• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.6 EVALUASI GONIOSKOPI

Gonioskopi : Sudut iridokorneal terbuka

Berdasarkan Von Herrick, penilaian sudut terbagi atas: (Khurana, 2007)

- Grade 4 : Perbandingan antara celah akuos dan kornea > ½ : 1 - Grade 3 : Perbandingan antara celah akuos dan kornea ½ - ¼ : 1 - Grade 2 : Perbandingan antara celah akuos dan kornea ¼ : 1 - Grade 1 : Perbandingan antara celah akuos dan kornea <¼ : 1 - Grade 0 : Perbandingan antara celah akuos dan kornea 0 (nol)

Berdasarkan sistem Shaffer, penilaian sudut terbagi atas : (Skuta et al, 2010; Lang GK, 2000.)

- Grade 4 : Sudut antara iris dan permukaan trabekular meshwork 45°

- Grade 3 : Sudut antara iris dan permukaan trabekular meshwork > 20°, tetapi < 45°

- Grade 2 : Sudut antara iris dan permukaan trabekular meshwork 20°

- Grade 1 : Sudut antara iris dan permukaan trabekular

meshwork 10°. Kemungkinan sudut tertutup terjadi setiap waktu.

- Slit : Sudut antara iris dan permukaan trabekular meshwork <10°, sangat mungkin terjadi sudut tertutup - Grade 0 : Iris dan trabekular meshwork sudut tertutup.

2.7. Penatalaksanaan

Pengobatan terhadap glaukoma adalah dengan cara medikamentosa dan operasi.

Acetazolamide + Timolol Maleat

Acetazolamide + Latanoprost POAG

TIO 2.8 Kerangka Konsep

2.9 Hipotesis Penelitian

Bahwa pemberian acetazolamide dan latanoprost ini lebih efektif dibandingkan pemberian acetazolamide dan timolol maleat dalam menurunkan TIO pada penderita glaukoma sudut terbuka primer.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah studi kasus yang bersifat uji klinis (eksperimental) dengan desain paralel.

3.2 Pemilihan Tempat Penelitian

Penelitian dan pengambilan sampel dilakukan di poliklinik mata RSUP.H. Adam Malik Medan.

3.3 Populasi, Sampel, Besar Sampel, Dan Teknik Pengambilan Sampel.

3.3.1. Populasi

Seluruh penderita glaukoma sudut terbuka primer baik penderita baru ataupun lama yang datang berobat ke Poliklinik Mata RSUP. H.

Adam Malik Medan.

3.3.2. Sampel

Sampel penelitian adalah penderita glaukoma sudut terbuka primer yang datang berobat ke Poliklinik Mata RSUP. H. Adam Malik Medan yang memenuhi kriteria inklusi dari bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Mei 2014.

Kriteria Inklusi

Penderita dengan glaukoma sudut terbuka primer yang datang ke poli mata RSUP. H. Adam Malik Medan.

1. Umur ≥ 18 tahun

2. Tekanan Intra Okuli > 21 mmHg 3. Dijumpai kelainan glaucomatous

4. Bersedia mengikuti penelitian dengan mengisi formulir peserta penelitian.

Kriteria Eksklusi

1. Penderita Glaukoma sudut terbuka sekunder

2. Pasien dengan riwayat Diabetes Mellitus dan Hipertensi 3. Pasien dengan riwayat gangguan sistem Respiratori

4. Penderita glaukoma sudut terbuka primer yang mengikuti penelitian tetapi tidak kembali pada jadwal kontrol yang ditentukan.

3.3.3. Besar Sampel

Penentuan Besar sampel penelitian ini menggunakan rumus:

( )

Z = Deviat baku alpha. untuk α = 0,05 maka nilai baku normalnya 1,96

) 1 (β

Z = Deviat baku alpha. untuk β = 0,10 maka nilai baku normalnya 1,282

P1 = Proporsi Glukoma sudut terbuka Primer 0,02 (0,20 %) (Depkes RI. Perdami.

2003)

P2 = Perkiraan proporsi Glukoma sudut terbuka Primer ,ditetapkan sebesar

= 0,22

2

1 P

P − = Beda proporsi yang bermakna ditetapkan sebesar = 0,20

Maka sampel minimal untuk masing-masing kelompok perlakuan sebanyak 17 Penderita.

3.3.4. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel diambil dengan menggunakan cara consecutive sampling, yaitu semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek terpenuhi.

3.4. Variabel Penelitian 3.4.1. Variabel terikat adalah:

- Acetazolamide - Timolol maleat - Latanoprost

3.4.2. Variabel bebas adalah : - Tekanan Intra Okuli

3.5. Definisi Operasional

3.5.1 Glaukoma merupakan suatu kumpulan gejala yang mempunyai suatu karakteristik optik neuropati yang berhubungan dengan menyempitnya lapang pandangan. POAG dikarakteristikkan sebagai suatu yang kronik, progresif lambat, optik neuropati dengan pola karakteristik kerusakan saraf optik dan hilangnya lapang pandangan.

3.5.2. Tekanan Intra Okuli adalah tekanan bola mata yang diukur sebelum diberikan pengobatan (H-0), serta diukur kembali pada Minggu – II, Bulan - I, Bulan - II, Bulan - III, dengan menggunakan alat tonometri non kontak.

3.5.6. Karbonik anhidrase inhibitor adalah golongan obat akan memperlambat pembentukan ion-ion bicarbonate kemudian mengurangi transport sodium dan cairan, dapat menghambat carbonic anhydrase (CA) di prosessus siliaris mata. Efek ini menurunkan sekresi akuos humor sehingga menurunkan tekanan intra okuli.

3.5.7. Timolol maleat adalah golongan beta adrenergik yang berfungsi menurunkan Tekanan Intra Okuli dengan menghambat produksi cairan akuos. Timolol maleat juga dikontraindikasikan untuk pasien-pasien dengan kelainan kardiovaskular dan paru-paru, dan juga mempunyai efek pada susunan saraf pusat yang kadang-kadang berat.

3.5.8. Latanoprost (Prostaglandin analogue / F2a) efektif menurunkan Tekanan Intra Okuli pada penderita glaukoma. Mekanisme utama darikerja obat ini adalah meningkatkan aliran uveosklera dari akuos humor.

3.6. Bahan dan Alat, Prosedur Penelitian, dan Cara Penelitian 3.6.1. Bahan dan alat yang digunakan antara lain:

- Pulpen - Kertas - Senter

- Tonometri non kontak NCT 10 - Slit lamp

- Gonioskopi Three Mirror Goldmann - Oftalmoskopi direk Neitz

- acetazolamide 250 mg tablet - Timolol maleat 0,5% tetes mata - Latanoprost 0,005 % tetes mata - Formulir informed concent - Formulir pencatatan penelitian - methylcellulosa 1%.

3.6.2 Prosedur Penelitian

Penelitian dilaksanakan di RSUP. H. Adam Malik Medan. Subjek yang dimasukkan ke dalam penelitian ini adalah kasus-kasus Glaukoma sudut terbuka primer yang datang RSUP. H. Adam Malik Medan. Pertama sekali dilakukan pemeriksaan Oftalmologi, kemudian diukur tekanan intra okuli dengan menggunakan tonometri non kontak NCT 10. Apabila tekanan intra okuli > 21 mmHg, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan optik disk dengan oftalmoskop direk Neitz.

Apabila dari pemeriksaan direk oftalmoskop dijumpai tanda-tanda glaukoma seperti cupping disc ratio > 0,6; nasalisasi, temporal pallor, bayonet.

3.6.2.1 Prosedur kerja pemeriksaan tekanan intra okuli

- Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan intraokuli adalah dengan menggunakan tonometri non kontak NCT 10

- Pasien didudukkan di depan tonometri non kontak. Mata pasien melihat lurus ke depan dan ujung lensa tonometri didepan kornea pasien

- Melalui layar monitor, peneliti memegang dan mengarahkan stick tonometri, sehingga titik fokus tepat pada daerah kornea.

- Kemudian secara automatis akan didapat nilai tekanan intra okuli di layar monitor pada mata yang diperiksa. Pemeriksaan dilakukan sampai 5 (lima) kali pemeriksaan, kemudian akan didapat nilai rata-rata dari tekanan intra okuli.

3.6.2.2 Prosedur kerja pemeriksaan optik disk

- Optik disk diperiksa dengan menggunakan oftalmoskop direk merk Neitz

- Oftalmoskop direk dilakukan dalam ruangan gelap

- Pasien duduk melihat lurus ke depan, ketika pemeriksa berdiri atau duduk lebih tinggi di samping daripada mata yang akan diperiksa.

- Tangan kanan pemeriksa memegang gagang oftalmoskop dan mata kanan pemeriksa memeriksa mata kanan, begitu juga

sebaliknya tangan kiri pemeriksa memegang gagang oftalmoskop dan mata kiri pemeriksa memeriksa mata kiri pasien.

- Pemeriksaan dilakukan lebih optimal dengan memegang oftalmoskopi sedekat mungkin ke pupil pasien (kira-kira 1-2 inci).

- Titik fokus diubah dengan memakai roda lensa yang kekuatannya semakin bertambah besar. Pemeriksa dapat memilihnya dengan memutar roda tersebut di depan mata.

Lensa-lensa ini disusun berurutan dan diberi nomor sesuai kekuatannya dalam satuan dioptri.

3.6.2.3 Pemeriksaan sudut bilik mata dengan Gonioskopi - Pemeriksaan dilakukan pada ruangan yang gelap

- Pasien duduk menghadap slit lamp dengan meletakkan dahi pada headrest.

- Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan lensa Three Mirror Goldmann yang terlebih dahulu ditetesi methylcellulosa 1%.

- Pasien diinstruksikan untuk melihat ke atas untuk meletakkan tepi gonioskopi pada forniks bawah.

- Kemudian pasien melihat ke arah depan untuk pemeriksaan sudut bilik mata.

3.6.3 Cara Penelitian

Penelitian ini dilakukan kepada pasien yang telah didiagnosa dengan glaukoma sudut terbuka primer dan dibagi atas 2(dua) kelompok, yang terdiri atas Kelompok I dan Kelompok II, yang sebelumnya telah mendapat penjelasan mengenai cara pemeriksaan dan tujuan penelitian serta menjalani pemeriksaan diantaranya:

- Pemeriksaan oftalmologi.

- Pemeriksaan Tekanan Intra Okuli.

- Pemeriksaan diskus optikus.

- Pemeriksaan sudut bilik mata depan.

Kemudian kepada masing-masing kelompok diatas akan mendapatkan pemberian terapi yang berbeda;

- Pada Kelompok I akan diberikan terapi berupa acetazolamide tablet 3x250 mg, timolol maleat 0,5% tetes mata 2x1 tetes per hari - Pada Kelompok II akan diberikan terapi berupa acetazolamide tablet

3x250 mg, dan latanoprost 0,005% tetes mata 1x1 tetes per hari - Pencatatan data awal peserta penelitian pada saat pemeriksaan

(H-0), kemudian dievaluasi pada Minggu II, Bulan I, Bulan II, dan Bulan III. Kemudian data diolah, serta dianalisa secara statistik sebagai hasil penelitian.

3.6.3.1 Pencatatan dan pengumpulan data sekunder.

3.6.3.1.1. Identitas dan Demografi

Pada saat pasien datang ke poliklinik dilakukan pencatatan identitas secara lengkap yaitu:

- Nama :

- Umur :

- Jenis kelamin : - Nomor rekam medis : - Alamat :

- Suku :

- Riwayat Penyakit Terdahulu :

- Riwayat tindakan operasi pada mata sebelumnya : 3.6.3.1.2. Keadaan klinis

Setelah identitas selesai, dilanjutkan pemeriksaan sebagai berikut, diantaranya:

- Pemeriksan oftalmologi

- Pemeriksaan tekanan intra okuli dengan tonometri non kontak apabila tekanan intra okuli > 21 mmHg

- Pemeriksaan optik disk dengan menggunakan oftalmoskop direk merk Neitz

Pasien datang ke 3.7. Alur Penelitian

3.8 Jadwal Penelitian

1. Untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian dan disajikan dalam bentuk tabulasi dan di deskripsikan

2. Untuk membandingkan Tekanan Intra Okuli awal (sebelum diberi terapi obat) antara kelompok yang diberikan obat acetazolamide dan timolol maleat (kelompok I) dengan kelompok yang diberikan obat acetazolamide dan latanoprost (kelompok II), digunakan uji T-Independent jika data kedua kelompok berdistribusi normal; jika tidak, digunakan uji Mean Whitney.

3. Untuk melihat perubahan Tekanan Intra Okuli antara kelompok yang diberikan obat acetazolamide dan timolol maleat (kelompok I) dengan kelompok yang diberikan obat acetazolamide dan latanoprost (kelompok II), pada pengukuran awal (H-0), Minggu – II, Bulan I, Bulan II, dan Bulan III, digunakan uji Anova one way jika variabel sama; jika tidak, digunakan uji Kruskel Wallis.

4. Untuk membandingkan Tekanan Intra Okuli pada Minggu – II, Bulan I, Bulan II, dan Bulan III, antara kelompok yang diberikan obat

acetazolamide dan timolol maleat (kelompok I) dengan kelompok yang diberikan obat acetazolamide dan latanoprost (kelompok II), digunakan uji T-Independent jika data kedua variabel berdistribusi normal; jika tidak, digunakan uji Mean Whitney.

5. Taraf signifikasi (α) = 5%

3.10 Personalia Penelitian

Peneliti : Ronnie Juliandri

3.11 Pertimbangan Etika

Usulan penelitian ini terlebih dahulu disetujui oleh rapat bagian ilmu kesehatan mata FK-USU/ RSUP. H. Adam Malik Medan.

Penelitian ini kemudian diajukan untuk disetujui oleh rapat komite etika PPKRM Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3.12 Biaya Penelitian

Biaya penelitian ditanggung oleh peneliti sendiri.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di RSUP. H. Adam Malik Medan pada bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Mei 2014. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah pasien Glaukoma sudut terbuka primer yang datang RSUP.H.Adam Malik Medan dengan jumlah total 34 subjek penelitian yang dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu kelompok I adalah kelompok subjek penelitian dengan pemberian obat acetazolamide 250mg danTimolol maleat sebanyak 17 pasien, dan kelompok II adalah kelompok subjek penelitian dengan pemberian obat acetazolamide dan Latanoprost sebanyak 17 pasien.

4.1 Data Umum Subjek Penelitian 4.1.1 Jenis Kelamin

Tabel 4.1.1.1 Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin Jenis

kelamin

N %

Pria Wanita

14 20

41,2 58,8

Total 34 100.0

Dari tabel 4.1.1.1 didapatkan distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin terbanyak dijumpai pada wanita dengan jumlah 20 subjek penelitian (58,8 %), dan pada pria dengan jumlah 14 subjek penelitian (41,2%).

4.1.2 Umur

Tabel 4.1.2.1 Distribusi subjek penelitian berdasarkan kelompok umur Umur

Dari tabel 4.1.2.1 didapatkan distribusi subjek penelitian berdasarkan kelompok umur terbanyak dijumpai pada kelompok usia antara 50-59 tahun dengan jumlah 13 subjek penelitian (38,2%)

4.1.3 Pekerjaan

Tabel 4.1.3.1 Distribusi subjek penelitian berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan N %

Dari tabel 4.1.3.1 didapatkan distribusi subjek penelitian berdasarkan Pekerjaan, terbanyak dijumpai pada kelompok PNS dengan jumlah 15 subjek penelitian (44,1%)

4.1.4 Suku

Tabel 4.1.4.1 Distribusi subjek penelitian berdasarkan Suku

Suku N %

Batak Jawa Melayu

Aceh Nias Minang

17 3 5 5 1 3

50,1 8,8 14,7 14,7 2,9 8,8

Total 34 100.0

Dari tabel 4.1.4.1 didapatkan distribusi subjek penelitian berdasarkan suku, terbanyak dijumpai pada Kelompok suku Batak dengan jumlah 17 subjek penelitian (50,1%)

4.1.5 Ketajaman Penglihatan (Visus)

Tabel 4.1.5.1 Distribusi subjek penelitian berdasarkan ketajaman penglihatan (Visus)

Dari tabel 4.1.5.1 didapatkan distribusi subjek penelitian berdasarkan ketajaman Penglihatan (Visus), terbanyak dijumpai pada mata kiri dengan visus 5/5-5/16 dengan jumlah 14 mata (41,2%).

4.1.6 Cup Disc Ratio (CDR)

Tabel 4.1.6.1 Distribusi subjek penelitian berdasarkan CDR

C D R

Dari tabel 4.1.6.1 didapatkan distribusi subjek penelitian berdasarkan CDR, terbanyak dijumpai pada mata kanan dengan CDR 0,7-0,8 dengan jumlah 15 mata (44,1%), dan pada mata kiri dengan CDR 0,5-0,6 dengan jumlah 16 mata (47,0)

4.1.7 Lateralisasi

Tabel 4.1.7.1 Distribusi subjek penelitian berdasarkan lateralisasi

Lateralisasi N %

Dari tabel 4.1.7.1 didapatkan distribusi subjek penelitian berdasarkan lateralisasi, terbanyak dijumpai pada bilateral dengan jumlah 21 subjek penelitian (61,8%).

4.1.8 Tekanan Intra Okuli (TIO)

4.1.8.1 Tabel distribusi subjek penelitian kelompok I (acetazolamide 250mg danTimolol maleat) berdasarkan Tekanan Intra Okuli (TIO) pada H-0

TIO

Dari tabel 4.1.8.1 didapatkan distribusi subjek penelitian kelompok I (acetazolamide 250mg dan Timolol Maleat) berdasarkan TIO pada H-0, unilateral terbanyak pada mata kanan dengan jumlah 2 (5,9%),yaitu TIO antara 22-25 mmHg, dan pada mata kiri dengan jumlah 2 (5,9%), yaitu TIO antara 22-25 mmHg, sedangkan bilateral terbanyak pada mata kanan dengan jumlah 7 (20,6%), yaitu TIO antara 22-25 mmHg, dan pada mata kiri dengan jumlah 8 (23,5%), yaitu TIO antara 22-25 mmHg.

Tabel 4.1.8.2. Tabel distribusi subjek penelitian kelompok I (acetazolamide 250mg danTimolol maleat) berdasarkan Tekanan Intra Okuli (TIO) pada Minggu II

Dari tabel 4.1.8.2 didapatkan distribusi subjek penelitian kelompok I (acetazolamide 250mg dan Timolol Maleat) berdasarkan Tekanan Intra Okuli (TIO) pada Minggu II, unilateral terbanyak pada mata kanan dengan jumlah 2 (5,9%),yaitu TIO antara 16-21 mmHg, dan pada mata kiri dengan jumlah 3 (8,8%), yaitu TIO antara 16-21 mmHg, sedangkan bilateral terbanyak pada mata kanan dengan jumlah 8 (23,5%), yaitu TIO antara 16-21 mmHg, dan pada mata kiri dengan jumlah 11 (32,4%), yaitu TIO antara 16-21 mmHg.

Tabel 4.1.8.3. Tabel distribusi subjek penelitian kelompok I (acetazolamide 250mg danTimolol maleat) berdasarkan Tekanan Intra Okuli (TIO) pada Bulan I

Dari tabel 4.1.8.3 didapatkan distribusi subjek penelitian kelompok I (acetazolamide 250mg dan Timolol Maleat) berdasarkan Tekanan Intra Okuli (TIO) pada Bulan I, unilateral terbanyak pada mata kanan dengan jumlah 3 (8,8%), yaitu TIO antara 16-21 mmHg, dan pada mata kiri dengan jumlah 2 (5,9%), yaitu TIO antara 10-15 mmHg, sedangkan bilateral terbanyak pada mata kanan dengan jumlah 10 (29,4%), yaitu TIO antara 16-21 mmHg, dan pada mata kiri dengan jumlah 8 (23,5%), yaitu TIO antara 16-21 mmHg.

Tabel 4.1.8.4. Tabel distribusi subjek penelitian kelompok I (acetazolamide 250mg danTimolol maleat) berdasarkan Tekanan Intra Okuli (TIO) pada Bulan II

Dari tabel 4.1.8.4 didapatkan distribusi subjek penelitian kelompok I (acetazolamide 250mg dan Timolol Maleat) berdasarkan Tekanan Intra Okuli (TIO) pada Bulan II, unilateral terbanyak pada mata kanan dengan jumlah 2 (5,9%), yaitu TIO antara 16-21 mmHg, dan pada mata kiri dengan jumlah 3 (8,8%), yaitu TIO antara 16-21 mmHg, sedangkan bilateral terbanyak pada mata kanan dengan jumlah 11 (32,4%), yaitu TIO antara 16-21 mmHg, pada mata kiri dengan jumlah 12 (35,3%), yaitu TIO antara 16-21 mmHg.

Tabel 4.1.8.5. Tabel distribusi subjek penelitian kelompok I (acetazolamide 250mg danTimolol maleat) berdasarkan Tekanan Intra Okuli (TIO) pada Bulan III

Dari tabel 4.1.8.5 didapatkan distribusi subjek penelitian kelompok I (acetazolamide 250mg dan Timolol Maleat) berdasarkan Tekanan Intra Okuli (TIO) pada Bulan II, unilateral terbanyak pada mata kanan dengan jumlah 3 (8,8%), yaitu TIO antara 16-21 mmHg, dan pada mata kiri dengan jumlah 3 (8,8%), yaitu TIO antara 16-21 mmHg, sedangkan bilateral terbanyak pada mata kanan dengan jumlah 10 (29,4%), yaitu TIO antara 16-21 mmHg, dan pada mata kiri dengan jumlah 12 (35,3%), yaitu TIO antara 16-21 mmHg.

Tabel 4.1.8.6. Tabel distribusi subjek penelitian kelompok II (acetazolamide 250mg dan Latanoprost) berdasarkan Tekanan Intra Okuli (TIO) pada H-0

TIO

Dari tabel 4.1.8.6 didapatkan distribusi subjek penelitian kelompok II (acetazolamide 250mg dan Latanoprost) berdasarkan Tekanan Intra Okuli (TIO) pada H-0, unilateral terbanyak pada mata kiri dengan jumlah 5 (14,7%), yaitu TIO antara 22-25 mmHg, sedangkan bilateral terbanyak pada mata kanan dengan jumlah 6 (17,6%), yaitu TIO antara 26-29 mmHg, dan pada mata kiri dengan jumlah 11 (32,4%), yaitu TIO antara 22-25 mmHg.

Tabel 4.1.8.7. Tabel distribusi subjek penelitian kelompok II (acetazolamide 250mg dan Latanoprost) berdasarkan Tekanan Intra Okuli (TIO) pada Minggu II

Dari tabel 4.1.8.7 didapatkan distribusi subjek penelitian kelompok II (acetazolamide 250mg dan Latanoprost) berdasarkan Tekanan Intra Okuli (TIO) pada Minggu II, unilateral terbanyak pada mata kiri dengan jumlah 4 (11,8%), yaitu TIO antara 16-21 mmHg, sedangkan bilateral terbanyak pada mata kanan dengan jumlah 7 (20,6%), yaitu TIO antara 16-21 mmHg,dan pada mata kiri dengan jumlah 11 (32,4%), yaitu TIO antara 16-21 mmHg.

Tabel 4.1.8.8. Tabel distribusi subjek penelitian kelompok II (acetazolamide 250mg dan Latanoprost) berdasarkan Tekanan Intra Okuli (TIO) pada Bulan I

TIO

Dari tabel 4.1.8.8 didapatkan distribusi subjek penelitian kelompok II (acetazolamide 250mg dan Latanoprost) berdasarkan Tekanan Intra Okuli (TIO) pada Bulan I, unilateral terbanyak pada mata kiri dengan jumlah 4 (11,8%), yaitu TIO antara 10-15 mmHg, sedangkan bilateral terbanyak pada mata kanan dengan jumlah 7 (20,6%), yaitu TIO antara 10-15 mmHg,dan pada mata kiri dengan jumlah 10 (29,4%), yaitu TIO antara 10-15 mmHg.

Tabel 4.1.8.9. Tabel distribusi subjek penelitian kelompok II (acetazolamide 250mg dan Latanoprost) berdasarkan Tekanan Intra Okuli (TIO) pada Bulan II

Dari tabel 4.1.8.9 didapatkan distribusi subjek penelitian kelompok II (acetazolamide 250mg dan Latanoprost) berdasarkan Tekanan Intra Okuli (TIO) pada Bulan II, unilateral terbanyak pada mata kiri dengan jumlah 5 (14,7%), yaitu TIO antara 10-15 mmHg, sedangkan bilateral terbanyak pada mata kanan dengan jumlah 9 (26,5%), yaitu TIO antara 10-15 mmHg,dan pada mata kiri dengan jumlah 12 (35,3%), yaitu TIO antara 10-15 mmHg.

Tabel 4.1.8.10. Tabel distribusi subjek penelitian kelompok II (acetazolamide 250mg dan Latanoprost) berdasarkan Tekanan Intra Okuli (TIO) pada Bulan III

Dari tabel 4.1.8.10 didapatkan distribusi subjek penelitian kelompok II (acetazolamide 250mg dan Latanoprost) berdasarkan Tekanan Intra Okuli (TIO) pada Bulan III, unilateral terbanyak pada mata kiri dengan jumlah 6 (17,6%), yaitu TIO antara 10-15 mmHg, sedangkan bilateral terbanyak pada mata kanan dengan jumlah 10 (29,4%), yaitu TIO antara 10-15 mmHg,dan pada mata kiri dengan jumlah 15 (44,1%), yaitu TIO antara 10-15 mmHg.

4.2. Perbandingan pemberian obat antara obat kelompok I (acetazolamide 250mg dan Timolol Maleat) dengan obat Kelompok II (acetazolamide 250mg dan Latanoprost)

Tabel 4.2. 1. Mata Kanan (OD)

Obat Kelompok I Obat Kelompok II

Waktu N X ± SD N X ± SD

Pada tabel 4.2.1 berdasarkan uji Anova (p=0,009)*, pemberian obat pada obat kelompok I (acetazolamide 250mg dan Timolol Maleat), hasilnya signifikan pada mata kanan. Dan pemberian obat pada Kelompok II (acetazolamide 250mg dan Latanoprost) berdasarkan uji Anova (p=0,0001)*, hasilnya signifikan pada mata kanan.

Tabel 4.2.2 Mata Kiri (OS)

Obat Kelompok I Obat Kelompok II

Waktu N X ± SD N X ± SD

Pada tabel 4.2.2 berdasarkan uji Anova (p=0,003)*, pemberian obat pada obat kelompok I (acetazolamide 250mg dan Timolol Maleat), hasilnya signifikan pada mata kiri. Dan pemberian obat pada Kelompok II (acetazolamide 250mg dan Latanoprost) berdasarkan uji Anova (p=0,0001)*, hasilnya signifikan pada mata kiri.

4.3 Perbandingan penurunan TIO antara pemberian acetazolamide dan timolol maleat dengan pemberian acetazolamide dan latanoprost

Tabel 4.3.1

Pada tabel 4.3.1 berdasarkan uji Anova (p=0,011)* dan (p=0,003)*, perbandingan penurunan TIO antara pemberian acetazolamide dan timolol maleat dengan pemberian acetazolamide dan latanoprost, hasilnya signifikan terutama pada bulan III.

4.4. Persentase penurunan TIO pada pemberian acetazolamide dan timolol maleat serta penurunan TIO pada pemberian acetazolamide dan latanoprost.

Pada tabel 4.4.1 didapati persentase penurunan TIO pada pemberian acetazolamide dan timolol maleat antara 24.23% (H-0 – MII) sampai dengan 34.79% (H-0 – B III).

Pada tabel 4.4.2 didapati persentase penurunan TIO pada pemberian acetazolamide dan Latanoprost antara 35.68% (H-0 – MII) sampai dengan 48.54% (H-0 – B III).

BAB V DISKUSI

Dari tabel 4.1.1.1 didapatkan distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin terbanyak dijumpai pada wanita dengan jumlah 20 subjek penelitian (58,8 %), dan pada pria dengan jumlah 14 subjek penelitian (41,2%). Hal ini sesuai dengan literatur dari Canadian Glaucoma Study mendapatkan bahwa perempuan lebih beresiko mengalami memburuknya lapang pandang dengan hazard ratio sebesar 1,94. Peneliti studi ini menyatakan penyebab belum diketahui dengan pasti, mungkin terkait dengan genetik maupun lingkungan. Mungkin juga terkait dengan hormon estrogen, karena terdapat penelitian bahwa menopause dini berhubungan dengan kejadian glaukoma.(Canadian, et al., 2008 in Ismandari, F., 2010.)

Dari tabel 4.1.2.1 didapatkan distribusi subjek penelitian berdasarkan kelompok umur terbanyak dijumpai pada kelompok usia antara 50-59 tahun dengan jumlah 13 subjek penelitian (38,2%). Hal ini sesuai dengan Weingeist, TA., et al., 2001.) dimana angka kejadian meningkat sesuai umur.

Dari tabel 4.1.3.1 didapatkan distribusi subjek penelitian berdasarkan pekerjaan, terbanyak dijumpai pada kelompok PNS dengan jumlah 15 subjek penelitian (44,1%). Dari penelitian ini dijumpai variasi penderita glaukoma dari pekerjaan yang berobat ke poli mata Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, dan yang terbanyak adalah PNS.

Dari tabel 4.1.4.1 didapatkan distribusi subjek penelitian berdasarkan suku, terbanyak dijumpai pada Kelompok suku Batak dengan jumlah 17 subjek penelitian (50,1%). Dari penelitian ini dijumpai variasi penderita

glaukoma dari berbagai suku yang berobat ke poli mata Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, dan yang terbanyak adalah suku Batak.

Dari tabel 4.1.5.1 didapatkan distribusi subjek penelitian berdasarkan ketajaman Penglihatan (Visus), terbanyak dijumpai pada mata kiri dengan visus 5/5-5/16 dengan jumlah 14 mata (41,2%).

Dari tabel 4.1.6.1 didapatkan distribusi subjek penelitian berdasarkan cup disc ratio (CDR), terbanyak dijumpai pada mata kanan dengan CDR 0,7-0,8 dengan jumlah 15 mata (44,1%), dan pada mata kiri dengan CDR 0,5-0,6 dengan jumlah 16 mata (47,0%).

Dari tabel 4.1.7.1 didapatkan distribusi subjek penelitian berdasarkan lateralisasi, terbanyak dijumpai pada bilateral dengan jumlah 21 subjek penelitian (61,8%)

Dari tabel 4.1.8.1 didapatkan distribusi subjek penelitian kelompok I (acetazolamide 250mg dan Timolol Maleat) berdasarkan TIO pada H-0, unilateral terbanyak pada mata kanan dengan jumlah 2 (5,9%), yaitu TIO antara 22-25 mmHg, dan pada mata kiri dengan jumlah 2 (5,9%), yaitu TIO antara 22-25 mmHg, sedangkan bilateral terbanyak pada mata kanan dengan jumlah 7 (20,6%), yaitu TIO antara 22-25 mmHg, dan pada mata kiri dengan jumlah 8 (23,5%), yaitu TIO antara 22-25 mmHg.

Dari tabel 4.1.8.2 didapatkan distribusi subjek penelitian kelompok I (acetazolamide 250mg dan Timolol Maleat) berdasarkan TIO pada Minggu II, unilateral terbanyak pada mata kanan dengan jumlah 2 (5,9%),yaitu TIO antara 16-21 mmHg, dan pada mata kiri dengan jumlah 3 (8,8%), yaitu TIO antara 16-21 mmHg, sedangkan bilateral terbanyak pada mata kanan dengan

jumlah 8 (23,5%), yaitu TIO antara 16-21 mmHg, dan pada mata kiri dengan jumlah 11 (32,4%), yaitu TIO antara 16-21 mmHg.

Dari tabel 4.1.8.3 didapatkan distribusi subjek penelitian kelompok I (acetazolamide 250mg dan Timolol Maleat) berdasarkan TIO pada Bulan I, unilateral terbanyak pada mata kanan dengan jumlah 3 (8,8%), yaitu TIO antara 16-21 mmHg, dan pada mata kiri dengan jumlah 2 (5,9%), yaitu TIO antara 10-15 mmHg, sedangkan bilateral terbanyak pada mata kanan dengan jumlah 10 (29,4%), yaitu TIO antara 16-21 mmHg, dan pada mata kiri dengan jumlah 8 (23,5%), yaitu TIO antara 16-21 mmHg.

Dari tabel 4.1.8.4 didapatkan distribusi subjek penelitian kelompok I (acetazolamide 250mg dan Timolol Maleat) berdasarkan TIO pada Bulan II, unilateral terbanyak pada mata kanan dengan jumlah 2 (5,9%), yaitu TIO antara 16-21 mmHg, dan pada mata kiri dengan jumlah 3 (8,8%), yaitu TIO

Dari tabel 4.1.8.4 didapatkan distribusi subjek penelitian kelompok I (acetazolamide 250mg dan Timolol Maleat) berdasarkan TIO pada Bulan II, unilateral terbanyak pada mata kanan dengan jumlah 2 (5,9%), yaitu TIO antara 16-21 mmHg, dan pada mata kiri dengan jumlah 3 (8,8%), yaitu TIO

Dokumen terkait