3.5 Perumusan Strategi
3.5.1 Evaluasi Faktor Eksternal PT. Jakarta Notebook
Data-data untuk evaluasi faktor eksternal yang dapat mempengaruhi PT. Jakarta Notebook diperoleh dari analisis industri dan wawancara dengan pihak PT. Jakarta Notebook. Faktor eksternal dikelompokkan menjadi 2, yaitu peluang (opportunity) dan ancaman (threat).
Faktor-faktor yang menjadi peluang bagi PT. Jakarta Notebook adalah: 1. Bertambahnya jumlah pengguna Internet di Indonesia.
Jumlah pengguna internet yang semakin bertambah banyak dari tahun ke tahun menunjukkan internet seperti menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat Indonesia. Pada tahun 2010 tercatat jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 30 juta orang, sekitar 12.3% dari populasi penduduk Indonesia.
Gambar 3.10 Pengguna Internet di Indonesia sampai tahun 2011 Sumber : http://www.internetworldstats.com/asia/id.htm
Jumlah pengguna internet tersebut semakin bertambah pada tahun 2011, tercatat 39,6 juta pengguna internet di Indonesia atau 16,1% dari populasi penduduk Indonesia. Dengan semakin banyaknya jumlah masyarakat Indonesia yang menggunakan internet, maka hal ini akan mempermudah perusahaan dalam memasakan produknya dan menambah jumlah pelanggan dari penjualan online. 2. Lokasi sekitar toko yang semakin ramai.
Lokasi baru toko Jakarta Notebook yang terletak di Ruko Garden Shopping Arcade, Podomoro City – Central Park semakin bertambah ramai. Menurut pihak Jakarta Notebook, jumlah pengunjung toko semakin bertambah terutama di akhir minggu seperti di hari Jumat atau Sabtu. Dengan lokasi sekitar yang semakin ramai, maka akan berdampak positif terhadap jumlah pelanggan yang berkunjung ke toko Jakarta Notebook.
3. Lalu lintas kota Jakarta yang semakin padat.
Lalu lintas kota Jakarta semakin bertambah padat dari tahun ke tahun membuat tingkat kemacetan kota Jakarta semakin bertambah parah setiap tahunnya. Nyaris setiap hari masyarakat di Jakarta dipusingkan oleh kemacetan. Seperti artikel di [http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/11/15/kemacetan-lalu-lintas-dki-jakarta/, 15 November 2011] menyebutkan bahwa, “Rata-rata kecepatan berkendara di Jakarta saat ini berada di kisaran 15 km/jam, yang menurut standar internasional angka ini tergolong sebagai macet. Angka ini di bawah angka kecepatan berkendara di kota di dunia, seperti misalnya Tokyo. Data ini menunjukkan bahwa kondisi kemacetan di Jakarta cukup parah. Kemacetan ini disebabkan karena melonjaknya jumlah kendaraan bermotor yang ada di Jakarta. Tingginya tingkat pertumbuhan kendaraan bermotor di Jakarta ini tidak diimbangi oleh meningkatnya sarana dan prasarana lalu lintas yang memadai. Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta diperkirakan berada di kisaran 5-10% per tahun dengan motor sebagai porsi terbesar penyumbangnya. Berbanding kontras dengan pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor, pertumbuhan panjang jalan bahkan kurang dari 1% per tahunnya. Akibatnya, kendaraan bermotor semakin menumpuk di jalanan Jakarta dan kemacetan pun tidak terhindari.”.
Tingkat kemacetan yang tinggi dapat membuat orang semakin mempertimbangkan berbelanja secara online sebagai alternatif. Dengan berbelanja online maka tidak perlu berkendara menuju toko ataupun menunggu antrian yang panjang di kasir. Hal ini dapat menjadi sebuah peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan penjualan secara online.
4. Dukungan pemerintah dengan adanya undang-undang atas transaksi online yang melindungi keamanan berbelanja.
Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dengan tujuan untuk menjamin kepastian hukum dibidang informasi dan transaksi elektronik. Dengan adanya undang-undang tersebut, diharapkan pelanggan merasa lebih aman untuk melakukan transaksi secara online. Sehingga dengan begitu, jumlah pelanggan yang melakukan transaksi online akan semakin banyak dan menambah peluang bagi Jakarta Notebook untuk meningkatkan penjualannya.
5. Adanya portal pembayaran yang memudahkan pembayaran secara online. Portal pembayaran membantu menyediakan akses bagi sebuah website untuk dapat menerima pembayaran dari pelanggannya. Akses yang diberikan oleh portal pembayaran dapat berupa akses pembayaran menggunakan kartu kredit ke suatu bank atau menjadi perantara pembayaran antara suatu merchant kepada pelanggannya. Dengan adanya portal pembayaran dapat semakin mempermudah masyarakat Indonesia untuk melakukan pembayaran atas transaksi jual beli yang dilakukan melalui suatu website. Beberapa perusahaan portal pembayaran adalah Paypal, DOKU, dan Telkom Fin@Net.
Faktor-faktor yang dapat menjadi ancaman bagi PT. Jakarta Notebook adalah: 1. Semakin banyak website online retail shop di Indonesia dengan harga yang
kompetitif dan pelayanan yang lebih baik.
Peningkatan jumlah pengguna internet setiap tahunnya menjadi sebuah peluang besar bagi perusahaan untuk mengembangkan penjualan secara online. Potensi
perkembangan e-commerce di Indonesia sangat tinggi disebutkan di [http://www.detikinet.com/read/2011/07/14/161954/1681389/398/ebay-pasar-e-commerce-indonesia-sangat-potensial, 14 Agustus 2011], menyatakan bahwa “Indonesia memiliki pengguna media sosial yang kuat. Hal ini bisa menjadi faktor pendukung perkembangan e-commerce di mana komunitas media sosial bisa menjadi sarana berbagi informasi. Kemudian, penetrasi perangkat mobile khususnya ponsel sangat tinggi di Indonesia. Jual beli online via ponsel dengan memakai aplikasi mobile e-commerce pun mungkin akan memiliki banyak peminat. Hal ini tampak dengan kehadiran berbagai website e-commerce lokal maupun mancanegara yang beroperasi di sini. Masyarakat mulai banyak yang melakukan transaksi jual beli via dunia maya”. Hal tersebut menandakan bahwa banyak perusahaan lokal maupun dari mancanegara yang dapat memberikan variasi harga dan pelayanan kompetitif yang turut meramaikan persaingan e-commerce di Indonesia.
2. Masih banyak masyarakat yang belum percaya untuk melakukan transaksi secara online.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh media DailySocial.net di
[http://dsresearch.net/wp-content/uploads/2011/05/dsresearch-ecommerce-may11.pdf, 31 Mei 2011], menyebutkan bahwa dari 500 responden yang diambil untuk survey mengenai transaksi secara online, 276 responden atau 55% dari total responden belum pernah melakukan transaksi secara online. Dari 276 tersebut kembali dilakukan penelitian mengenai alasan mereka kenapa tidak melakukan transaksi secara online. Hasilnya alasan terbanyak adalah karena masih belum percaya melakukan transaksi melalui website e-commerce, masih
belum percaya kepada produk yang dibeli secara online, dan masih memilih untuk melakukan pembelian langsung atau offline. Hal ini menunjukkan masih banyak masyarakat di Indonesia yang masih ragu-ragu untuk melakukan transaksi secara online.
Gambar 3.11 Hasil penelitian DailySocial.net mengenai e-commerce Sumber : http://dsresearch.net/reports/2011/ecommerce-april/
3. Krisis ekonomi global yang dapat menaikkan harga barang.
Krisis ekonomi yang dialami oleh Amerika dan beberapa negara di Eropa dapat menjadi ancaman bagi Indonesia. Seperti di artikel di
[http://www.tribunnews.com/2011/11/22/krisis-hutang-dan-inflasi-jadi-tantangan-ekonomi-asia-2012, 22 November 2011], menyebutkan bahwa “Meskipun ekonomi Indonesia tidak terlalu terguncang krisis Eropa dan Amerika Serikat, negara dengan tingkat GDP 6,5% ini masih harus waspada. Pasalnya, meningkatnya permintaan domestik mendorong laju inflasi. Meski angka inflasi tahun ini masih berkisar di bawah 5%, di 2012, inflasi Indonesia dikhawatirkan menyentuh rasio 6,2% hingga 6,5%. Inflasi meningkat disebabkan
permintaan komoditas yang besar-besaran. Ini terjadi bila produsen tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Akibatnya, permintaan tidak sebanding dengan penawaran. Harga pun melonjak”. Jika harga melonjak maka daya beli pelanggan akan menurun yang dapat menyebabkan jumlah pembeli akan berkurang.
4. Pengembangan internet ke daerah-daerah pelosok yang tidak merata.
Internet di Indonesia sudah semakin berkembang dari tahun ke tahun. Namun perkembangan tersebut hanya di beberapa kota besar saja, sedangkan di daerah-daerah pelosok masih belum dapat merasakan atau bahkan belum mengenal internet. Jika pengembangan internet tidak merata, hal ini dapat menjadi ancaman bagi bisnis jual beli secara online karena peningkatan jumlah pesaing dapat lebih besar daripada peningkatan pengguna internet.
5. Perdagangan bebas dengan pajak impor yang semakin murah.
Perdagangan bebas yang semakin berkembang di Indonesia dapat menyebabkan pajak impor barang yang semakin murah. Sehingga menyebabkan barang-barang yang datang dari luar atau diimpor juga semakin murah karena pajak impor yang berkurang. Hal ini dapat menyebabkan website jual beli online lokal akan bertambah saingan yaitu website jual beli dari luar negeri yang dapat memberikan harga bersaing karena pajak barang impor yang murah.
Tabel 3.3 Matriks EFE PT. Jakarta Notebook
Faktor-faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat Skor
Bobot Peluang (Opportunity)
1 Bertambahnya jumlah pengguna Internet di
Indonesia 0.0766 4 0.3064
2 Lokasi sekitar toko yang semakin ramai 0.0885 3 0.2655 3 Lalu lintas Jakarta yang semakin padat dan
bertambah macet 0.0759 4 0.3036
4
Dukungan pemerintah dengan undang-undang transaksi online yang melindungi keamanan berbelanja
0.0668 3 0.2004
5 Adanya portal pembayaran yang
memudahkan pembayaran secara online 0.0394 2 0.0788
Ancaman (Threat)
1
Semakin banyak website online retail shop baru dengan harga yang lebih kompetitif dan pelayanan yang lebih baik di Indonesia
0.2563 3 0.7689
2 Masih banyak masyarakat yang belum percaya
untuk melakukan transaksi secara online 0.1824 2 0.3648 3 Krisis global yang dapat menaikkan harga
barang 0.1275 3 0.3825
4 Pengembangan internet ke daerah-daerah
pelosok masih tidak merata 0.0360 2 0.0720
5 Perdagangan bebas dengan pajak impor yang
semakin murah 0.0505 3 0.1515
Total 1.00 2.8944
Total nilai skor bobot dari Matriks EFE yang ditunjukkan pada Tabel 3.3 PT. Jakarta Notebook sebesar 2.8944, hal ini menunjukkan bahwa PT. Jakarta Notebook memiliki respon yang baik terhadap peluang dan ancaman yang ada di industrinya.