• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun berjalan dan Realisasi RPMD

Dalam dokumen RKPD Tahun 2012 (Halaman 53-62)

Kontribusi Lapangan Usaha

C. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

II- 37 d.Fokus Sumber Daya Manusia

2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun berjalan dan Realisasi RPMD

Hasil evaluasi pencapaian program dan kegiatan RKPD Kota Semarang sampai dengan tahun berjalan dan realisasi RPJMD meliputi seluruh program/kegiatan yang dikelompokan menurut kategori ururan wajib/urusan pilihan.

Urusan Wajib

a. Urusan Pendidikan

Berdasarkan arah kebijakan pembangunan sebagaimana Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2010-2015, pembangunan pada urusan pendidikan diarahkan pada (1) peningkatan, pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu dan terjangkaunan di semua jenis, jalur dan jenjang pendidikan (2) Pengembangan sekolah kejuruan dalam rangka menjawab kebutuhan pasar kerja; (3) Penuntasan buta huruf dan wajib belajar melalui program Paket A, B dan C; (4) peningkatan kemampuan akademis dan profesionalisme serta peningkatan jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan, melalui Pendidikan dan Pelatihan, pengembangan muatan lokal yang lebih berorientasi pada kondisi dan potensi daerah; (5) Pembangunan dan rehabilitasi gedung-gedung sekolah yang sudah tidak layak pakai; penyempurnaan perpustakaan di masing-masing sekolah dan sarana/prasarana pendidikan sebagai tuntutan KBK seperti Laboratorium, Buku-buku, Ruang UKS, OSIS, Ruang BP, Kantin, WC, Mushalla Sarana olah raga, pagar keliling, dll; (6) Pemenuhan sekolah standar nasional dan internasional, dengan tetap memperhatikan pendidikan bagi golongan yang kurang mampu; serta (7) Peningkatan manajemen sekolah melalui optimalisasi penerapan Manajemen Berbasis Sekolah, pemberdayaan komite sekolah, dewan pendidikan dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan pendidikan.

Pelaksanaan kebijakan pembangunan para urusan pendidikan pada tahun 2010 dilakukan melalui Program Pendidikan Anak Usia Dini; Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun; Program Pendidikan Menengah; Program Pendidikan Non Formal; Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan, dengan menitik beratkan pada :

1. Peningkatan kaulitas sarana prasarana kegiatan belajar mengajar;

2. Peningkatan, pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu dan terjangkau di semua jenis, jalur dan jenjang pendidikan serta pembebasan biaya pendidikan bagi peserta didik.

3. Peningkatan kualitas pendidikan non formal dan sekolah kejuruan; 4. Peningkatan kemampuan tenaga pendidik;

Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD) Kota Semarang Tahun 2012

II-39

Evaluasi pelaksanaan pembangunan pada urusan pendidikan sampai dengan tahun 2010 adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya kondisi sarana dan prasarana pendidikan, hal ini terlihat pada kondisi ruang kelas yang sesuai dengan standar pada setiap jenjang pendidikan, pada tahun 2010 ruang kelas dalam kondisi baik untuk SD/MI sejumlah 2.401 unit, SMP/MTs sejumlah 1.761 unit, SMA/SMK/MA sejumlah 1.087 unit.

2. Pemeratan akses dan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan bermutu dan terjangkau dapat dilihat dari APK dan APM pada setiap jenjang pendidikan.

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. APM pada jenjang Pendidikan SD/MI/Paket A sebesar 90,85% atau mengalami penurunan dibanding tahun 2009 yang tercacat sebesar 91,40%. Pada jenjang pendidikan SMP/MTs/Paket B sebesar 79,53% atau mengalami peningkatan dibanding tahun 2009 yang tercatat sebesar 79,01%, dan pada jenjang pendidikan SMA/SMK/MA/Paket C tercatat sebesar 79,27% atau mengalami penurunan dibandingn dengan tahun 2009 yang tercatat sebesar 79,97%. Dari data tersebut angka partisipasi sekolah mengalami penurunan kecuali untuk jenjang pendidikan SMP/MTs/Paket B.

3. Angka putus sekolah juga mengalami kinerja yang menurun, pada semua jenjang pendidikan mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya, hal tersebut menunjukkan masih banyaknya anak putus sekolah atau drop out. Pada tahun 2010 angka putus ekolah untuk jenjang SD/MI sebesar 0,0006% atau mengalami peningkatan dibanding tahun 2009 yang tercatat sebesar 0,0002%, untuk jenjang SMP/MTs sebesar 0,0050 atau mengalami peningkatan dibanding tahun 2009 yang tercatat sebesar 0,0003 dan untuk jenjang pendidikan SMA/SMK/MA sebesar 0,010% atau mengalami peningkatan dibanding tahun 2009 yang tercatat 0,0002.

4. Kualitas tenaga pendidik yang ditunjukkan oleh tenaga pendidik yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV pada tahun 2010 sebesar 71,40% atau mengalami peningkatan dibanding tahun 2009 yang tercatat sebesar 70,30%.

5. Rasio guru dibanding murid sampai dengan tahun 2010 untuk pendidikan dasar sebesar 1:20, untuk pendidikam menengah 1:12

Hasil evaluasi urusan pendidikan, berdasarkan pada aspek peningkatan mutu Kualitas, relevansi dan daya saing pendidikan, keberhasilan kinerja tahun 2010 dapat dilihat dari Angka kelulusan dan angka melanjutkan sekolah yang mengalami peningkatan dibanding tahun 2009. Angka kelulusan untuk jenjang pendidikan SD/MI sebesar 99,91,% atau sama dengan tahun 2009, SMP/MTs sebesar 96,28 % atau mengalami peningkatan dibanding tahun 2009 yang tercatat sebesar 94,01% dan untuk jenjang pendidikan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD) Kota Semarang Tahun 2012

II-40

SMA/SMK/MA sebesar 98,01% atau mengalami peningkatan dibanding tahun 2009 yang tercatat sebesar 82,90%. Sedangka angka melanjutkan sekolah pada masing-masing jenjang pendidikan juga mengalami peningkatan, pada tahun 2010 angka melanjutkan sekolah untuk SD/MI ke SMP/MTs sebesar 104,39% atau mengalami peningkatan dibanding tahun 2009 yang tercatat sebesar 101,25%, dan untuk jenjang pendidikan SMP/MTs ke SMA/SMK/MA sebesar 126,36% atau mengalami peningkatan dibanding tahun 2009 yang tercatat sebesar 111,12%. Angka tersebut menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Kota Semarang mengalami peningkatan.

Peningkatan tersebut tersebut belum signifikan apabila dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Tengah masih diatas rata-rata, namun apabila dibandingkan dengan tingkat nasional mapun internasional masih tertinggal. Berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pelayanan pendidikan antara lain : 1) kualitas sarana adan prasarana sekolah masih belum merata, kondisi fisik ruang kelas untuk kegiatan belajar terutama Sekolah-Sekolah di wilayah pinggiran/perbatasan masih memprihatinkan. (2) masih dijumpai adanya siswa putus sekolah; (3) Adanya kesenjangan mutu pendidikan diantara sekolah-sekolah; dan (4) Relevansi Pendidikan belum mengarah pada kebutuhan pasar kerja.

b. Kesehatan

Pembangunan urusan kesehatan pada dasarnya diarahkan pada meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Semarang yang terdiri dari Angka Kematian Bayi (AKB), Usia Harapan Hidup(UHH) dan Pravalensi Gizi Kurang dan Buruk. Kebijakan pada urusan kesehatan di Kota Semarang diarahkan pada meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui (1) peningkatan pelayanan kesehatan; (2) peningkatan kualitas Tenaga kesehatan; (3) peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat miskin; (4) peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana kesehatan; (5) peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat pada upaya promotif dan preventif; dan (6) peningkatan manajemen pelayanan kesehatan yang bermuara pada pelayanan kesehatan menyeluruh (total/universal coverage).

Pada tahun 2010 pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui program-program pembangunan sebagai berikut:

1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan; 2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat;

3. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat; 4. Program Perbaikan Gizi Masyarakat;

5. Program Pengembangan Lingkungan Sehat;

6. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular; 7. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan;

Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD) Kota Semarang Tahun 2012

II-41

8. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/ Puskesmas Pembantu dan Jaringannya;

9. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit / Rumah Sakit jiwa/ Rumah Sakit Paru-paru / Rumah Sakit Mata;

10. Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita; 11. Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia;

12. Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan; 13. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak;

14. Program Informasi Kesehatan/ Peningkatan Pelayanan Rumah Sakit BLU

Sedangkan prioritas pembangunan pada urusan kesehatan pada tahun 2010 adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan ketersediaan obat-obatan, alat kesehatan dan rehabilitasi Puskemas; 2. Peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat pada upaya promotif dan preventif

dalam kesehatan lingkungan dan keluarga;

3. Pelayanan kesehatan dasar dan rujukan khususnya bagi masyarakat kurang mampu; 4. Perbaikan gizi masyarakat dan menurunkan kasus penyakit menular;

5. Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat 6. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan RSUD

Evaluasi pelaksanaan pembangunan pada urusan kesehatan sampai dengan tahun 2010 secara umum dapat dilihat derajat kesehatan masyarakat sebagai berikut AKB sebesar 18 per 1000 Kelahiran Hidup atau mengalami penurunan dibanding tahun 2009 yang tercatat sebesar 18,60 per 1000 Kelahiran Hidup, Angka harapan hidup juga mengalami peningkatan pada tahun 2010 tercatat sebesar 72,15 Tahun dan pada tahun 2009 sebesar 72,1 tahun sedangkan pravalensi gizi buruk juga mengalami peningkatan pada tahun 2010 sebesar 0,05 % dan pada tahun 2009 sebesar 0,04 %. Beberapa indikator kinerja pembangunan kesehatan mengalami peningkatan antara lain, rasio posyandu pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 0,51% dibanding tahun 2009, Rasio pelayanan kesehatan Rumah Sakit, Puskesmas, poliklinik , puskesmas pembantu dan dokter per 1000 penduduk mengalami peningkatan pada tahun 2010 sebesar 0,1 % disbanding tahun 2009, Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin juga mengalami peningkatan sebesar 9,9 % dibanding tahun lalu. Sedangkan indikator yang mengalami penurunan misalnya cakupan UCI dari 96,65 pada tahun 2010 menurun menjadi 95% dan cakupan pembantu puskesmas dari 20,33% pada tahun 2009 menjadi 19,21%, meningkatnya jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) pada tahun 2010 yakni sebesar 5,284 kasus atau meningkat sebesar 36,1 % dibanding tahun 2009 yang hanya sebesar 3l883 kasus. Angka ini menempatkan Kota Semarang pada peringkat ke dua Nasional setelah Denpasar, serta menduduki urutan pertama untuk Jawa Tengah.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD) Kota Semarang Tahun 2012

II-42

Pembangunan kesehatan dimasa mendatang akan dihadapkan dengan berbagai tantangan antara lain kebutuhan masyarakat pada pelayanan kesehatan yang ber mutu; beban ganda penyakit (di satu sisi, angka kesakitan penyakit infeksi masih tinggi namun di sisi lain penyakit menular mengalami peningkatan yang cukup tinggi); disparitas status kesehatan antar wilayah cukup besar, terutama di wilayah pinggiran dan wilayah perkotaan yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi; peningkatan kebutuhan distribusi obat yang bermutu dan terjangkau; jumlah SDM Kesehatan kurang, disertai distribusi yang tidak merata; adanya potensi masalah kesehatan akibat bencana dan perubahan iklim. Disamping itu kebijakan Pemerintah tentang pelayanan kesehatan gratis melalui Jamininan Kesehatan Masyarakat merupakan upaya pemerintah dalam memberikan pemerataan terhadap akses pelayanan kesehatan khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu sebagian tidak mengenai sasaran yang tepat, masyarakat khususnya masyarakat miskin banyak yang belum merasakan karena kurangnya pengetahuan cara pemanfaatannya dan tidak jelasnya identitas penduduk sehingga petugas kesulitan mendapatkan data yang akurat untuk mengklasifikasikan penduduk tersebut layak mendapatkan jamkesmas maupun tidak.

c. Pekerjaan Umum

Pembangunan pada urusan pekerjaan umum di Kota Semarang ditujukan pada upaya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana wilayah dalam kerangka menggerakan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah seperti jalan, drainase, dan inrastruktur lainnya.

Kebijakan pembangunan pada urusan pekerjaaan di Kota Semarang diarahkan pada perwujudan keseimbangan pertumbuhan dan pelayanan wilayah, pembentukan struktur jaringan jalan sesuai dengan hirarki dan pelayanan jalan, interkoneksi antar bagian wilayah pengembangan dan antar pusat pelayanan transportasi dan pusat pelayanan perkotaan serta peningkatan kapasitas jalan, pengendalian banjir dan penanggulangan rob dengan pembangunan sistem drainase wilayah dan kawasan, dan pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat, serta menjaga kualitas dan kuantitas sumber daya air.

Pembangunan pada urusan pekerjaan umum Kota Semarang pada tahun 2010 dilaksanakan melalui program-program pembangunan dengan prioritas program pembangunan sebagai berikut :

1. Program Pembangunan Jalan & Jembatan, yang diprioritaskan pada meningkatkan kelancaran arus lalu lintas barang dan jasa

2. Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan & Jembatan, yang diprioritaskan pada mempertahankan fungsi jalan dan jembatan

3. Program Pembangunan Sistem Informasi/ Database Jalan dan Jembatan yang diprioritaskan pada tersedianya data, informasi bidang jalan dan jembatan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD) Kota Semarang Tahun 2012

II-43

4. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan yang diprioritaskan pada mewujudkan operasional alat-alat berat yang layak pakai.

5. Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh yang diprioritaskan pada meningkatkan sarana dan prasarana wilayah

6. Program Pembangunan saluran drainase/ gorong-gorong yang diprioritaskan pada meningkatkan kelancaran debit air.

7. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya yang diprioritaskan pada menangani sebagian area genangan banjir.

8. Program penyediaan dan pengolahan air baku yang diprioritaskan pada pengendalian pemanfaatan air bawah tanah.

9. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah yang diprioritaskan pada pemenuhan kebutuhan air minum yang sehat serta peningkatan kualitas lingkungan.

10. Program pengendalian banjir yang diprioritaskan pada penanganan sebagian areal genangan rob.

11. Program Penerangan Jalan Umum;

Evaluasi pelaksanaan pembangunan urusan pekerjaan umum sampai dengan tahun 2010 adalah sebagai berikut :

1. Panjang jalan diwilayah Kota Semarang yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Semarang sepanjang 2.690 km, sampai dengan tahun 2010 panjang jalan dalam kondisi baik sepanjang 1.170 km (43,49%) atau mengalami peningkatan sebesar 1,45% dibanding tahun 2009 yang tercatat sepanjang 1.157,65 km.

Kondisi jalan sedang dan jalan rusak pada tahun 2010 kondisi jalan sedang sepanjang 903 km atau menurun sebesar 0,44% dibanding tahun 2009 yang tercatat sepanjang 907 km dan kondisi jalan rusak 616 km atau mengalami penurunan sebesar 1,46% dibanding tahun 2009 yang tercatat sepanjang 625 km.

Dari data tersebut mencerminkan bahwa kondisi prasarana jalan di Kota Semarang tidak mengalami perubahan yang signifikan walaupun telah banyak upaya yang dilakukan hal ini disebabkan kondisi geografis Kota Semarang serta musim hujan yang berkepanjangan di tahun 2010 . Kondisi demikian memicu fenomena kemacetan lalu lintas, jika terus berlangsung, kondisi jalan raya yang buruk atau kurangnya sarana jalan raya bisa menjadi penghambat serius pertumbuhan investasi pada tahun-tahun mendatang.

2. Panjang sungai dan saluran drainase yang dikelola Pemerintah Kota Semarang sepanjang 206.506 meter yang terdiri dari 3 buah sungai/kali ( sungai babon, sungai Kali Banjir Kanal Timur dan Kali Banjirkanal berat) dengan panjang 40.586 m. Sungai/kali tersebut berfungsi sebagai pengendali banjir yang bersifat kiriman dari daerah atas (kab. Semarang) dengan cakupan wilayah seluas 5.687 Ha . Dan sepanjang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD) Kota Semarang Tahun 2012

II-44

155.920 meter merupakan drainase kota yang terdiri dari 11 drainase kota di kawasan barat, 3 drainase kota di kawasan tengah, 2 drainase kota di kawasan timur dan 46 drainase kota di kawasan selatan. Pada tahun 2010 luas genangan yang disebabkan banjir dan rob mengalami kencenderungan meningkat hal tersebut disebabkan iklim hujan yang berkepanjangan serta dampak dari penurunan tanah khususnya di daerah Semarang bagian bawah. Upaya penanganan luas genangan banjir dan rob juga dilakukan melalui Sistem Pompa dan Polder di 22 sistem pompa/ polder. Pada tahun 2010 kapasitas poma/ polder sebesar sebanyak 23.679 lt/dt dengan areal layanan seluas 918,45 Ha unit atau mengalami peningkatan dibanding tahun 2009 yang hanya berkapasitas 18.500 lt/dt dengan areal layanan seluas 561,42 ha.

Upaya penanganan banjir dan rob mendapatkan perhatian yang serius dari Pemerintah Kota Semarang, melalui Pembangunan DAM Jatibarang serta Pembangunan Embung/ Polder secara multi years yang ditargetkan pada tahun 2013 akan selesai diharapkan dapat mengatasi permasalahan banjir dan rob.

3. Penyediaan air baku/ air bersih masyarakat yang tidak terjangkau oleah PDAM pada tahun 2010 mengalami peningkatan, dari sebesar 10.290 KK yang membutuhkan air bersih sebanyak 7.141 KK atau (69,40%) telah mendapatkan pelayanan air bersih. Peningkatan ini dilakukan melalui Program Nasional Penyediaan Sarana Air Minum dan sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), dan program sanitasi perkotaan atau Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP).

4. Meningkatnya kuantitas penerangan jalan pada tahun 2009 dengan jumlah titik lampu yang terpasang sebanyak 61.156 titik, sedangkan pada tahun 2010 bertambah menjadi 62.211 titik atau meningkat 1,7%, sehingga lebih memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat pemakai jalan di Kota Semarang. Demikian pula dalam hal pengelolaan reklame juga mengalami peningkatan, dalam hal ini ditandai dengan meningkatnya realisasi kontribusi reklame dalam perolehan PAD. Pada tahun 2009 kontribusi reklame terhadap perolehan PAD Kota Semarang sebesar Rp. 12.670.285.800,-, sedangkan pada tahun 2010 meningkat ( 17,08 % ) menjadi sebesar Rp. 14.834.164.685,-. Selain itu, dalam hal kegiatan pengawasan dan pengendalian reklame cukup efektif, terlihat dari hasil penertiban reklame illegal yang mengalami penurunan dari 5.590 buah pada tahun 2009 menjadi 4732 buah pada tahun 2010 hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat semakin meningkat

d. Perumahan

Kebutuhan perumahan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi oleh masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan kehidupannya, namun sebagian masyarakat Kota Semarang masih banyak yang belum memiliki rumah yang layak huni serta masih dijumpai masyarakat yang tinggal dikawasan kumuh yang tersebar di 42 titik kawasan kumuh di Kota Semarang.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD) Kota Semarang Tahun 2012

II-45

Pembangunan perumahan di Kota Semarang diarahkan pada upaya pemenuhan rumah yang layak huni bagi masyarakat, peningkatan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman dan upaya peningkatan sarana dan prasarana perumahan dan permukiman.

Pelaksanaan pembangunan pembangunan pada tahun 2010 dilakukan melalui program-program pembangunan sebagai berikut :

1. Program pengembangan perumahan

2. Program Lingkungan Sehat Perumahan

3. Program pemberdayaan komunitas perumahan

4. Program Peningkatan kualitas perumahan dan perumikan

5. Program Pengelolaan areal pemakaman

6. Program pengembangan teknologi dan jasa konstruksi

7. Program pencegahan dini penanggulangan kebakaran

Evaluasi pelaksanaan pembangunan urusan perumahan sampai dengan tahun 2010 adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan rumah layak huni.

Jumlah rumah di Kota Semarang sebanyak 346.594 unit yang terdiri dari rumah permanen sebanyak 237.771 unit dan rumah semi permanen sebanyak 108.733 unit. Dari jumlah tersebut rumah yang layak huni pada tahun 2009 sebesar 70,00 % sedangkan sisanya merupakan rumah yang tidak layak huni. Pada tahun 2010 jumlah rumah layak huni sebesar 89,87 % atau mengalami peningkatan sebesar 19,87% dibanding tahun 2009.

2. Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan dan permukiman hal ini dapat dilhat dari menurunnya luas kawasan kumuh dan lingkungan kumuh, rumah tangga yang bersanitasi dan memiliki air bersih serta meningkatnya sarana dan prasarana lingkungan perumahan dan permukiman. Luas kawasan kumuh pada tahun 2010 sebesar 1,42% atau mengalami penurunan disbanding tahun 2009 yang sebesar 1,66%, lingkungan kumuh juga mengalami penurunan dari 0,94% di tahun 2009 menjadi 0,80 % pada tahun 2010. Jumlah rumah tanggang yang menggunakan air bersih pada tahun 2010 sebesar 96,53% atau mengalami peningkatan disbanding tahun 2010 yang tercatat sebesar 95,12%, sedangkan rumah tangga bersanitasi pada tahun 2010 sebesar 48,86% atau mengalami peningkatan dibanding tahun 2009 yang tercatat sebesar 45,85%.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD) Kota Semarang Tahun 2012

II-46

3. Meningkatnya komunitas perumahan, pada tahun 2010 jumlah kelompok swadaya masyarakat (KSM) sebanyak 116 KSM, dimana KSM tersebut adalah kelompok- kelompok atau paguyuban-paguyuban di Kota Semarang.

4. Meningkatnya areal Tempat Pemakaman Umum (TPU), pada tahun 2010 telah dilakukan peningkatan/rehabilitasi Tempat Pemakamam Umum (TPU) sebanyak 10 TPU, disamping itu juga dilakukan dengan penataan terhadap pengelolaan TPU serta registrasi makam.

5. Tersedianya gedung Kantor Satpol PP dan Pos Jaga yang memadahi, DED gedung Kantor Kecamatan Genuk dan Kampus Diklat Kota Semarang dan Sarana Prasarana Gudang KPU.

6. Peningkatan upaya pencegahan dini dalam penanggulangan kebakaran juga mengalami peningkatan,

e. Penataan Ruang

Kebijakan pembangunan pada urusan penataan ruang kota Semarang diarahkan pada upaya pemanfaatan ruang kota sesuai dengan rencana tata ruang kota.

Pelaksanaan pembangunan pada urusan penataan ruang pada tahun 2010 melalui program-program pembangunan sebagai berikut :

1. Program Perencanaan Tata Ruang

2. Program Pengendalian Pemanfaatan ruang.

Evaluasi pelaksanaan pembangunan pada urusan penataan ruang tahun 2010 adalah sebagai berikut :

1. Tersedianya dokumen perencanaan tata ruang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang Tahun 2010-2030 dan perencanaan teknis penataan ruang yang meliputi kawasan simpang lima, Jalan Pemuda, Jalan Pandanaran, dan Jalan Gajahmada.

2. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan ruang kota, hal ini dapat dilihat dari jumlah bangunan yang ber IMB sebesar 57,5% atau mengalami peningkatan disbanding 2009 yang tercatat sebesar 55,01%. Upaya dalam pengendalian pemanfaatan ruang juga dilakukan melalui peningkatan peran serta masyarakat antara lain DP2K, BKPRD serta lembaga-lembaga lain yang peduli dalam penataan ruang Kota Semarang.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD) Kota Semarang Tahun 2012

II-47

Dalam dokumen RKPD Tahun 2012 (Halaman 53-62)