RINGKASAN MATERI
6. EVALUASI INVESTASI Dengan Metode Net Present value (NPV)
Konsep ekivalensi nilai uang terhadap waktu, pada dasarnya menunjukkan suatu logika yang dapat digunakan untuk menyatakan bahwa, pada tingkat suku bunga tertentu keadaan aliran dana suatu rencana investasi akan mempunyai nilai ekivalensi pada saat tertentu atau suatu nilai serial (uniform) tertentu.
Berangkat dari konsep ini, diturunkan beberapa metode pembandingan yang digunakan untuk mengevaluasi beberapa rencana investasi tersebut, sehingga dapat dipilih rencana investasi terbaik diantara alternatif yang tersedia.
Dalam pembahasan materi pada bagian ini diuraikan metode pembandingan dengan analisis nilai saat ini (Present Worth analysis).
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa mahasiswa mampu menggunakan dan menerapkan konsep dan analisa ekonomi dalam evaluasi usulan investasi.
Mahasiswa mampu menganalisis investasi berdasarkan analisis nilai saat ini (Net Present Value - NPV).
Kegiatan perkuliahan dilaksanakan dengan skenario sebagai berikut:
TUJUAN INSTUKSIONAL KHUSUS
SKENARIO PEMBELAJARAN
1……… … 2……… …PENDAHULUAN
1. Penjelasan tentang peta konsep (tunjukkan di peta konsep dimana posisi materi yang akan di bahas), pokok bahasan , dan kompetensi yang akan dicapai (TIU dan TIK).
2. Ringkasan materi disampaikan dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. 3. Evaluasi pencapaian.
Analisis investasi dengan metode nilai sekarang (Present Wort Analysis) didasarkan pada konsep ekivalensi, di mana semua arus kas masuk dan arus kas keluar diperhitungkan terhadap titik waktu sekarang pada suatu tingkat suku bunga tertentu atau tingkat pengembalian minimum yang diinginkan (minimum attractive rate of
return-MARR).
Analisis NPV digunakan untuk menentukan nilai ekivalen pada saat ini dari aliran dana di masa datang dari suatu proyeksi rencana investasi. Sehingga apabila aliran dana di masa datang dapat diperkirakan maka dengan tingkat suku bunga yang dipilih dapat dihitung nilai saat ini dari rencana investasi tersebut.
Pada analisis NPV, horison perencanaan atau periode penelaahan sangat penting diperhatikan karena sangat berpengaruh bagi ketepatan penggunaan metode ini. Berkenaan dengan periode penelaahan ini, dapat dikemukakan bahwa terdapat tiga kemungkinan situasi yang berbeda:
1. Masing-masing rencana investasi yang akan diperbandingkan memiliki umur ekonomis yang sama.
2. Masing-masing rencana investasi yang akan diperbandingkan memiliki umur ekonomis yang berbeda.
3. Rencana investasi memiliki periode pemakaian yang tak terbatas (n = tak berhingga).
Analisis dilakukan dengan menghitung Net Present Value (NPV) dari masing-masing alternatif. NPV diperoleh dengan menggunakan persamaan:
NPV = Present Worth Pendapatan - Present Worth pengeluaran NPV = PWpendapatan–PWpengeluaran.
Kelayakan dari suatu investasi dapat diperoleh dari nilai NPV-nya. Untuk alternatif tunggal (Single alternative) dikatakan layak ekonomis jika NPV >= 0. Sementara untuk situasinya lebih dari satu alternatif investasi (Multiple alternatives), maka NPV terbesar merupakan alternatif terbaik . Sedangkan dalam kondisi dimana alternatif yang ada bersifat independent, maka dipilih alternatif yang memiliki nilai NPV >= 0
1. Jika umur ekonomis ( usia pakai) masing-masing alternatif sama. • Hitung NPV dari masing-masing alternatif.
• Bandingkan masing-masing alternatif.
2. Jika umur ekonomis (usia pakai) masing-masing alternatif tidak sama.
Metode analisis dilakukan dengan proses penyamaan umur alternatif (periode analisis):
• Metode penyamaan umur dengan angka Kelipatan Persekutuan Terkecil. • Metode penyamaan umur dengan usia pakai alternatif terpanjang. • Metode penyamaan umur dengan suatu periode analisis yang ditetapkan 3. Jika umur ekonomis (usia pakai) dianggap tak terbatas.
• Metode Analisis dengan periode n tak berhingga. Dasar analisis:
Analisis nilai sekarang didasarkan pada konsep ekuivalensi dengan tingkat pengembalian minimum yang diinginkan (MARR).
Fixed Output (Tujuan/manfaat/output lainnya yang akan dicapai tetap) Minimize Present worth dari cost atau input lainnya (PWC).
Input dan output tidak tetap (Baik Cost/input lainnya maupun benefit/output lainnya tidak tetap) Maximize Net present worth (PWB – PWC).
Contoh 6-1 (usia pakai sama)
Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk memilih dari 2 jenis alat mekanik yang dapat menekan biaya operasionalnya. Harga kedua jenis alat tersebut sama $1000,- dengan usia pakai 5 tahun tanpa nilai sisa. Alat jenis A dapat memberikan penghematan biaya $300 setiap tahun. Sedangkan alat jenis B akan memberikan penghematan biaya $400 pada tahun pertama, dan menurun $50 setiap tahun berikutnya. Dengan suku bunga 7% per tahun alat mana yang dipilih?
Penyelesaian: Alat-A NPV = $300 (P/A, 7%, 5) – $1000 = $300(4,100) – $1000 = $230. Alat-B NPV = $400 (P/A, 7%, 5) - $50 (P/G,7%,5) – $1000 = $400(4,100) – $50 (7,647) - $1000 = $257,650.
NPV Alat B lebih besar d/p NPV Alat A rekomendasi pilih Alat-B Contoh 6-2(usia pakai berbeda)
Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan tahunannya. Dua alternatif mesin ditawarkan kepada perusahaan:
• Mesin-X dengan usia pakai 8 tahun, harga beli 2,5 juta rupiah, keuntungan per tahun 750.000 rupiah, nilai sisa di akhir usia pakai 1 juta rupiah.
• Mesin-Y dengan usia pakai 16 tahun, harga beli 3,5 juta rupiah,, keuntungan 900.000 rupiah per tahun, nilai sisa di akhir usia pakai 1,5 juta rupiah.
Dengan tingkat suku bunga 15% per tahun, tentukan mesin yang seharusnya dibeli? Penyelesaian:
Periode analisis harus disamakan 16 tahun Mesin-X NPVX = 750.000(P/A,15%,16) + 1.000.000(P/F,15%,8) + 1.000.000(P/F,15%,16) – 2.500.000 – 2.500.000 (P/F,15%,8) . = 750.000(5,95423) + 1.000.000(0,3269) + 1.000.000(0,10686) – 2.500.000 – 2.500.000(0,3269) . = 1.582.182,5 Mesin-Y NPVY = 900.000(P/A,15%,16) + 1.500.000(P/F,15%,16) – 3.500.000 = 900.000(5,95423) + 1.500.000(0,10686) – 3.500.000 = 2.019.097
Jadi NPV Mesin-Y lebih besar d/p NPV Mesin-X pilih Mesin-Y Contoh 6-3 (usia pakai tak berhingga)
pemasangan pipa sebesar Rp 8 milyar, dan harus diperbaharui setiap 70 tahun. Bila tingkat suku bunga adalah 7%, berapa besar biaya kapitalisasi dari proyek tersebut? Penyelesaian:
• Perhitungan NPV dengan metode Capitalized Worth (Nilai Modal). - Bila biaya saja yang diperhitungkan Capitalized Cost. • Capitalized Worth (CW): sejumlah uang yang harus dimiliki saat ini. • CW =PWntakhingga= A(1/i) = A/i
Biaya pemasangan sistem kedua sebesar Rp 8 Milyar pada akhir tahun ke 70 mempunyai nilai ekivalensi tahunan dari tahun ke 1 sampai tahun 70 sebesar:
A = Rp 8 milyar (A/F,7%,70). = Rp 8 milyar (0,00062) = Rp
4.960.000,-Biaya pemasangan sistem ketiga sebesar Rp 8 Milyar pada akhir tahun ke 140 mempunyai nilai ekivalensi tahunan dari tahun ke 71 sampai tahun 140 sebesar:
A = Rp 8 milyar (A/F,7%,70). = Rp 8 milyar (0,00062) = Rp
Demikian pula untuk sistem ke 4,5,6, dan seterusnya ekivalen sebesar Rp 4.960.000,-per tahun selama setiap 70 tahun. Dengan demikian 8 milyar yang berturut-turut setiap 70 tahun diganti dengan 8 milyar pertama pada saat sekarang, sedangkan 8 milyar yang kedua dan seterusnya ekivalen dengan Rp 4.960.000 setiap tahun untuk waktu yang tidak terbatas.
Biaya kapitalisasi => CC = P = 8 milyar + A/i
Cara lain untuk memecahkan persoalan diatas dengan penentuan nilai ekivalensi
tahunan dan biaya pemasangan 8 milyar pada tahun ke 0 untuk 70 tahun pertama yaitu sebesar:
A = Rp 8 milyar (A/P,7%,70). = Rp 8 milyar (0,0706) = Rp
564.000.000,-Demikian juga menentukan ekivalensi tahunan selama 70 tahun untuk 8 milyar pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya diekivalenkan dengan A = Rp 564.000.000,-setiap tahun untuk waktu yang tak terbatas.
Kapitalisasi diperoleh sebesar: P = A/i = Rp 564.000.000,-/ 0,07 = Rp 8,07 Milyar.
1. Suatu agen pembelian sedang mempertimbang kan pembeliaan beberapa peralatan baru. Dua pabrik yang berbeda memberikan penawaran sbb: Pabrik-A menawarkan harga $1500,- dengan usia pakai 5 tahun serta nilai sisa $200. Pabrik-B menawarkan harga $1600,- dengan usia pakai 5 tahun serta nilai sisa $325,-. Kedua produk pabrik tersebut diharapkan dapat memberikan tingkat performansi yang diinginkan. Dengan tingkat suku bunga 7% serta biaya pemeliharaan yang sama, alat produksi pabrik mana yang layak dipilih?
2. Sebuah Perusahaan sedang mempertimbangkan dua alternatif untuk membeli mesin baru. Alternatif pertama memerlukan biaya investasi sebesar $2000; serta dapat menghasilkan keuntungan $450 setiap tahun selama 6 tahun dengan nilai sisa $100. Alternatif kedua diperlukan biaya investasi $3000; dengan keuntungan yang akan didapat sebesar $600 per tahun selama 6 tahun dengan nilai sisa $700. Alternatif mana yang harus dipilih bila tingkat suku bunga 8% per tahun?
3. Sebuah kontraktor sedang mempertimbangkan untuk membeli sebuah alat yang diperkirakan akan diperlukan dalam penanganan proyek-proyeknya selama 10 tahun mendatang. Kepada kontraktor tersebut telah masuk tiga buah penawaran alat dengan merek yang berbeda. Tentukan alat mana yang harus dibeli jika digunakan tingkat suku bunga 18% per tahun dan data masuk dari perusahaan yang menawarkan seperti berikut:
• Alat-A: investasi awal 50 juta rupiah, biaya pemeliharaan 2,5 juta rupiah pd tahun pertama dan tahun selanjutnya biaya akan meningkat 10% dari tahun pertama. Biaya operasional tahunan sebesar 5 juta rupiah, usia pakai 5 tahun serta nilai sisa diakhir usia pakai sebesar 10 juta rupiah.
• Alat-B: investasi awal 100 juta rupiah, biaya pemeliharaan 5 juta rupiah pd tahun pertama dan tahun selanjutnya biaya akan meningkat 10% dari tahun pertama. Biaya operasional tahunan sebesar 10 juta rupiah, usia pakai 10 tahun serta nilai sisa diakhir usia pakai sebesar 20 juta rupiah.
• Alat-C: investasi awal 150 juta rupiah, biaya pemeliharaan 7,5 juta rupiah pd tahun pertama dan tahun selanjutnya biaya akan meningkat 10% dari tahun pertama. Biaya operasional tahunan sebesar 15 juta rupiah, usia pakai 15 tahun serta nilai sisa diakhir usia pakai sebesar 30 juta rupiah (penurunan 8 juta rupiah per tahun) 4. Sebuah kontraktor sedang mempertimbangkan untuk membeli sebuah tower
crane guna menunjang pelaksanaan proyek selama 20 tahun. Dua alternatif yang ditawarkan memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Merek A: harga 500 juta rupiah, usia pakai 10 tahun, biaya operasional/tahun 36 juta rupiah, biaya pemeliharaan/tahun 5 juta rupiah pada lima tahun pertama, berikutnya meningkat 10% setiap tahunnya; nilai sisa 70 juta rupiah.
Merek B: harga 700 juta rupiah, usia pakai 12 tahun, biaya operasional/tahun 32 juta rupiah, biaya pemeliharaan/tahun 4 juta rupiah pada delapan tahun pertama, berikutnya meningkat 12% setiap tahunnya; nilai sisa 100 juta rupiah.
Catatan: Merek A mengalami penyusutan harga 8,6% secara merata setiap tahunnya. Merek B mengalami penyusutan harga sebesar 50 juta rupiah secara merata setiap tahunnya.
Jika capital opportunity cost = 10% dan digunakan asumsi bahwa 20 tahun kedepan tidak ada perubahan harga, tentukan alternatif yang paling menguntungkan?
5. Bandingkan dua rencana proyek pemerintah berumur abadi menggunakan i= 10%, lalu tentukan rencana yang dipilih.
• Rencana A membutuhkan investasi awal sebesar 150 miliar rupiah.Dari jumlah tersebut 75 Milyar digunakan untuk tanah dan 75 milyar lagi digunakan untuk bangunan yang memerlukan pengulangan dengan jumlah setiap 30 tahun tanpa nilai sisa. Pengeluaran tahunan diperkirakan 10 milyar rupiah untuk 10 tahun pertama dan 7 milyar rupiah untuk tahun tahun berikutnya.
• Rencana B membutuhkan investasi awal sebesar 250 miliar rupiah.Dari jumlah tersebut 130 Milyar rupiah digunakan untuk tanah dan 120 milyar lagi digunakan untuk bangunan yang memerlukan pengulangan dengan jumlah tersebut setiap 50 tahun dengan nilai sisa sebesar 30 milyar rupiah. Pengeluaran tahunan diperkirakan 4 milyar rupiah setiap tahunnya.
• Sullivan, Wicks, Luxhoj, “Engineering Economy”, 12th Edition, Pearson Education, Inc., 2003, New Jersey, USA - Chapter 4
• DeGarmo, Sullivan, Bontadelli, Wicks, ” Ekonomi Teknik”, Edisi kesepuluh Bahasa Indonesia, PT Prenhallindo, 1999, Jakarta Bab 4.
• Newnan, Donald G., “Engineering Economic Analysis”, Engineering Press,Inc., 1992, California, USA Grant, Ireson, Leavenworth, “Principles of Engineering Economy”, John Wiley&Sons, 1990, Singapore Chapter 5.