• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Evaluasi Medication Error Fase Administrasi

Evaluasi ME pada kasus yang menerima obat serebrovaskuler dilakukan dengan pengamatan secara prospektif kepada pasien dengan mengamati penggunaan obat oleh pasien. Pengkajian terhadap ME ini terbatas pada fase administrasi dan pada obat serebrovaskuler.

Tabel XXIV. Pengelompokkan Kejadian Medication Error pada Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus-September 2008

No Kejadian ME Jumlah kasus Persentase (%)

Potensial

1. Administration error 33 180,0

Terjadi ME

2. Administration error 2 10,0

3. Dosis keliru 27 135,0

4. Instruksi dijalankan keliru 2 10,0

5. Salah menulis instruksi 1 5,0

6. Kontraindikasi 1 5,0

Dari hasil penelusuran yang dilakukan, diketahui bahwa terdapat 2 kategori kejadian ME, yaitu potensial terjadi ME dan telah terjadi ME. Untuk kategori potensial, hanya terdapat satu jenis kejadian, yaitu administration error, sedangkan untuk kategori terjadi ME terdapat 5 jenis kejadian meliputi administration error, dosis keliru, instruksi dijalankan kaliru, salah menulis instruksi, dan kontraindikasi.

Dari 20 kasus yang ada ditemukan, potensial error yang berupa administration error sebanyak 33 kasus, hal ini dikarenakan setiap satu temuan dianggap sebagai 1 kasus. Tiga puluh tiga kasus potensial error tersebut terjadi pada 9 macam obat dengan 3 peringkat terbesar yaitu piracetam 11 kasus, aspirin 9 kasus, dan pentoxifylline 4 kasus.

Kategori terjadi ME meliputi administration error sebanyak 2 kasus, dosis keliru sebanyak 27 kasus, salah menjalankan instruksi sebanyak 2 kasus, salah menulis instruksi sebanyak 1 kasus, dan kontraindikasi sebanyak 1 kasus. Penghitungan kasus pada kategori telah terjadi ME juga dilakukan sama seperti pada potensial ME. Pada saat penelusuran terdapat beberapa kasus yang mengalami ME lebih dari satu. Untuk kasus terjadi ME yang terbesar, yaitu dosis keliru terjadi pada 9 macam obat dengan 4 peringkat terbesar yaitu piracetam 12 kasus, nimodipine 3 kasus, tranexamine acid 3 kasus, dan nadroparine 3 kasus.

Tabel XXV. Kelompok Kasus Potensial MEAdministration Error pada Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus-September 2008

Kasus Obat Penilaian

1,2,4,6,7, 9,10,11, 13,14,16

Piracetam Pada kasus 1,6,7,9,11,13,16 tidak terdapat tanda yang

menyatakan bahwa obat telah diberikan

Pada kasus 2,4,7,10,14 aturan pakai yang tertulis di etiket kurang (sebelum makan)

2 Nicergoline Aturan pakai yang tertulis di etiket kurang (1 jam

sebelum makan/2 jam setelah makan) 2,4,8,10,

11,13,15, 17,18

Aspirin Pada kasus 2,4,8,10,11,13,15,17,18 tidak terdapat tanda

yang menyatakan bahwa obat telah diberikan

Pada kasus 15,17 tidak terdapat keterangan bahwa obat digunakan setelah makan

3 Bellaphen® Tidak terdapat tanda yang menyatakan bahwa obat telah diberikan

4, 8, 11,13 Pentoxifylline Pada kasus 4, 8,11 tidak terdapat tanda yang menyatakan bahwa obat telah diberikan

Pada kasus 11, 13 tidak terdapat tanda yang menyatakan bahwa obat diberikan bersama dengan makanan

8 Clopidogrel Tidak terdapat tanda yang menyatakan bahwa obat telah

diberikan

8,10 Cilostazol Pada kasus 8 tidak terdapat tanda yang menyatakan bahwa obat telah diberikan

Pada kasus 10 aturan pakai yang tertulis di etiket kurang (1 jam sebelum makan/2 jam setelah makan)

9,16 Tranexamine acid Tidak terdapat tanda yang menyatakan bahwa obat telah diberikan

12 Nimodipine Tidak terdapat tanda yang menyatakan bahwa obat telah

diberikan

Tabel XXVI. Kelompok Kasus Terjadi ME Dosis Keliru pada Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus-September 2008

Kasus Obat Penilaian

2,4,5,6,8,9,10, 11,13,14,16, 18,19,20

Piracetam Dosis yang diberikan lebih rendah dari yang seharusnya

3,7,12 Nimodipine Dosis yang diberikan lebih rendah dari yang seharusnya 3 Bellaphen® Dosis yang diberikan lebih rendah dari yang seharusnya 6,9,16 Tranexamine acid Dosis yang diberikan lebih rendah dari yang seharusnya 7,8,15 Nadroparine Dosis yang diberikan lebih tinggi dari yang seharusnya

15 Parnaparine Dosis yang diberikan lebih tinggi dari yang seharusnya

10 Cilostazol Dosis yang diberikan lebih rendah dari yang seharusnya

18 Pentoxifylline Dosis yang diberikan lebih rendah dari yang seharusnya

Tabel XXVII. Kelompok Kasus Terjadi MEAdministration Error pada Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus-September 2008

Kasus Obat Penilaian

19,20 Piracetam Digunakan setelah makan, seharusnya sebelum makan, karena tidak terdapat keterangan tambahan pada etiket Tabel XXVIII. Kelompok Kasus Terjadi ME Instruksi Dijalankan Keliru pada Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III RS

Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008

Kasus Obat Penilaian

11,20 Piracetam Dalam etiket tertulis sebelum makan tetapi digunakan setelah makan

Tabel XXIX. Kelompok Kasus Terjadi ME Salah Menulis Instruksi pada Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III RS

Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008

Kasus Obat Penilaian

5 Piracetam Seharusnya ditulis sebelum makan tetapi pada etiket

sesudah makan

Tabel XXX. Kelompok Kasus Terjadi ME Kontraindikasi pada Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus-September 2008

Kasus Obat Penilaian

4 Clopidogrel Clopidogrel dapat menyebabkan hipertensi tetapi

diberikan pada kasus yang mempunyai riwayat hipertensi

Kejadian ME yang ada juga dikelompokkan menurut tipe error dan kategorinya. Pengelompokkan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keparahan error yang terjadi, apakah tidak merugikan atau merugikan.

Tabel XXXI. Pengelompokkan Tipe Error dan Kategori Kejadian Medication Error

pada Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III RS

Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 Berdasarkan The National

Coordinating Council for Medication Error Reporting and Prevention

Tipe Error Kategori Jumlah Kasus Persentase (%)

No Error A 33 165,0 Error-no harm B 0 0,0 C 30 150,0 D 0 0,0 Error-harm E 1 5,0 F 0 0,0 G 0 0,0 H 0 0,0 Error-death I 0 0,0

Dari pengelompokkan ME yang terjadi berdasarkan tipe error dan kategori diketahui bahwa pada kasus yang menerima obat serebrovaskuler tipe dan kategori error yang muncul hanya ada tiga, yaitu no error kategori A sebanyak 33 kasus (165,0%). Ciri dari kategori A adalah terdapat kejadian/suatu keadaan yang berpotensi menimbulkan error/kesalahan. Error-no harm kategori C sebanyak 30 kasus (150,0) dengan tipe kesalahan bahwa obat telah mencapai pasien dan sudah terlanjur diminum atau digunakan, dan error-harm kategori E sebanyak 1 kasus (5,0%). Ciri dari kategori E adalah bahwa kesalahan/error telah terjadi pada pasien serta menimbulkan risiko yang bersifat sementara sehingga pasien membutuhkan terapi/intervensi tambahan.

Tabel XXXII. Contoh Kasus ME Pada Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode

Agustus-September 2008 Kasus 1

Sifat ME Obat Jenis ME Alasan Tipe

error/kategori Potensi Piracetam Administration

error

Tidak terdapat tanda yang menyatakan bahwa obat telah diberikan

No error/A

Tabel XXXIII. Contoh Kasus ME Pada Kasus yang Menerima Obat Serebrovaskuler di Bangsal Kelas III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

Periode Agustus-September 2008

Kasus 4

Sifat ME Obat Jenis ME Alasan Tipe

error/kategori Potensi Aspirin Administration

error

Tidak terdapat tanda yang menyatakan bahwa obat telah diberikan

No error/A

Pentoxyfilline Administration error

Tidak terdapat tanda yang menyatakan bahwa obat telah diberikan

No error/A

Piracetam Administration error

Aturan pakai yang tertulis di etiket kurang (sebelum makan)

No error/A

Terjadi Aspirin Dosis keliru Dosis yang diberikan lebih rendah dari yang seharusnya diberikan

Error-no harm/C

Piracetam Dosis keliru Dosis yang diberikan

lebih rendah dari yang seharusnya diberikan

Error-no harm/C

Clopidogrel Kontraindikasi Clopidogrel dapat

menyebabkan

hipertensi, tetapi diberikan pada kasus yang mempunyai riwayat hipertensi

Dokumen terkait