• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

H. Tata Cara Penelitian

Tata cara penelitian meliputi tiga tahap, yaitu tahap orientasi, tahap pengambilan data, dan tahap penyelesaian data.

1. Tahap orientasi

Pada tahap orientasi ini dilakukan beberapa hal, yaitu presentasi mengenai penelitian yang akan dilakukan di hadapan perwakilan dokter dan apoteker Bethesda (komisi medik Rumah Sakit Bethesda), mencari informasi mengenai penggunaan obat serebrovaskuler di bangsal kelas III Rumah Sakit Bethesda, dan mencari teknis pengambilan data yang sesuai agar tidak mengganggu aktivitas di bangsal yang bersangkutan.

2. Tahap pengambilan data

Tahap pengambilan data meliputi 2 hal, yaitu pengambilan data primer dan pengambilan data sekunder.

a. Pengambilan data primer

Pengambilan data primer meliputi :

1) pengamatan penggunaan obat oleh pasien di bangsal dan di rumah untuk pasien yang bersedia dilakukan home visit. Untuk pasien home visit dipilih pasien yang berdomisili di Daerah Istimewa Yogyakarta kecuali kabupaten Gunung Kidul.

2) wawancara terhadap dokter, apoteker, perawat, dan pasien/keluarga pasien. Data wawancara ini digunakan sebagai data penunjang.

b. Pengambilan data sekunder

Pengambilan data sekunder dilakukan dengan mencatat lembar catatan medik pasien, yang meliputi identitas, tanda vital, riwayat pengobatan, riwayat penyakit, riwayat keluarga, lama tinggal di rumah sakit, anamnesis, diagnosis, pemberian obat, dan data laboratorium.

3. Tahap penyelesaian data a. Pengolahan data

Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dengan beberapa keterangan, yaitu dosis serta cara pemakaian, jenis serta tanggal pemberian obat, tanda vital, dan data laboratorium. Data tersebut digunakan untuk mengidentifikasi ME dan DTP yang mungkin terjadi.

b. Evaluasi data

Evaluasi kasus hanya dilakukan pada lingkup penggunaan obat serebrovaskuler dan dilakukan dengan menggunakan beberapa pustaka, yaitu Drug Information Handbook (Lacy.et.al.,2006), British National Formulary edisi 48 (Mehta.et.al.,2004), MIMS Indonesia (Anonim, 2007). Untuk evaluasi interaksi obat digunakan pustaka Drug Interaction Fact (Tatro, 2001), Drug Information Handbook (Lacy.et.al.,2006), British National Formulary edisi 48 (Mehta.et.al.,2004), MIMS Indonesia (Anonim, 2007). Untuk evaluasi medication error digunakan tabel bentuk-bentuk medication error menurut Dwiprahasto dan Kristin.

I. Tata Cara Analisis Hasil

Data dibahas secara evaluatif dengan bantuan tabel atau gambar :

1. Persentase jenis kelamin kasus dikelompokkan menjadi kasus dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan, dihitung dengan cara menghitung jumlah kasus pada tiap kelompok jenis kelamin dibagi dengan jumlah keseluruhan kasus yang didapat dan dikalikan dengan 100%.

2. Persentase umur kasus dikelompokkan menjadi kasus dengan rentang umur 15-24 tahun, 25-34 tahun, 35-44 tahun, 45-54 tahun, 55-64 tahun, 65-74 tahun, dan 75-84 tahun. Masing-masing kelompok dihitung dengan cara menghitung kasus pada tiap kelompok dibagi dengan jumlah keseluruhan kasus yang didapat dan dikalikan dengan 100%.

3. Persentase tingkat pendidikan kasus dikelompokkan menjadi kasus dengan tanpa keterangan, tingkat pendidikan belum/tidak tamat SD, SD, SLTP, SLTA, dan akademi/universitas. Masing-masing kelompok dihitung dengan cara menghitung kasus pada tiap kelompok dibagi dengan jumlah keseluruhan kasus yang didapat dan dikalikan dengan 100%.

4. Persentase pekerjaan kasus dikelompokkan menjadi kasus dengan tanpa keterangan, pelajar/mahasiswa, buruh, petani, swasta, PNS, dan pensiunan. Masing-masing kelompok dihitung dengan cara menghitung kasus pada tiap kelompok dibagi dengan jumlah keseluruhan kasus yang didapat dan dikalikan dengan 100%.

5. Persentase diagnosis kasus dikelompokkan menjadi kasus dengan 1 diagnosis, 2 diagnosis, dan 3 diagnosis, dari tiap diagnosis diberi keterangan diagnosis

yang muncul. Masing-masing kelompok dihitung dengan cara menghitung kasus pada tiap kelompok dibagi dengan jumlah keseluruhan kasus yang didapat dan dikalikan dengan 100%.

6. Persentase macam obat yang diterima kasus dikelompokkan menjadi 14 kelompok mulai dari 4 macam obat sampai 17 macam obat. Masing-masing kelompok dihitung dengan cara menghitung kasus pada tiap kelompok dibagi dengan jumlah keseluruhan kasus yang didapat dan dikalikan dengan 100%. 7. Persentase jenis obat yang diterima kasus dikelompokkan menjadi 1 jenis

obat, 2 jenis obat, 3 jenis obat, 4 jenis obat, 5 jenis obat, dan 6 jenis obat dengan masing-masing diberi nama jenis obat yang diberikan. Masing-masing kelompok dihitung dengan cara menghitung kasus pada tiap kelompok dibagi dengan jumlah keseluruhan kasus yang didapat dan dikalikan dengan 100%. 8. Persentase rute pemberian obat yang diterima kasus dikelompokkan menjadi

rute pemberian non parenteral dan parenteral dengan masing-masing diberi nama obat yang diberikan. Masing-masing kelompok dihitung dengan cara menghitung kasus pada tiap kelompok dibagi dengan jumlah keseluruhan kasus yang didapat dan dikalikan dengan 100%.

9. Persentase aturan pakai dikelompokkan menjadi nama obat dan kekuatan dengan frekuensi pemberian. Masing-masing kelompok dihitung dengan cara menghitung kasus pada tiap kelompok dibagi dengan jumlah keseluruhan kasus yang didapat dan dikalikan dengan 100%.

10.Persentase medication error dikelompokkan menjadi potensial terjadi ME dan telah terjadi ME dengan masing-masing diberi keterangan mengenai jenis ME.

Setiap temuan yang di dapat dihitung sebagai satu kasus. Masing-masing kelompok dihitung dengan cara menghitung setiap temuan yang didapat pada tiap kelompok dibagi dengan jumlah keseluruhan kasus yang menerima obat serebrovaskuler dan dikalikan dengan 100%.

11.Persentase drug therapy problem dikelompokkan menjadi 6 kelompok yang meliputi butuh tambahan obat, dosis terlalu tinggi, dosis terlalu rendah, interaksi obat, adverse drug reaction, dan compliance. Setiap temuan yang di dapat dihitung sebagai satu kasus. Masing-masing kelompok dihitung dengan cara menghitung setiap temuan yang didapat pada tiap kelompok dibagi dengan jumlah keseluruhan kasus yang menerima obat serebrovaskuler dan dikalikan dengan 100%.

12.Persentase kepatuhan pasien dihitung dengan cara menghitung kasus yang mengalami uncompliance. Temuan yang didapat dibagi dengan jumlah keseluruhan kasus yang menerima obat serebrovaskuler dan dikalikan dengan 100%.

13.Evaluasi masalah utama kejadian ME dan DTP didasarkan pada hasil penggambaran ME dan DTP yang terjadi dengan didukung data penunjang yang berupa wawancara dengan dokter, apoteker, perawat, dan pasien/keluarga pasien.

Dokumen terkait