• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 PEMBAHASAN

4.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan tahap integral pada proses keperawatan yang kurang dapat ditambahkan dan apabila mendapat kasus baru dan mampu diselesaikan dengan baik, maka hal itu disebut sebagai keberhasilan atau temuan sebagai penelitian. Evaluasi bisa dimulai dari pengumpulan data, apakah masih perlu direvisi untuk menentukan, apakah informasi yang telah dikumpulkan sudah mencukupi, dan apakah perilaku yang diobservasi sudah sesuai. Diagnose juga perlu dievaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya. Tujuan dari intervensi dan evaluasi adalah untuk menentukan apakah tujuan tersebut dapat dicapai secara

efektif. Metode dan sumber data evaluasi meliputi observasi, memeriksa laporan atau dokumentasi keperawatan, wawancara atau angket, dan latihan stimulasi atau redemonstrasi.

2.5 Kerangka Masalah

Gambar 2.6 Kerangka Masalah Partum Sectio Caesarea

Insisi sayatan dibawah abdomen

Faktor risiko:

1.Usia

2.Plasenta previa 3.Panggul sempit 4.Pre-eklamsia 5.Rupture uteri 6.Disfungsi uterus 7.Obstructed labor 8.Partus lama 9.Disporsi

sefalo-pelvik

Gambaran klinis:

1.Kehilangan darah selama prosedur pembedahan 600-800 ml

2.Urin jernih dan pucat 3.Abdomen lunak dan tidak

ada distensi 4.Bising usus tidak ada 5.Ketidaknyamanan untuk

menghadapi situasi baru 6.Balutan abdomen tampak

sedikit noda

Nyeri Akut

Asuhan keperawatan pada pasien post partum sectio caesarea dengan:

Pengkajian dengan post partum sectio

caesarea

Diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan

Intervensi keperawatan:

1.Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.

2.Mengidentifikasi skala nyeri

3.Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri 4. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri 5. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri

7. Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri 8. Menjelaskan strategi meredakan nyeri

9. Mengajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Implementasi dilakukan berdasarkan intervensi keperawatan

Evaluasi dapat dilihat melalui nyeri akut menurun, skala dan durasi berkurang

3.1.1.1 Identitas Kepala Keluarga 1. Kepala Keluarga (KK):Tn. N

2. Usia : 52 tahun

3. Alamat : Desa Ranuklindungan RT.05 RW.01 4. Pekerjaan KK : Wiraswasta

5. Pendidikan KK : SLTA 6. Komposisi keluarga :

3.1 Tabel Komposisi Anggota Keluarga No Nama J

K Hub

dengan KK

Umur Pendi

dikan Status Imunisasi

BC G

Polio D PT

Hepatitis Campak Ket

1. Ny. S P Istri 45th Sehat

2. Sdr.

U P Anak 20th Sehat

3. By. D L Anak 4hari Sehat

8. Genogram

Keluarga dari Tn.N Keluarga dari Ny.S

Tn.N (52th) Ny.S (45th)

By.D (4 hari) Sdr.U (20th)

Gambar 3.1 Genogram

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

: Kawin

: Tinggal serumah

X X X

SC

9.Tipe Keluarga

Klien mengatakan mempunyai keluarga inti (nuclear family), yaitu terdiri dari suami (Tn.N), dua anak (Sdr.U) dan (By.D) yang tinggal dalam satu rumah.

10. Suku bangsa

Klien mengatakan berasal dari suku Jawa Indonesia semenjak dari orang tua, ditandai dengan sering mengonsumsi obat-obatan jamu.

11. Agama

Klien mengatakan anggota keluarga menganut agama islam dan klien selalu mengajarkan anak-anaknya untuk taat kepada Allah SWT dan sholat 5 waktu.

12. Status sosial ekonomi keluarga

Jumlah pendapatan perbulan: klien mengatakan jumlah pendapatan tidak menentu, namun jika dibulatkan biasanya berjumlah Rp.2.300.000

Sumber pendapatan perbulan: klien mengatakan mempunyai usaha kecil selep tepung dan bumbu dan usaha sampingan rental mobil.

Jumlah pengeluaran perbulan: klien mengatakan tergantung dengan kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah anak, sedangkan untuk hari biasa biasanya Rp.750.000 per bulan.

13. Aktivitas rekreasi keluarga: klien mengatakan kegiatan keluarga biasanya menonton televisi dan setiap 1 bulan sekali keluarga rekreasi ke tempat wisata terdekat.

3.1.2 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 3.1.2.1 Tahap perkembangan keluarga saat ini : Klien

3.1.2.2 Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:

Klien mengatakan masih dalam tahap pemulihan nyeri akibat post partum caesarea.

3.1.2.3 Riwayat kesehatan keluarga inti

Klien mengatakan bahwa dirinya mengalami nyeri pada abdomen pasca dilakukan operasi caesarea dan sampai saat ini belum bisa melakukan tindakan untuk mengurangi nyeri.

3.1.2.4 Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Klien mengatakan anggota keluarga pernah menderita penyakit typus selama 2 minggu dan pergi ke puskesmas untuk periksa namun tidak opname.

3.1.3 Data lingkungan 3.1.3.1 Karakteristik rumah

Klien mengatakan mempunyai tempat tinggal luas 18 meter x 11 meter, milik sendiri, terdapat 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, WC, ruang bersama, dapur, mushola dan taman. Sirkulasi rumah cukup, keluarga menggunakan WC dan limbah dibuang ke septik tank. Tersedia tempat sampah untuk limbah rumah tangga, lingkungan rumah cukup bersih, jauh dari jalan raya dan pabrik.

3.1.3.2 Denah

Gambar 3.2 Denah rumah 18m x 11m Ruang keluarga Taman

Kamar tidur utama

Mushola Dapur

Kamar tidur 2 Ruang

tamu

Toilet

3.1.3.3 Ventilasi dan pencahayaan

Klien mengatakan memiliki jendela yang selalu dibuka di ruang tamu, kamar tidur, toilet dan disetiap ruangan juga difasilitasi penerangan dan pencahayaan yang cukup.

3.1.3.4 Sumber air

Klien mengatakan sumber air keluarga menggunakan PDAM untuk mandi, masak, minum, dan mencuci.

3.1.3.5 Jamban

Klien mengatakan menggunakan WC dan septik tank untuk pembuangan limbah.

3.1.3.6 Lingkungan sekitar rumah

Klien mengatakan lingkungan sekitar rumah sedikit kotor karena dekat dengan sungai dan dekat dengan tempat pembuangan sampah.

3.1.3.7 Pembuangan sampah

Klien mengatakan membuang sampah ditempat pembuangan sampah dekat sungai.

3.1.3.8 Sarana transportasi

Klien mengatakan keluarga bepergian menggunakan sepeda motor 3.1.3.9 Karakteristik tetangga dan komunitasnya

Klien mengatakan tinggal dipedesaan, tetangga yang ada disekitar rumah semuanya ramah dan saling tolong-menolong satu samalain. Warga sekitar khususnya ibu-ibu memiliki kebiasaan pengajian rutin di musholah setiap hari jum’at didekat rumah dan selalu mengadakan kerja bakti membersihkan lingkungan sebulan sekali.

3.1.3.10 Mobilitas geografis keluarga

Klien mengatakan sudah menempati rumah itu sejak anak pertama berusia 8 bulan sampai sekarang. Karena sebelumnya tinggal di luar negeri untuk bekerja dan keluarga Tn.N masih banyak yang tinggal berdekatan dalam satu desa.

3.1.3.11 Perkumpulan keluarga dan interaksi dalam masyarakat

Klien mengatakan bahwa dirinya mengikuti kegiatan PKK seminggu sekali.

3.1.3.12 Sistem pendukung keluarga

Klien mengatakan semua anggota keluarga dalam kondisi sehat dan antar anggota keluarga saling menyayangi dan membantu satu sama lain. Klien memiliki fasilitas: televisi, kulkas, sumber air bersih, motor, gadget, dan memiliki akses BPJS mandiri untuk membantu biaya pengobatan.

3.1.4 Struktur keluarga 3.1.4.1 Struktur peran

Klien memiliki peran sebagai ibu rumah tangga.

3.1.4.2 Nilai atau norma keluarga

Klien mengatakan agama islam, mematuhi nurma yang berlaku dimasyarakat dan adat istiadat orang Jawa, sangat mematuhi peraturan yang ada dirumah, contoh: seperti anak perempuannya tidak boleh pulang larut malam dan dibatasi sampai jam 8 malam. Apabila anggota keluarga sakit, keluarga mempercayai bahwa ini adalah cobaan yang Allah berikan agar keluarga dapat lebih kuat.

3.1.4.3 Pola komunikasi keluarga

Klien mengatakan dalam kesehariannya berkomunikasi secara langsung atau tidak langsung serta menggunakan bahasa jawa krama dan dalam keadaan emosi masih berusaha masih menggunakan bahasa yang positif.

3.1.4.4Struktur kekuatan keluarga

Klien mengatakan orang yang dekat dengan klien adalah suami (Tn.N).

3.1.5 Fungsi keluarga 3.1.5.1 Fungsi ekonomi

Klien mengatakan keluarga mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan dari pendapatan yang diperoleh setiap bulan, namun keluarga kurang mampu menyisihkan pendapatannya untuk keperluan yang tidak terduga. Keluarga kurang memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, seperti apotik dan puskesmas.

3.1.5.2 Fungsi mendapatkan status social

Klien mengatakan keluarga harus selalu memberikan pendidikan agar suatu saat nanti dapat menjadi panutan dan dianggap sebagai status dilingkungan, baik itu diperoleh dari pemberian ataupun dari usaha sendiri.

3.1.5.3 Fungsi pendidikan

Klien mengatakan keluarga menjadi media pembelajaran yang pertama karena pada dasarnya semuanya diawali dengan mencontoh kebiasaan orang terdekat yakni keluarga. Keluarga juga bisa menjadi jasa pendidikan informal selain pendidikan formal dibangku sekolahan.

3.1.5.4 Fungsi sosialisasi

Klien mengatakan interaksi dengan anggota keluarga terjalin baik, masing-masing anggota keluarga masih memperhatikan dan menerapkan etika sopan santun dalam berperilaku dan keluarga selalu mengajarkan pada anak cara menghargai orang yang lebih tua, contoh seperti cara memanggil kakak, paman, bibi, tante, dan teman sebayanya baik di lingkungan tempat tinggal atau di sekolah.

3.1.5.5 Fungsi pemenuhan kesehatan

Klien mengatakan cukup mengetahui mengenai penyakit, namun pengetahuan mengenai penanganan jika sakit masih kurang. Terbukti Ny.S saat nyeri abdomen muncul hanya di diamkan dan ditahan saja.

3.1.5.6 Fungsi religious

Klien mengatakan fungsi keagamaan adalah untuk memperkokoh hubungan sosial yang seimbang dengan mengamalkan ajaran islam untuk mengajarkan anak-anaknya selalu bersikap sopan kepada orang tua.

3.1.5.7 Fungsi rekreasi

Klien mengatakan keluarga berusaha untuk menjadikan anggota keluarganya menjadi periang dan ceria dalam kebersamaan walaupun dalam waktu singkat.

3.1.5.8 Fungsi reproduksi

Klien mengatakan jumlah anak yang dimiliki ada 2 anak yaitu 1 perempuan dan 1 laki-laki dan keluarga sebenarnya hanya berencana mempunyai 1 anak saja dan menggunakan metode program KB alami pil.

Kemudian klien mengalami hal yang tidak terduga dikarenakan hamil 3

bulan anak kedua yang sekarang sudah melahirkan bayi dan sudah berumur 4 hari.

3.1.5.9 Fungsi afeksi

Klien mengatakan selalu menyayangi dan perhatian kepada anak-anaknya, selalu mendukung dan mengarahkan segala sesuatu yang dilakukan oleh anaknya selama dalam batas kewajaran dan tidak melanggar nurma dan sopan santun.

3.1.6 Stress dan koping keluarga

3.1.6.1 Stressor jangka pendek dan panjang

Stressor jangka panjang: klien mengatakan memikirkan biaya untuk melanjutkan sekolah dan kuliah anak-anaknya.

Stressor jangka pendek: klien cemas jika nyeri pada perutnya akibat post sectio caesarea kambuh dan menghambat kegiatan sehari – hari.

3.1.6.2 Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

Untuk stress jangka panjang, klien mengatakan bahwa berusaha untuk mencukupi kebutuhan biaya sekolah dan kuliah dengan bekerja keras.

Sedangkan untuk stress jangka pendek, klien mengatakan bahwa keluarga mengonsumsi obat di warung, kadang-kadang membuat ramuan sendiri dan jarang pergi ke puskesmas.

3.1.6.3 Strategi koping yang digunakan

Strategi koping yang digunakan klien baik dan jika ada permasalahan, klien berusaha untuk selalu menyelesaikan masalah dengan bermusyawarah.

3.1.6.4 Strategi adaptasi disfungsional

Klien mengatakan tidak pernah menggunakan kekerasan serta perlakuan kejam kepada anak ataupun istrinya ataupun memberikan ancaman-ancaman dalam menyelesaikan masalah.

3.1.7 Pemeriksaan Kesehatan Anggota Keluarga

Tabel 3.2 Pemeriksaan Kesehatan Anggota Keluarga Jenis

Pemeriksaan Tn.N Ny.S Sdr .U By.D

Riwayat penyakit saat ini

Tidak ada Post partum

section caesarea hari ke 4

Tidak ada Tidak ada

Keluhan yang

dirasakan Tidak ada

keluhan Nyeripada bagian abdomen bawah tengah

(suprapublik) dan skala nyeri 7.

Tidak ada

keluhan Tidak ada

keluhan

Tanda dan

gejala Tidak ada tanda

dan gejala Tampak meringis dan focus pada diri sendiri dan bersikap

protektif.

Tidak ada

keluhan Tidak ada

keluhan

Riwayat penyakit sebelumnya

Typhus

abdominalis Tidak ada riwayat penyakit

sebelumnya

Tidak ada

riwayat penyakit sebelumnya

Tidak ada

riwayat penyakit sebelumnya

TTV TD : 100/80

mmHgRR : 22x / menit N : 84x / menit S : 36 C

TD : 120/90 mmHgRR : 20x / menit N : 118x / menit S : 36,3 C

TD: 90/80

mmHgRR : 21x / menit

N : 85x / menit S: 36,5 C

TD:

-RR: 20x/ menit N: 87 x / menit S: 36,4 C

Kepala dan

leher Bentuk kepala

simetris, kulit kepala bersih, ada uban, tidak berbau, wajah simetris,

konjungtiva tidak anemis.Bentuk hidung simetris, tidak ada lesi.

Telinga simetris, ketajaman pendengaran baik, mukosa bibir lembab, gigi bersih, tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid.

Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih, tidak ada uban, tidak berbau, wajah simetris, konjungtiva tidak anemis. Bentuk hidung simetris, tidak ada lesi.

Telingasimetris, ketajaman pendengaran baik, mukosa bibir lembab, gigi bersih, tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid.

Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih, tidak ada uban, tidak berbau, wajah simetris, konjungtiva tidak anemis.

Bentuk hidung simetris, tidak ada lesi. Telinga simetris, ketajaman pendengaran baik, mukosa bibir lembab, gigi bersih,

tidak ada

pembesaran kelenjar limfe dan tiroid

Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih, tidak berbau, wajah simetris, konjungtiva tidak anemis.

Bentuk hidung simetris, tidak

ada lesi.

Telinga simetris, ketajaman pendengaran baik, mukosa bibir lembab,

tidak ada

pembesaran kelenjar limfe dan tiroid Integument

kulit Mukosa kulit

lembab.

Tidak ada luka

Mukosa kulit

lembab. Mukosa kulit

lembab.

Tidak ada luka

Mukosa kulit lembab.

Tidak ada luka

Thorax Inspeksi: tidak menggunakan

otot bantu

pernapasan, pola napas regular.

Palpasi: dada simetris, tidak ada krepitasi.

Perkusi: bunyi ketukan

bergaung.

Auskultasi: suara nafas bronchial.

Inspeksi: tidak menggunakan

otot bantu

pernapasan, pola napas regular.

Palpasi: dada simetris, tidak ada krepitasi.

Perkusi: bunyi ketukan

bergaung.

Auskultasi: suara nafas bronchial.

Inspeksi: tidak menggunakan otot bantu pernapasan, pola napas regular.

Palpasi: dada simetris, tidak ada krepitasi.

Perkusi: bunyi ketukan

bergaung.

Auskultasi:

suara nafas bronchial.

Inspeksi: tidak menggunakan otot bantu pernapasan, pola napas regular.

Palpasi: dada simetris, tidak ada krepitasi.

Perkusi: bunyi ketukan

bergaung.

Auskultasi:

suara nafas bronchial.

Abdomen Bising usus

14x/menit, tidak ada benjolan, tidak ada luka.

Bising usus 16x/menit, tidak ada benjolan, ada luka bagian abdomen bawah tengah

(suprapublik), panjang luka ±10 cm, luka bersih.

Bising usus 15/menit, tidak ada benjolan, tidak ada luka.

Bising usus 11x/menit,

tidak ada

benjolan, tidak ada luka.

Ekstremitas

atas dan

bawah

Dapat

menggerakkan tangan dan kaki dengan baik,

tidak ada

kelainan pada ekstremitas atas dan bawah.

5 55 5

Klien tampak melakukan gerakan seminimal mungkin, klien baru melakukan mobilisasi gerakan tangan dan kaki.

5 55 5

Dapat

menggerakkan tangan dan kaki dengan baik,

tidak ada

kelainan pada ekstremitas atas dan bawah.

5 55 5

Dapat

menggerakkan tangan dan kaki dengan baik,

tidak ada

kelainan pada ekstremitas atas dan bawah.

4 55 5

3.1.8 Harapan keluarga

Klien berharap agar keluarganya selalu sehat wal ‘afiat dan klien berharap agarnyeri pada perut akibat post sectio caesarea cepat sembuh agar bisa kembali beraktifitas seperti biasanya.

Tabel 3.4 diagnosa Keperawatan No. Kode Diagnosa Keperawatan

1.2. D.0077

D.0054 1. Nyeri akut b.d agen injuri fisik (pembedahan) 2. Gangguan mobilitas fisik b.d (trauma) nyeri

3.4 Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga

Tabel 3.6 Skoring Diagnosa Keperawatan Nyeri Akut

No. Kriteria Skala Bobot Skoring Alasan atau Pembenaran 1. Sifat masalah:

Tidak / kurang sehat 3 1 3/3 x 1 = 3/3 Klien merasakan nyeri pada abdomen yang menyebabkan aktivitas lainnya terganggu.

2. Kemungkinan masalah dapat diubah:

Sebagian

2 2 2/2 x2 = 1 Pendidikan klien adalah

SLTA sehingga

memudahkan untuk

menerima informasi dan edukasi.

3. Potensial masalah untuk dicegah:

Tinggi

3 1 3/3x1 = 3/3 Dalam keadaan nyeri yang dirasakan, Ny.S masih harus mengurus dan merawat bayinya sehingga potensi untuk mencegah masalah resiko terhambat.

4. Menonjolnya masalah:

Berat harus segera ditangani

2 1 2/2x1= 1 Klien merasakan nyeri

abdomen skala 7 sehingga klien harus mampu dan bersedia melakukan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri.

Total: 4

No. Kriteria Skala Bobot Skoring Alasan atau Pembenaran

Tabel 3.7 Skoring Diagnosa Keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik 1. Sifat masalah:

Keadaan sejahtera 1 1 1/3 x 1 = 1/3 Keadaan tersebut akan berkurang apabila nyeri yang dirasakan klien berkurang.

2. Kemungkinan masalah dapat diubah:

Mudah

2 2 2/2 x2 = 1 Pendidikan klien adalah SLTA sehingga memudahkan untuk menerima informasi dan edukasi.

3. Potensial masalah untuk dicegah : Rendah

1 1 1/3x1 = 3/3 Keluarga mempunyai kesibukan yang cukup, namun keluarga memiliki antusias tinggi untuk membantu merawat klien agar cepat membaik.

4. Menonjolnya masalah:

Ada masalah, tapi tidak harus segera ditangani

1 1 1/1x1 = 1 Masalah dirasakan ditandai

dengan pasien ingin mengurangi nyeri dan ingin melakukan mobilisasi dan beraktivitas kembali.

Total: 3,3

3.5 Intervensi Keperawatan

Tabel 3.5 Intervensi Keperawatan

TGL. NO. DIAGNOSA

KEPERAWATAN SLKI SIKI TT

01-02-2021 1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen injuri fisik (pembedahan)

Setelah dilakukan kunjungan 3x24 jam diharapkan nyeri berkurang.

Luaran Utama 1.Tingkat Nyeri

1)Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat.

2)Keluhan nyeri menurun.

3)Ekspresi meringis atau grimace berubah menjadi tidak grimace.

4)Skala nyeri menurun dari 4 menjadi Luaran Tambahan0

1. Kontrol Gejala 2. Kontrol Nyeri

Intervensi Utama Manajemen Nyeri Observasi

1.Identifikasi lokasi, karakteristik,durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.

2.Identifikasi skala nyeri.

3.Identifikasi respon nyeri non verbal.

4.Identifikasi yang memperberat dan memperingan nyeri.

5.Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri.

Terapeutik

6.Berikan teknik nonfarmakologis unrtuk mengurangi rasa nyeri kompres hangat dan relaksasi napas dalam.

Edukasi

7.Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.

8.Anjurkan teknik nonfamakologis untuk mengurangi rasa nyeri.

9.Edukasi dan penyuluhan perawatan tali pusat

01-02-2021 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan

(trauma)nyeri

Setelah dilakukan kunjungan 3x24 jam diharapkan gangguan mobilitas fisik berkurang, meliputi :

Luaran Utama 1.Mobilitas Fisik

1)Pergerakan ekstremitas meningkat.

2)Kekuatan otot meningkat, dari yang lemah menjadi lebih kuat.

Luaran Tambahan 1. Fungsi Sensori.

2. Toleransi Aktivitas.

Intervensi Utama Dukungan mobilisasi Observasi

1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya.

2. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan.

3. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi.

Terapeutik

4. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis.

Pagar dan tempat tidur).

5. Fasilitasi melakukan mobilitas fisik, jika perlu.

6. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam melakukan pergerakan.

Edukasi

7. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi.

8. Anjurkan melakukan mobilisasi dini.

9. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harusdilakukan (mis. Berjalan dari tempat tidur ke kursi roda, berjalandari tempat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai toleransi).

Tabel 3.8 Implementasi

NO. TGL./JAM NO.

KEPDX. TINDAKAN TT

1. 01-02-2021 08.00 wib 08.15 wib

08.35 wib

08.40 wib

08.43 wib

08.48 wib

08.55 wib

09.15 wib

09.30 wib 09.45 wib

1

1. Membina hubungan saling percaya pada klien

2. Menjelaskan kontrak waktu dan tujuan pertemuan.

Respon: Klien dan keluarga memperhatikan dan menyetujui kontrak.

3. Menanyakan nyeri yang dirasakan klien termasuk lokasi, karakteristik, durasi frekuensi dan kualitas nyeri.

Respon: klien menjawab pertanyaan yang diberikan.

4. Melihat reaksi nonverbal klien terhadap nyeri.

Respon: klien memberikan reaksi.

5. Mengidentifikasi hal-hal yang memperberat dan memperingan nyeri.

Respon: klien menjawab pertanyaan yang diberikan

6. Mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang nyeri.

Respon: klien menjawab pertanyaan yang diberikan

7. Memberikan terapi nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.

Respon: klien memperhatikan penjelasan yang diberikan.

8. Memberi tahu tentang nyeri dan faktor pendukungnya apa saja.

Respon: klien memperhatikan penjelasan yang diberikan.

9. Mengobservasi nyeri yang dirasakan klien.

10. Memberikan edukasi merawat tali pusat

2 09.40 wib

09.50 wib

10.50 wib

2 1. Membantu klien menemukan keluhan nyeri dan keluhan fisik lainnya.

2. Mengidentifikasi kekuatan atau kelemahan dan memberikan informasi mengenai pemulihan.

3. Mengkaji pengetahuan pasien dan keluarga tentang gangguan mobilitas fisik.

Respon: klien mendengarkan dan menjawab pertanyaan yang diberikan.

10.00 wib

10.15 wib

10.25 wib 10.40 wib

4. Membantu dalam peningkatan aktifitas dengan alat bantu dan benda sekitar.

Respon: klien memperhatikan penejelasan yang diberikan

5. Memberikan pemahaman mengenai manfaat tindakan yang didahulukan.

Respon: klien dan keluarga mendengarkan penjelasan

6. Mengajak keluarga untuk mengawasi mobilisasi yang dilakukan klien.

7. Mengobservasi tanda-tanda vital.

3 02-02-2021

08.00 wib

08.15 wib

08.35 wib

08.40 wib

08.43 wib

08.48 w

ib

1 1. Melihat reaksi nonverbal klien terhadap nyeri.

Respon: klien memberikan reaksi.

2. Mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang nyeri.

Respon: klien menjawab pertanyaan yang diberikan

3. Mengevaluasi terapi nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.

Respon: klien memperhatikan penjelasan yang diberikan.

4. Memberi tahu tentang nyeri dan faktor pendukungnya apa saja.

Respon: klien memperhatikan penjelasan yang diberikan.

5. Mengobservasi nyeri yang dirasakan klien.

6. Mengidentifikasi kekuatan atau kelemahan dan memberikan informasi mengenai pemulihan.

4 08.55 wib

09.10 I

b

2 1. Mengevaluasi pengetahuan pasien dan keluarga tentang gangguan mobilitas fisik. Respon: klien mendengarkan dan menjawab pertanyaan yang diberikan.

2. Mengevaluasi peningkatan aktifitas dengan alat bantu dan benda sekitar.

Respon: klien dapat

mendemonstrasikan aktifitas dengan alat bantu dengan baik.

5 03-03-2021

08.00 wib 08.15 wib

08.35 wib

08.40 wib

1 1. Melihat reaksi nonverbal klien terhadap nyeri.

Respon: klien memberikan reaksi.

2. Mengevaluasi tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang nyeri.

Respon: klien menjawab pertanyaan yang diberikan

3. Mengevaluasi terapi nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.

Respon: klien memperhatikan penjelasan yang diberikan.

4. Mengevaluasi nyeri yang dirasakan klien.

6 08.43 wib 2 1. Mengevaluasi peningkatan aktifitas dengan alat bantu dan benda sekitar.

Respon: klien dapat

mendemonstrasikan aktifitas dengan alat bantu dengan baik.

3.9 Evaluasi

Tabel 3.9 Evaluasi

No Diagnosa

Keperawatan Tanggal

01-02-2021 Tanggal

01-02-2021 Tanggal

01-02-2021 1 Nyeri akut b.d

agen injuri fisik

(pembedahan)

S:1. klien mengatakan nyeri abdomen post partum section caesarea hari ke 2. klien mengatakan skala nyeri 64

(sedang)

O:1. klien tampak meringis

2. klien berfokus pada diri sendiri 3.klien tampak protektif

4.P: luka operasi / trauma pembedahan sectio caesarea

Q: nyeri seperti berdenyut-denyut R: luka operasi post SC klien

berada di abdomen (perut bawah tengah)

T: timbul

5. Tampak panjang luka jahitan SC

±10 cm

6. Tanda-tandavital:

TD: 120/90 mmHg RR: 20x / menit N: 118x / menit A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan (1,2,3,4,5,6,7,8)

S:1.klien mengatakan nyeri pada post partum section caesarea berkurang.

2.klien mengatakan skala nyeri 4 O:1.klien sedikit tampak meringis

2.klien mulai sedikit focus 3.klien tampak minimal protektif 4.P: luka operasi / trauma

pembedahan sectio caesare Q: nyeri seperti berdenyut-denyut R: luka operasi klien berada di

abdomen (perut bawah tengah) T: jarangtimbul

5.Masih tampak panjang luka jahitan SC ±10 cm

6.Tanda-tandavital : TD: 120/80 mmHg RR: 21x / menit N: 94x / menit A: Masalah belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan (2,3,6,8)

S :1.klien mengatakan nyeri pada abdomen post partum section caesarea hilang.

2.klien mengatakan skala nyeri 3 (ringan) O:1.klien tidak tampak meringis

2.klien tidak berfokus pada dirinya sendiri 3.klien tidak bersifat protektif

4.P: luka operasi / trauma pembedahan sectio caesare

Q: Nyeri seperti berdenyut-denyut R: luka operasi klien berada di abdomen (perut bawah tengah)

T: hilangtimbul

5.Masih tampak panjang luka jahitan SC

±10 cm

6. Tanda-tandavital : TD: 110/90 mmHg RR: 20x / menit N: 85x / menit A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan (2,6,8)

2 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan (trauma) nyeri

S :

-Pasien mengatakan takut untuk bergerak karena nyeri

-Pasien mengatakan aktivitas diatas tempat tidur dibantu oleh suami dan keluarga

O :-Pasien tampak melakukan gerakan seminal mungkin

-Pasien baru melakukan mobilisasi berupa gerakan kaki dan tangan A :Masalah teratasi sebagian

P :Intervensi dilanjutkan (1,4,5,6,7,8,9) S :

-Pasien mengatakan sedikit takut untuk bergerak karena nyeri -Pasien mengatakan aktivitas diatas

tempat tidur sudah sedikit dibantu oleh suami dan keluarga

O :-Pasien tampak melakukan beberapa gerakan.

-Pasien beberapa kali melakukan mobilisasi berupa gerakan kaki dan tangan

A :Masalah teratasi sebagian P :Intervensi dilanjutkan (4,5,6)

S :

-Pasien mengatakan sedikit takut untuk bergerak karena nyeri

-Pasien mengatakan aktivitas diatas tempat tidur sudah sedikit dibantu oleh suami dan keluarga

O :-Pasien tampak melakukan beberapa gerakan.

-Pasien beberapa kali melakukan mobilisasi berupa gerakan kaki dan tangan

A :Masalah teratasi sebagian P :Intervensi dilanjutkan (4)

Dokumen terkait