• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi konteks dilakukan pada aspek kurikulum dan lingkungan pembelajaran.

a.Kurikulum atau Silabus

Berdasarkan data yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam pembuatan silabus di TK Bethany School sebagai persiapan pembelajaran adalah dalam pembuatan satuan kegiatan mingguan (SKM), kemudian dari SKM dijabarkan dalam satuan kegiatan harian (SKH) dimana di dalamnya termasuk rencana pengelolaan kelas dan penilaian. Penyusunan berdasarkan program tahunan/semester yang dikembangkan kepala sekolah berdasarkan standar minimal dari Permendiknas No.58 Tahun 2009. Hasil data tersebut sejalan dengan hasil penelitian Fauziyyah, dkk (2008) yaitu seorang guru sebelum melakukan proses pembelajaran harus membuat pemetaan, silabus, program tahunan, program semester, program mingguan dan program harian yang didalammya sudah terencana mengenai tujuan, bahan ajar, waktu, media, strategi, dan bagaimana mengevaluasinya, termasuk bagaimana apabila tujuan tidak tercapai.

Hal tersebut juga berarti bahwa kurikulum atau silabus yang dikembangkan TK Bethany School telah sesuai dengan yang dijelaskan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah (2012) bahwa silabus TK berisi: 1) seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan

pembelajaran berupa: Perencanaan Semester, Rencana Kegiatan Mingguan (RKM), Rencana Kegiatan Harian (RKH); 2) Rencana pengelolaan kelas berupa: rencana penataan lingkungan pembelajaran, rencana kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir; 3) Rencana penilaian berupa: rencana bentuk dan teknik penilaian yang akan digunakan.

Dari paparan diatas bisa dikatakan bahwa guru dalam persiapan pengajaran telah melaksanakan tugasnya. Persiapan tersebut sangat berguna dalam pelaksanaan atau penerapan kurikulum dalam pembelajaran. Nantinya guru mampu memberikan pengajaran yang terstruktur dan jelas terarah tujuannya sehingga anak bisa mendapat dan membangun pengetahuan sesuai dengan perkembangan usia mereka.

Dalam pembuatan dan pengembangan materi maupun kegiatan di dalam silabus, guru berusaha untuk menyesuaikan dengan kebutuhan jaman dan anak. Kebutuhan jaman dalam arti mengenalkan anak pada materi-materi yang harus bisa dikuasai saat memasuki sekolah dasar, seperti pengenalan membaca, menulis, dan berhitung atau matematika. Guru berusaha memberikan bahan ajar yang sesuai dengan anak terlihat dari beragamnya sumber yang dipakai dan adanya penyesuaian yang dibutuhkan. Perbedaan kemampuan diatasi dengan free learning yaitu bimbingan individual untuk anak yang belum mencapai tujuan pembelajaran terutama untuk perkembangan akademik. Selain itu cara penyampaian materi atau konsep juga direncanakan dengan cara dan situasi menyenangkan sehingga tidak membuat anak tertekan. Kepala sekolah

pun berperan dalam memeriksa kesesuaian materi

maupun metode yang akan digunakan dalam

pelaksanaan silabus dikelas. Sehingga apa yang disampaikan di kelas benar-benar dalam dunia anak- anak.

Dari data terlihat seperti para guru menekankan pengenalan perkembangan kognitif dan bahasa kepada peserta didik di dalam kurikulum mempunyai porsi lebih dibanding dengan perkembangan lainnya. Bisa saja hal itu terjadi, seperti apa yang dinyatakan Morrison (2012) bahwa TK sedang dalam tahap perubahan dari program yang berfokus pada perkembangan sosial dan emosi menjadi TK yang menekankan nilai akademis, terutama kemampuan baca tulis dini, matematika dan ilmu pengetahuan yang menyiapkan anak untuk berpikir dan memecahkan masalah. Namun, berdasar data itu pula, dapat dikatakan kurikulum TK Bethany School tetap direncanakan dengan pendekatan bermain. Masih sesuai dengan pendapat Morrison (2012) yang mengatakan bahwa semua pengalaman belajar di TK, pertama-tama harus didekati dengan mempertimbangkan kemampuan dan keinginan anak untuk bermain saat belajar. Sejalan dengan itu pula, Maryatun (2011) menuliskan bahwa kegiatan yang dilakukan di PAUD harus diusahakan sebagai kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan bermakna menanamkan konsep tertentu.

Apa yang dilaksanakan guru juga seiring dengan pernyataan Dick dan Carey (dalam Purwastuti dan Efianingrum, 2010) bahwa ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bahan ajar. Diantaranya adalah (1) memperhatikan motivasi belajar yang

diinginkan, (2) menyesuaikan materi yang diberikan, (3) mengikuti suatu urutan yang benar dan (4) berisikan informasi yang dibutuhkan.

Dari beberapa data tersebut diatas diperoleh keterangan bahwa silabus atau kurikulum yang dilakukan di TK Bethany School ini dipersiapkan untuk tidak menimbulkan beban bagi anak meskipun tujuan maupun isinya direncanakan mengikuti perkembangan atau tuntutan pendidikan yang ada. Hal tersebut sangat penting agar anak tidak kehilangan minat belajarnya namun tidak juga mengurangi hak mereka untuk bermain dan mempunyai aktivitas yang menyenangkan namun tetap terarah pada suatu pencapaian perkembangan.

Maka, kurikulum atau silabus di TK Bethany School sebagai aspek konteks merupakan dukungan yang baik bagi pelaksanaan kurikulumnya. Hal ini karena tujuan yang akan dicapai telah direncanakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak. Hal tersebut bisa dilihat dari kurikulum telah dibuat sebelum pembelajaran dilaksanakan, mengikuti kebutuhan anak yaitu menguasai kemampuan calistung namun tetap diusahakan untuk disampaikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan yaitu pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.

b.Lingkungan Pembelajaran

Dalam hal lingkungan pembelajaran TK Bethany School sudah bisa dikatakan menyenangkan, nyaman, menarik dan aman. Tetapi, sekolah ini tidak mempunyai

halaman outdoor. Sehingga guru tidak bisa menyiapkan setting kegiatan pembelajaran termasuk bermain di luar ruangan. Sebagai gantinya, sekolah merencanakan kegiatan field trip berdasarkan tema pembelajaran. Meskipun demikian kegiatan ini belum dilaksanakan maksimal. Sebenarnya, apabila di lihat dari pendapat para guru dan juga fungsi pendidikan menurut Sujiono (2009) mempunyai halaman luar atau berkegiatan di luar ruangan bisa mendukung fungsi pengembangan yang berkaitan dengan pengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak yang bisa dilakukan dengan mengenalkan anak pada dunia sekitar saat mereka berkegiatan di luar ruangan tersebut.

Dari pernyataan-pernyataan itu bisa diketahui bahwa halaman luar yang bisa didukung dengan alat/permainan luar ruangan akan menambah variasi permainan anak daripada hanya didalam ruangan saja sehingga hal tersebut bisa lebih mendukung fungsi bermain. Selain pengalaman bermain anak akan bertambah, anak bisa mengeksplorasi dunianya dan membangun pengetahuannya sendiri dari situasi yang berbeda saat mereka dikelas atau di playground dalam ruang. Anak juga bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan suasana dan keadaan yang berbeda sehingga kemampuan mereka dalam hal itu diperkaya. Oleh karena itu meskipun pihak TK Bethany School menganggap bahwa penyediaan setting belajar luar ruangan tidak mengganggu pelaksanaan pembelajaran namun sebenarnya hal ini penting bagi anak.

Kurikulum TK Bethany School adalah tematik atau terpadu berdasarkan konsep pengetahuan. Seperti yang

ditulis Kostelnik (dalam Sujiono, 2009) bahwa pengembangan tema dapat didasarkan pada konsep pengetahuan, yaitu (1) konsep sains yang berhubungan dengan tanaman, hewan, kesehatan, dll; (2) konsep Pengetahuan Sosial yang berhubungan dengan tema konsep diri, teman, keluarga, rumah, dan pakaian; (3) Konsep Matematika yang berhubungan dengan tema berhitung dan angka, mengukur; dan (4) konsep bahasa dan seni berhubungan dengan tema bercerita dan musik. Sehingga untuk setting lingkungan pembelajaran pun disusun tematik dan menjadi tanggung jawab guru kelas. Namun, setting tersebut belum terlihat maksimal keterpaduannya terutama dalam hal display di ruang kelas dan pemilihan buku-buku. Sedangkan dalam penelitian Hiryanto, dkk (2011) menuliskan proses pembelajaran dapat berjalan dengan optimal manakala kelompok bermain maupun TPA, memiliki panti belajar atau tempat belajar yang memenuhi kriteria tertentu.

Dari paparan di atas maka setting lingkungan pembelajaran di TK ini bisa dikatakan menjadi dukungan yang baik. Namun ada sedikit hal yang perlu diperbaiki yaitu dalam keterpaduan penataan lingkungan pembelajaran diharapkan tidak hanya dalam bagian- bagian tertentu saja, misal dalam penataan meja, kursi atau tikar; namun pemilihan buku-buku di dalam kelas maupun pemasangan display jangan hanya yang berhubungan dengan perkembangan-perkembangan tertentu saja. Di TK ini sebagian besar anak lebih suka bermain di playground menghabiskan energi yang mereka punya dengan kegiatan fisik saat jam istirahat daripada bermain atau membaca di perpustakaan yang

disediakan. Sehingga apabila guru memilih dan menyediakan buku-buku yang berhubungan dengan tema yang dipelajari dari perpustakaan untuk dibawa ke kelas akan membuat anak “terpaksa” membaca. Selain menumbuhkan minat baca, anak akan belajar memahami topik atau tema dari buku tersebut dengan melihat gambar misalnya. Display baik yang ditempel di dinding maupun diletakkan ditempat-tempat tertentu bisa menjadi hal yang baik juga bagi anak. Anak terbiasa melihat display-display tersebut setiap hari dan akan diingat mereka. Selain itu guru juga bisa memanfaatkan display sebagai APE.

2.Evaluasi Masukan (Input)

Dokumen terkait