingan dan konseling ini berupa layanan yang diberikan kepada peserta didik yang
memerlukan, sesuai dengan need assesment yang telah dilakukan.
Dari penelitian yang dilakukan penulis ini terlihat bahwa guru bimbingan dan konseling berupaya untuk meningkatkan resiliensi peserta didik.
161
cxxiv
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang Implementasi Bimbingan dan Konseling oleh Guru Bimbingan dan Konseling dalam Upaya Meningkatkan Resiliensi Diri Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Batang Anai yang telah di uraikan pada bab yang terdahulu, maka dapatlah penulis simpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Perencanaan Bimbingan dan Konseling yang diberikan oleh guru
Bimbingan dan Konseling dalam meningkatkan resiliensi diri peserta didik di kelas VIII SMP 4 Batang Anai, yaitu, membuat perencanaan suatu penyelenggaraan/pelaksanaan tentunya diperlukan suatu pemikiran awal atau dasar pemikiran yang matang, seperti apa yang menjadi dasar dalam memberikan suatu tindakan, untuk itu perlu menyusun perencanaan. Perencanaan ini dibuat setelah adanya identifikasi kebutuhan peserta didik terhadap suatu layanan, sehingga dengan diketahuinnya permasalahan yang dialami peserta didik akan memudahkan guru bimbingan dan konseling dalam memberikan layanan yang tepat kepada peserta didik untuk mengentaskan permasalahan yang dialami oleh peserta didik. Perencanaan dibuat setelah adanya need assesment (analisis kebutuhan peserta didik) yang dilakukan guru Bimbingan dan Konseling.
2. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling oleh guru Bimbingan dan Konseling
cxxv
Anai, yaitu, pelaksanaan ini tidak terlepas dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Setelah dibuatnya perencanaan sematang mungkin, pada tahap selanjutnya adalah pelaksanaan bimbingan dan konseling sesuai dengan permasalahan dan perencanaan yang telah disusun oleh guru bimbingan dan konseling di sekolah. Kemudian dalam pelaksanaan layanan dilaksanakan dalam tiga format layanan, yaitu klasikal, kelompok dan individual. Tentunya dalam setiap layanan terdapat suatu topik atau materi yang ingin disampaikan dan dipahami betul oleh peserta didik. Terkait materi itu tergantung jenis layanan apa yang diberikan. Seperti layanan informasi, materinya tentang motivasi belajar dengan dibantu infocus ditampilkan video-video yang berkenaan dengan motivasi sehingga mereka bersemangat untuk belajar. Selain itu, layanan yang diberikan kepada peserta didik juga ada yang bersifat individual, seperti layanan konseling individual, materi yang diberikan tergantung masalah yang di alami peserta didik. Jelasnya materi ini dikondisikan dengan keadaan yang ada dilapangan, disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
3. Tindak lanjut dan evaluasi pelaksanaan Bimbingan dan Konseling oleh guru
BK dalam upaya meningkatkan resiliensi diri peserta didik di kelas VIII SMP 4 Batang Anai, yaitu, Setelah dilakukannya layanan bimbingan dan konseling, tentu untuk mengetahui sejauh mana layanan tersebut memberikan dampak dilakukannya evaluasi dan tindak lanjut. Karena program yang dijalankan merupakan layanan bimbingan konseling tentu penilaian yang dilakukan berupa penilaian segera, penilaian jangka pendek
cxxvi
dan penilaian jangka panjang. Selain penilaian jangka pendek yang dilakukan dengan pengamatan, juga dilakukan wawancara dengan teman dari peserta didik yang mengikuti kegiatan layanan bimbingan dan konseling. apakah terdapat perubahan atau tidak berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara. Dalam melakukan penilaian juga dibuat daftar perilaku (daftar cek) yang akan dirubahnya setelah konseling selesai dilaksanakan. Salah satu bentuk tindak lanjut yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling adalah dengan memberikan layanan pendukung bagi peserta didik yang mengalami perubahan setalah mengikuti layanan bimbingan dan konseling, seperti konseling kelompok bagi peserta didik yang sebelumnya mengikuti konseling individual.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dikemukakan beberapa saran dan masukan sebagai berikut :
1. Guru Bimbingan dan Konseling diharapkan agar lebih memperhatikan
lagi bagaimana keadaan peserta didik yang sebenar-benarnya. Karena setiap peserta didik memiliki resiliensi diri yang berbeda-beda Sehingga dalam memberikan layanan konseling memang pas dan tepat guna. Kemudian dalam melakukan perencanaan bimbingan dan konseling seharusnya menggunakan instrument BK.
2. Guru mata pelajaran diharapkan bukan hanya sekedar transfer off
cxxvii
didik. Proses pembelajaran tidak akan efektif apabila kondisi peserta didik tidak dalam keadaan baik.
3. Kepada wali kelas agar lebih memperhatikan masalah perkembangan
peserta didik dalam proses belajarnya dan lebih meningkatkan kerjasama dengan guru bimbingan dan konseling dalam hal meningkatkan resiliensi diri peserta didik agar keadaan/kondisi peserta didik yang baik akan menunjang prestasinya dalam belajar.
4. Kepada kepala sekolah diharapkan lebih memperhatikan bimbingan dan
konseling yang ada di sekolah, lebih banyak memberikan waktu pelayanan kepada guru bimbingan dan konseling dalam menerapkan layanan di sekolah. Ikut serta membantu mengoptimalkan program yang telah dirancang guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi permasalahan peserta didik.
Demikianlah kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan dalam skripsi ini, semoga keberadaannya bermanfaat bagi semua pembaca, khususnya bagi penulis sendiri dan para guru bimbingan dan konseling, dalam memantapkan profesinya dan menunjang perkembangan dan kemajuan keilmuan bimbingan dan konseling.
cxxviii
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdullah bin Muhammad. 2004. Tafsir Ibnu Katsir Jilid I. Penerjemah: M. Abdul
Ghoffar. (Bogor: Pustaka Imam Syafi‟i.
Anas Sudijono. 2005. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo
Persada
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Panduan Bagi Orang
Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP Dan SMA. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Departemen Agama RI. 2010 Al-Quran dan Terjemahnya. Bandung: Diponegoro
Dewa Ketut Sukardi. 1983. Seri PemanduOrganisasiAdministrasi BK Sekolah,
Surabaya: Usaha Nasional
Elizabet B. Hurlock. 2009. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga.
Grotberg, E. H. 2001. Resilience Programs for Children in Disaster. Ambulatory
Child Health.
Hadari Nawawi. 1996. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gajah MadaUniversitas
Press.
Husaini Usman. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta; Bumi Aksara.
Lexy J. Moleong. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nana Sudjana dan Ibrahim. 2004. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru Algesindo
Nasution. 2006. Metode Research Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.
Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan kegiatan pendukung konseling. Padang: FIP UNP,
Prayitno dan Erman Amti. 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.
cxxix
Jakcson, R dan Watkin. 2000. C. The Resilience inventory: Seven essential skills
for overcoming life‟s obstacles and determining happiness. Selection and Developmen.
Rifda Elfiah. 2015. Bimbingan dan Konseling Perkembangan. Lampung: Press
Yogyakarta
Sri Mulyani Nasution. 2011. Resiliensi Daya Pegas Menghadapi Trauma
Kehidupan: Kehidupan yang Penuh Penderitaan Tidak Akan Mengganggu Produktifitas dan Kesejahteraan Apabila Seseorang Memiliki Resiliensi. Medan: USU Press.
Suharsimi Arikunto. 1990. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sumardi Suryabrata. 1991. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta; Rineka Cipta
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Syafrudin Jamal. 2000. Dasar-dasar Metode Penelitian. Jakarta Barat: The
Minangkabau Foundation
Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan. 2009. Landasan dan Bimbingan dan
Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya
Issacson, B. 2002. Characteristics And Enhancement Of Resiliency In Young People. A Research Paper. The Graduate School, University of Wisconsin- Stout. Issacson.